BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

kemajuan suatu negara ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan warga negaranya. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam

Soedirman ( ).Soedirman sebenanya keturunan wong cilik yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. Harun Asrohsh, Pesantren Dijawa (Asal-Usul Perkembangan Pelembagaan), p.9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

PERANAN NAHDATUL ULAMA DALAM MEMPERJUANGKAN POLITIK KENEGARAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PEMERINTAHAN INDONESIA DARI

BAB III METODE PENELITIAN

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Madura telah berjalan beberapa abad silam. Pada abad ke-16, perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB III METODE PENELITIAN

Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan suatu proses dalam membuat suatu kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam masuk ke Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan Pada awal abad ke-20 muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh kaum muda. Gerakan itu bertujuan untuk mengubah tradisi terutama gerakan tarekat. Kaum muda melakukan perubahan melalui pendidikan, dakwah, media cetak dan perdebatan. Mereka mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti Sumatera Thawalib yang lebih mengutamakan ilmu-ilmu Agama untuk menggali dan memahami Islam dari sumbernya. 1 Pergerakan pembaharuan di kaum tua pun mulai bergerak, mereka melakukan reaksi yang sama, yaitu dengan menerbitkan majalah. diantara majalah yang di terbitkan adalah Suluh Melaju di Padang (1013), Al-Mizan di Maninjau (1918) yang diterbitkan oleh organisasi lokal Sjarikat al-ihsan, Al-Mizan, (lain pula) 1928 dan Suarti (Suara Perti) dalam tahun 1940 yang berkenaan dengan soal-soal organisasi. Dalam bidang pendidikan, kaum tua 1 Abdul Karim Amarullah Sumatera dan perjuangan kaum agama di Sumatra HAMKA. Hal.1 1

2 mengaktifkan lembaga surau dan membentuk perkumpulan yang bernama Ittihadul 2. Sumatera Barat terkenal dengan gudangnya para Ulama diantaranya adalah Syekh Yasin Al Padani dan Buya Hamka. Keduanya sosok ulama yang sangat mumpuni yang berasal dari Minang. Pada masa itu masyarakat Minang masih menggunakan sistem pengajian surau dalam bentuk halaqah sebagai sarana transfer pengetahuan keagamaan 3. Selain kedua tokoh ulama tersebut di atas, Tokoh ulama Sumatera Barat lainnya adalah Kiyai Haji Sirojuddin Abbas. Kyai Haji Sirojuddin Abbas terkenal sebagai seorang muallif kitab Fikih yang cukup produktif walau tidak sampai berjumlah puluhan buah, Kiyai Haji Sirojuddin Abbas justru lebih banyak dikenal melalui karya-karya ilmiah keislaman yang disusunnya daripada bertemu langsung Wajhan Bi Wajhin dengan orangnya. K.H Sirojuddin Abbas sebagai pembela mazhab Syafi i di Indonesia yang memiliki kemampaun dan menguasai bidangnya lewat kitab-kitab yang disusunnya. Kalangan tradisional di Indonesia, termasuk di dalamnya Nahdlatul Ulama, mengakui kealiman Kiyai Haji Sirojuddin Abbas. 4 2 Tujuh kuto, organisasi sosial keagamaan dan pendidikan Islam kasus perti. Hlm 223 3 Deliar, Noer. Gerakan modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3S Hal 241 4 Bibit Suprapto Ensiklopedi ulama Nusantara.

3 Pemikiran K.H. Siradjuddin Abbas banyak diikuti orang, menyangkut segi akidah maupun syariah. K.H Sirojuddin Abbas, seorang ulama muallif yang sangat gigih mempertahankan mazhab Ahlussunnah Wal-Jamaah, khususnya Mazhab Syafi i dalam bidang ilmu fikih. Pembelaan ini relevan sekali dengan kondisi Indonesia dan Asia Tenggara yang mayoritas penganut Mazhab Syafi i dalam ibadahnya. Dengan pembelaannya yang gigih dan argumentatif, banyak kalangan modernis yang menyebutnya terlalu kaku dan apriori terhadap paham lain, khususnya paham-paham baru 5. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, seharusnya tokoh ulama K.H Sirajuddin Abbas mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam penulisan sejarah. Namun kenyataannya sangat sedikit sekali yang menulis tentang peran dan kiprah K.H Sirajuddin Abbas khususnya pada masa Orde Lama. Oleh karna itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti K.H Sirajuddin Abbas dalam sebuah judul sekripsi yang berjudul Peranan K.H Siradjuddin Abbas Pada Masa Orde Lama Tahun 1945-1965. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 5 Sirajuddin Abbas Kumpulan Soal Jawaban Keagamaan catatan keempat pustaka tarbiah Jakarta 1983. Hal 3

4 1. Bagaimana Kiprah Ulama Pada Masa Orde Lama Tahun 1945 1965? 2. Bagaimana Biografi K.H. Siradjuddin Abbas? 3. Bagaimana Kiprah K.H. Siradjuddin Abbas Pada Masa Orde Lama 1945 1965? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi tentang : 1. Keterlibatan Ulama dalam Pentas Nasional Pada Masa Orde Lama tahun 1945-1965 2. Biografi K.H. Siradjuddin Abbas 3. Kiprah K.H. Siradjuddin Abbas pada Masa Orde Lama Tahun 1945 1965 D. Kerangka Pemikiran Penulisan sejarah tidak cukup bersifat naratif, sebagai peristiwa sejarah membutuhkan eksplanasi mengenai faktorfaktor kausal, kondisional, kontekstual dan unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Menurut Sartono Kartodirjo, untuk mememnuhi kebutuhan tersebut, Sejarah perlu dilengkapi dengan teori atau konsep dari ilmu-ilmu sosial sebagai kerangka analisiss pemikiran teoritis. 6 6 Sartono Kartodirjo Pengantar sejarah Indonesia baru 1500-1900 dari emporium sampai inforium,(jakarta Gramedia Pustaka Utama), 1993. Pp 1-6

5 Menurut kamus besar Bahasa Indonesia peranan yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang di suatu peristiwa, ia mempunyai peran besar dalam menggerakan revolusi. 7 Kyai adalah seseorang yang memperoleh pengakuan dari masyarakat atas pengethuan yang luas dalam bidang agama, baik mereka yang memimpin pesantren maupun mereka yang tidak memimpin pesantren. Kepemimpinan kyai merupakan inti manajemen sebuah pesantren, sebab kepemimpinan merupakan gaya penggerak dari sumber-sumber yang tersedia dipesantren baik sumber manusia maupun sumber bukan manusia. 8 Teori sejarah menurut R. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia mengatakan bahwa gerakan sejarah disebabkan oleh manusia berjiwa besar seperti peranan pahlawan, baik pahlawan kemerdekaan dan kemanusiaan, maupun pahlawan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Para nabi dimasukan sebagai manusia berjiwa besar, karena mereka menjalankan pekerjaan itu karna keyakinan menjalankan perintah tuhan, selain manusia yang berjiwa besar Gerak sejarah juga disebabkan oleh khalayak atau orang bayak biasanya dikenal dengan revolusi sosial, yang pada umunya menyangkut masalah keadilan persamaan dan kemerdekaan namun gerak sejarah sejenis ini kurang murni sebab kekuatan kehayalan, didalamnya terdapat seseorang atau beberapa orang yang menggerakan satu 7 Kamus umum B, Indonesia Edisi ke 3. Pusat bahasa Balai Pustaka. Hal 870 8 Zamakhsyari Dhofter Tradisi pesanteren,studi tentang pandangan hidup kyai. Jakarta LP3ES. 1986 hal. 56

6 peristiwa sejarah. Gerakan sejarah yang disebabkan oleh tuhan, dewa atau oleh fatum di anut oleh ahli sejarah berdasarkan kepercayaan atau agama. 9 Dilihat dari teori sejarah tersebut berkaitan dengan pembahasan ini, bahwa peran K.H Sirajuddin Abbas dalam bidang politik dan agama di Indonesia salah satu sebab terjadinya pergolakan politik dan agama di Indonesia. K.H Sirajuddin Abbas adalah yang sangat toleran dalam masalah politik. Organisasi Perti yang dijalankan oleh K.H Sirajuddin Abbas landasannya untuk memajukan pengajaran dan pendidikan Agama Islam dengan cara membangun dan menyebarkan sebanyak-banyakya sekolah agama, Madrasah Tarbiah Islamiah. Tetapi kemudian Sikap itu berubah secara berangsur angsur. Hal ini, antara lain, terlihat dari komperensi besar perti yang pertama di candung, Bukittinggi, pada tanggal 20 Mei 1930 pada saat itu diambil keputusan bahwa sesuai. Dengan langkah perjuangan rakyat Indonesia dalam melengkapi kolonialisme Belanda, maka konferensi memutuskan untuk memperluas perjuangan organisasi dari yang semula hanya bergerak di lapangan pendidikan keagamaan menjadi perserikatan social dengan kegiatan kegiatan utama : 1. Mengembangkan pengajaran agama Islam seluasluasnya di tengah masyarakat dengan memperhebat penyiaran-penyiaran agama Islam, Baik lisan atau tulisan. 9 Rustam Efendi Tamburaka, Pengantr Ilmu Sejarah. Teori Filsafat Sejarah, Sejarah FIlsafat dan IPTEK(Jakarta: rineka cipta, 2002),pp.53-54.

7 2. Mempertinggi kecerdasan rakyat dengan memajukan pendidkan dan pengajaran berdasarkan Islam. 3. Memajukan amal-amal social dan ibadah dengan membangun sebanyak-bayaknya langgar-langgar, surau-surau dan masjid-masjid dimana-mana. 4. Di samping itu dimana perlu ikut pula dengan langsung dalam kegiatan politik. Dalam poin terakhir menunjukan bahwa paling tidak mulai tahun 1930, perti secara organisasi memulai arahnya ke pemikiran polik. Agak sulit, memang, ditemui data kongkret apa-apa saja buah pikiran organisaassi di bidang politik. Tetapi itu tidak berarti bahwa pemikikiran itu tidak ada sama sekali. Sirajuddin Abbas pernah mengakui Bahwa perti telah berpolitik sejak awal dengan caranya sendiri. 10 E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini aalah menggunakan Metode Penelitian sejarah, melalui empat tahapan penelitian. Empat tahapan metode penelitian tersebut diantaranya adalah, tahapan heuristik, tahapan interpretasi, tahapan kritik, dan tahapan historiografi 11. 10 Ibid. hal. 132 11 Fahmi Yudin Sopian SKRIPSI PERANAN R,A KARTINI DALAM MEMPERJUANGKAN HAK HAK PEREMPUAN PADA TAHUN 1898-1904. Hal. 10

8 1. Tahapan Heuristik Tahapan Heuristik adalah tahapan mencari dan mengumpulkan sumber data. Heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskan, artinya menemukan. Jadi heuristik tiada lain proses mencari sumber dan jejak-jejak peristiwa sejarah. Dalam tahapan ini, penulis mengadakan studi kepustakaan dibeberapa perpustakaan baik perpustakaan pribadi maupun perpustakaan umum. Perpustakaan pribadi yang penulis kunjungi adalah dari beberapa rekan mahasiswa. Adapun perpustakaan umum yang penulis kunjungi adalah Perpustakaan Nasional Indonesia ( PUSNAS ), perpustakaan IAIN SMH Banten, Perpustakaan Daerah Serang ( PUSDA ) dan kunjungan ke berbagai perpustakaan lainnya. Penulis berhasil mengumpulkan beberapa jilid buku yang menunjang pada masalah yang akan diteliti, dan dari sekian yang judul buku yang menjadi sumber adalah: karangan Persatuan Tarbiah Islamiah Sejarah yang berjudul Kumpulan Soal Jawaban keagamaan K.H Sirajuddin Abbas, Pustaka Tarbiah Jakarta. Paham Keagamaan dan Pemikiran Politik 1945-1970, PT. Rajagparafra Perseda, Abdul Karim Amarullah dan Perjuangan Kaum Agama Di Sumatra BUYA HAMKA. 2. Tahapan Kritik Tahapan kritik adalah tahapan penyeleksian data baik secara ekstern maupun secara intern. Secara ekstern dilakukan

9 untuk mengetauhi keaslian dari sumber sejarah, sedangkan kritik intern dilakukan untuk meneliti kredibilitas isi sumber. Dalam melakukan kritik intern penulis menyeleksikan materi-materi mana yang mendukung penelitian, sedangkan setelah diseleksi, penulis mengakategorikan mana data yang menjadi sumber primer dan mana data yang menjadi sumber sekunder. Dalam melakukan kritik intern, penulis meneliti dan menyimpulkan bahwa data yang terkumpul adalah sebagai sumber sekunder, karena isi sangat mendukung penelitian dan penyusunan bukan pelaku yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut. Selanjutnya dalam melakukan kritik intern penulis meneliti sumber data yang terkumpul itu apakah dikarang oleh seorang informan atau responden (pelaku sejarah) 12. 3. Tahapan Interpretasi Tahapan interpretasi adalah kegiatan menafsirkan fakta untuk memberikan makna dan pengertian serta menghidupkan kembali (reliving) proses sejarah. Dalam tahapan ini fakta-fakta yang saling terlepas dirangkaikan sehingga menjadi kesatuan kata yang harmonis dan tepat. Karena penyusun tidak mengalami dan tidak menyaksikan sendiri kurun waktu tersebut, yaitu kurun waktu yang menjadikan landasan untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lalu itu kedalam dimensi kekinian 13. 12 Ibid. Hal. 11 13 Ibid. Hal. 11

10 4. Tahapan Historiografi Tahapan historiografi adalah tahapan penulisan, tahapan historiografi artinnya merekostruksi masa lampu untuk memberikan jawaban atas maslah-masalah yang telah dirumuskan. Dengan demikian. Tahapan historiogrsfi adalah tahapan lanjutan dari tahapan interpretasi yang kemudian hasilnya dituliskan sehingga menjadi kisah yang selaras. Pada tahapan ini penulis menggunakan jenis penulisan deskritif, yaitu jenis penulisan yang menggunakan fakta-fakta juga menjawab apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana. Demikian empat tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian ini. Dengan melihat tahapan-tahapan tersebut, tidaklah mengeherankan apalagi dikatakan bahwa kerja seseorang sejarawan untuk menghasilkan sebuah karya sejarah ilmiah dan yang lebih mendekati peristiwa sebenarnya adalah sangat berat 14. F. Sistematika Pembahasan Untuk mengetahui garis besarnya yang akan dibahas, maka penulis menentukan sistematika pembahasan dalam bab perbab yaitu sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan, Meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian,Sistematika Pembahsan 14 Ibid Hal. 12

11 Bab II : Kiprah Ulama Dalam Pentas Nasional Pada Masa Orde Lama Tahun 1945-1965 meliputi : Kondisi Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Lama, Peranan ulama pada masa Orde Lama dalam Bidalam Pendidikan dan Keagamaan, Peran Ulama pada masa Orde Lama dalam Bidang Politik dan pemerintah, Peran Ulama pada masa Orde Lama dalam Bidang Sosial dan Ekonomi Bab III : Biografi K.H Sirajuddin Abbas meliputi Riwayat Hidup, Pendidikan, dan Karyanya BAB IV : Kiprah K.H. Siradjuddin Abbas pada Masa Orde Lama 1945 1965 di antaranya : Kiprah K.H. Siradjuddin Abbas dalam bidang Pendidikan dan Keagamaan, kiprah KH, Sirojuddin Abbas dalam bidang Sosial dan Ekonomi, kiprah K.H. Siradjuddin Abbas dalam bidang politik dan pemerintah. BAB V : Penutup. Meliputi Kesimpulan dan Saran-saran