BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. apakah bank tersebut berada dalam keadaan baik (sehat) atau mungkin dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan pastilah menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh. pembangunan pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

Anies Fariztian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

I. PENDAHULUAN. memberikan pedoman kebijakan industri BPR agar jelas dan terarah yang disebut

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi mikro di Indonesia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing di pasaran dan memenangkan kompetisi dengan pesaingnya. Oleh karena itu perlu diterapkan visi, misi dan strategi secara tepat oleh perusahaan agar dapat terus menjalankan usahanya dan dapat bertahan hidup dalam dunia bisnis. Persaingan ini juga berlaku bagi pihak perbankan, di mana mereka dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan dari produk-produk mereka. Dalam era pembangunan seperti sekarang ini, perbankan sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni : pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana memiliki peranan penting di bidang keuangan yakni dalam menggerakan roda perekonomian suatu negara. Terlaksananya fungsi bank akan mempercepat proses kegiatan ekonomi suatu negara, yang berdampak pada percepatan pembangunannya, akan menciptakan suasana kondusif bagi perkembangan dan peningkatan kinerja sektor usaha di daerah. Kehadiran perbankan di daerah dapat membantu pengembangan usaha melalui perannya dalam pemenuhan modal bagi para pengusaha. Salah satu bank milik Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur adalah Bank NTT (sesuai dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1993 mendapat sebutan Bank NTT ). Bank NTT merupakan salah satu alat kelengkapan otonomi daerah milik Pemerintah Nusa Tenggara Timur di bidang keuangan dan perbankan. Bank NTT didirikan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian dan pemerataan pembangunan daerah di segala bidang agar peningkatan taraf hidup rakyat tercapai. Nilai asset Bank NTT saat ini tergolong meningkat dari tahun ke tahun, terbukti sampai tahun 2007 total assetnya mencapai Rp 2.682.818 juta dibandingkan dengan 1

tahun 2006 sebesar Rp 2.448.776 juta, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp 234.042 juta. Pada Tahun 2008 nilai assetnya sebesar Rp 2.910.627 juta, dan terjadi kenaikan pada tahun 2009 dengan total assetnya mencapai Rp 3.709.961 juta. Pada Tahun 2010 total assetnya mencapai Rp 4.311.195 juta, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp 601.234 dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini tidak terlepas dari usaha Bank NTT secara keseluruhan dalam mengelola dan menghimpun dana masyarakat NTT. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Bank NTT Tahun 2006-2010 Dalam Jutaan Rupiah No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 1. Total Asset 2.448.776 2.682.818 2.910.627 3.709.961 4.311.195 2. Kredit yang disalurkan 1.352.186 1.846.358 2.325.358 2.847.947 3.558.356 3. Pendapatan 293.063 361.803 433.005 496.489 779.416 Sumber : Bank NTT, 2011, data diolah. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian sasaran kinerja perbankan diukur berdasarkan pada beberapa indikator penilaian sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2006 tanggal 12 April 2004, tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum dinyatakan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada aspek CAMELS yaitu : permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (asset), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan sensivitas (sensivity). Namun aspek CAMELS untuk penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada indikator kinerja keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak (intangibel asset) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. Pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor 2

eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 1996). Dewasa ini disadari bahwa pengukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Pada tahun 2006, Bank Indonesia menggagas peraturan yang secara khusus mengatur mengenai ketentuan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di bank umum. Peraturan yang di maksud adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank umum. Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sektor perbankan, maka pendekatan kinerja yang paling tepat digunakan ialah Balanced Scorecard (BSC) karena Balanced Scorecard mengukur kinerja yang menjabarkan visi, misi, dan sasaran strategi perusahaan ke dalam empat perspektif. Balanced Scorecard adalah salah satu konsep pengukuan kinerja bisnis yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan (Guru Besar Akuntansi di Harvard Business School) dan David P. Northon (Presiden dari Renaissance Solution, Inc). Konsep ini menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini dianggap terlalu condong pada kinerja keuangan. Tujuan dan ukuran tersebut memandang bahwa kinerja perusahaan berdasarkan pada empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan dan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif inilah yang memberi kerangka kerja bagi Balanced Scorecard. Melalui pendekatan Balanced Scorecard dapat memberikan informasi yang lebih banyak sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, karena memaparkan kinerja dalam empat perspektif. Oleh karena itu, para manajer dapat menggunakan Balanced Scorecard untuk melihat gambaran kesehatan dan keefektifan perusahaan secara kompetitif dalam pencapaian perusahaan. Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank NTT dengan alasan bahwa penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja Bank NTT merupakan 3

langkah strategik yang berdampak besar terhadap kemampuan manajemen Bank NTT dalam melipatgandakan kinerjanya, baik ditinjau dari aspek Keuangan maupun aspek Non-Keuangan dan diharapkan Bank NTT akan mampu bersaing serta berkembang dengan baik dalam upaya membantu menggerakan perekonomian negara secara umum dan secara khusus bagi daerah tempat beroperasi. Selain itu Bank NTT merupakan bank swasta daerah yang memiliki visi Menjadi Bank Yang Sehat,Kuat dan Terpercaya. Dalam hal ini konsep Balanced Scorecard membantu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut melalui proses bisnis secara berkesinambungan serta memungkinkan manajemen mengelola kinerja secara lebih terfokus, komunikatif, transparan dan terukur. Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis berkeinginan melaksanakan penelitian mengenai Analisis Implementasi Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Bank NTT. 1.2 Batasan Masalah Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan lebih terfokus dan karena ketersediaan data dan batasan waktu penelitian. Selain itu adapun pertimbangan lain dari pembatasan masalah yaitu peneliti juga menyesuaikan dengan fenomena yang terjadi di Bank NTT dan kesesuaian dengan objek penelitian dan juga berdasarkan penelitian terdahulu yang menggunakan indikator yang sama pada jenis objek yaitu Bank. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai analisa implementasi Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Bank NTT yang ditinjau dari empat aspek dengan indikatornya masing-masing, yaitu : 1. Perspektif Keuangan (financial perspective) : ROI (Return On Investment), Profit Margin, dan Rasio Operasi. 2. Perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective) : tingkat kepuasan konsumen (customer satisfaction), pemerolehan konsumen (customer acquisition), dan Profitabilitas Konsumen. 3. Perspektif proses internal bisnis (internal business process perspective) : inovasi produk, LDR (Loan Deposit Ratio), dan Layanan Purna Jual. 4

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) : Kepuasan karyawan (employee satisfaction), tingkat retensi karyawan (employee retention), dan Produktivitas Karyawan. Data yang digunakan adalah data dari PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini : Bagaimana kinerja Bank NTT dengan penerapan Balanced Scorecard, dimana terdapat empat perspektif dalam pendekatan balance scorecard, yaitu : perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective), perspektif proses internal bisnis (internal business process perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Bank NTT dalam empat perspektif yaitu : Perspektif Keuangan (financial perspective), Perspektif pelanggan/konsumen (customer perspective), Perspektif proses internal bisnis (internal business process perspective), dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Sebagai pengetahuan bahwa Balanced Scorecard merupakan salah satu pengukur kinerja dan dapat digunakan dalam mengukur kinerja sebuah Bank. 5

1.5.2 Manfaat Praktis Sebagai informasi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang serta penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pihak Bank NTT untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya saat ini dan di masa yang akan datang serta membawa bank ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi dalam lima bab yang secara garis besarnya bab demi bab disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pambatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan pengorganisasian penulisan. BAB II TELAAH PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung masalah yang sedang dikaji, antara lain pengukuran kinerja, pengukuran kinerja secara tradisioanal, pengukuran kinerja dengan konsep balanced scorecard, perspektif-perspektif dalam balanced scorecard, dan keunggulan balanced scorecard, serta pengetahuan umum tentang bank. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel dan definisi operasional, jenis data, sumber data, aras dan skala pengukuran, populasi dan sampel, prosedur pengumpulan data, serta pengolahan data. 6

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum PT Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), dan analisa data yang membahas tentang penggunaan konsep balanced scorecard dalam mengukur kinerja Bank NTT. BAB V KONKLUSI, IMPLIKASI, REKOMENDASI Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari masalah yang sedang di teliti, implikasi dari penelitian, dan saran-saran kepada pihak perusahaan untuk membantu penyempurnaan penggunaan balanced scorecard berdasarkan penerapan teori yang digunakan. 7