PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Hospital Management Study Program, Muhammadiyah University of Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

ILUSTRASI PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN FASILITAS JKN AFIATIN

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

Analisis Perhitungan Unit Cost

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu sektor yang diupayakan untuk memiliki peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Coverage (UHC) adalah suatu ketentuan penting bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

KEMAMPUAN TARIF INA CBG S HEMODIALISA PROGRAM KARTU JAKARTA SEHAT (KJS) MENUTUPI BIAYA RIILNYA

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TESIS

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

REGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini dilakukan ada beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERHITUNGAN UNIT COST

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

Analisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST PELAYANAN SIRKUMSISI DENGAN PENDEKATAN ABC DI KLINIK SETIA BUDI JAMBI. Tesis

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

Transkripsi:

UNIT COST PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Sjafiq Bahaswan *, Firman Pribadi Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Email: sjafiqbahaswan@yahoo.com ABSTRAK Latar belakang: Dengan terbitnya Permenkes No. 52 tahun 2016 tentang standar tarif pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional, menyebabkan dampak terhadap pendapatan rumah sakit dimana terjadi penurunan tarif pada pelayanan hemodialisis rawat jalan. Sementara biaya tenaga kerja dan bahan baku meningkat. Rumah Sakit Islam Klaten sebagai rumah sakit tipe B harus mengkaji ulang unit cost pelayanan hemodialisis dengan metode akuntansi yang teliti dan akurat. Metode: Jenis penelitian ini bersiat deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Metode analisis unit cost pelayanan hemodialisis single use rawat jalan periode Oktober sampai Desember tahun 2016 menggunakan metode modifikasi ABC-Baker. Hasil: Unit cost pelayanan hemodialisis yang dihitung berdasarkan metode modifikasi ABC-Baker sebesar Rp. 997.247 untuk penggunaan single-use dializer. Unit cost modifiksi ABC-Baker menghasilkan biaya yang lebih besar dibandingkan klaim INA-CBG s sebesar Rp. 923.100 sehingga mendapatkan selisih negatif sebesar Rp. 74.147. Kesimpulan: Terdapat selisih negatif antara unit cost modifikasi ABC-Baker pada pelayanan hemodialisis dengan klaim INA-CBG s. Kata kunci: Activity Based Costing, Hemohemodialysis, Unit Cost 2017 Proceeding Health Architecture. All rights reserved PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah penderita penyakit gagal ginjal kronik yang memerlukan tindakan meningkat secara signifikan. Data jumlah pasien yang menjalani meningkat tajam dan penyakit ini dihubungkan dengan penyakit hipertensi, penyakit gula darah dan infeksi ginjal¹. Rumah Sakit Islam Klaten sebagai salah satu sarana kesehatan di Kabupaten Klaten secara resmi membuka pelayanan sejak tahun 2001 dan sampai akhir 2016 tersedia 27 unit mesin. Menurut data di Rumah Sakit Islam Klaten jumlah tindakan setiap tahun jumlah tindakan mengalami peningkatan dengan rerata 3.545 tindakan atau sebesar 30% setiap tahunnya. Awal tahun 2014, pemerintah Indonesia melalui Kemenkes mulai menjalankan Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang dijalankan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sesuai UU No. 24 Tahun 2011. Dalam pelaksanaan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) telah diatur pola pembayaran kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjut berdasarkan tarif INA-CBG s². Rumah Sakit Islam Klaten sebagai rumah sakit tipe B bekerja sama dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dengan pembiayaan sebesar Rp. 923.100 sesuai Permenkes No. 52 tahun 2016. Rumah sakit harus menghitung ulang unit cost pelayanan mengingat 99% pasien adalah peserta BPJS. Perhitungan unit cost dengan metode ABC dapat mengukur secara akurat biaya yang keluar dari setiap aktivitas karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead dan dapat meningkatkan ketelitian dalam perhitungan biaya dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat³. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Page 188

1. Berapa unit cost pelayanan single use rawat jalan di Rumah Sakit Islam Klaten 2016 dengan perhitungan menggunakan metode Activity Based Costing. 2. Bagaimana perbandingan unit cost pelayanan rawat jawat single use dengan perhitungan metode ABC di Rumah Sakit Islam Klaten dengan tarif yang ditentukan INA-CBG s. TINJAUAN LITERATUR Berdasarkan Masyhudi 4 Biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya biaya tersebut diidentifikasi terhadap objek biaya. Objek yang dimaksud disini adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain. Biaya juga sering diartikan sebagai nilai dari suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan tersebut dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan 5. Istilah Perhitungan unit cost yang dikenal selama ini sebenarnya merupakan salah satu bagian dari teori Akuntansi biaya. Sistem akuntansi biaya mengukur dan membebankan biaya agar biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya satuan (unit cost) adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi 6. Menurut Devrita 7 Tujuan clinical pathway antara lain mengurangi variasi dalam pelayanan, cost lebih mudah diprediksi, pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (quality of care), meningkatkan prosedur costing, meningkatkan kualitas dari informasi yang telah dikumpulkan dan sebagai (counter-check) terutama pada kasus (high cost, high volume). Keuntungan membuat clinical pathway dapat mendukung pengenalan evidence based medicine, meningkatkan komunikasi antar disiplin ilmu teamwork, menyediakan standar yang jelas dan baik untuk kegiatan pelayanan, membantu mengurangi variasi dalam perawatan pasien (melalui standar), meningkatkan proses manajemen sumber daya. Perhitungan tarif INA-CBG s berbasis pada data costing dan data koding rumah sakit.data costing didapatkan dari rumah sakit terpilih (rumah sakit sample) yang merepresentasikan kelas rumah sakit, jenis rumah sakit, maupun kepemilikan rumah sakit (rumah sakit swasta dan pemerintah), meliputi seluruh data biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit.penyusunan tarif JKN sendiri menggunakan data costing 137 rumah sakit pemerintah maupun swasta beserta 6 juta data kasus 8. Pada penelitian ini dasar teori yang digunakan adalah metode Activity Based Costing berdasarkan teori Baker. Menurut Baker 9 Activity Based Costing memiliki dua elemen yaitu biaya dan aktivitas yang menghasilkan analisis aktivitas, analisis cost driver, dan analisis pengukuran kinerja. Penelitian ini dilakukan hanya untuk pasien rawat jalan sejak pasien masuk ke Instalasi sampai pasien pulang dari Rumah Sakit. Perhitungan unit cost pelayanan rawat jalan ini dihitung berdasarkan aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya pelayanan sesuai clinical pathways yang sudah ditetapkan dan telah berlaku di Rumah Sakit Islam Klaten. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Metode analisis unit cost tindakan single use rawat jalan periode Oktober sampai Desember tahun 2016 menggunakan metode modifikasi ABC-Baker Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Klaten, Jl. Raya Klaten Solo KM. 4 Klaten Utara Klaten Jawa Tengah. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Bagian Akutansi dan Perpajakan, Kepala Page 189

Instalasi, Kepala Bagian Umum dan Rumah Tangga, Kepala Bagian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (PSRS) dan Kepala Bagian Sumber Daya manuasia (SDM). Objek penelitian ini adalah semua aktivitas biaya yang terjadi di Instalasi Rumah Sakit Islam Klaten. Instrument Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi dan data keuangan Rumah Sakit Islam Klaten 2. Stop watch. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara dan observasi Analisis Data Dari hasil pengumpulan data primer dan data sekunder, langkah berikutnya adalah mengolah data biaya langsung maupun tidak langsung pada Instalasi, setelah diperoleh kemudian dianalisa dengan metode Activity Based Costing. Data yang digunakan adalah pelayanan dari bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Dari hasil analisis didiskripsikan sebagai berikut: 1. Menentukan kategori biaya dan cost driver masing-masing kategori biaya. 2. Membebankan biaya langsung yang dikonsumsi di Instalasi. 3. Menentukan besarnya biaya direct dan indirect resources overhead yang dikonsumsi masing-masing aktivitas dengan menggunakan metode proposi pada Instalasi. 4. Menjumlahkan Total Biaya Overhead Instalasi 5. Menjumlahkan Biaya langsung dengan Biaya Total Overhead HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Satuan Tindakan Pelayanan Single use Langkah-langkah perhitungan unit cost tindakan Single-use menggunakan Metode Activity Based Costing 10 sebagai berikut: a. Menentukan Biaya Langsung Yang Dikonsumsi Pada Tindakan Pelayanan. Katagori Biaya (Rp) Persen 1. Pendaftaran 10.000 1,2 2. Jasa dokter spesialis, dokter pelaksana,dan jasa perawat 123.000 14,5 3. Bahan inti Dializer,bloodline,AV. Vistula,Part a, Bicart 50gr,NaCl 1dan ½ lt, Heparine 4. Obat-obatan Intervena Farbion injeksi, Dipenhidra min injeksi, Dextrose 40%, Ca.Gluconas, Kidmin, Recormon, Darah, 5. Bahan Habis Pakai Syring 3 dan 20 cc, okeplast, alkohol 70%, kassa, lidocain injeksi, micropore, citrid acid 33,3%,needle no 21, disposible handscoon, alkohol swab, handrub, mikroshield 2%, masker, Transfusi set. 6. Laboratorium Darah rutin, ureum, creatinin, albumin, Hbsag, Anti hcv,anti hiv, elektrolit, Gds, Feritin, Tibc, si 7. Radiologi Foto thorax, Ecg, Echocar diography 483.450 57 150.000 18 40.000 5 35.000 4,1 2.000 0,2 TOTAL 844.950 100 Gambar 1. Biaya langsung Dari tabel diatas didapatkan total biaya langsung pelayanan tindakan single use sebesar Rp.844.950. b. Menentukan Biaya Overhead Yang Dikonsumsi Masing-Masing Aktivitas Dalam menentukan biaya overhead yang dikonsumsi masing-masing aktivitas ada beberapa tahap yaitu: Page 190

1. Menentukan biaya Direct Resources Overhead Instalasi Biaya overhead Direct (Rp) Persen Labour related Biaya Tenaga Kerja 160.176.876 Biaya Pelatihan 2.588.491 Sub Total 162.765.367 37 Equipment Related Pemeliharaan alat 5.466.152 medis & non medis Penyusutan alat medis & non medis 18.953.113 Sub Total 24.419.256 6 Space Related Pemeliharaan gedung 18.015.297 dan bangunan Penyusutan gedung dan bangunan 123.394.803 Sub Total 141.410.100 32 Service Related Biaya kantor 3.390.530 Biaya energi dan 2.598.445 komunikasi Biaya listrik & air 46.847.771 Biaya pemasaran - Biaya cleaning service 28.478.076 Biaya kegiatan mutu - Biaya suplies 27.898.366 Sub Total 109.213.188 25 TOTAL 437.807.919 100 Jumlah tindakan : 4.910 89.167 Gambar 2. Total Biaya Overhead Berdasarkan tabel Biaya direct resources overhead Rumah Sakit Islam Klaten maka Instalasi mendapat Pembebanan sebesar Rp.437.807.919, yang akan dibebankan kepada seluruh pasien. Biaya direct resources overhead akan dibebankan kepada pasien berdasarkan dengan jumlah tindakan periode Oktober sampai Desember tahun 2016. Sehingga pembebanan biaya direct resources overhead setiap tindakan sebesar Rp.89.167 2. Menentukan biaya indirect Resources Overhead Unit non fungsional Biaya overhead Non fungsional (Rp) Persen Labour related Biaya Tenaga Kerja 2.199.178.942 Biaya Pelatihan 97.322.939 Sub Total 2.296.501.881 68 Equipment Related Pemeliharaan alat medis & non medis 103.856.893 Penyusutan alat 88.605.962 medis & non medis Sub Total 192.462.855 6 Space Related Pemeliharaan gedung & bangunan 17.949.249 Penyusutan gedung 80.026.803 dan bangunan Sub Total 97.976.051 3 Service Related Biaya kantor 220.230.370 Biaya energi dan 68.097.298 komunikasi Biaya listrik & air 126.488.585 Biaya pemasaran 42.893.841 Biaya cleaning service 59.128.344 Biaya kegiatan mutu 137.596.765 Biaya suplies 133.092.295 Sub Total 787.527.496 23 TOTAL 3.374.468.283 100 Gambar 3. biaya indirect Resources Overhead Unit non fungsional Berdasarkan tabel diatas biaya indirect resources overhead non fungsional Rumah Sakit Islam klaten adalah sebesar Rp.3.374.468.283 yang akan dibebankan dengan menggunakan dasar proporsi jumlah pendapatan pada masing masing unit fungsional. Proporsi pendapatan digunakan sebagai dasar alokasi pembebanan overhead karena pendapatan Instalasi lebih proporsional dibandingkan dengan jumlah kegiatan dan jumlah pegawai di unit Fungsional. Nama Jumlah (Rp) Pendapatan Rumah Sakit 40.715.511.491 Islam Klaten Pendapatan 3.740.008.100 Proporsi 9,19% Indirect Resource 3.374.468.283 Overhead Non Fungsional Page 191

Indirect Resource 309.968.812 Overhead Instalasi Gambar 4. Pembebanan Biaya Indirect Resources Overhead Pelayanan. Berdasarkan pembebanan Biaya Indirect Resources Overhead Rumah Sakit Islam Klaten maka untuk Instalasi mendapatkan pembebanan biaya indirect resources overhead sebesar Rp.309.968.812 berasal dari 9,19% biaya Indirect Resource Overhead Non Fungsional 3. Menjumlahkan Total Biaya Overhead Instalasi Biaya overhead Labour related Biaya Tenaga Kerja Direct Indirect 160.176.876 202.010.162 Biaya Pelatihan 2.588.491 8.939.801 Sub Total 162.765.367 210.949.963 Equipment Related Pemeliharaan alat medis & non 5.466.152 9.539.991 medis Penyusutan alat medis & non 18.953.113 8.139.085 medis Sub Total 24.419.256 17.679.076 Space Related Pemeliharaan gedung & 18.015.297 1.648.766 bangunan Penyusutan gedung dan 123.394.803 7.351.029 bangunan Sub Total 141.410.100 8.999.794 Service Related Biaya kantor 3.390.530 20.229.719 Biaya energi dan 2.598.445 6.255.219 komunikasi Biaya listrik & air 46.847.771 11.618.872 Biaya pemasaran - 3.940.103 Biaya cleaning 28.478.076 5.431.357 service Biaya kegiatan mutu - 12.639.237 Biaya suplies 27.898.366 12.225.470 Sub Total 109.213.188 72.339.978 TOTAL 437.807.919 309.968.812 Jumlah tindakan : 4.910 89.167 63.130 Gambar 5. Total Biaya Overhead Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk biaya direct resources overhead dan indirect resources overhead, maka keseluruhan biaya overhead sebesar Rp.747.776.731, sehingga apabila dibagi dengan 4.910 tindakan, maka didapatkan biaya sebesar Rp.152.297 per tindakan c. Menjumlahkan Biaya langsung dengan Biaya Total Overhead Pada tahap terakhir yang harus dilakukan dalam menghitung unit cost metode Activity Based Costing adalah menjumlahkan semua biaya yang muncul yaitu biaya langsung pelayanan, biaya direct resources overhead dan biaya indirect resources overhead. No 1 2 3 Jenis Biaya Biaya Langsung Instalasi Biaya direct resources overhead Biaya indirect resources overhead Single Use (Rp) Persen 844.950 85 89.167 9 63.130 6 Total 997.247 100 Gambar 6. Total biaya langsung dan Total Overhead Dari perhitungan diatas didapatkan unit cost untuk pelayanan dengan menggunakan metode Activity based Costing, biaya sebesar Rp.997.247 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa unit cost pelayanan dengan menggunakan metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Islam Klaten tahun 2016 adalah sebesar Rp. 997.247 Biaya langsung perlu ditinjau ulang mengingat 85% dari total unit cost. Tingginya biaya langsung terutama pada; (1) pemakaian obat Eritropoitinβ, (2) pemeriksaan Laboratorium Page 192

khusus (Serum Iron, Transferin Iron Binding Capasity dan Feritin) yang dalam pelaksanaanya dikerjakan oleh Laboratorium dari luar Rumah Sakit Islam Klaten. Pada bab pendahuluan telah disampaikan bahwa tarif pelayanan hemodialisis INA-CBG s dengan metode single use adalah sebesar Rp. 923.100 sehingga didapatkan selisih negatif sebesar Rp. 74.147. Sedangkan faktor yang menyebabkan efisiennya biaya overhead instalasi Rumah Sakit Islam Klaten yaitu dari tingginya jumlah tindakan hemodialisis periode Oktober sampai Desember tahun 2016 yang berjumlah 4.910 tindakan sehingga pembebanan dari total biaya overhead menghasilkan angka yang cukup efektif. Pada penelitian ini menerapkan clinical pathway dalam perhitungan unit cost dengan metode Activity Based Costing yang dijabarkan pada aktivitas aktivitas pelayanan hemodialisis secara sistematis sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu. Pentingnya unit cost yang tepat pada fasilitas kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan informasi yang jelas di rumah sakit 11 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini diperoleh data sebagai berikut: 1. Biaya satuan pelayanan rawat jalan single use di Rumah Sakit Islam Klaten yang dihitung dengan metode Activity Based Costing adalah sebesar Rp. 997.247 2. Terdapat selisih biaya satuan pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Islam Klaten antara perhitungan dengan metode Activity Based Costing dengan tarif INA-CBG s dengan rincian yaitu biaya satuan pelayanan single use rawat jalan Rumah Sakit Islam Klaten sebesar Rp 997.247 sedangkan tarif pelayanan yang ditentukan INA-CBG s sebesar Rp. 923.100,- sehingga didapatkan selisih negstif sebesar Rp. 74.147. Saran 1. Pihak Rumah Sakit Islam Klaten perlu mempertimbangkan untuk melakukan perhitungan tarif pelayanan yang ada dengan metode perhitungan Activity Based Costing. 2. Pihak Rumah Sakit Islam Klaten perlu untuk mempertimbangkan melakukan evaluasi ulang mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan terutama biaya langsung yaitu pada penggunaan obat dan pemeriksaan laboratorium (Serum Iron, Transferin Iron Binding Capasity dan Feritin ) agar biaya langsung lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA 1. Nayak, S. A., & Anil Gomes, Libert. 2012. Cost Analysis of A Dialysis Unit at A Tertiary Care Multi Spesialty Teaching Hospital. JIMSA July-September 2012 Vol. 25 No. 3: 177-178 2. Indonesian Renal Registry. 2014. 7th Report Of Indonesia Renal Registry. Jakarta: Pernefri 3. Permenkes Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Nomor 27 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG s). Jakarta: Menteri Kesehatan RI. 4. Permenkes Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Nomor 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. 5. Mulyadi. 2007. Activity Based Costing System Informasi Biaya untuk Pemberdayaan Karyawan, Pengurangan Biaya, dan Penentuan Secara Akurat Cost Produk dan Jasa. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 6. Masyhudi. 2008. Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (Tesis S2). Semarang: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 7. Thabrany H, Najib M. 1999. Penetapan Tarif Rumah Sakit Buku Rujukan Analisis Biaya dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jakarta: FKM UI. Page 193

8. Hansen, D. R., & Mowen, M. M. 2009. Managerial Accounting: Akuntansi Manajerial. Buku I, Edisi 2 Jakarta: Erlangga. 9. Devitra, A. 2011. Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan INA-CBGs di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2011. Padang: Universitas Andalas Padang. 10. Baker, J. J. 1998. Activity-based costing and activity-based management for health care. Gaithersburg MD: Aspen Publisher Inc 11. Javid, M. 2016. Activity-Based Costing Method for Unit-Cost Calculation in a Hospital. Global journal of health science: Canadian Center of Science and Education Page 194