9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah pusat. Jumlah masyarakat sekitar kawasan Taman Hutan Raya semakin hari semakin bertambah. Masyarakat menyadari adanya kawasan Taman Hutan Raya yang menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat. Persepsi masyarakat berpengaruh besar terhadap kelestarian kawasan Tahura Pancoran Mas Depok. Kelestarian yang sifatnya positif untuk kelangsungan kawasan sangat diperlukan. Peran masyarakat sekitar dalam menumbuhkan rasa peduli untuk kelestarian kawasan menjadi dasar terbentuknya suatu hubungan positif antara masyarakat dan lingkungan. Pengelolaan kawasan Tahura Pancoran Mas Depok sudah diserahkan kepada Pemerintahan Provinsi untuk lintas kabupaten, dan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk kawasan Tahura yang berada dalam wilayah satu kabupaten/kota. Dalam hal ini, Badan Lingkungan Hidup Kota Depok merupakan institusi di bawah Pemerintah Daerah Kota Depok yang mempunyai tugas dan kewenangan dalam pengelolaan kawasan. Sudah ditetapkannya suatu rencana pengelolaan Tahura yang dibuat oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Depok merupakan suatu bentuk kepedulian yang besar untuk tetap menjaga kelestarian kawasan. Pengelolaan kawasan tidak hanya ditunjukkan kepada pemerintah saja, tetapi masyarakat sekitar perlu dilibatkan agar pengawasan lebih terorganisasi dan mendapat dukungan yang positif dari masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat mencari informasi di masyarakat guna melihat sejauh mana persepsi masyarakat dengan adanya Tahura Pancoran Mas Depok. Harapan yang ada di masyarakat untuk menunjukkan kepedulian mereka dalam melestarikan kawasan menjadi acuan dalam pertimbangan pelaksanaan pengelolaan kawasan menjadi lebih baik lagi. Apabila dalam kenyataannya masyarakat tidak peduli dengan adanya kawasan Tahura, perlu dicari alasan lebih
0 dalam tentang perubahan persepsi tersebut. Alur Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada (Gambar ). Cagar Alam TAHURA Pancoran Mas Depok Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok Masyarakat di Kelurahan Pancoran Mas Depok Faktor Internal Persepsi Faktor Sosio-Psikologis. Umur. Pendidikan. Pekerjaan. Jarak 5. Jumlah Tanggungan Keluarga 6. Pendapatan. Motivasi. Pengetahuan. Partisipasi. Sikap Dampak Positif Gambar Alur Kerangka Pemikiran
. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Tahura Pancoran Mas, Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 0.. Bahan dan Alat Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: alat-alat tulis, kamera, komputer beserta kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk wawancara di lapangan.. Metode Pengambilan Data Penelitian ini, terdiri dari: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang digunakan secara langsung untuk pengujian hipotesis, yaitu: H o : Persepsi tidak berkorelasi dengan faktor-faktor internal dan H : Persepsi berkorelasi dengan faktor-faktor internal. Sedangkan, data sekunder adalah data untuk menunjang kegiatan penelitian yang diperoleh dari pihak terkait. Data primer adalah sebagai berikut :. Karakteristik responden, meliputi: nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan pokok, status dalam keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan selama satu bulan.. Persepsi responden laki-laki dan perempuan terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok.. Pertanyaan terstruktur mengenai motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap pada setiap responden laki-laki dan perempuan. Data sekunder adalah sebagai berikut :. Keadaan umum lokasi penelitian, meliputi: letak, keadaan fisik lingkungan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.. Keadaan lahan, meliputi: jenis tanah, topografi, kelerengan lahan, dan potensi hayati.. Keadaan penduduk, meliputi: umur, jenis kelamin, mata pencaharian masyarakat, dan tingkat pendidikan.
. Data sekunder lain yang menunjang penelitian..5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan beberapa teknik antara lain:. Teknik Observasi dengan cara pengamatan langsung terhadap objek peneliti.. Teknik Wawancara dengan cara melakukan wawancara terstruktur dengan masyarakat serta pihak-pihak yang terkait dengan menggunakan kuisioner.. Studi Pustaka dengan cara mempelajari literatur, laporan, karya ilmiah, dan hasil penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian..6 Metode Penarikan Penarikan contoh dilakukan dengan menggunakan metode penarikan contoh purposive sampling. Dalam hal ini sampel dipilih berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu, sedangkan pertimbangan yang diambil itu berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbum dan Effendi 989). Berdasarkan atas kriteria jarak dari rumah responden ke Tahura Pancoran Mas Depok, maka dibagi menjadi kelompok, yaitu: (a) Dekat (< km) dengan laki-laki sebanyak responden dan perempuan sebanyak 5 responden; (b) Sedang ( km 5 km) dengan laki-laki sebanyak 8 responden dan perempuan sebanyak 7 responden; dan (c) Jauh (>5 km) dengan laki-laki sebanyak 7 responden dan perempuan sebanyak responden. Pada setiap kelompok jarak tersebut dipilih secara acak jumlah lakilaki sebanyak 6 responden dan jumlah perempuan sebanyak 6 responden dengan berbagai jenis umur. Sehingga, jumlah setiap kelompok responden sebanyak 5 orang..7 Metode Pengolahan dan Analisis Data.7. Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Status Kawasan Persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan dapat diketahui dari perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok. Persepsi perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura dijawab oleh responden laki-laki dan perempuan dengan mengajukan pertanyaan
yang disajikan dalam bentuk kuisioner, kemudian dari jawaban-jawaban tersebut diberikan skor. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, terutama dalam menjelaskan karakteristik responden. Persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas dianalisis dengan bantuan skoring. Penentuan skor dapat dilakukan dengan menggunakan Skala Likert, dimana cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan berupa sebuah kuisioner pertanyaan terlampir dan diminta untuk memberikan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jawaban-jawaban ini diberi skors 5,,,, secara berurutan. Setelah dibuat skor dari jawaban tersebut, kemudian dibuat skala. Dalam menentukan skala, terlebih dahulu dicari nilai intervalnya dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: Bobot nilai tertinggi Bobot nilai terendah 5- Interval = = = 0,8 Banyaknya Kelas 5 Setelah besarnya nilai interval diketahui, kemudian dibuat skala untuk mengetahui tingkatan persepsi, sehingga dapat diketahui dimana letak penilaian responden terhadap setiap unsur. Skala tingkatan persepsi dapat dilihat di Tabel. Tabel Tingkatan persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan berdasarkan rataan nilai terboboti No Interval Nilai Tanggapan Tingkat Persepsi,-5,00 Sangat Tinggi,-,0 Tinggi 5,6-,0,8-,60,00-,80 Sedang Rendah Sangat Rendah Data yang diperoleh dari hasil kuisioner kemudian dicari nilai total skor dari setiap pertanyaan dengan cara menjumlahkan nilai dari setiap jawaban responden. Penentuan tingkat persepsi dikelompokan secara ordinal menjadi lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah seperti Tabel,
sehingga dapat diketahui tingkat persepsi dari tiap responden. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan data persepsi responden laki-laki dengan responden perempuan. Proses pembentukan persepsi melalui tiga mekanisme, yaitu: seleksi, penafsiran dan pengorganisasian. Persepsi yang positif akan menghasilkan sikap yang positif juga. Untuk mencapai sikap yang positif, persepsi didukung dengan adanya motivasi, pengetahuan dan partisipasi masyarakat. Analisis yang digunakan untuk mengukur motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap masyarakat terhadap Tahura, yaitu: analisis deskriptif dengan mengajukan pertanyaan terstruktur dalam wawancara pada setiap responden. Sehingga, terlihat kaitan antara motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap terhadap persepsi masyarakat..7. Pengolahan Data Karakteristik Responden Data karakteristik dari tiap responden diolah untuk menentukan skor dari tiap kategori. Pada tiap data karakteristik terdapat, antara lain: () Variable Faktor Internal, () Kategori, () Peringkat, dan () Dasar Pengukuran. Nilai peringkat diambil dari nilai skala satu sampai lima. Pada skor lima biasanya didasarkan dengan adanya tingkat dengan nilai tinggi pada suatu kategori yang banyak di anggap mewakili suatu variable faktor internal pada data karakteristik di masyarakat. Sedangkan, pada dasar pengukuran dimaksudkan bahwa sebaran tiap kategori pada responden rata-rata yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan ranking pada tiap variable faktor internal. Skor tersebut akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya yaitu untuk mengetahui peubah yang mempengaruhi persepsi untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada Tabel.
5 Tabel Pengolahan data karakteristik responden No Variable Faktor Internal Kategori Peringkat Dasar Pengukuran. Umur. 0 9 Tahun. 0 9 Tahun 5. 50 59 Tahun. 60 69 Tahun 5. > 70 tahun. Tingkat Pendidikan. Tidak Sekolah. Sekolah Dasar. Sekolah Menengah Pertama. Sekolah Menengah Atas 5. Perguruan tinggi. Pekerjaan Pokok. Pensiunan/Rumah Tangga. Wiraswasta. Pegawai Negri. Pegawai Swasta. Jarak Tempat Tinggal ke lokasi Tahura 5. Jumlah Tanggungan Keluarga. Dekat. Sedang. Jauh. 0 orang. orang. > orang 6. Pendapatan. Rp 0 Rp.000.000. Rp.00.000 Rp.000.000. Rp.00.000 Rp 6.000.000. Rp 6.00.000 Rp 8.000.000 5. > Rp 8.00.000 5 5.7. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, data diolah dengan analisis korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS 6.0 FOR WINDOWS karena data tersebut berupa data kuantitatif. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variable, yaitu variable bebas dan variable tergantung dalam skala ordinal (non-parametik). Walpole (995) dalam Susiantik (998). Rumus korelasi ini adalah : 6 Keterangan : r s = Korelasi Spearman n = Banyaknya pasangan data d i = Jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan yi Variable tergantung yang akan di uji adalah persepsi dan variable bebasnya adalah faktor internal yang diduga mempengaruhi persepsi. Faktor internal terdiri
6 dari umur, pendidikan, pekerjaan, jarak, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan. Adapun wawancara terstruktur kepada setiap responden laki-laki dan perempuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap terhadap kawasan Tahura. Hasil wawancara tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan deskriptif secara terstruktur dengan membandingkan hasil jawaban responden laki-laki dan perempuan. Penjelasan deskriptif ini bertujuan melihat sejauh mana pemahaman masyarakat tentang kawasan Tahura agar dapat mendukung pembentukan persepsi yang positif di masyarakat. Hasil uji korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua vaiable bersifat searah, artinya jika variable bebas besar maka variable tergantung juga besar. Jika menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variable tersebut tidak searah, artinya jika variable bebas besar maka variable tergantung akan kecil. Angka korelasi yang dihasilkan berkisar antara 0 s/d, dengan ketentuan jika angka mendekati satu maka hubungan variable semakin kuat dan jika angka mendekati 0 maka hubungan variable semakin lemah. Menurut Sarwono (006), agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan maka diperlukan kriteria yang menunjukkan korelasi kuat atau lemah, yang dapat dilihat pada Tabel. Tabel Tingkatan keeratan hubungan antar variable Interval Koefisien Tingkat hubungan 0 0,5 Korelasi sangat lemah >0,5 0,5 Korelasi cukup >0,5 0,75 Korelasi kuat >0,75 Korelasi sangat kuat Sumber: Sarwono (006) Setelah dilihat korelasinya kemudian dilakukan penarikan kesimpulan apakah asumsi dapat diterima atau ditolak dengan melihat nilai P value.. Jika P value (Sig -taled) < 0,05 maka tolak H o dan terima H pada α = 5 %. Jika P value (Sig -taled) > 0,05 maka terima H o dan tolak H pada α = 5 % Asumsi yang digunakan pada penelitian ini: H o = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variable yang diuji H = Terdapat hubungan yang signifikan antara variable yang diuji Selanjutnya dengan kesimpulan tersebut, maka ditentukan variable yang erat.