METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

25 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk meneliti efek dari ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

Y ij = µ + B i + ε ij

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

Konsentrasi Konsentrasi Kultur campuran bakteri kandidat resisten antibiotik. Kultur murni kandidat bakteri resisten antibiotik

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

III. METODE PENELITIAN. keberadaan ESBL terhadap bakteri E. coli yang diambil dari feses

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

JUDUL PENELITIAN Masalah Tujuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. metode difusi dengan teknik sumuran.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN A.

Transkripsi:

27 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah, Rumah Sakit Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4 bulan mulai Oktober 2011 sampai Januari 2012. B. Bahan dan Alat Penelitian. 1. Bakteri Sampel Bakteri sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat klinik E. coli yang berhasil diisolasi dari balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Lampung dan RSAM Bandar Lampung selama 3 bulan. 2. Cakram Antibiotika Cakram yang digunakan adalah cakram antibiotika ceftazidime 30 µg, cefotaxime 30 µg serta cakram amoksisilin-clavulanat 20/10 μg.

28 3. Media perbenihan Media perbenihan yang digunakan adalah media agar Mc Conckey, agar Mueller Hinton (MHA), dan agar miring nutrient. 4. Bahan Kimia Bahan kimia yang dipakai untuk isolasi, identifikasi dan uji kepekaan antibiotika E. coli adalah, reaksi gula-gula, serta pereaksi untuk uji biokimia. 5. Alat Penelitian Alat yang dipakai adalah lemari pengeraman (inkubator), autoklaf, oven, tabung reaksi dan rak tabung, pipet hisap, gelas ukur, cawan petri, lampu spiritus, ose, stopwatch, neraca analitik, penggaris, dan hockey stick C. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen laboratorik, dan tidak dilakukan analisis secara statistik. Sensitifitas E. coli terhadap cefotaxime dan ceftazidime dilakukan dengan metode difusi Kirby Bauer. Sensitifitas E. coli terhadap cefotaxime dan ceftazidime diperoleh dengan mengukur besarnya diameter zona hambat yang dihasilkan. Untuk semua E. coli yang resisten dan atau intermediet terhadap ceftazidime 30 µg atau cefotaxime 30 µg dilakukan uji konfirmasi dengan metode Double Disk Sinergy Test. Disk antibiotika yang digunakan yaitu ceftazidime, cefotaxime masing-masing dengan kadar 30 µg dan amoksicillin-clavulanat 20/10 µg. Peningkatan zona diameter hambat kearah disk yang mengandung

29 amoksiklav (amoksicillin-clavulanat) merupakan hasil test yang positif memproduksi enzim ESBL (D Azevedo, et al, 2004). D. Prosedur Penelitian 1. Sterilisasi Alat Alat yang digunakan dalam penelitian dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu, kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus. Sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu 160 0 C selama kurang lebih 1 jam. 2. Teknik Pembuatan Agar Mueller Hinton (MHA) Sebanyak 15,2 gram agar Mueller Hinton dilarutkan dalam 400 ml aquades, kemudian dipanaskan dan diaduk sampai larut. Media agar disterilkan di autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 0 C tekanan 15 Psi. Lalu agar dituangkan kedalam cawan petri steril dan didiamkan hingga dingin dan padat pada suhu kamar (Maliku, 2010). 3. Teknik Pembuatan Larutan Standar Mc Farland Pembuatan larutan standar Mc Farland dengan cara dicampurkannya 9,5 ml larutan H 2 SO 4 1% dengan 0,5 ml larutan BaCl 2 1% sehingga volume menjadi 10 ml, lalu dikocok sampai homogen. Larutan harus diocok setiap akan digunakan, untuk membandingkan suspensi bakteri (Maliku, 2010).

30 4. Uji Sensitifitas : Uji Saring dengan Metode Difusi Kirby Bauer. 1. Larutan Mueller Hinton Agar dituangkan pada cawan petri yang telah disterilkan terlebih dahulu kemudian ditunggu beberapa menit hingga larutan Mueller Hinton Agar mengeras. 2. Bakteri diambil dengan menggunakan ose, kemudian dibuat suspensi dalam larutan NaCl 0,9% 3. Suspensi bakteri disesuaikan dengan standar kekeruhan Mc Farland 0,5. 4. Suspensi bakteri diambil sebanyak 100 μl dengan menggunakan mikropipet. 5. Kemudian diusapkan bakteri tersebut ke seluruh permukaan agar Mueller Hinton (MHA) dengan menggunakan hockey stick. 6. Kuman dibiarkan menempel pada media agar Mueller Hinton (MHA) selama 5 menit. 7. Lalu diletakkan cakram antibiotika ceftazidime 30 µg dan cefotaxime 30 µg pada media yang telah ditanami E. coli. 8. Sediaan ini di inkubasi kedalam inkubator pada suhu 37 o C selama 24 jam 9. Setelah inkubasi, daerah bening yang terbentuk disekitar cakram antibiotik diukur diameternya, sebagai diameter daya hambat antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri uji. 10. Diameter daya hambat antibiotik ceftazidime dan cefotaxime.

31 Tabel 1. Kriteria Resistensi Pada Antibiotik Ceftazidime dan Cefotaxime Antibiotik Resisten(mm) Intermedia(mm) Sensitif (mm) Ceftazidime 30 μg 14 14-17 18 Cefotaxime 30 μg 14 14-22 23 11. Untuk semua E. coli yang memberikan gambaran resisten dan intermediet terhadap ceftazidime 30µg dan atau cefotaxime 30µg dilakukan uji konfirmasi dengan metode Double Disk Sinergy Test (D Azavedo., et al, 2004). 5. Uji Konfirmasi dengan Metode Difusi Kirby Bauer menggunakan Double Disc Sinergy Test. 1. Larutan Mueller Hinton Agar dituangkan pada cawan petri yang telah disterilkan terlebih dahulu, kemudian tunggu beberapa menit hingga larutan Mueller Hinton Agar mengeras. 2. Bakteri diambil dengan menggunakan ose, kemudian dibuat suspensi dalam larutan NaCl 0,9% 3. Suspensi bakteri disesuaikan dengan standar kekeruhan Mc Farland 0,5. 4. Suspensi bakteri diambil sebanyak 100 μl dengan menggunakan mikropipet. 5. Kemudian diusapkan bakteri tersebut keseluruh permukaan agar Mueller Hinton (MHA) dengan menggunakan hockey stick.

32 6. Kuman dibiarkan menempel pada media agar Mueller Hinton (MHA) selama 5 menit. 7. Lalu diletakkan cakram antibiotika ceftazidime 30 µg, cefotaxime 30µg dan amoksicillin-clavulanate 20/10 μg secara sejajar pada media yang telah ditanami E. coli. Jarak antara disk adalah 15-20 mm. 8. Sediaan ini diinkubasi kedalam inkubator pada suhu 37 o C selama 24 jam. Bakteri sampel adalah penghasil ESBL, jika terjadi peningkatan zona hambat dari disk antibiotik cefotaxime 30 μg dan ceftazidime 30 μg kearah disk yang mengandung amoksiklav (D Azevedo, et al, 2004).

33 Prosedur Penelitian Uji sensitifitas metode difusi Kirby Bauer Inkubasi suhu 37 o C, selama 24 jam Sensitif Resisten atau Intermediet uji ESBL metode DDST Inkubasi 37 o C selama 24 jam Ada zona hambat mengarah ketengah, ESBL +. (D Azevedo, 2004) Keterangan : Amoksicillin-clavulanate 20/10 μg cefotaxime 30 μg, ceftazidime 30 μg. Gambar 3. Prosedur penelitian dengan metode Double Disc Sinergy Test (DDST).

34 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah seluruh pasien yang telah dilakukan kultur mikroorganisme di RSAM dan LABKESDA Bandar Lampung. 2. Sampel Penelitian. Sampel adalah pasien yang pada isolat kliniknya ditemukan bakteri E. coli. F. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria Inklusi Isolat klinik E. coli yang resisten atau intermediet terhadap ceftazidim atau cefotaksim. Kriteria Eksklusi Tidak ada. G. Variabel Penelitian 1. variable bebas Bakteri E. coli resisten atau intermediet terhadap ceftazidim atau cefotaksim 2. variable terikat peningkatan zona hambat kearah disk amoksiklav.

35 H. Definisi Operasional 1. E. coli yang resisten terhadap ceftazidim atau cefotaksim adalah E. coli masih tetap tumbuh walaupun diberi ceftazidim atau cefotaksim atau dengan diameter zona hambat terhadap cefotaksim 14 mm dan ceftazidim 14 mm. 2. E. coli yang intermediet terhadap ceftazidim atau cefotaksim adalah E. coli masih dapat tumbuh tapi tidak dapat dibunuh oleh seftazidim atau cefotaksim atau dengan diameter zona hambat terhadap cefotaksim 15-22 mm dan ceftazidim 15-17 mm. 3. E. coli yang sensitif terhadap ceftazidim atau cefotaksim adalah E. coli yang dapat dibunuh oleh ceftazidim atau cefotaksim atau dengan diameter zona hambat terhadap cefotaksim 23 mm dan ceftazidim 18 mm. 4. Keberadaan enzim ESBL positif adalah jika ada peningkatan zona hambat ke arah disk yang mengandung amoksiklav (D Azevedo, et al, 2004).