BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pangan di Indonesia, salah satunya yaitu tempe. Di pulau Jawa banyak dikenal

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I PENDAHULUAN. khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

TEMPE. Sub Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

PEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI. Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinkubasi dengan pembungkus daun Jati (Tectona grandis L.). Koji lamtoro yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI NUR HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

PENGARUH LAMA FERMENTASI Rhizopus oligosporus TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG TEMPE KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, harus memenuhi kebutuhan akan pangan. 1. mengalami penguraian, sehingga nilai gizi dan kelezatannya akan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Purata Kadar Protein Tempe ( mg / ml ± SE) pada Perlakuan Variasi Penambahan Inokulum Tempe dan Tepung Belut

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan makanan sayuran, 4. bahan makanan buah-buahan, 5. susu dan telur

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK SKRIPSI. Oleh : FENNY COSTANTIA NPM :

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

KANDUNGAN ASAM AMINO PADA TEMPE GUDE (Cajanus cajan (L.) Millps. )

BAB I PENDAHULUAN. Selain industri pangan, asam laktat juga diketahui dapat dimanfaatkan di berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

4.1. Hasil Analisa Kuantitatif spora Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) (2:1)

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan bagi. perekonomian Indonesia, karena menghasilkan devisa negara, menyediakan

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe adalah makanan fermentasi tradisional Indonesia yang dibuat melalui aktivitas mikrobia tertentu dengan melepaskan berbagai enzim untuk memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah tempe yang menggunakan bahan baku kedelai (Glycine max).secara biokimia, tempe mempunyai ciri spesifik, yaitu mengandung asam amino tertentu (isoleusin, leusin, lisin triptofan dan metionin) (Purawisastra et al.,1993), asam lemak (asam linoleat dan asam linolenat) (Kartika, 2008), dan asam organik lain (seperti asam laktat,asetat, butirat dan propionat) hasil fermentasi karbohidrat. Dengan demikian tempe memiliki ciri yang spesifik (Rahayu et al., 1989; Fardiaz, 1989), fermentasi tempe merupakan produk yang mempunyai bentuk, tekstur dan rasa yang lebih baik serta menjadi lebih mudah terserap oleh tubuh. Srapinkornbureeet al. (2009) telah membuat tempe dengan menggunakan kacang merah. Pada umumnya tempe dibuat dari kedelai (G. max), Kedelai saat ini sangat tergantung pada import karena tidak selalu tumbuh diberbagai pulau di Indonesia. Beberapa jenis kacang-kacangan mempunyai potensi sebagai substrat alternatif untuk pembuatan tempe atau tahu. Di Nusa Tenggara Timur biji gude atau kacang turis (Cajanuscajan L.)banyak tumbuh dan cukup melimpah.biji gude pada umumnya toleran terhadap kekeringan, polong tidak mudah pecah dan

2 sesuai untuk berbagai jenis tanah,sehingga tanaman gude telah dikembangkan di daerah-daerah kering dan tandus, di Nusa Tenggara Timur yang memiliki curah hujan yang rendah (curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm) (BMKG Kupang, 2012).Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei awal salah satu daerah yang banyak terdapat biji gude adalah di Desa Binaus, Timor Tengah Selatan. Saat ini kacang lokal tersebut di Desa Binaus hanya dikonsumsi sebagai sayur atau diolah secara tradisionalsebagai bahan campuran makanan pokok tradisional. Komposisi biji gude dalam 100 g biji yaitu 20,7 g protein; 1,4 g lemak dan 62,0 g karbohidrat, air 12,2 g(taylor, 2005 dan Haliza, 2008). Biji gude(c. cajan L.) memiliki kadar lemak yang lebih rendah serta memiliki kandungan vitamin B cukup tinggi. Dengan komposisi senyawa tersebut biji gude (C. cajan L.) cukup potensial untuk dikembangkan menjadi bahan dasar alternatif fermentasi tempe. Fermentasi tempe terjadi karena aktivitas mikrobia tertentu yang didominasi oleh Rhizopus oligosporus (Hadisepoetro et al., 1979; Rahayu et al., 1989 ). R. oligosporusberupa inokulum atau usar tempe, kapang lain yang terlibat dalam fermentasi tempe meliputi adalah R. oligosporus, R. oryzae, R. stolonifer(kapang roti), atau R. arrhizusdan R. oryzae (Hadisapoetro et al., 1979; Rahayu et al., 1989; Kasmijo, 1990; Wipradnyadewi, 2005; Nakajima et al., 2005; Chutrtong dan Bussabun, 2014). R. oligosporus mempunyai karakteristik yang sangat berperan dalam fermentasi tempe. Berdasarkan penelitian Bavia et al, (2012 ) pada saat fermentasi R. oligosporus juga mampu mengurangi aktivitas tripsin inhibitor pada kacang, oleh karena itu maka dapat dikatakan bahwa R.

3 oligosporus adalah kapang yang paling baik digunakan dalam fermentasi tempe dengan bahan baku kacang. Selain kapang R. oligosporus yang berperan dalam fermentasi tempe, Bakteri Asam Laktat (BAL) juga merupakan mikrobia yang berperan sangat penting dalam proses fermentasi tempe, yaitu untuk menurukan ph substrat pada saat proses perendaman dan menyediakan kondisi ph yang baik untuk pertumbuhan Kapang R. oligosporus. Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian fermentasi tempe gude (C. cajan L.) dan kualitas tempe hasil aktivitas jamur inokulum tradisional. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dihadapi untuk penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana memanfaatkan biji gude (C. cajan L.) sebagai bahan baku alternatif fermentasi tempe. 2. Jenis Rhizopus atau kapang apakah yang tumbuh lebih awal dalam memfermentasi biji gude (C.cajan L.) menjadi tempe. 3. Bagaimana kualitas dan kandungan nutrisi tempe dari biji gude (C.cajan L.). 4. Jenis bakteri asam laktat yang berperan dalam proses fermentasi tempe dari biji gude (C.cajan L.). C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Memanfaatkan biji gude(c.cajan L.)sebagai bahan dasar alternatif fermentasi tempe dan mendapatkan teknik yang tepat dalam fermentasi keping gude menjadi tempe.

4 2. Meneliti jenis kapang yang tumbuh lebih awal dalam fermentasi tempe gude(c. cajan L.). 3. Menganalisis kualitas dan kandungan nutrisi tempe dari biji gude(c.cajan L.). 4. Meneliti Bakteri Asam Laktat yang berperan dalam proses fermentasi tempe dari biji gude (C.cajan L.). D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian: Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan diversitas bahan dasar tempe dari berbagai jenis biji-bijian seperti biji gude (C. cajan L.) yang banyak tumbuh di daerah NTT dan jamur tempe untuk produk yang lebih berkualitas; menambah kazanah pengetahuan tentang spesifikasi kapang yang aktif di dalam fermentasi tempe dari berbagai bahan dasar. Tempe gude ini diharapkan sebagai sumber protein nabati yang murah dan mengandung berbagai metabolit yang mendukung kesehatan masyarakat. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi: teknik mikrobial untuk pembuatan tempe gude dengan perlakuan khusus dan menggunakan usar bubuk; mikrobiologi bahan makanan yang terkait dengan peran mikrobia dalam fermentasi tempe gude, Mengisolasi mikrobia yang aktif dalam fermentasi serta bakteri asam laktat pada air rendaman biji gude, proses biokimiawi untuk menganalisis biji gude dan kualitas tempe gude, dengan melakukan analisis karbohidrat dengan metode TLC,

5 kadar air, kadar protein, kadar gula reduksi, kadar abu, nitrogen, kalsium, besi dan fosfor dan asam amino dengan metode HPLC pada biji gude dan tempe gude, serta mengamati karakter morfologi pada tempe gude, menganalisis senyawa metabolit yang terdapat pada tempe gude dengan uji fitokimia. Uji vitamin B 12 dan antioksidan pada tempe gude.