PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER SERAT MAKANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN BERAT BADAN TIKUS Oleh : ESTHER YUNIANTI A. 301434 JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
RINGKASAN ESTHER YUNIANTI. Pengaruh Pemberian Diet yang Mengandung Crackers Dengan Substitusi Tepung Asia Sebagai Surnber Serat Makanan Terhadap Kadar Kolesterol dan Berat Badan Tikus. Di bawah bimbingan RIMBAWAN dan NINO YAYAH SA'DIYYAH. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kandungan serat makanan, protein, lemak, air, abu dan karbohidrat dari tepung asia; mempelajari pembuatan biskuit crackers dengan menggunakan tepung asia sebagai substitusi tepung terigu; mempelajari kandungan serat makanan, protein, lemak, air, abu dan karbohidrat dari crackers yang disubstitusi tepung asia; mengetahui pengaruh pemberian crackers ke dalam ransum tikus terhadap kadar kolesterol total serum tikus, kolesterol HDL, kolesterol LDL dan trigliserida serta terhadap berat badan tikus, jumlah dan berat feses tikus. Pada penelitian pendahuluan tahap pertarna bertujuan untuk mencari formula standar crackers. Tahap kedua bertujuan untuk mencari tingkat substitusi tepung asia sebagai sumber serat dan pada tahap ketiga dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui pengmh tingkat substitusi tepung asia terhadap daya terima crackers. Pada penelitian lanjutan dilakukan uji biologis dengan menggunakan tikus putih strain Spraqzre Dawley. Tikus dibagi dalam lima perlakuan yaitu empat kelompok dengan perlakuan ranstun yang mengandung serat makanan sebesar 1.56% (A), 3.12% (B), 4.68% (C) dan 6.24% (D) serta kelompok tikus kontrol (K) yang diberi ransum standar (kasein). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh kali ulangan. Data berat badan tikus, kadar kolesterol total, kolesterol HDL, kadar kolesterol LDL, trigliserida, feses tikus (berat dan jumlah) dianalisis menggunakan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji pembanding berganda Duncan. Data mutu organoleptik dianalisis dengan melihat modus dan persen kesukaan panelis serta uji Kruskal Wallis. Formula crackers standar yang dihasilkan adalah tepung terigu 300 gr, tepung gula 4.2 gr, shortening 80 gr, soda kue 0.3 gr, ragi 3 gr, garam 5.4 gr dan air dingin 120 gr. Tingkat substitusi tepung asia tidak berpengamh nyata pada taraf uji 5% terhadap penerimaan wama, aroma, rasa dan tekstur yang dihasilkan. Untuk parameter rasa, modus perlakuan substitusi 30% dan 35% adalah 3 (biasa) sedangkan perlakuan substitusi 40% adalah 4 (suka). Untuk parameter tekstur, modus untuk perlakuan substitusi 30% adalah 3 (biasa), sedangkan untuk perlakuan 35% dan 40% adalah 4 (suka). Modus untuk wama crackers pada semua taraf substitusi tepung asia adalah 4 (suka), sedangkan modus untuk aroma adalah 3 (biasa). Kandungan zat gizi tepung asia (%bb) meliputi kadar air, kadar abu, protein, lemak, serat makanan larut air, serat makanan tidak larut air, serat makanan total dan karbohidrat berturut-turut ialah 11.87%, 0.65%, 1.45%, 0.74%, 8.28%, 11.39%, 19.67% dan 65.62%. Kandungan zat gizi crackers terpilih yaitu 40% (%bb) yaitu kadar air, kadar abu, protein, lemak, serat makanan lmt air, serat makanan total dan karbohidrat berturut-
tumt adalah 1.45 %, 2.84%, 7.33%, 22.83%,3.20%, 6.32%, 9.52%, dan 56.03%. Rata-rata konsumsi ransum per hari (dalam gram) kelompok tikus K,A,B,C, dan D berturut-tmt adalah 9.70, 10.91, 12.13, 11.33 dan 11.39. Rata-rata pertambahan berat badan (dalam gram) kelompok tikus K,A,B,C dan D berturut-turut adalah 104.17, 90.84, 70.57, 51.43 dan 45.70. Kadar kolesterol total (dalam mg/dl) kelompok tikus K,A,B,C dan D berturut-turut adalah 107.98, 85.40,92.02,79.57 dan 80.30; kadar kolesterol HDL (dalam &dl) adalah 49.02, 44.11, 41.60, 40.08 dan 38.85; kadar kolesterol LDL (dalam &dl) adalah 27.76, 15.41, 26.14, 24.79 dan 27.75; kadar trigliserida (dalam mg/dl) adalah 156.05, 129.46, 117.07, 73.50 dan 68.53. Jumlah total feses (butir) kelompok tikus K,A,B,C dan D berturut-turut adalah 516.86, 533.43, 534.29, 568.29 dan 575; rata-rata berat basah feses (dalam gram) adalah 0.77, 0.81, 0.84, 1.01, dan 1.3; sedangkan berat kering feses (dalam gram) adalah 0.67, 0.75, 0.78, 0.78 dan 1.14. Secara statistik perlakuan penambahan crackers berpengaruh sangat nyata terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, pertambahan berat badan, berat basah dan kering feses (taraf uji 1%). Disimpulkan bahwa crackers dengan tingkat substitusi tepung asia 40% lebih dapat diterima dibandingkan crackers dengan tingkat substitusi 30% dan 35%. Penambahan crackers ke dalam ransum secara umum menghasilkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida lebih rendah. Penambahan crackers ke dalam ransum mempengaruhi berat badan, jumlah dan berat feses tikus. Disarankan crackers dari tepung asia dijadikan altematif bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan ampas tapioka (onggok) sebagai sumber serat makanan karena cukup efektif untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida.
PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER SERAT MAKANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN BERAT BADAN TIKUS Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Gana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : ESTHER YUNIANTI A. 301434 JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997
.Ittdul Nama Mahasiswa : PENGARUI-I PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER SERAT MAKANAN TERI-1ADAP KADAR KOLESTEROL DAN BERAT BADAN TIKUS : ESTI-IER YUNIANTI Nomor Pokok : A 30.1434 Dosen Pembimbing I1 Dr. Drs. Rimbawan NIP. 131629744 Ir. Nino Yayah Sa'diy yah NIP. 13 1879336 Tanggal Lutus : 0 9 SEP I997