PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG. Endah 1, Susi Herawati 1

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Untuk Mendaftar Wisuda. Oleh: ELPI JULIANTI NPM

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE STUDY GROUP DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG


PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Bung Hatta

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 KABUPATEN TEBO

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Students Have Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP Pertiwi I Padang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Monica Mayang Sari 1, Khairudin 1, Fazri Zuzano 1,

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MURDER YANG DIKOLABORASIKAN DENGAN MAKE A MATCH

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Oleh. Rengga Suci Anita Putri * ), Rina Febriana** )

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Key words: Practice-Rehearsal Pairs, comprehension of mathematical concept

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK OPERAN KERTAS IDE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 LENGAYANG

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISIWA KELAS VIII SMPN 1 BATANG ANAI PADANG PARIAMAN

Oleh: Gita Ria Violetta*), Anny Sovia, S. Si, M. Pd**), Lucky Heriyanti Jufri, S. Si, M. Pd**).

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI.IPA SMAN 1 HULU KUANTAN

ABSTRACT. Key word: Understanding Of Mathematical Concepts, Questions Students Have, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN

0,1006 dan kelas kontrol diperoleh = 0,1577 dengan = 0,1866, maka diterima. Jadi,

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

Universitas Negeri Padang

Keywords: the tipe of model Cooperative Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 PERANAP

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS I OKR SMKN 5 PADANG

Key Words :Active Learning Type The Learning Cell, Understanding of Students Mathematic Concept

PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

ABSTRACT. Keywords: Comprehension Math Concept, Technigue Berkirim Salam dan Soal, Quiz.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PROBLEM CENTERED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PENGAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONSSTUDENT HAVETERHADAP HASIL BELAJAR SISWAKELAS XI IPS SMAN 1KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE FIRING LINE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIIISMPN17 PADANG

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

PENERAPAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN MENGGUNAKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW (SQ3R) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK KARTIKA 1-2 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN PADANG Fitrah Mardhatillah Husna, Mukhni, Fauziah Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail: f.m_husna@ymail.com Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang Abstract The lack of ability students in understanding the mathematical concepts in class VII SMP Padang in math is became the background of this research. This is because in the learning process, teacher is more focused on providing the theory with examples of questions, so that students are not trained to acquire knowledge from their experience. Therefore, in this research, discovery learning model through scientific approach is applying. The purpose of this study is to observe the development of students' understanding in mathematical concepts as long as the applying of discovery learning models through scientific approach and to know whether the students understanding of mathematical concepts in experimental class better than in the control class in class VII SMP Padang, academic year 04/05. Type of this research is a semi-experimental research. The population in this study were students of class VII SMP Padang 04/05 academic year which consist of six homogeneous classes. The sample in this research is class VII.3 as experimental class and class VII.4 as the control class. Based on the students understanding of mathematical concepts data from both of classes, the hypothesis test using t-test is done and obtained t-test=.84 and t-table=.66, so that the hypothesis is accepted at the level of 95%. Thus the students understanding of mathematical concepts in experimental class better than the students understanding of mathematical concepts in control class of class VII SMP Padang. The ability of students in understanding mathematical concepts who apply the Discovery Learning model with scientific Approach in mathematics class VII SMP Padang is increasing and the student understanding of mathematical concepts in experimental class better than the students understanding of mathematical concepts in control class in class VII SMP Padang. Key words: Pemahaman konsep, discovery learning, pendekatan saintifik PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi. Kemampuankemampuan tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis dan kreatif. Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif adalah matematika. Melihat pentingnya peranan matematika dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan persaingan global maka peningkatan mutu pendidikan matematika harus selalu diupayakan. Sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum 03, untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika di tingkat SMP/MTS maka

proses pembelajaran dan penilaian hendaknya terintegrasi dan mengacu pada tujuan pembelajaran matematika, (Permendikbud No. 58) yaitu; ) Memahami konsep matematika, ) Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, 3) Menggunakan penalaran pada sifat, 4) Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, 6) Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, 7) Melakukan kegiatan kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan matematika, 8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatankegiatan matematika. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan matematika di tingkat SMP/MTS, peneliti melakukan penelitian di SMPN Padang, sebagai salah satu sekolah percobaan yang menerapkan kurikulum 03 yang diterapkan pada kelas VII. Keadaan yang peneliti temukan ketika melakukan observasi pada tanggal Mei sampai 6 Mei 04 di SMPN Padang, saat pembelajaran guru masih menuntun siswa dalam melihat masalah yang terdapat pada buku pegangan siswa yang di dalamnya telah terdapat pemecahan masalah, siswa belum mampu untuk bekerjasama dan mengkomunikasikan kembali materi yang telah diberikan. Hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN Padang tidak memuaskan dan hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang telah ditetapkan di SMPN Padang adalah 80. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model discovery learning melalui pendekatan saintifik. Model discovery learning merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan siswa, dan dengan Discovery Learning ini siswa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi. Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang tidak memberikan konsep langsung kepada siswa tetapi disini siswa diminta untuk mengorganisasikan sendiri sehingga siswa menemukan konsep. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: Discovery Learning can be defined as the learning that takes places when the student is not presented with subject matter in the final

form, but rather is required to organize it him self (Bruner dalam Kemendikbud, 03:47). Discovery ini juga diartikan oleh Suryosubroto (009: 79) sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Menurut Syah dalam kemendikbud (03:5) dalam mengaplikasikan Model Discovery Learning di kelas, ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut; ) Stimulation atau pemberian rangsangan, pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri, ) Problem statement atau identifikasi masalah, setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, 3) Data collection atau pengumpulan data, tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, 4) Data processing atau pengolahan data, pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan, 5) Verification atau pembuktian, pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data, 6) Generalization atau menarik kesimpulan, tahap menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil pembuktian. Model discovery learning ini adalah salah satu model yang dapat diterapkan dalam kurikulum 03 karena pada setiap langkah pelaksanaan model ini telah mencakup langkah pendekatan saintifik yang meliputi; (Kemendikbud, 03;87) ) Observing atau mengamati, metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, ) Questioning atau menanya, guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya, 3) Associating atau manalar, istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori, 4) Experimenting atau 3

mencoba, kegiatan mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 5) Networking atau membentuk jejaring, kegiatan membentuk jejaring ditujukan untuk mengembangkan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah di kuasai dan yang belum, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian proses belajar matematika dengan menerapkan model discovery learning melalui pendekatan saintifik diduga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Suherman (003:33) menyatakan bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek kedalam contoh dan bukan contoh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu ide atau penyimpulan sesuatu yang didasarkan pada peristiwa, pengalaman atau ciri-ciri yang sama terhadap sesuatu sehingga memungkinkan untuk dapat mengelompokkan ke dalam contoh maupun bukan contoh. Jerome Bruner (Suherman (003:43)) menyatakan dalam teorinya belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pembelajarannya diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur. Berdasarkan pendapatpendapat para ahli, maka dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika terorganisasi secara sistematis, logis, dan hirarkis, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pada Permendikbud No. 58 pada Lampiran III tentang indikator-indikator pencapaian kecakapan pemahaman konsep meliputi; ) menyatakan ulang sebuah konsep, ) mengklasifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, 3) mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, 4) menerapkan konsep secara logis, 5) memberikan contoh atau bukan contoh dari konsep yang dipelajari, 6) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 7) mangaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika, 8) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, 9) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Kemampuankemampuan tersebut dapat menjadi acuan dalam mengembangkan instrumen 4

penilaian untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah saat siswa belum terbiasa memperoleh pengetahuan dari pengalamannya dalam menyelesaikan masalah, serta belum mampu dalam mengkomunikasikan kembali materi yang telah dipelajari sehingga berdampak pada pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji perkembangan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMPN Padang selama diterapkan model discovery learning melalui pendekatan saintifik, dan apakah pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol pada siswa kelas VII SMPN Padang tahun pelajaran 04/05. METODOLOGI Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Arikunto (007: 07) mengemukakan Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat sesuatu yang dikenakan pada subjek. Berdasarkan penelitian diatas maka penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen penulis menerapkan pendekatan model discovery learning melalui pendekatan saintifik, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan metode diskusi, Tanya-jawab, dan penugasan individu melalui pendekatan saintifik. Populasi adalah semua individu yang dijadikan subjek penelitian untuk memperoleh informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Arikunto (00: 73) mengatakan Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN Padang Tahun Pelajaran 04/05. Sampel merupakan bagian dari populasi dimana semua karakteristik populasi tersebut tercermin dalam sampel yang diambil. Arikunto (00: 74) mengatakan Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dengan random sampling, cara pengambilan sampel yaitu: ) Mengumpulkan data nilai ulangan harian pertama siswa kelas VII SMPN Padang Tahun Pelajaran 04/05; ) Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji lilliefors; 3) Melakukan uji homogenitas; 4) melakukan uji kesamaan rata-rata. Instrumen pada penelitian ini adalah kuis dan tes pemahaman konsep. Kuis yang dilakukan untuk melihat perkembangan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model 5

discovery learning melalui pendekatan saintifik, dan tes pemahaman konsep digunakan untuk mengetahui apakah perkembangan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model discovery learning melalui pendekatan saintifik lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan metode diskusi, Tanyajawab, dan penugasan individu melalui pedekatan saintifik. Dalam membuat kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis secara statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan t-test dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Jika data hasil belajar kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (005: 39) x x adalah : t, dengan s n n s = ( n ) s n n ( n ) s Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai L 0 maks kelas eksperimen sebesar 0,7 dan kelas kontrol sebesar 0.533. Karena L 0 yang diperoleh lebih kecil dari L tabel dengan maka dikatakan sampel berdistribusi normal (Terima H 0 ). Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh F (0,05; 3; 3) =,88 dan F =,456. Karena didapat dari hasil perhitungan,88,456, maka hipotesis H 0 : diterima dengan taraf nyata 0,0. Kesimpulan adalah data hasil belajar matematika pada kedua kelas sampel memiliki variansi homogen. Untuk menguji hipotesis terlebih dahulu dihitung harga s, dan diperoleh s = 8,4 selanjutnya digunakan rumus uji t, dan diperoleh t hitung =,84. Kriteria pengujian adalah: tolak H 0 jika t hitung dan terima H 0 jika t hitung. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh t hitung =,84 dan t ( 0,95)(63),66, sehingga t hitung t (0,95)(63). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapkan model discovery learning melalui pendekatan saintifik lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas VII SMPN Padang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, berupa nilai tes akhir siswa kelas VII SMPN Padang. 6

kuis kuis kuis 3 kuis 4 kuis 5 kuis 6 kuis 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis terhadap data hasil kuis dan tes akhir diperoleh hasil sebagai berikut; dari setiap pertemuan, rata-rata nilai kuis berdasarkan indikator pemahaman konsep mengalami peningkatan dan penurunan. Rata-rata nilai kuis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. Rata-rata nilai kuis Jumlah Nilai Nilai Kuis Siswa Maks Min Kuis 8 94.44 50 8.4 Kuis 30 00 48.48 78.77 Kuis 3 3 00 8.5 73.59 Kuis 4 3 00 47.6 85.5 Kuis 5 30 00 8.5 69.6 Kuis 6 3 00 0 73.95 Kuis 7 8 00 0 75.59 Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, maka dapat diketahui bahwa ratarata nilai siswa meningkat pada kuis keempat sedangkan pada kuis kelima mengalami penurunan dan meningkat lagi pada kuis keenam dan ketujuh. Rata-rata nilai siswa menurun pada kuis kedua dan ketiga disebabkan materi pada kuis kedua dan ketiga memuat dua indikator, begitu juga pada kuis kelima. Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa berdasarkan rata-rata nilai kuis dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar : Rata-rata nilai kuis kelas eksperimen 00 50 0 t hitung Dari data hasil tes akhir diperoleh t tabel, pada tingkat kepercayaan 95%, hal ini menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa pada kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siwa kelas eksperimen lebih baik dari pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol. Hasil tes akhir dapat dilihat pada tabel. Tabel. Data Hasil Tes Akhir Kelas N S S Eksperimen Kontrol Rata-rata nilai kuis 3 33 7.78 63.7 Rata-rata nilai kuis 6.9 0.4 86.0 46.38 Hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu pemberian kuis disetiap pertemuan dan perlakuan yang peneliti berikan dengan menerapkan model discovery learning melalui pendekatan 7

saintifik pada kelas eksperimen. Persentase siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan skala indikator dan rata-rata per butir soal pada tes akhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Data siswa berdasarkan skala indikator Indikator A B C Skal a Kelas Ekperimen Rata-rata (%) Kelas Kontrol Rata-rata (%) 3 45 43.66 3.75 4.54 3.75 4.84 0 7.5 6.96 3 7.36 56.57 0.3 4.74.60. 0 5.7 7.58 3 56.5 38.89 3.96.7 0.4 5.65 0 9.38 3.75 Dalam penerapan model discovery learning melalui pendekatan saintifik ini siswa masih ada yang tidak mau bergabung dengan teman satu kelompoknya dan kesulitan untuk berdiskusi dengan teman sekelompok. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memberitahukan tujuan dan manfaat dari belajar dengan duduk berkelompok. Adapun kendala yang dihadapi pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran, peneliti mengajak siswa untuk mengamati masalah yang ada pada buku pegangan siswa, kemudian bersama menjawab masalah yang ada pada buku, kemudian peneliti memberikan beberapa contoh soal kemudian meminta siswa untuk mengerjakan latihan ke depan kelas, namun siswa yang aktif mengerjakan pada setiap pertemuan berlangsung hanya siswa yang sama. Peneliti telah mencoba untuk meminta siswa yang berbeda untuk mengerjakan latihan tersebut tetapi tidak juga berlangsung dengan baik karena siswa merasa malu dan takut salah dalam menyelesaikan soal latihan yang penulis berikan. Beberapa faktor yang menyebabkan nilai pada kelas kontrol berbeda dengan nilai pada kelas eksperimen, diantaranya adalah pada saat pembelajaran di kelas kontrol terkendala oleh waktu, yakni jadwal belajar kelas kontrol selalu diselingi dengan istirahat, kemudian hari senin dan selasa pembelajaran juga dilakukan pada jam terakhir sehingga kosentrasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran sudah berkurang, banyak siswa yang sudah mengantuk dan ingin cepat pulang. Selain itu peneliti juga mendapat informasi dari guru bidang studi, bahwa siswa di kelas eksperimen banyak yang rajin, rata-rata siswanya rajin mencatat maupun membuat latihan dibandingkan kelas lainnya. Selain keterangan guru bidang studi peneliti juga merasakan hal tersebut, dibanding kelas kontrol kelas 8

eksperimen ini memang lebih rajin dan hampir semuanya mengerjakan latihan maupun kuis yang peneliti berikan KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diberi penerapan model discovery learning melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN Padang mengalami perkembangan yang baik, dan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat secara lebih lengkap pengaruh model discovery learning ini dengan variabel lainnya, karena penelitian ini masih terbatas pada pemahaman konsep matematika siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 00. Prosedur Penelitian.Yogyakarta: PT Rineka Cipta. 00. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT Rineka Cipta. Iryanti, Puji. 004. Penilaian Untuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Kemendikbud. 03. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 03 SMP/MTs Matematika. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan. Sudjana. 005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suherman, Erman. 003. Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA Suryosubroto, B. 009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 9