BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI AYAM ADUAN SEKARAT HASIL KALAH SABUNG AYAM DI KABUPATEN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
Waspadai Produk Gunaan dari Babi

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu Al-Qur an. -Pengantar - Pengertian Pisau Analisis - Manthuq & Mafhum - Haqiqi & Majazi - Muthlaq & Muqayyad

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

MAKANAN HALAL THAYYIBAN

Hukum Syariat Islam sumber utamanya AlQur'an dan Hadis, dari kedua sumber itu ulama fiqih berijtihad sebagai sandaran hukumnya.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM

PENETAPAN PRODUK HALAL

{mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Fikih Ringkas dalam Berkurban

BAB II JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM DAN KHIYAR A>IB. Jual beli atau dalam bahasa Arab disebut al-bay menurut bahasa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI DAGING AYAM BANGKAI MENGGUNAKAN SENSOR WARNA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Mam MAKALAH ISLAM. Bagaimana Biokimia Unsur Babi Pengaruhi Tubuh Manusia

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

Kajian An Nur SUMBER HUKUM ISLAM

RPA objectives, development, principles, management and food safety

Halal (atau) haram?? Bagaimana system kerja MUI sebagai media filter Halal Haram di Indonesia??

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

MENU YANG HALAL DAN THOYIB

Oleh: Rokhmat S Labib, M.E.I.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh kelompok referensi terhadap keputusan pembelian produk

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Indonesia, 6 November 2012,

PDF Create! 2 Trial.

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Binatang Bertaring, Kalung Obat, Ringtone HP

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

MAKANAN HALALAN THAYYIBAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Oleh :

Abdullah Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Rambatan Kab.

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1996 SERI : D NO : 10 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

Oleh: Rokhmat S. Labib. M.E.I.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya mengedepankan aspek hubungan vertikal (hablumminallah), namun

2007, h Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty,

Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

P U T U S A N SALINAN

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Muhamad Nur Shafiq Bin Roslan

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 10 TAHUN 2017

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini sebanyak 108 orang yang merupakan

PENGGUNAAN PLASENTA HEWAN HALAL UNTUK BAHAN OBAT

KEPUTUSAN FATWA KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PENETAPAN PRODUK HALAL

Kitab Haiwan Buruan, Haiwan Sembelihan Dan Haiwan Yang Boleh Dimakan

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

melakukan ijab dan qabul dengan jelas secara lisan berdasarkan jual beli grosir,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,


PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR: 8 TAHUN : 1990 SERI: B.6.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 NOMOR 3 TAHUN 2003 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Latar Belakangnya Lahirnya Produk-Produk Makanan Berlabel Esktrim di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kitab Wahyu harus dipelajari bersama dengan Perjanjian Lama. Begitulah caranya agar simbol-simbol dalam kitab Wahyu dapat dimengerti.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Atma Jaya, 2008), hlm Theresia Tri Suharni, dkk, Mikrobiologi Umum, (Yogyakarta: Universitas. 2 Suharni, dkk, Mikrobiologi Umum, hlm. 36.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI AYAM ADUAN SEKARAT HASIL KALAH SABUNG AYAM DI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil Kalah Sabung Ayam di Desa Tlasih Kecamatan Tulangan Di Kabupaten Sidoarjo terdapat jual beli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam, terutama di Desa Tlasih Kecamatan Tulangan, yang menjual ayam aduan sekarat adalah bapak Sarif dan bapak Rohman, Sedangkan pembeli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam bermacammacam seperti Bapak Heri yang membeli ayam aduam sekarat untuk dijual lagi dengan cara ayam aduan yang sudah sekarat disembelih dan dipotongpotong terlebih dahulu ayam yang sudah disembelih dan dipotong-potong dijual lagi ke pasar Krian Kabupaten Sidoarjo dan Bapak Fatkhudin membeli ayam sekarat untuk diolah dan dibagikan kepada pekerja yang bekerja dipabrik krupuknya. Perminggunya Bapak Heri bisa membeli ayam 5 (lima) ekor ayam sampai 10 (sepuluh) ekor, sedangkan Bapak Fatkudin perminggunya membeli ayam 1 (satu) ekor sampai 2 (dua) ekor ayam. Ayam aduan sekarat yang biasanya di jual belikan adalah Ayam bangkok, ayam arab dan ayam jawa. Harga ayam sekarat sangat terjangkau seperti bapak Sarif menjual ayam aduan yang sudah sekarat karena hanya dengan harga Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah). Bapak Heri menjual aayam aduan sekarat ke Pasar Krian 58

59 Rp. 80.000, sedangkan bapak Rohman menjual ayam aduan yang sudah sekaratnya lebih mahal dari pada bapak Sarifudin yaitu Rp. 40.000 (empat puluh ribu rupiah) untuk satu ekor ayam. Bapak Rohman dan bapak Sarif mengadakan akad jual beli yang objek akad dinyatakan adanya cacat asal, pembeli mempunyai hak khiya>r, memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad yang sudah diadakan atas dasar cacat pada barang. Karena orang muslim tidak boleh menjual belikan barang yang cacat kepada saudaranya apabila tidak menerangkan cacatnya. Ayam aduan yang sudah sekarat termasuk a>ib karena perbuatan manusia, karena ayam aduan disabung sampai kalah dan sekarat, setelah kalah dan sekarat ayam dijual kepada pembeli dengan keadaan sekarat. Jika cacat jual beli disebabkan oleh kekurangan yang ada pada barang dan barangnya ada cacat, seperti ayam aduan yang sudah sekarat jarinya putus, jembelnya hilang, bulunya hilang, badannya luka-luka sampai keluar darah, maka jual beli tidak sah. Tetapi jika pembelinya sudah tahu dan menerima a>ib yang ada pada ayam aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah. Sedangkan Bapak Heri menjual ayam aduan sekarat dengan keadaan sudah disembelih dengan shar i> dan di potongpotong sehingga tidak ada keraguan antara penjual dan pembeli. Bapak Heri mengadakan akad jual beli yang sudah memenuhi syarat karena ayam sekarat sudah disembelih sehingga jual beli ayamnya adalah sah. Ayam aduan sekarat yang sudah disembelih boleh dikonsumsi oleh manusia, karena ayam sekarat belum mati dan belum menjadi bangkai

60 sehingga ayam aduan sekarat yang sudah disembelih dengan syar i adalah halal dikonsumsi oleh manusia seperti Surat Al-Baqarah ayat 173, yang sudah bangkai itu diharamkan yaitu: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi barang siapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah ayat 173). B. Analisis Praktik Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil Kalah Sabung Ayam di Desa Janti Kecamatan Tulangan Di Kabupaten Sidoarjo terdapat jual beli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam, terutama di Desa Janti Kecamatan Tulangan, yang menjual ayam aduan sekarat adalah Bapak Sumarji, sedangkan pembeli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam bermacam-macam seperti Ibu Wiwit membeli ayam untuk dijual lagi dengan cara disembelih lalu diolah menjadi ayam bakar yang dijual ke pelanggan-pelanggan rumah makannya. Ibu Wiwit membeli ayam aduan sekarat perminggunya bisa 5 (lima) ekor ayam sekarat dihasilkan oleh kalah sabung ayam ke beberapa penjual ayam aduan sekarat. Yang di jual belikan adalah ayam bangkok dan harganya sangat terjangkau

61 yaitu Rp. 45.000 (empat puluh lima ribu rupiah), sehingga Ibu Wiwit lebih suka membeli ayam aduan sekarat dari pada ayam yang masih sehat. Bapak Sumarji mengadakan akad jual beli dengan Ibu Wiwit yang objek cacat dari asal, pembeli mempunyai hak khiya>r, memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad yang perna diadakan karena obyek cacat. Karena orang muslim tidak boleh menjual belikan barang yang cacat kepada saudaranya apabila penjual tidak menerangkan cacat yang ada pada obyeknya. Ayam aduan yang sudah sekarat termasuk a>ib karena perbuatan manusia, karena ayam aduan disabung sampai kalah dan sekarat, setelah kalah dan sekarat ayam dijual kepada pembeli dengan keadaan sekarat. Maka jual beli tidak sah. Tetapi apa bila pembelinya sudah tau dan menerima a>ib yang ada pada ayam aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah. Sedangkan Ibu Wiwit menjual ayam aduan sekarat dengan keadaan sudah disembelih dengan shar i> \ lalu diolah menjadi ayam bakar yang dijual ke pelanggan-pelanggan rumah makannya, Ibu Wiwit mengadakan akad jual beli yang sudah memenuhi syarat karena ayam sekarat sudah disembelih dan diolah tetapi Ibu Wiwit menjual ayam panggang tidak mengatakan kepada pembeli bahwa ayam panggang tersebut adalah ayam aduan yang sudah sekarat sehingga jual beli yang dilakukan tidak sah. Ayam aduan sekarat yang sudah disembelih boleh dikonsumsi oleh manusia, karena ayam sekarat belum mati dan belum menjadi bangkai walaupun ayam tersebut sudah baku hantam dengan binatang lain, sehingga ayam aduan sekarat yang sudah disembelih dengan shar i> adalah halal

62 dikonsumsi oleh manusia seperti Surat Al-Ma> idah Ayat 3 yang sudah bangkai itu diharamkan yaitu: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhal. (Al-Ma> idah Ayat 3). C. Analisis Praktik Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil Kalah Sabung Ayam di Desa Janti Kalang Kecamatan Prambon Di Kabupaten Sidoarjo terdapat jual beli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam, terutama di Desa Janti Kalang Kecamatan Prambon, yang menjual ayam aduan sekarat adalah bapak Aan, Sedangkan pembeli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam adalah ibu Suparti membeli ayam untuk dijual lagi dengan cara disembelih olah untuk dikonsumsi sendiri. Ibu Suparti membeli ayam aduan sekarat perminggunya Cuma 1 (satu) ekor ayam aduan sekarat. Bapak Aan mengadakan akad jual beli dengan Ibu Suparti yang objek akad dinyatakan adanya cacat asal, pembeli mempunyai hak khiya>r, memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad yang perna diadakan apabila obyek dinyatakan cacat. Karena orang muslim tidak boleh menjual belikan

63 barang yang cacat kepada saudaranya apabila tidak menerangkan cacat yang ada pada barangnya. Ayam aduan yang sudah sekarat termasuk a>ib karena perbuatan manusia, karena ayam aduan disabung sampai sekarat, setelah ayam aduan sekarat ayam dijual kepada pembeli dengan keadaan masih sekarat. Jika cacat jual beli disebabkan oleh kekurangan yang ada pada barang dan barangnya ada yang cacat, seperti ayam aduan yang sudah sekarat bulunya hilang, maka jual beli tidak sah. Tetapi apa bila pembelihnya sudah tau dan menerima a>ib yang ada pada ayam aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 282 Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu (Al-Baqarah ayat 282). Ayam aduan sekarat yang sudah disembelih boleh dikonsumsi oleh manusia, karena ayam sekarat belum mati dan belum menjadi bangkai sehingga ayam aduan sekarat yang sudah disembelih dengan syar i adalah h}alal dikonsumsi oleh manusia seperti Surat An-An am ayat 145 yang berbunyi:

64 Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An- An am ayat 145). D. Analisis Praktik Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil Kalah Sabung Ayam di Desa Keret Kecamatan Krembung Di Kabupaten Sidoarjo terdapat jual beli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam, terutama di Desa Keret Kecamatan Krembung, yang menjual ayam aduan sekarat adalah Bapak Ngatiman, Sedangkan pembeli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung ayam adalah Ibu Kunani, Ibu Kunani membeli ayam aduan sekarat kepada Bapak Ngatiman untuk dikonsumsi sendiri. Ibu Kunani membeli ayam aduan sekarat perminggunya Cuma 1 (satu) ekor ayam aduan sekarat. Bapak Ngatiman mengadakan akad jual beli dengan Ibu Suparti yang objek akad dinyatakan terlihat adanya cacat asal, pembeli mempunyai hak khiyar, memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad yang perna diadakan atas dasar cacat pada barang. Karena orang muslim tidak boleh

65 menjual belikan barang yang cacat kepada saudaranya apabila tidak menerangkan cacatnya. ayam aduan yang sudah sekarat termasuk a>ib karena perbuatan manusia, karena ayam aduan disabung sampai kalah dan sekarat, setelah kalah dan sekarat ayam dijual kepada pembeli dengan keadaan yang masih sekarat. Ayam sekarat terdapat luka-luka yang serius sehingga ayam tidak bisa bangun lagi dan tidak bisa berkokok, maka jual beli dinyatakan tidak sah. Tetapi apa bila pembelihnya sudah tau dan menerima a>ib yang ada pada ayam aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah. Ayam aduan sekarat yang sudah disembelih boleh dikonsumsi oleh manusia, karena ayam sekarat belum mati dan belum menjadi bangkai sehingga ayam aduan sekarat yang sudah disembelih dengan shar i> adalah h}alal dikonsumsi oleh manusia seperti Surat An-Nahl ayat 115 yang berbunyi: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi Barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak Menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An Nahl Ayat 115)