BAB I P E N D A H U L U A N

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial Lansia, Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Sarafino (2006), mendefinisikan treatment delay sebagai rentang waktu

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar.

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dibuat menjadi sistem pakar. Gangguan-gangguan kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG


BAB I PENDAHULUAN. ruhani serta bersifat unik karena memiliki berbagai macam kebutuhan sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker

ABSTRAK. Kata kunci: Home, Hijau pastel, bentuk

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

PROPOSAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN DAN WARNA FURNITUR PADA SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS GILGAL DI PANTAI INDAH KAPUK

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERILAKU MENCARI BANTUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Suatu kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pacman adalah suatu permainan sepanjang-masa yang mungkin tak akan. (maze). Konsep permainannya pun sangat sederhana.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PALLIATIVE CARE HENDRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan nomor dua di dunia seperti yang dinyatakan oleh WHO (World Health

PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS

Transkripsi:

BAB I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Kehidupan manusia selalu mempunyai batas, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Seperti ungkapan di dalam artikel sekilas karawitan karya Wiyono Undung Wasito, SS. Dalam kepercayaan Jawa, mereka membagi tahapan siklus kehidupan manusia ini ke dalam 3 bagian utama atau lebih dikenal dengan Konsep tigaan, yaitu Purwa Madya Wasana. Purwa itu artinya awal, Madya artinya tengah, dan Wasana artinya akhir. Purwa mempunyai arti awal kehidupan manusia yang ditandai dengan kelahiran, Madya adalah masa menapak kehidupan semenjak dewasa hingga menjelang tua, sedangkan Wasana adalah kala senja seseorang hingga sampai akhirnya. Semua orang Jawa ingin selalu diingatkan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, karena itu perjalanan hidup manusia Jawa ini selalu dimainkan dalam setiap awal pertunjukan wayang. Keberadaan kesehatan sama dengan keberadaan kehidupan. Karena kesehatan adalah inti dan modal dari seseorang untuk terus hidup. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling agung, tetapi manusia tetap memiliki keterbatasan yang sama dengan mahluk lainnya. Tidak selamanya manusia selalu sehat, ada saatnya manusia dapat jatuh sakit dan kemudian meninggal, seperti yang terlihat di dalam skema di bawah ini: Sehat Sakit Sembuh Sembuh Sekarat Meninggal Sakit berat Penyakit Fase akhir Proses kematian Point of no return (Titik tanpa balik kehidupan) Gambar 1.1. Skema proses manusia sehat hingga meninggal Sama hal nya dengan kelahiran, kematian merupakan proses normal yang harus dialami manusia. Perbedaan diantara keduanya adalah makna yang terkandung di dalamnya. Kelahiran menandai kedatangan seseorang di dalam dunia, sedangkan kematian menandakan kepergian seseorang dari dalam dunia. Kedua peristiwa ini sangat penting di dalam kehidupan manusia, karena itu keduanya memerlukan perhatian dan fasilitas khusus yang mampu mengakomodasi kebutuhannya masing-masing. 1

Peristiwa kematian sebagai peristiwa yang sifatnya global, artinya dapat menyerang siapa saja. Tidak hanya manula, orang dewasa, anak-anak dapat mengalami peristiwa ini. Seperti ada contoh kasus di Amerika seperti di bawah ini : a. Children are not supposed to get sick or to die, but they do. b. Over 50,000 children die each year in the United States alone. (Sumber : CHI Resources, Children Hospice International Resources ) Melihat dari banyaknya kasus yang telah menimpa anak-anak, maka dibutuhkan fasilitas yang secara khusus mampu mengakomodasi kebutuhan anak. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara maju. Sebagai negara berkembang, Indonesia lebih menitikberatkan kepada persoalan ekonomi (Peningkatan & pertumbuhan ekonomi) sehingga hal-hal lain diluar pembahasan mengenai hal tersebut, terabaikan. Melihat dari permasalahan di atas dapat disimpulkan : 1. Proses kematian dapat menimpa siapa saja (dari segala usia). 2. Proses kematian sifatnya sama penting dengan proses kelahiran. 3. Indonesia sebagai negara berkembang belum mempunyai fasilitas persiapan kematian. Karena itu, dibutuhkan penyediaan fasilitas khusus yang mampu mengakomodasi proses persiapan kematian yang mengandung nilai-nilai kualitas kehidupan bagi anak-anak di wilayah Indonesia. I.2. Perumusan Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang berproses ke arah negara maju belum mempunyai fasilitas khusus yang mengakomodasi kematian bagi anak-anak dengan pendekatan penyakit yang terdiagnosa Life-limiting illness. Sebagai kesatuan dari kelompok masyarakat terkecil di dalam sebuah negara, keluarga adalah elemen terpenting yang mampu memberikan dukungan dan kontribusi kepada perkembangan setiap anggota keluarganya. Karena itu pertolongan yang akan diberikan kepada anak-anak yang sudah terdiagnosa Life-limiting illness tidak hanya kepada penderita saja, tetapi juga kepada seluruh keluarganya karena karakteristik keluarga yang mengalami kondisi demikian biasanya bersifat isolatif (tertutup) dari masyarakat lainnya. Karena itu, sudah menjadi tujuan dari pengadaan fasilitas ini untuk : 1. Mempersiapkan kematian dengan kebahagiaan, kekekalan dan penghormatan kepada penderita. 2

2. Memberikan serangkaian proses penyembuhan dan penguatan secara mental, spiritual terhadap seluruh keluarga dari penderita. Permasalahan yang akan dipecahkan di dalam penelitian ini adalah: Bagaimana menciptakan sebuah fasilitas yang mampu mendukung pelayanan untuk mempersiapkan kematian dengan penuh kebahagiaan, kekekalan, dan penghormatan baik bagi penderita, maupun keluarganya di wilayah Indonesia. I.3. Batasan Masalah Dasar pembatasan yang akan digunakan di dalam fasilitas ini : 1.Batasan golongan dalam hal kultur sosial, ekonomi, budaya dan pendidikkan (Mengingat Indonesia merupakan negara berkembang yang sifatnya heterogen, sehingga walaupun sifat dari fasilitas ini sosial, namun sangat sulit jika tidak memberikan batasan, karena setiap golongan mempunyai tingkat kebutuhan yang berbeda). 2.Batasan usia. 3.Batasan pendekatan agama. 4.Batasan dalam pendekatan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Indonesia sebagai kategori negara berkembang mempunyai banyak perbedaan dalam hal kultur sosial, ekonomi, budaya dan pendidikkan. Karena itu, dibutuhkan pemikiran khusus mengenai batasan-batasan tertentu yang mampu mengakomodasi pengguna dengan beragam perbedaan. Dalam kasus ini saya akan membatasi kelompok pengguna yang akan menggunakan fasilitas ini dalam kategeori kelas menengah. Dalam batasan usia, saya akan membatasi penelitian saya di dalam wilayah penelitian mengenai anak-anak. Usia Anak-anak yang akan di berikan perawatan mulai dari usia 0 hingga 14 tahun, hingga kelanjutan usia anak-anak akhir remaja (14-19 tahun), tanpa perbedaan kelamin, baik pria maupun wanita. Alasan saya mengapa menggambil subyek penelitian mengenai anak-anak, karena : 1. Anak-anak mempunyai pendekatan penanganan yang berbeda dengan orang dewasa, sedangkan fasilitas dengan pendekatan terhadap proses persiapan kematian bagi anak-anak belum ada di Indonesia. 2. Jika dikaitkan dengan ilmu psikologis, Anak-anak sedang berada di dalam masa pertumbuhan. Di dalam masa ini, anak-anak masih belum menemukan jati dirinya. Sedangkan bagi orang tua, anak-anak merupakan sebuah harapan yang baru. Maka, 3

ketika anak-anak harus terdiagnosa Life-limiting illness maka saat inilah dukungan dan pertolongan dari orang lain yang mampu membuat mereka bertahan. Seperti ada contoh kasus (di Amerika) orang tua yang mempunyai anak tervonis Lifelimiting illness : Keluarga yang mempunyai anak dengan kondisi Life-limiting illness mempunyai pengalaman stress tingkat tinggi, termasuk tekanan emosional, sosial, spiritual, dan keuangan. Tekanan ini seringkali membuat kekuatan seluruh keluarga menjadi lemah, kadangkadang menghasilkan disfungsional terhadap kedinamisan keluarga, tekanan keuangan, dan perceraian. Studi yang dilakukan oleh Edmarc Children Hospice menyatakan bahwa 75% keluarga yang mempunyai anak dengan kondisi yang akan meninggal terancam mengalami perceraian. Dalam batasan pendekatan agama, saya akan membatasi penelitian saya dengan memberikan pelayanan rohani, mental dan spiritual berbasiskan pendekatan agama Kristen Protestan. Penyakit yang membuat penderita mengalami kondisi Life Limiting Illness tergolong sangat banyak, contohnya kanker, aids, leukimia, dsbnya. Namun pada kesempatan penelitian kali ini, penulis tidak akan membatasi pedekatan penyakit, karena masing-masing penyakit mempunyai penanganan kesehatan yang terlalu beragam. Dalam batasan mengenai pelayanan kesehatan yang akan diberikan, sifatnya akan berbanding terbalik dengan fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sakit. Di dalam Fasilitas ini, - (75%) Pelayanan yang akan diberikan sifatnya mental, spiritual, rohani - (15%) Pelayanan yang sifatnya terapi fisik - (10%) Pelayanan medis Sifat dari serangkaian proses pelayanan yang akan diberikan di dalam fasilitas ini sifatnya Palliative Care, (Perawatan yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit / symptom control dibandingkan dengan usaha penyembuhan). 4

I.4. Kerangka Penelitian TINJAUAN TEORITIS DESAIN Man, Health, Space Studi banding, Wawancara ANALISA MASALAH Standart kebutuhan fasilitas Program Aktivitas HIPOTESA Identifikasi Masalah Penelaah masalah fisik pengguna Perencanaan fasilitas dan spesifikasi desain Kriteria Konsep Konsep Design 5

1.5. Metodologi Penelitian Bedasarkan permasalahannya, penelitian desain interior ini menekankan kepada hal yang menyangkut teori dan kenyataan atau kecenderungan perkembangannya saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif dan metode korelasional yang merupakan kelanjutan dari metode deskriptif dengan mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Dalam kasus ini, fasilitas ini termasuk kedalam kategori budaya baru dengan desain yang baru atau new design dengan sifat fiktif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kajian teoritis, yang mempunyai tujuan untuk mencari bahasan tentang : -Definisi mengenai kesehatan dan usaha perawatan kesehatan manusia -Mengetahui definisi dan jenis perawatan yang bersifat Palliative -Mengetahui karakteristik perilaku pengguna melalui penggunaan teori psikologi -Mengetahui definisi Healing Environment dan usaha-usaha untuk menciptakan suasana tersebut, khususnya bagi anak-anak 2. Studi banding dan survey, dilakukan dengan meninjau fasilitas yang sudah ada 3. Wawancara dengan pihak-pihak terkait, seperti : -Para profesional yang sudah berpengalaman dalam menciptakan Healing environment seperti, (Dokter anak, perawat, psikologi, Therapist, Pemuka agama, desainer interior yang sudah pernah membuat fasilitas kesehatan). - Pihak keluarga, untuk mengetahui perasaan dan sudut pandang orang tua. I.6. Kerangka Teoritis MAN - Karakteristik dan kebutuhan penderita - Mengetahui cara untuk menciptakan Secara umum yang sedang menghadapi BEHAVIOUR sebuah desain ruang yg berbasiskan Kematian. tema Healing Environment. - Mengenal pendekatan secara Medis berbasiskan perawatan Palliative Care. MAN SPACE - Mengenal beragam pelayanan secara psikologis menggunakan pendekatan (rohani)mental dan spiritual untuk mengatasi trauma dan depresi. Gambar 1.2. Skema Kerangka Teoritis Tinjauan teoritis akan menggunakan metode tema yang berhubungan dengan Man-Health- Space dan berlandaskan kajian ilmu Psikologi (Behaviour) agar desain yang diciptakan mampu mengakomodasi kebiasaan dan kebutuhan pengguna. 6

1.7. Sistematika Penulisan Penelitian desain interior ini terdiri dari empat bab yang disusun melalui sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, bab pendahuluan terdiri dari : 1.Latar belakang masalah, menjelaskan tentang alasan yang menjadikan penelitian ini penting untuk dilakukan. 2.Perumusan masalah, menegaskan maksud dari penelitian sehingga diharapkan penelitian ini memiliki arahan yang pasti. 3.Batasan masalah, untuk memberikan batasan supaya penelitian ini tidak terlalu luas cakupannya. 4.Kerangka penelitian, berguna untuk mengetahui proses penelitian sehingga penulis dapat dengan mudah mengetahui proses atau tindakkan selanjutnya yang harus dilakukan setelah menyelesaikan satu bagian yang lain ke bagian penelitian berikutnya. 5.Metoda penelitian, mencakup masalah pengumpulan data, pemilihan studi kasus/tempat survey serta teknik analisis terhadap data termasuk terhadap studi kasus. 6.Kerangka teoritis, untuk mengetahui penggunaan teori apa saja yang diperlukan untuk menelaah kasus ini dari berbagai sudut pandang. 7.Sistematika penulisan, untuk mengetahui sistem bahasan/penulisan pada setiap bab. 8.Kerangka berpikir,merupakan acuan berpikir yang membantu penelitian supaya tetap pada jalurnya. Bab II Tinjauan Teoritis, berisi pembahasan mengenai hipotesa yaitu pengumpulan data secara literatur yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh penulis untuk membuat perencanaan interior bagi anak-anak terdiagnosa Life-limiting illness. Bab III Analisa Masalah, berguna untuk membuat analisa yang berisi solusi dari permasalahan yang telah ditemukan di dalam bab-bab sebelumnya. Jika dikaitkan dengan proses perencanaan yang akan dilakukan oleh penulis, Hasil analisa ini juga dapat digunakan sebagai TOR (Term Of Reference) dalam perencanaan interior. Bab IV Pembahasan analisa masalah lanjutan, yang berguna untuk membuat analisa yang terkait dengan kondisi lingkungan sekitar (Arsitektural & Kondisi tapak untuk analisa perletakkan kebutuhan ruang). Bab V Kesimpulan, yang berisi konsep dan eksekusi desain yang diterapkan Daftar Pustaka yang berisi data-data informasi bahan bacaan dan buku literatur yang digunakan 7

I.8 Kerangka Berpikir ANAK-ANAK SEBAGAI PENDERITA YANG MENGALAMI KONDISI LIFE THREATENING CONDITIONS DAN LIFE LIMITING ILLNESS PERAWATAN PALLIATIVE CARE / SYMPTOM CONTROL MELALUI PENDEKATAN INTERIOR UNTUK MEMBANTU MEMFASILITASI ANAK-ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TOPIK PHYSICAL PSYCHO-SPIRITUAL PERAWATAN KEPADA PENDERITA DAN KELUARGA KASUS ANAK-ANAK BERKARAKTERISTIK LIFE LIMITING ILLNESS PERMASALAHAN MENGENAL KARAKTERISTIK PENGGUNA SEBAGAI PEMAKAI FASILITAS MEMFASILITASI KEBUTUHAN PERAWATAN DI DALAM RUANG MEMFASILITASI PELAYANAN UNTUK MEMPERSIAPKAN KEMATIAN DENGAN PENUH KEABADIAN & PENGHORMATAN HASIL PENELITIAN MEMBUAT TOR (TERM OF REFERENCE)SEBAGAI GUIDELINES DI DALAM PROSES MENDESAIN DAPAT MEMBUAT DESAIN YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PENGGUNA DAPAT MEMBUAT KONSEP DESAIN BERDASARKAN DATA 8

Anak-anak dapat berada di dalam kondisi Life Threatening Condition dan Life Limiting Illness karena berbagai hal, salah satu contohnya karena beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau karena faktor genetik yang dapat mengancam dan membahayakan nyawa anak tersebut. Hal ini tidaklah mudah, karena anak-anak sebagai sebuah kelompok dengan usia termuda di dalam substansi masyarakat merupakan harapan baru bagi orang tua dan masyarakat, karena itu sebagai salah satu usaha untuk membantu memecahkan masalah, penulis akan mengkaji dari sudut ilmu interior untuk membantu memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus (yang berada di dalam Kondisi Life Threatening Condition dan Life Limiting Illness ) dengan ragam kebutuhan pelayanan berbasiskan perawatan secara Palliative Care (Perawatan yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit/symptom control dibandingkan dengan usaha penyembuhan). Unsur utama yang penting dari perawatan Palliative adalah penyediaan perawatan yang tidak sekedar perawatan. fisik, melainkan perawatan secara physical dan psycho-spiritual sehingga perawatan palliative bersifat menyeluruh (Dalam artian, tidak hanya kepada pasien tetapi juga kepada seluruh keluarganya.) Tujuan akhir dari laporan tugas akhir desain interior ini adalah mampu menemukan masalah yang berasal dari kebutuhan pengguna, kemudian dipecahkan melalui pendekatan analisis psikologi, sehingga menghasilkan perancangan yang mampu menjadi solusi bagi masalah-masalah desain yang sudah ditemukan sebelumnya. 9