PENGGUNAAN BIDAI INFUS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Penggunaan Bidai Infus Bergambar untuk Meningkatkan Perilaku Adaptif Anak Adi Sugira Akari 1, Andi Yudianto 2, Mukhamad Rajin 2

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH TERAPI BERMAIN : BIBLIOTERAPI TERHADAP PENURUNAN RESPON MALADAPTIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SETELAH DIPASANG INFUS

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

JURNAL ARIF FIRMANTO J. ATISINA NIM :

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

TERAPI BERMAIN MENDONGENG DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

Transkripsi:

PENGGUNAAN BIDAI INFUS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK Adi Sugira Akari 1, Edi Wibowo Suwandi 2) 1) Paiton Probolinggo, Email: Sidqi_abyan@yahoo.com 2) Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang, Email: edi_02.qudsy@yahoo.co.id ABSTRAK Penggunaan bidai infus menyebabkan strees pada anak, Untuk itu memerlukan bidai infus yang menarik dan dapat mengurangi stress pada anak. Media paling efektif adalah mengunakan bidai infus bergambar. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bidai infus bergambar terhadap peningkatan respon perilaku adaptif pada anak di Rumah sakit. Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Postest Control Group Design. Besar sampel masing-masing kelompok 8 responden, menggunakan teknik Purposive Sampling. Uji statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney dengan α= 0,05. Hasil uji wilcoxon kelompok kontrol didapatkan nilai P = 0,09, kelompok perlakuan P = 0,01, hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai P = 0,012. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan bidai infus bergambar dapat meningkatkan respon prilaku adaptif anak di rumah sakit. Penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi anak, sehingga dapat memberikan anak lebih senang. Bidai infus bergambar ini dapat diproduksi dan direkomendasikan sebagai bidai infus di rumah sakit untuk mengurangi stress pada anak. Kata kunci : Bidai infus bergambar, perilaku adaptif. 269

PENDAHULUAN Hospitalisasi pada anak adalah suatu proses dimana anak karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan dilakukan perawatan sampai waktunya kembali pulang ke rumah(supartini, Y, 2004). Sakit dan hospitalisasi merupakan krisis utama yang tampak pada anak, selain itu anak mudah mengalami krisis dikarenakan oleh perubahan kesahatan maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari-hari, dan keterbatasan mekanisme koping anak untuk mengatasi masalah maupun kejadian yang bersifat menekan (Nursalam, Dkk, 2005). Anak usia prasekolah mengartikan hospitalisasi sebagai rasa takut terhadap bahaya tubuh atau mutilasi, kastrasi, prosedur intrusif dan hospitalisasi dapat di pandang sebagai hukuman (Wong.D.L, 2005). Anak usia prasekolah yang dirawat selama bulan Januari-Februari 201 berdasarkan rekam medik sebanyak 45 anak dan semua mendapatkan terapi cairan parentral. Terapi parentra lpada anak yang dilakukan di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo dengan metode infuse yang menggunakan bidai. Hasil wawancara dan observasi tanggal 02 s/d 20 Maret 2011pada 14 anak usia prasekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo 100% anak yang menggunakan bidai infuse muncul respons perilaku maladaptive selama perawatan terutama pada hari pertama, ini dibuktikan menculnya beberapa respon maladatif menurut Wong, 2005, diantaranya respon yang muncul adalah anak menjerit histeris, menangis, berusaha melepas bidai, meminta bidai untuk di lepas, menyerang secara fisik, regresi keperilaku terdahulu, tidak tertarik pada lingkungan, dan anak cenderung sedih serta murung. Tindakan maladaptive akan memperburuk status imunitas anak, yang akibatnya memperlambat proses penyembuhan dan jumlah hari perawatan (Nursalam. Dkk, 2005). Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan emosional,intelektual, sosial, dan spiritual (Potter & perry, 2005). Pada anak dengan stress tinggi maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam jumlah banyak sehingga dapat menekan system imun (Clancy, J, 1998). Adanya penekanan system imun akan berakibat pada penghambatan proses penyembuhan. Hal tersebut menyebabkan perawatan lebih lama dan bahkan akan mempercepat terjadinya komplikasi-komplikasi selama perawatan (Nursalam. Dkk, 2005). Salah satu upaya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan menciptakan lingkungan terapeutik, menarik mulai dari warna tembok, seragam perawat dan hal-hal lainya untuk menghindari sesuatu yang dapat membuat trauma pasien (Nursalam. Dkk, 2005). Dari upaya tersebut peneliti mencoba memodifikasi bidai infus dengan bergambar yang menarik dan akrab bagi anak sebagai produk alat keperawatan untuk meningkatkan respons perilaku adaptif hospitalisasi pada anak usia pra-sekolah. METODE Jenis penelitian adalah quasy experiment dengan menggunakan desain pretest-postest control group design. Besar sample penelitian ditetapkan dengan purprosive sampling. Sample penelitian sebanyak 16 responden yaitu 8 perlakuan dan 8 kontrol. Sample dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu: orang tua yang bersedia anaknya diteliti, anak usia pra sekolah yang memaki bidai infus dengan kesadaran penuh, anak usia pra sekolah yang tidak mengalami gangguan tunanetra, anak usia pra sekolah yang tidak mengalami gangguan pemasangan infus, dan anak usia pra sekolah yang mununjukan respon prilaku maladaptif. Penelitian dilaksankan pada tanggal 01 September s/d 05 Oktober 2011 diruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Instrumen penelitian yang digunakan dalah checklist yang merupakan hasil modifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan hasil observasi respons perilaku mal-adaptif dan adaptif yang muncul pada 14 anak sebelum penelitian dan pendekatan teori Whaley,L.F. dan Wong,D.L (2004) yang terdiri dari sembilan perilaku mal-adaptif dan adaptif pada anak yang hospitalisasi yang mengunakan skala data interval. Pengisian checklist dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Pengambilan data dilakukan dengan cara peneliti pertama menentukan responden sebagai kelompok kontrol atau kelompok perlakuan, setelah di tentukan maka pada kelompok melakukan observasi pada pemakaian bidai biasa pada enam jam pertama dan enam ke dua pada kelompok kontrol. selain itu peneliti juga melakukan observasi 270

pada kelompok perlakuan yaitu enam pertama pada saat menggunakan bidai biasa dan enam selanjutnya setelah menggunakan bidai bergambar. Setelah data terkumpul melalui observasi dan wawancara, kemudian ditabulasi dan dikelompokan sesuai dengan variable yang diteliti. Masing-masing variable diteliti dan diberi Skor 1 bila jawaban ya dan 0 bila jawaban tidak. Jumlah skor terendah dalam penelitian ini adalah 0 dan jumlah skor tertinggi adalah 9. Sedangkan untuk menganalisis peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bergambar pada anak usia prasekolah selama rawatinap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan digunakan SPSS dengan ujistatistikwillcoxon dan ManWhitney. Dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 bila hasil yang diperoleh < α maka Ho ditolak berarti penggunaan bidai infus bergambar dapat meningkatkan respon prilaku adaptif pada anak usia prasekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. HASIL Tabel 1. Penggunaan bidai infus biasa terhadap peningkatan respon perilaku adaptif pada anak usia prasekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo (Mengunakan bidai (Mengunakan bidai Mean = 7,88 Mean = 5,50 SD = 1,126 SD = 1,069 PV = 0,009 ; α = 0,05 Sumber Data: Pengkajian dan observasi oleh peneliti 01 September s/d 05 Oktober 2011 Tabel 2. Penggunaan bidai infus bergambar terhadap peningkatan respon perilaku adaptif pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo (Mengunakan bidai (Mengunakan bidai infus bergambar) Mean = 8,00 Mean = 3,50 SD = 1,069 SD = 1,414 PV = 0,011 ; α = 0,05 Sumber Data: Pengkajian dan observasi oleh peneliti 01 September s/d 05 Oktober 2011 Tabel 3. Perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif pada penggunaan bidai infus biasa kelompok perlakuan dengan bidai infus biasa kelompok kontrol enam jam pertama Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Mean = 7,88 Mean = 8,00 SD = 1,126 SD = 1,069 PV = 0,826 ; α = 0,05 Sumber Data : Pengkajian dan observasi oleh peneliti 01 September s/d 05 Oktober 2011 Tabel 4. Perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bergambar kelompok perlakuan dengan bidai infus biasa kelompok kontrol enam jam kedua Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan infus bergambar) Mean = 5,50 Mean = 3,50 SD = 1,069 SD = 1,414 PV = 0,012 ; α = 0,05 Sumber Data : Pengkajian dan observasi oleh peneliti 01 September s/d 05 Oktober 2009 Respon perilaku maladaptif sebelum perlakuan. Data berdasarkan tabel 1 kelompok kontrol sebelum perlakuan menunjukan nilai mean mean 7,88 dan nilai standart deviasi 1,126 sedangkan pada tabel 2 pada kelompok perlakuan nilai mean 8,00 dan nilai standart deviasi 1,069, yang artinya pada kedua kelompok homogenitas responden baik dan hampir seluruh responden mengalami respon prilaku adaptifrendah. Wong D.L (2005) reaksi anak terhadap hospitalisasi sangat individual dan tergantung pada usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya, pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan kendali, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam mengatasi stress karena hospitalisasi. Menurut peneliti penyebab respon perilaku maladaptif pengunaan bidai infus pada anak usia prasekolah disebabkan anak kehilangan kontrol, pengalaman yang buruk 271

terhadap rumah sakit atau fasilitas kesehatan, kemampuan anak usia prasekolah untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik rumah sakit seperti bidai yang berwarna putih kurang. Penyebab lain respon perilaku maladaptif adalah tindakan perawatan baik invansif maupun non invansif, perpisahan dengan teman sebaya dan keluarga, dan bertemu dengan orang atau lingkungan asing. Respon perilaku adaptif setelah pemakaian bidai infus bergambar. Kelompok perlakuan observasi enam jam pertama menggunakan bidai infus biasa pada tabel 2 hampir seluruh responden mengalami respon parilaku adaptif rendah, sedangkan observasi enam jam ke dua pada kelompok perlakuan setelah menggunakan bidai infus bergambar sebagian besar responden menunjukan respon perilaku adaptif tinggi dan sebagian kecil menunjukan respon perilaku adaptif sedang, artinya sebagian besar responden mengalami peningkatan respon perilaku adaptif dari adaptif rendah ke adaptif tinggi dan sebagian kecil peningkatan respon perilaku adaptif dari adaptif rendah ke adaptif sedang. Baugh,dalam Sulaiman, 1998, menyatakan gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu. Di samping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi anak, sehingga dengan demikian dapat memberikan anak lebih senang. Menurut peneliti penurunan respon maladaptif pada anak usia prasekolah yang menggunakan bidai infus bergambar dikarenakan gambar dapat meningkatkan mekanisme koping anak terhadap bidai karena gambar adalah suatu yang familiar bagi anak sehingga dapat membantu pola pembentukan koping yang positif pada anak. Koping yang positif pada anak akan menurunkan respon prilaku maladaptif pada anak usia pra sekolah Perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif pada penggunaan bidai infus bergambar dengan bidai infus biasa pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Hubungan signifikasipeningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus biasa pada tabel 1 dengan memperhatikan uji statistik Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α=0,05 menunjukan nilai signifikan P value =0,009, dengan demikian Ho di tolak dan H1 diterima artinya ada peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus biasa pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo, sedangkan pada tabel 2 hubungan signifikasi peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bergambar dengan memperhatikan uji statistk Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α=0,05 menunjukan nilai signifikan P value =0,011, dengan demikian Ho di tolak dan H1 diterima artinya ada peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bergambar pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Menurut Nursalam dkk, 2005, sakit dan hospitalisasi merupakan krisis utama yang tampak pada anak, selain itu anak mudah mengalami krisis dikarenakan oleh perubahan kesahatan maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari-hari, dan keterbatasan mekanisme koping anak untuk mengatasi masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. Salah satu upaya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak adalah dengan menciptakan lingkungan yang terapeutik, menarik mulai dari warna tembok, warna seragam perawat dan hal-hal lainya untuk menghindari sesuatu yang dapat membuat trauma pasien. Menurut peneliti peningkatan respons prilaku adaptif pada anak usia pra sekolah yang menggunakan bidai infus biasa dikarenakan anak mulai putusasaan untuk berusaha melawan atau brontak karena usaha yang dilakukan mendapat perlawanan dari orang tua dan petugas kesehatan sehingga anak cenderung tidak aktif, diam, menarik diri, tidak mau berkomunikasi, sedih, apatis, atau regresif (misalnya; ngompol atau mengisap jari), sedangkan peningkatan respon perilaku adaptif pada anak usia pra sekolah yang menggunakan bidai infus bergambar disebabkan oleh peran dan dukungan orang tua terhadap penggunaan bidai infus bergambar karena pada anak usia prasekolah anak masih tergantung pada orang tua. Fungsi pemberian gambar pada bidai infus adalah untuk 272

meningkatkan mekanisme koping anak terhadap bidai karena gambar adalah suatu yang familiar bagi anak sehingga dapat membantu pola pembentukan koping yang positif pada anak. Koping yang positif pada anak akan meningkatkan respon perilaku adaptif pada anak usia pra sekolah. Hubungan signifikasi pada tabel 3peningkatan respon perilaku adaptif penggunaan bidai infus biasa kelompok kontrol dengan bidai infus biasa kelompok perlakuan enam jam pertama dengan memperhatikan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan α=0,05 menunjukan nilai signifikan P value =0,826, dengan demikian Ho di terima dan H1 ditolak artinya tidak ada perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif pengunaan bidai infus bidai biasa kelompok kontrol dengan bidai infus biasa kelompok perlakuan enam jam pertama pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo, sedangkan hubungan signifikasi pada tabel 4 peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus biasa kelompok kontrol dengan bidai infus bergambar kelompok perlakuan enam kedua dengan memperhatikan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan α=0,05 menunjukan nilai signifikan P value =0,012, dengan demikian Ho di tolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bidai biasa kelompok kontrol dengan bidai infus bergambar kelompok perlakuan enam jam ke dua terhadap penurunan respons prilaku maladaptif pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Baugh (dalam Sulaiman, 1998) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipersentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75% diperoleh melalui indera lihat, 13% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu. Di samping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi anak, sehingga dengan demikian dapat memberikan anak lebih senang. Menurut peneliti perbedaan peningkatan respons perilaku adaptif penggunaan bidai infus bidai biasa kelompok kontrol dengan bidai infus bergambar kelompok perlakuan enam jam ke dua terhadap penurunan respons prilaku maladaptif pada anak usia pra sekolah rawat inap di ruang anak RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo dikarenakan perbedaan koping anak, yaitu pada penggunaan bidai infus biasa anak akan memimbulkan koping negatif pada anak sehingga sulit untuk mempercepat peningkatan respon prilaku adaptif, walaupun disini terjadi peningkatan respons perilaku adaptif tetapi peningkatan ini diakibatkan oleh ketidak berdayaan anak untuk melawan bukan karena koping anak yang positif, sedangkan pada pemakaian bidai infus bergambar peningkatan respon perilaku daptif di akibatkan oleh mekanisme koping anak yang mulai positif karena anak merasa familiar dengan gambar yang ada pada infus, sehingga pengunaan bidai infus bergambar akan mempercepat peningkatan respon perilaku adaptif, selain itu dikarenakan juga peran orang tua yang sangat mendukung dalam keberhasilan pelaksanaan pengunaan bidai infus bergambar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan bidai infus bergambar dapat meningkatkan respon perilaku adaptif anak di rumah sakit karena penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi anak, sehingga dapat memberikan anak lebih senang serta meningkat koping positif anak. Saran bagi yang bisa diberikan dalam penelitian ini adalah bidai infus bergambar ini dapat diproduksi dan direkomendasikan sebagai bidai infus di rumah sakit untuk mengurangi stress pada anak sehingga dapat meningkatkan respos adaptif anak yang dapat mempercepat proses penyembuhan. DAFTAR PUSTAKA Clancy, J (1998). Basic Concept in Immunology : Student s Survival Guide.York : The McGraw-Hill Company. Herdiyeni (2008). Cara Otak Memehami Gambar http:// yeniherdiyeni. 273

wordpress.com. Tanggal 15 februari 2009. jam 14.35. Muscari. (2005). Keperawatan Pediatric. Salemba Medika : Jakarta. Nursalam dan Siti Pariani (2001). Pendekatan Riset Keperawatan. EGC : Jakarata. Nursalam, Dkk (2005).Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam(2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Intrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Perry, Anne Griffin & Potter, Patricia. A (1993).Fundamentals of Nursing : Concepts, Process & Practice. Edition : 3. Mosby. CO : USA. Sulaiman (1998). Media Pendidikan. CV Rajawali : Jakarta. Supartini, Y (2004). Editor : Monica Ester. Buka Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.EGC : Jakarta. Whaley,L.F. dan Wong,D.L (2004). Essential of Pediatric Nursing.Edisition : 4. Mosby.CO : USA. Wong D.L & Whaley, L.F (2004).Nursing Care of Infant and Children.CharidaCompany : United States of America. Wong. D.L (2005). PedomanKlinisKeperawatan Pediatric.Editor : Sari Kurnianingsih. Alih Bahasa : Monica Ester. EGC : Jakarta. PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013 274