BAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirancang dan dibangun sebelumnya. Sumberdaya Air oleh PT. Indra Karya Consulting Engineer pada tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. wisata Pantai Parangtritis yang merupakan pantai selatan Pulau Jawa masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kondisi geologi menyimpan potensi kebencanaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

Bab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

- : Jalur utama Bandung-Cirebon BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Desa Pendoworejo berada pada ketinggian 100 hingga 475 mdpl. Pada peta

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Longsoran Desa Sirnajaya dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Perkuatan Longsoran Badan Jalan Pada Ruas Jalan Sumedang-Cijelag KM Menggunakan Tiang Bor Anna Apriliana

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 STUDI PARAMATERIK PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP JARAK JANGKAUAN DAN KECEPATAN LONGSOR BERDASARKAN MODEL GESEKAN COLOUMB SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT)

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

Bab 3 Metodologi III TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

INVESTIGASI GEOLOGI POTENSI LONGSOR BERDASARKAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi secara alamiah akibat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh. Keruntuhan (failure) pada batuan di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. alam tidak dapat ditentang begitu pula dengan bencana (Nandi, 2007)

LAMPIRAN A PETA KEMIRINGAN LERENG WADUK MANIKIN, NTT

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK)

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

KAJIAN KESTABILAN TUBUH WADUK RUKOH KECAMATAN TITIEU KEUMALA KABUPATEN PIDIE (109G)

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

STUDI KARAKTERISTIK GEOLOGI DALAM PERENCANAAN DAN PENENTUAN LOKASI BANGUNAN PELIMPAH DARURAT DI WADUK JATIGEDE, SUMEDANG, JAWA BARAT

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II RUANG LINGKUP PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada tahun 2008. Bendungan jenis urugan batu (rockfill) ini memiliki tinggi 110 m dan kapasitas tampung sampai dengan 980 juta m³. Bendungan Jatigede direncanakan memiliki fungsi untuk mengairi areal irigasi seluas 90.000 Ha, menyediakan air bersih bagi Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan kawasan sekitarnya dengan kapasitas 3.500 liter/detik, serta menyuplai air untuk PLTA yang mampu menghasilkan listrik sebesar 630 GW per tahun dengan kapasitas terpasang 110 MW. Bendungan Jatigede dibangun pada daerah dengan kondisi geologi yang kompleks (Warman dan Indrawan, 2015). Kompleksitas dari kondisi geologi yang ada menimbulkan beberapa masalah pada daerah di sekitar Bendungan Jatigede, antara lain terjadinya pergerakan lereng batuan di sebelah timur dan barat bendungan (PT Mettana, 2015). Laporan yang disusun oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Waduk Jatigede (2015) menunjukkan bahwa lapisan kedap air claystone yang kemungkinan bisa menjadi bidang gelincir terjadinya gerakan massa berada pada kedalaman 5 m hingga 10 m. Lokasi pergerakan lereng yang sangat dekat dengan tubuh bendungan dikhawatirkan akan mempengaruhi kestabilan tubuh bendungan secara keseluruhan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menangani gerakan lereng batuan di sebelah barat Bendungan Jatigede, antara lain dengan pemasangan bore pile dikombinasikan 1

dengan bronjong (reinforced gabion) dan perbaikan geometri lereng serta drainase permukaan. Walaupun beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kestabilan lereng pada tumpuan barat Bendungan Jatigede, hasil analisis oleh tim SNVT Pembangunan Waduk Jatigede menunjukkan perkiraan masih adanya bidang gelincir pada tumpuan barat Bendungan Jatigede. Untuk meningkatkan kestabilan lereng pada tumpuan barat tubuh Bendungan Jatigede direncanakan untuk menambah pemasangan bore pile. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kestabilan lereng pada tumpuan barat tubuh Bendungan Jatigede melalui pemetaan geologi teknik dan pemodelan numerik. Selain itu, pemodelan numerik yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kestabilan lereng pada tumpuan barat tubuh Bendungan Jatigede, sehingga konstruksi Bendungan Jatigede berada dalam kondisi aman. I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini terkait tingkat kestabilan lereng pada tumpuan barat Bendungan Jatigede berdasarkan kondisi geologi teknik dan pemodelan numerik. I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menentukan kondisi geologi teknik daerah penelitian melalui pemetaan geologi teknik 2. Menganalisis kestabilan lereng pada tumpuan barat Bendungan Jatigede melalui pemetaan geologi teknik dan pemodelan numerik 2

3. Memberikan rekomendasi penanggulangan ketidakstabilan lereng pada tumpuan barat Bendungan Jatigede I.4. Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada koordinat 177717 179161 dan 9240395 9241873 dan memiliki luas 2,25 km 2 (Gambar 1.1.). Daerah penelitian bisa diakses melalui Kota Cirebon ke arah barat melalui Tol Cikopo-Palimanan lalu melalui Jalan Jatibarang-Kadipaten dan melalui Desa Tolengas dengan jarak tempuh sekitar 77 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Gambar 1.1. Peta lokasi dan topografi daerah penelitian : Batas daerah penelitian 3

I.5. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 Februari 2016, dengan uraian kegiatan dijelaskan pada Tabel 1.1 Tahapan Penelitian Peninjauan Awal Tabel 1.1. Tahap Penelitian 2015 2016 September Oktober Nopember Desember Januari Februari Studi Pustaka Pengambilan Data Lapangan Analisis dan Interpretasi Data Pembuatan Laporan I.6. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah penyelidikan lapangan yang dilakukan berupa pemetaan geologi teknik skala 1:10.000 dengan mengumpulkan data-data kondisi geologi teknik daerah penelitian antara lain titik longsor, kemiringan lereng, jenis batuan dan tingkat pelapukan batuan, struktur geologi, kondisi air tanah, spasi dan kondisi dikontinuitas batuan. Massa tanah diklasifikasikan berdasarkan American Society for Testing Material (ASTM) dan massa batuan diklasifikasikan berdasarkan rock mass rating (RMR) (Bieniawski, 1989), berdasarkan data kuat tekan batuan utuh, spasi dan kondisi diskontinuitas, kondisi air tanah. Pemodelan numerik untuk analisis kestabilan lereng menggunakan software Rocscience Slide V.6 dan GeoStudio 2007 (SLOPE/W) berdasarkan data geometri dan penyusun 4

lereng, jenis penanggulangan longsor yang sudah ada, muka air tanah, kohesi (c), sudut geser dalam (ϕ), dan berat jenis (γ) batuan. Upaya penanggulangan pergerakan lereng yang dimodelkan berupa pemasangan bore pile dan/atau pengaturan drainase lereng. I.7. Peneliti Terdahulu Penelitian mengenai kondisi Bendungan Jatigede dan sekitarnya telah banyak dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Djuri (1995) melakukan pemetaan geologi yang menghasilkan Peta Geologi Regional Lembar Arjawinangun, Jawa Skala 1:100.000 Edisi ke 2. Hasil pemetaan menunjukkan urutan stratigrafi regional di daerah Bendungan Jatigede dari tua ke muda antara lain Formasi Cinambo, Formasi Halang, Formasi Breksi Terlipat, Formasi Batuan Vulkanik Tua Tak Teruraikan, dan Endapan Resen. 2. Thong (2013) melakukan penelitian mengenai pengembangan konsep yang baru dari stabilitas massa lereng di sekitar Bendungan Jatigede. Penelitian ini berisi analisis terkait kestabilan lereng dengan pengaruh alterasi yang dominan. Penelitian ini menggunakan software Plaxis 2D untuk melakukan pemodelan lereng-lereng yang diteliti. Hasil yang diperoleh berupa 88 lereng berpotensi terjadi kelongsoran dan 14 lereng yang lain tidak stabil. 3. Hanan, Juwono, Anggara (2014) melakukan penelitian mengenai analisis kestabilan tubuh bendungan Jatigede dengan parameter gempa termodifikasi. Penelitian ini menitikberatkan pada kestabilan tubuh bendungan jika dikenai gempa kala ulang 100 tahun dan gempa kala ulang 10.000 tahun dengan 5

kondisi bendungan kosong, muka air normal, intermediate, banjir, dan surut cepat. Akselerasi gempa yang digunakan mulai dari yang terkecil 0.129 g hingga 0.318 g yang tertinggi. 4. PT. Mettana (2015) melakukan analisis mengenai deformasi longsoran yang terjadi atau mulai terjadi pada tumpuan timur dan barat tubuh Bendungan Jatigede. Analisis deformasi ini secara real time. 5. Warman dan Indrawan (2015) melakukan penelitian mengenai studi geologi teknik skala 1:25.000 dalam perencanaan dan penentuan lokasi pembangunan pelimpah darurat Bendungan Jatigede. Berdasarkan data morfologi, litologi, struktur geologi, tingkat kerentanan gerakan massa serta pertimbangan sosial ekonomi berupa tata guna lahan dapat disimpulkan bahwa rekomendasi lokasi pelimpah darurat berada di sebelah barat dari tubuh bendungan utama. I.8. Keaslian Penelitian Belum ada penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk menganalisis kestabilan lereng pada tumpuan barat tubuh Bendungan Jatigede, Jatigede, Sumedang, Jawa Barat melalui pemetaan geologi teknik skala 1:10.000 serta pemodelan numerik menggunakan software Rocscience Slide V.6 dan GeoStudio 2007 (SLOPE/W). 6