Bab 3 Latar Belakang Perusahaan dan Metodologi Penelitian 3.1 Sejarah Perusahaan PT Bank Mega Tbk. (Bank) didirikan dengan nama PT Bank Karman berdasarkan Akta Pendirian No. 32 tanggal 15 April 1969 yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perubahan No. 47 tanggal 26 November 1969, kedua akta tersebut dibuat di hadapan Mr. Oe Siang Djie, Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A 5/8/1 tanggal 16 Januari 1970 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 13, Tambahan No. 55. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H., No. 18 tanggal 5 Juli 2002 antara lain mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-13831 HT 01.04.TH 2002 tanggal 25 Juli 2002 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87/2002 tanggal 29 Oktober 2002, Tambahan No. 982/2002/L. Perubahan ini juga telah didaftarkan dalam Dafar Perusahaan dengan No. TDP 090316525154 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan tanggal 27 September 2002. Bank mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1969 di Surabaya. Pada tahun 1992 nama Bank berubah menjadi PT Mega Bank dan pada tanggal 17 Januari 2000 berubah menjadi PT Bank Mega Tbk. 47
48 Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan, Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.5.48 tanggal 14 Agustus 1969. Pada tanggal 2 Agustus 2000, Bank memperoleh izin untuk menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai wali amanat dari Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Republik Indonesia. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan surat keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 3/1/KEP.DGS/2001 tanggal 31 Januari 2001. Pertanggal 15 April 2005, PT. Bank Mega Tbk. berkantor Pusat di Menara Bank Mega, jalan Kapten Tendean 12 14A, Jakarta telah memiliki 32 Kantor Cabang, 68 Kantor Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa masingmasing tertanggal 10 Maret 2005 nomor 21 & 22, PT. Mega Bank Tbk telah melakukan perubahan susunan pengurus & modal. Keduanya dibuat oleh Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta.
49 Susunan Komisaris dan Direksi PT. Bank Mega, Tbk. adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Susunan Komisaris dan Direksi PT. Bank Mega, Tbk Komisaris Utama : Chairul Tanjung Komisaris (Independen) : Jend. TNI (Purn) Rudini Alm. Komisaris : Achjadi Ranuwisastra Komisaris : Rachmat Maulana Direktur Utama : Yungky Setiawan Direktur : Beny Witjaksono Direktur : Kostaman Thayib Direktur : Louis Sudarmana Direktur : Daniel Budirahayu Direktur : Suwartini Susunan Pemegang Saham PT. Bank Mega, Tbk adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Susunan Pemegang Saham PT. Bank Mega, Tbk Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp.) % PT. Para Global Investindo 538.600.000 269.300.000.000,- 57,28 Masyarakat 401.630.000 200.815.000.000,- 42,72 Jumlah 940.230.000 470.115.000.000,- 100,00
50 3.2 Latar Belakang Industri Bank Mega adalah salah satu Financial Institusi yang ada di Indonesia, sebagai bank komersial yang mengelola dana dari masyarakat dengan cara menggumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit. Semakin tingginya kebutuhan dan adanya peluang bisnis baru yang masih berhubungan dengan kegiatan finansial dari masyarakat secara umum dan nasabah pada khususya, menuntut Bank Mega agar dapat memberikan jasa keungan yang lain selain aktivitas simpan dan pinjam. Banyaknya jumlah bank di-indonesia membuat Bank Mega mengeluarkan beberapa kategori produk simpanan bank umum untuk menarik dana dari masyarakat seperti tabungan, giro dan deposito untuk mengakomodir kebutuhan nasabah dan calon nasabah-nya. Ketatnya persaingan didunia perbankan tidak hanya terjadi dalam proses menarik dana dari masyarakat, persaingan juga berlanjut dalam proses penyaluran kredit/pinjaman pada masyarakat. Agar dapat melakukan penetrasi diterima oleh pasar di Indonesia adalah sangat penting untuk memperbaiki kelemahan yang ada sehingga dapat menjadi senjata yang ampuh. Agar dapat berhasil dalam penyaluran kredit/pinjaman, Bank Mega membuat beberapa produk sesuai dengan fokus industri yang ingin dijajaki. Cita-cita Bank Mega untuk menjadi One Stop Financial Service dan tingginya kebutuhan nasabah yang tidak hanya pada terbatas pada kegiatan simpan-pinjam saja, membuat Bank Mega memberikan pelayanan jasa lainnya tidak hanya pada para nasabah saja tetapi juga pada masyarakat secara umum. Pelayanan jasa tersebut adalah sebagai
51 wujud bukti pelayanan dan bakti sebagai sumbangsih nyata dalam mendorong perekonomian bangsa dan negara. Berikut beberapa layanan Bank Mega baik berupa Produk dan Jasa keuangan: Tabel 3.3 Daftar Layanan Produk dan Jasa dari Bank Mega Simpanan Produk Giro: Mega Pro Mega Bisnis Mega Giro Valas Produk Tabungan Mega Dana Mega Maxi Mega Dollar Mega Optima Mega Rencana Mega Absolut Deposito Deposito DOC Deposito Berjangka Deposito Valas Mega Depo Premium Mega Depo Equity Jasa Layanan Priority Banking Trustee Custodian Settlement Bank Security Agent Mega Cash (Cash Facility at Counter) Mega O (Automatic Teller Machine) Mega SDB (Safe Deposit Box) Mega Call (Call Center and Phone Banking) Mega Transactional Banking Mega Payroll (Employee Payroll Services) Mega Internet Banking Pinjaman Kredit Komersil: Kredit Kepada Koperasi Primer dan Anggotanya Jaminan dan Garansi Bank Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja Permanen Kredit Investasi Kredit Rekening Koran Kredit Pengusaha Kecil dan Mikro Pembiayaan Fasilitas Ekspor Impor Kredit Consumer: Mega Griya Mega Oto Mega Guna Mega Reno Mega Medika Mega Implant Kredit Corporate: Kredit Consumer Mega Otto Joint Financing Kredit Modal Kerja Mega Inventory Financing Automotive Kredit Modal Kerja Mega Inventory Financing Consumer Goods Transaksi Internasional Remittance Collection Trade Finance Card Center Credit Card Mega Pass (Debet and ATM Card) Treasury
52 Pembelian ORI Pembayaran Pajak Co-Branding Money Market Forex Transaction Fixed Income Transaction 3.3 Kerangka Pikir Dengan mengetahui pentingnya penerapan Basel II, tiap bank harus mengetahui beberapa metode pendekatan yang ditawarkan untuk mengukur risiko kredit. Adapun beberapa metode yang ditawarkan adalah : Standardised Approach - Simplified Standardised Approach, Internal Rating Based Approach Foundation Approach dan Internal Rating Based Approach Advance Approach. Berdasarkan ketiga metode pengukuran tersebut dengan memperhatikan persyaratan serta kondisi praktek perbankan yang ada pada saat ini, langkah selanjutnya adalah menentukan metoda mana yang cocok serta dapat diterapkan oleh bank. Setelah metode pengukuran kredit pada Basel II ditentukan maka perlu dilakukan konversi terhadap perhitungan modal yang diperlukan oleh bank yang sebelumnya masih menggunakan perhitungan berdasarkan metode pada Basel I. Dari data yang ada dan hasil perhitungan serta analisa terhadap perhitungan modal yang diperoleh berdasarkan metode dari Basel I dan metode dari Basel II dapat ditarik beberapa kesimpulan terhadap kinerja bank dari beberapa variable yang diamati.
53 3.4 Model dan Metode Analisis Model dan Analisa yang dilakukan oleh penulis dalam thesis ini adalah berupa strategic problem solving model yang diperoleh menurut The McKinsey Mind (Ethan M. Rasiel dan Paul N. Friga, 2001) mengenai problem-solving proses yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu managing, analyzing dan presenting. Bussines need dalam grafik akan mengendalikan problem yang ada dalam organisasi, dalam thesis ini akan dibahas bahwa bussines need yang dibutuhkan oleh Bank Mega dibatasi pada perhitungan modal yang dibutuhkan berdasarkan risiko kredit. Pada dasarnya tiap industri adalah dinamis dan fleksibel terhadap kondisi pasar, perbankan sebagai industri yang dinamis dalam menghadapi tantangan pasar yang ada pada tiap tahunnya menggunakan strategi dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai target pertumbuhan atau bertahan pada pasar. Tiap tahunnya dalam mencapai target tersebut tiap perusahaan dipaksa untuk meningkatkan kemampuan perusahaan baik berupa Competitive, Organizational, Finacial, Operasional. Untuk mendukung bahwa strategi yang diambil perusahaan adalah benar serta dapat memimalisir risiko pada kredit, maka ada 3 langkah yang digunakan sebagai problem solving, yaitu: 1. Mengatur seluruh subject yang termasuk dalam proses (pengumpulan data dalam proses kredit sampai proses penyaluran kepada nasabah) 2. Analisis terhadap masalah dan target yang ditetapkan perusahaan, 3. Memaparkan masalah dan penarikan solusi serta perhitungan risiko yang dihadapi bank dalam implemantasi. Keberhasilan implementasi itu sendiri akan sangat bergantung pada keputusan dan strategi yang digunakan oleh organisasi tersebut. Kemudian tidak lupa untuk melakukan
54 proses problem solving itu sendiri dibutuhkan data yang akurat beserta intiusi yang akurat mengenai situasi yang dihadapi. 3.5 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk mengetahui permasalahan serta untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Maka dari itu, kami berinteraksi dengan manajemen maupun working level terkait dari perusahaan yang bersangkutan dengan cara : 1. Tatap muka langsung dengan nara sumber (Manajemen ataupun working level atau expert di bidang terkait) 2. Komunikasi lewat telepon dan email, 3. Studi pustaka melalui jurnal-jurnal yang tersedia baik di perpustakaan maupun media online. 4. Melihat laporan keuangan perusahaan tiap semester, 5. Mengambil langsung data yang ada pada Aplikasi Internal (Web) perusahaan 6. Melakukan simulasi-simulasi yang relevan 3.6 Validitas dan Reliabilitas Validitas dan Reliabilitas GFP ini sangat tergantung pada seberapa jauh usulanusulan yang diberikan dapat diaplikasikan oleh manajemen untuk perbaikan aspek yang dijadikan objek GFP. Dalam hal ini seberapa jauh usulan yang diberikan dalam penerapan Basel II dapat diterapkan oleh Manajemen Bank Mega untuk meningkatkan kemampuan Manajemen Risiko yang pada akhirnya meningkatkan kinerja dari Bank Mega.