BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG VAKSINASI MENINGITIS. Secara etimologi, vaksin berasal dari bahasa Inggris vaccine dan bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

MANIPULASI RESPONS IMUN DEBBIE S. RETNONINGRUM SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KOTA TEGAL

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

PENJADWALAN IMUNISASI ANAK USIA 0 18 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

1. Apakah anda mengetahui tentang imunisasi? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda mengetahui tentang tujuan imunisasi? a. Ya b. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

BAB II Jadwal Imunisasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PENGINGAT IMUNISASI BAYI BERBASIS SMS GATEWAY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan terhadap penyakit tetanus. Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent) Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu

PENTINGNYA IMUNISASI PADA ORANG DEWASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

Konsep dan Aplikasi Imunisasi. dr. Riska Yulinta Viandini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

URGENITAS PERAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

MAKALAH PCD IMUNISASI

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Toxoid Tetanus

Media tertentu 1. udara (TBC, Influenza dll), 2. tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Tifus dll), 3.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

FAKTA IMUNISASI MENEPIS RUMOR IMUNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

dr. Mei Neni Sitaresmi, PhD, SpA(K)

lebih lanjut untuk membentuk..plasmablas... yang merupakan precursor dari sel plasma,, dalam sel ini, sitoplasma... dan retikulum...

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN II.1 Definisi Vaksinasi Vaksinasi merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan pemberian vaksin kepada tubuh manusia atau binatang untuk memberikan efek kekebalan pada penyakit tertentu dan dilakukan untuk menambah kekebalan tubuh untuk penyakit tertentu. Pemberian vaksin kepada tubuh, akan membuat imun kekebalan tubuh merangsang dan membangun antibodi untuk melawan infeksi. Hal ini dilakukan untuk pencegahan terhadap penyakit tertentu, karena vaksin merupakan bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit yang telah dimodifikasi. Apabila penyakit yang sebenarnya menyerang tubuh maka antibodi sudah siap untuk melawan penyakit tersebut karena tubuh kita sudah membentuk antibodi dari vaksin yang sebelumnya diberikan. Gambar II.1 Pemberian vaksin pada anak sekolah dasar Sumber: http://www.pikiranrakyat.com/sites/files/public/styles/medium/public/image/2013/08/26/2608%20imunisasi _campak.jpg?itok=crk9m6u8 (Diakses pada 12/04/2016) 4

Gambar II.2 Walikota Bandung memberikan vaksin polio Sumber: http://img.bandungnewsphoto.com/2016-03/975/160308-penetesan-vaksinpolio-103-resize.jpg (Diakses pada 12/04/2016) Vaksin merupakan bahasa latin dari kata sapi, diambil dari penyakit cacar sapi ringan yang diteliti dan diperkenalkan oleh Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris pada tahun 1796. Louis Pasteur pada tahun 1877, mengembangkan menggunakan kuman hidup yang telah dilemahkan untuk vaksinasi cowpok dan smallpox kemudian pada tahun 1881 mulai dibuat vaksin anthrax, menyusul pembuatan vaksin rabies tahun 1885. Vaksin merupakan suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman seperti bakteri, virus atau riketsia (rickettsia = genus suku Rickettsieae, ditularkan oleh tuman, pinjal, sengkenit dan tungau kepada manusia dan hewan lainnya, menyebabkan berbagai penyakit) (Atikah Proverawati, 2010: 19). Vaksin juga terdapat dua produk, racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Pemberian vaksin dimaksudkan untuk menimbulkan respon spesifik pada kekebalan tubuh, seperti halnya ada infeksi alamiah dengan bahan menular sehingga tubuh dapat menjadi kebal. 5

Vaksinasi merupakan bagian atau jenis dari sebuah Imunisasi, karena vaksin merupakan obat yang dibutuhkan untuk melakukan Imunisasi aktif. Vaksinasi merupakan proses buatan yang dibuat untuk mencegah penyakit sebenarnya menyerang. Sedangkan imunisasi dapat berupa alami yang terjadi dalam tubuh dan juga buatan yang disebut vaksinasi. Gambar II.3 Proses Vaksinasi dan Imunisasi Pasif Sumber: http://vaksinyuk.com/wp-content/uploads/2015/04/jadwalimunisasi-anak.png (Diakses pada 30/10/2015) Pemberian vaksin pada suntikan imunisasi pada bayi dengan tepat waktu merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi juga diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Kegiatan ini juga dapat ditemui di posyandu. Program imunisasi di Indonesia meliputi imunisasi wajib dan imunisasi anjuran. Tabel II.1 Program Pengembangan Imunisasi 1 Sumber: Buku Imunisasi dan Vaksinasi hal.33, penulis Atikah (2010) Umur Pemberian Imunisasi Jenis Bulan Tahun Vaksin lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12 BCG 1 POLIO 0 1 2 3 4 5 Hepatitis 1 2 3 B DPT 1 2 3 4 5 6 Campak 1 2 6

Tabel II.2 Program Pengembangan Imunisasi 2 Sumber: Buku Imunisasi dan Vaksinasi hal.33, penulis Atikah (2010) Vaksinasi Jadwal Pemberian Imunisasi untuk Ulangan/ Booster Usia melawan BCG Waktu lahir - Tuberkulosis Hepatitis B Waktu lahir 1 tahun pada bayi Dosis 1 yang lahir dari ibu 1 bulan dosis 2 dengan hepatitis B 6 bulan dosis 3 Hepatitis B DPT dan Polio 3 bulan dosis 1 4 bulan dosis 2 5 bulan dosis 3 18 bulan booster 1 6 tahun booster 2 12 tahun booster 3 Dipteria, Pertusis, Tetanus, dan Polio Campak 9 bulan - Campak Gambar II.4 Jadwal Imunisasi dari IDAI Sumber: http://vaksinyuk.com/wp-content/uploads/2015/04/jadwalimunisasi-anak.png (Diakses pada 30/10/2015) II.2 Jenis-Jenis Vaksin a. Vaksin Berdasarkan Proses Produksi Vaksin memiliki beberapa jenis dan dibuat berdasarkan proses produksinya. Vaksin hidup (Live attenuated vaccine) Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena 7

vaksin diberikan sesuai infeksi alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran cerna, sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi antibodi IgA lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel tubuh. Vaksin mati (Killed vaccine / Inactivated vaccine) Vaksin mati jelas tidak patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali. Rekombinan Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gena epitop bagi sel penerima vaksin. Toksoid Bahan bersifat imunogenik dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penambahan formalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya. Hasil dari pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid, dan merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines) Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. 8

b. Vaksin Sesuai Kelompok Umur Tabel II.3 Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur Sumber: http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasibagian-i.html (Diakses pada 30/10/2015) Kelompok Umur Jenis Imunisasi Lahir 1 tahun BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, Campak, HiB, Pneumokokus, Rotavirus 1 4 tahun DPT, Polio, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, HiB, Pneumokokus 5 12 tahun DPT, Polio, Campak, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, Pneumokokus 12 18 tahun TT, Hepatitis B, (MM)R, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Influenza, Pneumokokus, HPV Lansia Influenza, Pneumokokus II.3 Manfaat Vaksinasi Vaksinasi atau imunisasi sangat penting untuk mencegah beberapa penyakit atau mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit berbahaya. Maka banyak manfaat dari vaksinasi atau imunisasi. a. Manfaat Untuk Anak Mencegah penyakit berbahaya yang menyerang dikemudian hari dengan membangun antibodi pada tubuh karena vaksin yang diberikan pada saat vaksinasi atau imunisasi. b. Manfaat Untuk Keluarga Dengan melakukan vaksinasi, maka kecemasan terhadap anaknya dari ancaman penyakit dan biaya pengobatan bila anak sakit tidak menjadi beban pikiran. Membuat rasa nyaman dan aman membiarkan anak menjalani aktifitas sehari-hari. 9

c. Manfaat Untuk Masyarakat Masyarakat akan merasa aman karena dilingkungannya terbebas dari penyebaran penyakit-penyakit menular yang berbahaya karena mayoritas masyarakat telah melakukan vaksinasi atau imunisasi. d. Manfaat Untuk Negara Memperbaiki tingkat kesehatan negara dan menciptakan masyarakat yang kuat dan sehat untuk membantu membangun negara menjadi lebih baik yang jauh dari wabah penyakit. II.4 Efek Tidak Melakukan Vaksinasi Setiap anak akan beresiko mendapat penyakit, dan virus berbahaya akan menular dan menyebar di lingkungannya. Dengan tidak melakukan pencegahan melalui vaksin maka resiko datangnya wabah penyakit berbahaya akan lebih tinggi. Ketika sebagian kecil anggota masyarakat terkena penyakit yang menular, maka masyarakat yang telah tervaksinasi dapat terlindungi dari penyakit tersebut. Namun berbeda apabila masyarakat tidak melakukan vaksinasi, maka wabah penyakit akan mudah tersebar dan berkembang biak karena tidak ada pencegahan melalui vaksinasi. 10

Pada gambar dibawah dijelaskan untuk kotak pertama sebuah masyarakat yang tidak melakukan vaksinasi dan wabah penyakit terjadi maka penyebaran meluas. Untuk kotak kedua beberapa penduduk sudah melakukan vaksinasi, namun penyebaran wabah penyakit tetap terjadi. Dan kotak ketiga sebagian besar penduduk telah melakukan vaksinasi, dan masyarakat terlindungi dari penyebaran wabah penyakit. Gambar II.5 Efek Tidak Melakukan Vaksinasi Sumber: http://www.niaid.nih.gov/sitecollectionimages/topics/communityimmunitygeneric.gif (Diakses pada 12/04/2016) II.5 Keadaan Vaksinasi Dimasyarakat Sebagian masyarakat resah untuk melakukan vaksinasi bagi anaknya, dikarenakan penyebaran isu negatif dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan 11

pemalsuan data yang dilakukan dan penyebaran berita yang tidak benar membuat sebagian dari masyarakat percaya dan lebih memilih untuk tidak melakukan vaksinasi. Keamanan dari vaksinasi belum dipahami dan disadari oleh sebagian masyarakat. Terdapat beberapa anggapan masyarakat yang menyebutkan bahwa vaksin berbahaya yang menyebabkan kematian, dapat merusak otak, menyebabkan autisme dan tidak halal untuk kesehatan. Tidak sedikit dari orang tua yang kurang peduli dengan vaksinasi. Orang tua mengetahui tentang vaksin namun beberapa alasan dari masyarakat karena tidak takut anak panas, tempat imunisasi yang jauh, kesibukan orang tua, seringnya anak sakit, dan tidak tahu tempat imunisasi (Riskesdas, 2013). II.6 Analisa Untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya terjadi dimasyarakat, maka dilakukan sebuah pencarian data melalui berbagai sumber dan media. Data yang diperoleh dibagi menjadi dua macam yang terdiri dari: a. Data Primer Data primer berawal dari beberapa masyarakat dan dilanjutkan dengan mencari dan mewawancarai tokoh masyarakat, bidan, mahasiswi kebidanan, dan pengelola program imunisasi dari kota Bandung. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai media yang terbitkan. Data tersebut merupakan sebuah dokumentasi dari berbagai peristiwa yang berhubungan dengan vaksinasi dan imunisasi. II.6.1 Media Penelitian Didalam media penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan proses penelitian kualitatif dan kuantitatif seperti wawancara yang dilakukan kepada pakar dan beberapa masyarakat. Sedangkan media penelitian kuantitatif dilakukan seperti kuesioner secara online untuk mengetahui pendapat masyarakat yang tidak dalam satu wilayah. Data yang dicari adalah sebuah pengetahuan dan keresahan yang terjadi terhadap vaksinasi. 12

II.6.2 Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dilakukan terbagi sebagai berikut: a. Wawancara Metode wawancara bertujuan untuk mendapatkan data secara spesifik dan akurat terkait masalah vaksinasi. Pada tahap mencari informasi terkait masalah yang terjadi dimasyarakat mengenai vaksinasi dan imunisasi maka dilakukan sebuah wawancara dengan pengelola program imunisasi, bidan, mahasiswi kebidanan dan tokoh masyarakat. Diantaranya Ibu Devi sebagai pengelola program imunisasi, Rinrin Rahmawati sebagai mahasiswi Stikes UNJANI, Dita Aulia sebagai bidan dari kota Cimahi, dan Bapak Yaya sebagai ketua RW 03 di Cicendo kota Bandung. Jumlah penduduk 1625 orang 17 tahun keatas dan 120 bayi dan balita di RW 03. Hampir semua warga yang memiliki anak dan balita di RW 03 sudah melakukan imunisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah, beberapa tidak mengikuti karena kondisi anak yang sedang sakit (Yaya, 2015). Vaksin polio sudah mendapat label halal dari MUI. Maka masyarakat tidak perlu khawatir dengan masalah kehalalan vaksin polio. Sebuah vaksin juga tidak berdampak buruk bagi anak, karena vaksin yang dimasukan kedalam tubuh hanya untuk membangun imun untuk mencegah penyakit (Devi, 2016). Masalah yang ada dimasyarakat yaitu tidak sedikit masyarakat di pedesaan yang kurang memahami tentang vaksinasi. Sedangkan untuk wilayah perkotaan, masyarakat sebagian besar sudah melakukan imunisasi terhadap anaknya (Rahmawati Rinrin, 2015). Terdapat banyak kesamaan yang didapat dari jawaban Rinrin Rahmawati dan Dita Aulia pada saat melakukan wawancara. b. Kuisioner Penganalisaan data terkait vaksinasi dan imunisasi maka dilakukan kuesioner kepada masyarakat menggunakan form online dari 50 responden yang sudah diberikan kuesioner tersebut, yang mana pertanyaannya berjumlah 12 pertanyaan. 13

Dapat disimpulkan dari hasil kuesioner online yang dilakukan bahwa masyarakat sudah mengetahui dan paham akan vaksinasi namun manfaat yang didapat dari itu kurang diketahui masyarakat. Tidak sedikit juga masyarakat yang resah terhadap vaksinasi, karena isu bahwa imunisasi itu haram dan tidak bermanfaat. Akan tetapi sebagian besar masyarakat mendukung imunisasi dan vaksinasi terus berjalan dengan alasan bahwa mencegah penyakit yang akan meluas dimasyarakat itu sendiri. Masyarakat tidak terlalu memikirkan biaya untuk sebuah vaksinasi yang relatif mahal apabila dilakukan di rumah sakit, karena alasan kesehatan lebih penting. Dan sebagian besar masyarakat sudah menjalankannya. II.7 Resume & Solusi Vaksinasi untuk daerah perkotaan sudah merata dan sebagian besar dari masyarakat sudah mengikuti program imunisasi. Masyarakat sudah mengetahui tentang masalah dan pentingnya imunisasi bagi masa depan anaknya. Namun tidak sedikit yang tabu terhadap vaksinasi itu sendiri. Dan permasalahan tentang buruknya vaksinasi yang menyebabkan keresahan merupakan sebuah akibat dari kurangnya pengetahuan terhadap vaksinasi. Maka masyarakat mudah dipengaruhi oleh isu isu negatif dari kalangan orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak memilih untuk melakukan vaksinasi. Ini berdampak buruk bagi masyarakat awam tentang vaksinasi. Menyebabkan tidak kepercayaan tentang vaksinasi dan lebih memilih untuk menolak vaksinasi. Hal ini akan berakibat fatal terhadap keamanan dan kesehatan masyarakat. Maka solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menyadarkan kembali kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, dan manfaat dari vaksinasi untuk anak dan lingkungan sekitar. Dengan memberikan sebuah iklan tentang dampak dari tidak melakukan vaksinasi. 14