BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk berkendara setiap saat, padahal itu merupakan salah satu cara untuk

Gambar III.1 SWOT Sumber: Data Pribadi (15 juni 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terus tumbuh dan berkembang. Proses pertumbuhan tersebut

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN REST AREA JALAN TOL MENURUT PERSEPSI PENGGUNA (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek) TUGAS AKHIR TKP

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs


BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

Daftar Lampiran. A. Latar Belakang 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE MENINGKATKAN AWARENESS WEBSITE IBU DAN MAMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Anak merupakan harta yang paling berharga dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan peran, hormon dan psikologi, serta kelelahan fisik yang dialami ibu

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN DATA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pada zaman Orde Baru Pancasila sedemikian kuat dan dipaksakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sivaraj (2013), kawat gigi atau dalam bahasa medisnya orthodontic

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wahyono (2009) mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa dan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situs Detik (2010, diakses pada 6 Februari 2014), roti adalah makanan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III - 1

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dibutuhkan oleh banyak orang ( Teknologi Informasi Merata Adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas jalan tol di Indonesia sudah memasuki tahap memprihatinkan. Menurut data PT Jasa Marga pada tahun 2013 total kecelakaan mencapai 1701 insiden dengan korban mencapai 123 jiwa. Berarti dalam sehari terdapat 4 insiden kecelakaan atau setiap 6 jam sekali. PT Jasa Marga menyebutkan penyebab kecelakaan, tertinggi, yaitu karena faktor sopir sebanyak 80,42% dari jumlah kecelakaan, diikuti oleh kendaraan sebanyak 18,40% dan juga lingkungan 0.47%. Jumlah kecelakaan terbanyak terdapat pada tol Jakarta Cikampek sebanyak 614, Purbaleunyi 294, dan Jagorawi 236 kejadian. Karakteristik kecelakaan paling banyak terjadi pada pkl. 00.00 06.00 (710 kejadian) dan melibatkan truk dari berbagai jenis sebagai kendaraan terbanyak mengalami kecelakaan (1.114 kejadian) di jalan tol. Lokasi kecelakaan terbanyak berada pada lajur kiri, yaitu 565 insiden diikuti dengan bahu jalan sebanyak 404 kejadian. 1

Faktor sopir merupakan faktor utama kecelakaan di jalan tol. Data dari PT Jasa Marga menyebutkan, yaitu kurang antisipasi 688 kejadian, mengantuk sebanyak 625 kejadian, lengah 34 kejadian, tidak tertib 15 kejadian, dan mabuk 6 kejadian. Bapak Widiyatmiko Nursejati (Rabu, 25 Februari 2015) selaku Traffic Control System Manager PT. Jasa Marga mengatakan bahwa sopir truk paling banyak mengalami kecelakaan dikarenakan mereka mengantuk saat berkendara. Sopir truk beroperasi pada tengah malam hingga pagi hari untuk shipping ke pelabuhan atau mengantar barang ke beberapa daerah. Apabila mereka telat atau tidak mengangkut barang maka ada kerugian yang akan ditanggung. Sopir truk merasa terjaga ketika memasuki jalan arteri itu disebabkan kondisi jalan yang relatif tidak rata. Rasa kantuk itu kemudian timbul pada saat memasuki jalan tol. Konstruksi jalanan yang rata serta suasana yang gelap membuat sopir terlena sehingga mengantuk dan kehilangan fokus saat mengemudi. Sutrisno (Selasa, 3 Maret 2015) sebagai narasumber mengatakan ketika mengantuk sopir truk pada umumnya hanya meminum kopi untuk menghilangkan rasa kantuk, akan tetapi pada kenyataannya saat mengantuk yang dibutuhkan adalah tidur, bukan kopi karena tidak ada zat yang bisa menggantikan efek restoratif tidur menurut dr. Andreas Prasadja, ahli kesehatan tidur. Kafein dari kopi hanya memberikan efek bugar dan secara emosi lebih positif, tetapi kemampuan otak yang sudah lelah tidak bisa dibantu dengan kafein. 2

Ibu Maria (Selasa, 3 Maret 2015) seorang pengusaha proyek pembangunan panel mengatakan karyawan sopir truk kurang bisa mengontrol waktu. Mereka memang memiliki jadwal yang padat untuk mengantar barang. Di saat esok hari akan mengantar barang, sopir truk tidak menggunakan waktu untuk beristirahat, tetapi asyik begadang menonton pertandingan sepak bola atau nongkrong sehingga tubuh terasa lelah dan mengantuk. Mereka tidak bisa mengantisipasi dirinya sendiri sebelum berkendara di jalan tol. Selain itu kurangnya nutrisi yang cukup juga menjadi masalah yang serius bagi sopir truk. Dari fenomena tersebut, dapat disimpulkan tingkat kecelakaan truk di jalan tol lebih tinggi dibandingkan jenis kendaraan lain, contohnya sedan dan minibus. Kecelakaan tersebut disebabkan karena kondisi sopir truk yang kurang antisipasi sebelum melakukan pekerjaannya di jalan. Berdasarkan penjelasan dari PT Jasa Marga dan observasi langsung kepada sopir truk, kurang antisipasi disebabkan oleh begadang, kelelahan, dan kurang nutrisi yang cukup. Maka dari itu penulis ingin meneliti dan merancang visual kampanye yang bertemakan, Perancangan Visual Kampanye Pentingnya Antisipasi Diri Sebelum Berkendara bagi Sopir Truk di Jalan Tol, di mana lewat kampanye sosial ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan merubah pola pikir sopir truk untuk melakukan tindakan preventif sebelum dan saat berkendara di jalan tol. 3

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Bagaimana menurunkan tingkat kecelakaan sopir truk di jalan tol dengan mengkampanyekan program pentingnya antisipasi diri sendiri sebelum berkendara? 2. Bagaimana merancang visual kampanye yang tepat bagi sopir truk untuk menyadarkan pentingnya antisipasi diri sendiri sebelum berkendara di jalan tol? 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya, yaitu: 1. Sasarannya hanya untuk sopir truk yang belum menikah (20 30 tahun). 2. Pembahasan hanya mencakup wilayah tol Jakarta-Cikampek. 3. Pesan yang disampaikan mengenai pentingnya antisipasi diri sebelum berkendara di jalan tol. 1.4. Tujuan Tugas Akhir 1. Perancangan visual kampanye ini ditujukan bagi sopir truk agar lebih peduli mengenai bahaya yang dapat terjadi di jalan tol ketika kurangnya antisipasi. 4

2. Sopir truk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dirinya sendiri sebelum berkendara di jalan tol. 1.5. Manfaat Tugas Akhir 1. Melalui kampanye ini berkurangnya tingkat kecelakaan di jalan tol yang disebabkan oleh sopir truk. 2. Menambah rasa kepedulian sopir truk akan bahaya yang terjadi apabila kurangnya antisipasi sebelum berkendara. 3. Menambah pengetahuan sopir truk untuk mengantisipasi dirinya sendiri sebelum berkendara di jalan tol. 4. Menambah kewaspadaan sopir truk ketika sebelum dan saat berkendara. 1.6. Metode Pengumpulan Data Menurut Berger (2011, hlm. 33) pengumpulan data primer melibatkan observasi dan penelitian orang pertama. Misalnya, mensurvei beberapa kelompok orang sesuai dengan topik yang sama dan melihat data apa yang telah diungkap. Pengumpulan data sekunder menggunakan penelitian oleh orang lain untuk mendatangkan kesimpulan tentang topik yang sedang dicari. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian secara kuantitatif di mana membutuhkan data numerik seperti jumlah kecelakaan, penyebab kecelakaan, kerugian yang didapat, dan lainnya. Selain itu penulis juga menggunakan penelitian secara kualitatif untuk mendapatkan data non-numerik 5

seperti budaya yang sedang berkembang, filosofi berkomunikasi, fenomena masyarakat, kritik media, maupun ideologi. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu: 1.6.1. Metode Pengumpulan Data Primer 1. Observasi Menurut Riduwan (2004, hlm. 104) observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan riset langsung kepada objek yang dituju. Penulis mengamati tingkah laku sopir - sopir truk ketika berkendara di jalan tol atau kehidupan sehari - harinya. Selain itu penulis juga mengamati keadaan jalan tol, kendaraan yang dipakai, beserta tempat tinggal mereka. 2. Wawancara Penulis melakukan kontak langsung dengan beberapa sopir truk sebagai narasumber dan juga kepada PT Jasa Marga sebagai penyedia layanan jalan tol. Cara yang dilakukan, yaitu dengan tanya jawab kepada narasumber. 1.6.2. Metode Pengumpulan Data Sekunder 1. Kepustakaan Berger (2011, hlm. 29) mengatakan bahwa mahasiswa melakukan penelitian kepustakaan untuk menemukan apa yang telah dilakukan. 6

Menggunakan data pada buku, artikel, majalah, surat kabar dan media cetak lainnya untuk pengumpulan data. Adapun data yang dicari seputar isu berkendara, karakteristik sopir truk, dan penyebab kecelakaan. 2. Dokumentasi Mencari data berupa foto-foto yang berhubungan dengan judul penulis. 3. Internet Pencarian data lewat media internet, di mana penulis mengunjungi beberapa situs guna mencari data tentang kecelakaan, penyebabnya, cara penanggulangan dan juga peenjelasan mengenai aman berkendara. 1.7. Metode Perancangan Penulis menggunakan beberapa tahapan dalam melakukan perancangan kampanye sosial, yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data terlebih dahulu mengenai fenomena tingginya kecelakaan di jalan tol. Data tersebut didapat berdasarkan hasil observasi, wawanacara, studi pustaka, dokumentasi, dan internet. 2. Analisa Masalah Tingginya tingkat kecelakaan di jalan tol ternyata banyak disebabkan oleh sopir truk yang kurang antisipasi sebelum berkendara di jalan tol. Mengantuk, kurang istirahat, kurang nutrisi, dan badan tidak sehat menjadi 7

pemicu kurangnya antisipasi sopir sebelum berkendara. Ketika mengedarai truk, sopir tidak dalam kondisi yang siap sehingga mengalami kecelakaan. 3. Brainstorming Konsep Pesan dan Visual Kampanye Penulis melakukan brainstorming untuk menentukan pesan dan konsep visual yang sesuai dengan kepribadian dan behavior target sasaran. 4. Merancang Identitas Visual Kampanye Visual kampanye yang dirancang akan dibuat beberapa sketsa dengan tujuan untuk mencari visual mana yang mampu mengkomunikasikan masalah yang sedang dibahas. Adapun visual akan menggunakan teori desain grafis. 5. Pengaplikasian pada Media Visual kampanye yang telah dirancang akan ditempatkan pada beberapa media yang sudah dipilih menurut keefektifannya mengkomunikasikan pesan kepada target sasaran. 8

1.8. Skematika Perancangan LATAR BELAKANG Tingginya kecelakaan di jalan tol yang disebabkan oleh kurangnya antisipasi sopir truk sebelum berkendara RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana menurunkan tingkat kecelakaan sopir truk di jalan tol dengan mengkampanyekan program pentingnya antisipasi sebelum berkendara? 2. Bagaimana merancang visual kampanye bagi sopir truk yang tepat untuk menyadarkan pentingnya antisipasi sebelum berkendara di jalan tol TUJUAN 1. Perancangan visual kampanye ini ditujukan bagi sopir truk agar lebih peduli mengenai bahaya yang dapat terjadi di jalan tol ketika kurangnya antisipasi. 2. Sopir truk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi diri sendiri sebelum berkendara di jalan tol. STUDI KEPUSTAKAAN Isu mengenai kecelakaan, jenis kendaraan, karakter sopir, aman berkendara, serta jalan tol dari buku, artikel surat kabar, dan majalah SURVEY LAPANGAN Observasi dilakukan dengan mengamati sopir truk saat berkendara dan kehidupan sehariharinya disertai wawancara langsung kepada penyedia layanan jalan tol. 9

KHALAYAK SASARAN GEOGRAFI DEMOGRAFIS PERILAKU Ruas jalan tol di pulau Jawa khususnya Tol Jakarta- Cikampek Sopir truk yang belum menikah, berumur 20 30 tahun. Berjenis kelamin laki laki. Merupakan sopir truk lintas daerah. PSIKOGRAFIS Sopir truk yang aktif berkendara, memiliki jadwal yang padat. Menyukai hal berbau seks, dangdut, pertandingan sepak bola, peribahasa, dan kata kata puitis. Majemuk. Menikmati hidup, tidak egois, dan mencintai budaya daerahnya masing - masing INSIGHT Perancangan Visual Kampanye dengan tema Pentingnya Antisipasi Diri Sebelum Berkendara bagi Sopir Truk di Jalan Tol yang bertujuan mengurangi tingkat kecelakaan dan meningkatkan kepedulian sopir truk akan bahaya yang dapat terjadi apabila kurangnya antispasi diri sendiri sebelum berkendara. KONSEP PERANCANGAN BIG IDEA VISUALISASI MEDIA Merancang visual kampanye aman berkendara bagi sopir truk. Pesan yang disampaikan menggunakan persuasi yang memiliki konten sex appeal dan disampaikan dengan gaya humor. Elemen visual menggunakan wanita seksi sebagai strategi komunikasi dan menggunakan headline berirama pantun utuk mengajak sopir truk mengantisipasi dirinya sebelum berkendara. Above The Line : billboard dan spanduk. Below The Line : sticker, poster, body truk, handuk, cangkir, dan pernak pernik truk. Throgh The Line : media sosial ( Facebook dan Blackberry Messenger) 10