BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rita Mawarni,2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pendidikan Agama dan pendidikan Keagamaan pasal 24, menyatakan sebagai berikut : 1. Pendidikan Al-Qur an bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perannya, perlu memberikan pendidikan yang tepat bagi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL QU RAN ANAK MELALUI METODE AL BARQY DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan hal sentral yang menjadi jantung umat Islam, karena seluruh

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan berbagai macam model

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan hasil dari peradaban manusia lebih dari itu pendidikan adalah daya

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diterima Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, sebagai petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif,

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Aktualisasi Nilai-nilai Keagamaan pada Santri TPQ Al-Asyhar

:a'. Islami (GERBANGSALAM) sangat mendorong. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode Mueller dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu. al-qur'an bagi anak-anak. Anak-anak duduk membentuk lingkaran

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %&

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan bekal kelak di masa depan yang mempunyai kepribadian utama, kebaikan dan kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah air (Mansur, 2005). Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan adalah Pendidikan Anak Usia Dini yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan adalah kemampuan berbahasa yang erat kaitannya dengan kemampuan membaca. Membaca adalah aktivitas yang cukup kompleks, dimana sedikit masalah yang timbul dapat memperlambat atau mengganggu proses ini. Tidak mengherankan jika anak-anak menghadapi lebih banyak masalah dalam membaca dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Mengajari anak belajar membaca bukan tugas yang mudah, khususnya membaca Al-Qur an. Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril, sebagai hujjah (argumentasi) baginya dalam mendakwahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta sebagai media untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan membacanya (Tim Dosen PAI UPI, 2009: 36). Membaca Al-Qur an ibarat sumber mata air yang tak pernah kering. Setiap kali kita membaca dan merenungkannya, hati dan pikiran memperoleh sentuhan inspirasional yang memperkaya hidup kita. Membaca Al-Qur an memberikan dampak psikologis yang menenangkan bahkan bagi mereka yang sama sekali tak memahami maknanya.

2 Sebagaimana penegasan Allah dalam Al-Qur an, bahkan terulang sebanyak empat kali dalam QS. Al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40, yang antara lain ialah : Dan sungguh telah Kami beri kemudahan bagi Al-Qur an untuk dipelajari. Maka, adakah yang mau mempelajarinya?. (QS. Al-Qamar: 17) Pentingnya belajar membaca dan menulis Al-Qur an juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24, menyatakan bahwa: 1) Pendidikan Al-Qur an bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Qur an. 2) Pendidikan Al-Qur an terdiri dari Taman kanak- kanak Al-Qur an (TKQ), Taman pendidikan Al-Qur an (TPQ), Talimul Al-Qur an Lil Aulad (TQA) dan bentuk lain yang sejenis. 3) Pendidikan Al-Qur an dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang. 4) Penyelenggaraan pendidikan Al-Qur an dipusatkan di masjid, musholla, atau tempat lain yang memenuhi syarat. 5) Kurikulum Pendidikan Al-Qur an adalah membaca, menulis dan menghafal ayat-ayat Al-Qur an, Tajwid serta menghafal doa-doa utama. Membaca dan memahami Al-Qur an sangat penting bagi umat islam karena Al-Qur an merupakan sumber utama bagi umat islam dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Al-Qur an bagi manusia dapat berfungsi sebagai petunjuk, sebagai sumber hukum, serta sebagai peringatan dan pelajaran. Al- Qur an sebagai petunjuk berarti pedoman yang memberitahukan tentang apa perlu dan mesti ditempuh dan dijalankan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan harus

3 dihindarkan. Al-Qur an sebagai sumber pokok ajaran islam berarti tempat dari mana ajaran-ajaran islam berasal dan dikeluarkan. Sedangkan Al-Qur an sebagai peringatan dan pelajaran berarti memperingatkan manusia tentang Tuhannya yang esa, tentang fungsinya dalam kehidupan, tentang tugasnya hidup didunia, tentang tujuan hidupnya, tentang kehidupannya di dunia dan nasibnya setelah meninggal dunia kelak (Tim Dosen PAI UPI, 2009: 44). Hasil observasi peneliti yang dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 5 Desember 2014 di TK Negeri Pembina Sadang Serang masih banyak menemukan berbagai permasalahan yang terjadi dikelas. Berdasarkan hasil observasi terdapat 2 anak yang sudah dapat membaca Al-Qur an dengan lancar, 4 orang anak bisa membaca huruf hijaiyah tetapi masih sering tertukar dan 12 orang anak masih belum mengenal huruf hijaiyah dan tidak dapat membedakan huruf yang satu dengan yang lain. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur an perlu ditingkatkan. Kemampuan tersebut dapat mudah ditingkatkan apabila metode yang digunakan mudah diingat anak dan menarik untuk anak sehingga anak tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Berkaitan dengan masalah diatas untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memilih dan menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran anak usia dini. Penggunaan metode mendapat posisi yang penting di dalam proses pengajaran yang berlangsung, karena keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan salah satunya dengan penggunaan metode yang tepat. Menurut Usman (1993: 92), semua strategi itu baik dan setiap strategi mengandung keaktifan belajar, hanya kadar dan bobotnya saja yang berbeda. Beberapa metode membaca Al-Qur an yang telah banyak dikembangkan di Indonesia antara lain adalah: 1) metode Iqro, 2) metode Qiroaty, 3) metode Al Barqy, 4) metode Struktural Analitik Sintetik (SAS), 5) metode Al Jabari, 6) metode Taghona, 7) metode Al Bana, 8) metode Diponegoro, 9) metode Baqmi, 10) metode Kibar. Setiap metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan berbeda.

4 Salah satu metode yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK adalah melalui Metode Kibar. Metode Kibar adalah metode membaca Al-Qur an yang lebih menekankan pada penguasaan makharijul hurufnya. Metode yang dimulai dari huruf yang hampir sama bunyinya, dan lafadznya. Metode akseleratif yang langsung mengenalkan huruf sambungnya dan tidak banyak pengulangan contoh-contohnya, sehingga lebih cepat dan fasih dalam membaca Al-Qur an (Sholihuddin: 2011). Metode Kibar muncul sebagai salah satu bentuk pengembangan dari metode Iqro yang sudah ada sebelumnya. Pengenalan huruf pada buku Kibar diawali dengan huruf-huruf yang hampir sama bunyi atau bentuknya. Oleh karena itu, dua huruf tersebut selalu didampingkan, supaya anak lebih peka terhadap perbedaan bunyi atau bentuk sejak awal belajar. Hal itu dapat menjadikan anak lebih tepat dalam melafalkan makharijul huruf (Maimanati: 2003). Metode Kibar memiliki keunikan dan kemudahan dalam pembelajaran membaca Al-Qur an. Penggunaan Metode Kibar diharapkan akan dapat mengembangkan kemampuan dan secara tidak langsung akan menambah pembendaharaan huruf hijaiyah anak dan dapat memberikan konstribusi pada guru untuk meningkatkan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dari permasalahan ini peneliti mengangkat judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur an Pada Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Metode Kibar B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur an anak TK? 2. Bagaimana penerapan Metode Kibar dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK setelah penerapan Metode Kibar? C. Tujuan Penelitian

5 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan membaca Al-Qur an anak TK. 2. Untuk mengetahui penerapan Metode Kibar dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK setelah penerapan Metode Kibar. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman kepada peneliti mengenai cara melakukan penelitian, sehingga dapat lebih terampil dalam melakukan penelitian selanjutnya. Serta menambah pengetahuan mengenai cara mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK. 2. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran yang dapat lebih efektif guna meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an anak melalui Metode Kibar sehingga materi yang disampaikan lebih bermakna. Serta dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan yang dapat digunakan dalam mengajarkan anak dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an anak TK. 3. Bagi Anak Usia Dini Hasil penelitian ini memberikan manfaat berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak, diharapkan anak menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar, dan anak juga dilatih untuk dapat mampu membaca Al-Qur an sejak dini. 4. Bagi Sekolah

6 Penelitian ini sebagai sumber informasi dan referensi kajian dalam pengambilan keputusan menyangkut peningkatan profesionalisme guru dan pencapaian kualitas pendidikan sekolah, serta memberikan pengetahuan seputar cara memfasilitasi anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya yang disesuaikan dengan kondisi peserta didiknya. 5. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengajarkan membaca Al-Qur an pada anak. Serta memberikan pengetahuan mengenai metode yang dapat digunakan guna meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur an anak yang sesuai tahapan-tahapan tumbuh kembang anak dengan memahami kemampuan yang dimiliki anak berdasarkan tumbuh kembangnya. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima Bab. Adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur penelitian. Bab II Kajian Teori Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep kemampuan membaca Al-Qur an anak seperti pengertian kemampuan, pengertian membaca, pengertian Al-Qur an, karakteristik anak TK, pentingnya mengajarkan membaca Al-Qur an kepada anak, indikator kemampuan membaca Al-Qur an anak, tahapan membaca Al-Qur an. Selain itu, dalam Bab ini akan dibahas juga mengenai konsep metode kibar yang meliputi pengertian metode, pengertian metode kibar, prinsif metode kibar, kelebihan metode kibar.

7 Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pernyataan dalam rumusan masalah yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian. Bab V Simpulan dan Rekomendasi Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran pada bahan penelitian lebih lanjut.