TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

I. PENDAHULUAN. dengan kepemilikan rata-rata 2-3 ekor sapi. Biasanya sapi potong banyak

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

MARJIN TATANIAGA AYAM BROILER DARI HULU KE HILIR DI PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH JURNAL. Oleh : SAPTA BAYU PUTRA NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengkomsumsi jamur (sebagai bahan pangan maupun bahan baku obat-obatan).

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekor/tahun dan terdiri dari 240 jenis ikan hias air laut (marine ornamental fish)

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerupuk udang. Pembuatan kerupuk udang selain menambah lamanya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kota Medan Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30-3,43 LU dan 98,35-98,44 BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4 C dan minimum 24 C. Kotamadya Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan dan memiliki tingkat kepadatan penduduk dengan jumlah penduduknya mencapai 2.122.804 jiwa dengan rata-rata pengeluaran lebih dari lima ratus ribu rupiah per kapita per bulan (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015). Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi pasar yang besar untuk produksi unggas yaitu terdapat 52 pasar tradisional (BPS Kota Medan, 2016). Daging ayam broiler diperoleh dari kota lain di luar Kota Medan seperti Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Serdang Bedagai dan sebagainya melalui GPPU (Gabungan Pengusaha Peternak Unggas).

Karakteristik Ayam Ras Pedaging Ayam ras adalah jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan. sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul dengan bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Di negara-negara maju seperti Amerika, pada umumnya ayam pedaging dipanen pada umur 8-12 minggu, dengan berat 1,59-2,05 kg per ekor. Sedangkan di Indonesia ayam pedaging dipanen pada umur yang lebih muda yaitu sekitar 6 minggu dengan berat 1-1,4 kg. Hal ini karena konsumen di Indonesia lebih menyukai karkas ayam yang tidak terlalu besar, karena dagingnya lunak, lemaknya belum banyak dengan tulang yang tidak begitu keras (Koswara, 2009). Ayam broiler di Indonesia adalah ayam ras pedaging jantan atau betina yang dipotong pada umur 5-6 minggu. Ayam-ayam tersebut masih muda sehingga dagingnya masih lunak. Sebenarnya ayam broiler juga dapat digunakan untuk jenis unggas-unggas lain dikarenakan broil artinya adalah dipanggang (Hardjosworo and Rukmiasih, 2000). Ayam ras pedaging atau sering disebut ayam broiler yaitu jenis unggas yang efisien menghasilkan daging. Ayam ras pedaging mempunyai sifat seperti ukuran badan yang besar penuh daging yang berlemak serta bergerak lambat dan tenang. Pertumbuhan badannya cepat dan efisiensi ransum tinggi untuk membentuk daging. Contoh ayam kelas pedaging yaitu bangsa Brahma, Langshan, Cornish dan lain sebagainya (Suroprawiro et al., 1981). Karkas adalah potongan ayam bersih tanpa bulu, darah, kepala, leher, kaki, cakar, dan organ dalam. Karkas ayam dibedakan menjadi karkas kosong dan karkas isi. Karkas kosong yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi darah,

bulu, alat-alat tubuh bagian dalam, kaki dan kepala. Karkas isi merupakan karkas kosong segar tetapi diisi dengan hati, jantung dan ampela yang sudah dibersihkan (Priyatno, 1999). Hasil penelitian Supriadin (2006) mengenai ayam broiler yang diberi feed additive SIGI INDAH, diperoleh rataan persentase karkas ayam berkisar antara 70,10-72,63% dari bobot hidup. Tingginya persentase karkas yang dihasilkan dapat disebabkan oleh tingginya rasio energi dan protein ransum yang digunakan selama penelitian. Menurut Soeparno (1994), persentase karkas akan meningkat sesuai dengan peningkatan bobot hidup. Hasil pemotongan (parting) terdiri atas beberapa bagian berikut; chicken breast:dada ayam utuh, whole leg:paha utuh, thight:paha atas, drum stick: paha bawah, wing:sayap, back:punggung. Pembagian potongan ayam tidaklah selalu seperti yang disebutkan di atas. Beberapa pelanggan ada yang mengajukan permintaan karkas utuh dibagi menjadi empat bagian (untuk ayam kecil atau spring), menjadi enam bagian, atau delapan bagian (untuk ayam sedang), dan lainlain (Priyatno, 1999). Pasar dan Pemasaran Pasar adalah suatu tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa (Kotler dan Amstrong, 1994). Dalam ilmu ekonomi pasar didefenisikan sebagai besarnya permintaan dan penawaran pada suatu jenis barang atau jasa tertentu. Jadi, pasar merupakan permintaan dan penawaran secara keseluruhan untuk barang dan jasa tertentu (Ahman dan Eeng, 2007). Pasar mengandung arti semua pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas barang/jasa tertentu. Dalam hal ini para ekonom lebih tertarik akan

struktur, tingkah laku dan perfomans dan masing-masing peran ini (Angipora, 1999). Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen (Shinta, 2011). Menurut Kotler dan Amstrong (1994) pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dilihat dari sudut makro maka semua fungsi dalam bidang pemasaran merupakan bagian dari proses pemasaran dan harus dilakukan seseorang, dan tidak ada satupun diantaranya dapat dilewati atau dihilangkan. Dalam suatu ekonomi yang terencana di mana beberapa fungsi tersebut dapat dilaksanakan oleh badan-badan pemerintahan. Sedangkan yang dapat diserahkan kepada pihak produsen dan konsumen perorangan. Namun demikian dalam suatu pasar, maka fungsi-fungsi pemasaran ini pada dasarnya dilakukan: para produsen, konsumen, ahli pemasaran, dan pemerintah sebagai monitoring (Angipora, 1999). Fungsi-fungsi Pemasaran Fungsi dan peranan pemasaran adalah mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang tepat, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada barang yang ditawarkan.

Pemasaran mempunyai empat fungsi utama yaitu fungsi pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan serta fungsi pembiayaan (Mubyarto, 1989). Proses pemasaran memiliki fungsi yang harus dilakukan oleh produsen dan pelaku agribisnis. Fungsi-fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran adalah tindakan memperlancar pemindahan hak milik barang atau jasa (pembelian dan penjualan). Fungsi fisik adalah tindakan penanganan, pemindahan, dan perubahan fisik komoditi (penyimpanan, transportasi, dan pengolahan). Fungsi fasilitas yaitu mempermudah fungsi pertukaran dan fungsi fisik (penanggungan resiko dan penggolongan) (Kohls dan Uhls, 1985). Fungsi pertukaran dalam pemasaran meliputi kegiatan yang menyangkut pengalihan kepemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri dari fungsi penjualan dan pembelian. Fungsi fisik meliputi kegiatan-kegiatan yang secara langsung diperlakukan terhadap komoditi, sehingga komoditi tersebut mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu. Berdasarkan definisi fungsi fisik di atas, maka fungsi fisik ini meliputi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi penyedia fasilitas, pada hakekatnya adalah untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik, meliputi standarisasi, penanggungan resiko, informasi harga, dan penyediaan dana (Sudiyono, 2002). Menurut penelitian Sulvadewi (2000), fungsi-fungsi pemasaran ayam broiler di Kebupaten Kuningan belum dilaksanakan dengan baik oleh masingmasing lembaga pemasaran terutama fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Tidak ada standarisasi dalam pembelian dan penjualan serta pengolahan ayam tanpa memperhatikan sanitasinya.

Saluran dan Marjin Pemasaran Saluran pemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu (Walters, 1977). Fungsi saluran distribusi; Sebagai alat memperlancar keuangan perusahaan. Uang tunai cepat masuk bila menggunakan saluran distribusi dibanding dengan perusahaan menjual sendiri produknya. Agen/whole seller bisa langsung mengambil barang dalam jumlah yang besar. Kalau perusahaan yang menjual, harus menunggu konsumen datang dan jumlah yang dibeli relatif sedikit; Sebagai alat komunikasi. Perusahaan banyak memperoleh masukan/informasi dari agen mengenai reaksi/respon produk yang dikeluhkan konsumen; Sebagai alat bantu penjualan/promosi (Shinta, 2011). Secara luas, terdapat dua golongan besar lembaga-lembaga pemasaran yang mengambil bagian dalam saluran distribusi. Mereka disebut: perantara pedagang dan perantara agen. Istilah pedagang di sini untuk memberikan gambaran bahwa usahanya mempunyai hubungan yang erat dalam pemilikan barang. Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun pemilikannya tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar, pedagang besar, yang menjual barang kepada pengusaha lain, pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir (Swastha, 1999). Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran maka marjin pemasaran akan semakin besar. Semakin panjang tata niaga semakin besar pula marjin pemasaran, dan akan mengindikasikan saluran

pemasaran tersebut semakin tidak efisien, sedangkan bila jumlah marjin pemasaran semakin kecil semakin efisien saluran pemasaran yang ada (Daniel, 2002). Berdasarkan besarnya keuntungan dan rasio marjin keuntungan secara relatif dapat dikatakan bahwa pemasaran ayam broiler pada peternak dengan skala usaha lebih besar lebih efesien. Dengan adanya efisiensi yang tinggi dalam proses pemasaran maka diharapkan tingkat keuntungan yang diperoleh semakin besar (Tulle et al., 2016) Berdasarkan penelitian-penelitian pada ilmu ekonomi pertanian, terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer dengan harga di tingkat petani, perbedaan inilah yang disebut marjin pemasaran. Marjin pemasaran merupakan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Komponen marjin pemasaran terdiri dari : 1) biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional, 2) keuntungan lembaga pemasaran (Sudiyono, 2002). Semakin banyak pedagang perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran maka akan semakin besar pula marjin pemasaran yang terbentuk. Besarnya marjin bagi pedagang perantara semakin menguntungkan mereka atau secara ekonomi berarti pemasaran semakin efisien. Jika dilihat dari sudut konsumen makin besar marjin pemasaran maka akan semakin tinggi pula harga yang harus dibayar oleh konsumen rumah tangga (Amalia et al., 2013).

Untuk mengetahui marjin pemasaran digunakan rumus: Keterangan: MP = No - Hb MP No = Marjin pemasaran = Nilai output Hb = Harga bahan baku (Hayami et al., 1987). Konsep Nilai Tambah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : 1) menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, 2) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, 3) menciptakan nilai tambah, 4) meningkatkan penerimaan devisa, 5) menciptakan lapangan pekerjaan, dan 6) perbaikan pembagian pendapatan (Soekartawi, 2000). Menurut Hayami et al. (1987) nilai tambah adalah perubahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara nila produk dengan nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah adalah

Keterangan: NT = No Hb - Hi NT No Hb Hi = Nilai Tambah = Nilai output = Harga bahan baku = Harga input lain Hasil penelitian Indrawasih (2008), tentang analisis nilai tambah pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Jakarta Selatan, nilai tambah terbesar terdapat pada pedagang pengecer pemotong sebesar Rp 3.397,73 per ekor atau 33,14 % dari total nilai tambah. Hal ini dikarenakan pada pedagang pengecer pemotong perbedaan antara nilai output dan harga input relatif besar, sehingga menciptakan nilai tambah yang cukup besar.