Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2 Juli 2015 ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992 Berkala Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kehutanan DAFTAR ISI ANALISIS VEGETASI DAN VISUALISASI STRUKTUR VEGETASI HUTAN KOTA BARUGA, KOTA KENDARI Zulkarnain, S.Kasim, & H. Hamid PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTAMBAHAN TINGGI BIBIT BUAH JENTIK (Baccaurea polyneura) Basir Achmad, Muchtar Effendi, & Muhammad Fajri Haika PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU Acacia crassicarpa MELALUI PENERAPAN TEKNIK RAMAH LINGKUNGAN Sona Suhartana & Yuniawati ANALISIS FINANSIAL USAHA HUTAN RAKYAT POLA MONOKULTUR, CAMPURAN DAN AGROFORESTRI DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN Sutisna ANALISIS GENDER DALAM PENGELOLAAN AGROFORESTRI DUKUH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR Hafizianor, Rina Muhayah N.P, & Siti Zakiah PENGAYAAN VEGETASI PENUTUPAN LAHAN UNTUK PENGENDALIAN TINGKAT KEKRITISAN DAS SATUI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Syarifuddin Kadir & Badaruddin UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN DI DESA GUNTUNG UJUNG KECAMATAN GAMBUT, KALIMANTAN SELATAN Normela Rachmawati IDENTIFIKASI KESEHATAN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria L) DI PERSEMAIAN Dina Naemah, & Susilawati POTENSI TEGAKAN KAYU BAWANG (Dysoxylum mollissimum Blume) PADA SISTEM AGROFORESTRI SEDERHANA DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Efratenta Katherina Depari, Wiryono, & A. Susatya PERSEPSI MASYARAKAT SUKU DAYAK HANTAKAN BARABAI TERHADAP KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) ANEKA OLAHAN BUAH DURIAN Arfa Agustina Rezekiah, Rosidah, & Siti Hamidah JENIS, PERILAKU, DAN HABITAT TURPEPEL (Coura amboinensis amboinensis) DI SEKITAR SUNGAI WAIRUAPA DESA WAIMITAL, KECAMATAN KAIRATU, SERAM BAGIAN BARAT Dwi Apriani, E. Badaruddin, & L. Latupapua PENILAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG RINJANI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Andi Chairil Ichsan & Indra Gumay Febryano 99-109 110-115 116-123 124-132 133-144 145-152 153-157 158-165 166-172 173-178 179-191 192-198
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari pada Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2 Edisi Juli 2015 yaitu: Dr. Satyawan Pudyatmoko,S.Hut,M,Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani,M.Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Hj.Nina Mindawati,M.S (Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI) Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako) Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc. (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Prof.Dr.Ir.H.M.Ruslan,M.S (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat) Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc (Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI) Dr. Ir. Purwadi, M.S (Institut Pertanian STIPER Yogyakarta) Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr. (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)
KATA PENGANTAR Salam Rimbawan, Jurnal Hutan Tropis Volume 3 Nomor 2 Edisi Juli 2015 menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil penelitian kehutanan. Analisis Vegetasi dan Visualisasi Struktur Vegetasi Hutan Kota Baruga, Kota Kendari diteliti Zulkarnain, S.Kasim, & H. Hamid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi disusun oleh 76 spesies yang terkelompok dalam 29 famili dengan jumlah total 8.296 individu untuk semua spesies. Alstonia macrophylla, Gironniera subaequalis dan Nephelium lappaceum adalah spesies yang mendominasi komunitas vegetasi. Pengaruh Naungan terhadap pertambahan tinggi bibit buah Jentik (Baccaurea polyneura) ditulis Basir Achmad, Muchtar Effendi, & Muhammad Fajri Haika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat naungan 85% atau intensitas cahaya 15% memberikan pertumbuhan tinggi paling optimum (1,15 cm) bagi bibit buah jentik. Sona Suhartana & Yuniawati meneliti Peningkatan Produktivitas Penyaradan Kayu Acacia Crassicarpa melalui Penerapan Teknik Ramah Lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan RIL dalam penyaradan kayu A. crassicarpa dapat meningkatkan produktivitas 11,59% dan menurunkan biaya sarad sebesar 10,59%. Analisis Finansial Usaha Hutan Rakyat Pola Monokultur, Campuran dan Agroforestri Di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan diteliti Sutisna. Secara finansial usaha hutan rakyat di lokasi penelitian dapat memberikan dampak positif dan layak untuk dikembangkan dengan Nilai NPV pola monokultur Rp. 7,674,98, campuran Rp. 20,668,993 dan agroforestry Rp. 46,011,857 dan BCR pola monokultur 2,38,campuran 1,54dan agroforestry 1,76. Hafizianor, Rina Muhayah N.P, & Siti Zakiah meneliti Analisis Gender dalam Pengelolaan Agroforestri Dukuh dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa Kertak Empat Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Dukuh memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 14% dan dari luar dukuh sebesar 86%. Pengayaan Vegetasi Penutupan Lahan untuk Pengendalian Tingkat Kekritisan DAS Satui Provinsi Kalimantan Selatan ditulis oleh Syarifuddin Kadir & Badaruddin. Arahan penuruan tingkat kekritisan lahan; a) pengayaan tutupan vegetasi hutan menjadi seluas 66.975,57 ha (44 %), sedangkan lahan terbuka, semak belukar dan pertambangan berkurang seluas 17.782,99 ha (12 %); b) berdasarkan adanya pengayaan vegetasi menurunkan tingkat kekritisan lahan menjadi lahan kritis 1.536,82 ha (1, 01%). Upaya Pencegahan Kebakaran Lahan di Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut, Kalimantan Selatan ditulis oleh Normela Rachmawati. Upayaupaya pencegahan kebakaran lahan yang dilakukan masyarakat di desa Guntung Ujung dengan nilai tertinggi adalah Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan yaitu sebesar 65,75 % (48 responden) dan Pembuatan Sekat Bakar 34,25 % (25 responden) Dina Naemah, & Susilawati melakukan Identifikasi Kesehatan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria L) di persemaian. Hasil yang diperoleh bahwa penyebab kerusakan yang paling dominan adalah penyakit pada faktor abiotik sebesar 71,55%, tipe kerusakan yang dominan yaitu perubahan warna daun yang ditandai dengan daun menjadi berwarna kuning sebesar 73,77%, intensitas serangan keseluruhan sebesar 85,33%. Potensi Tegakan Kayu Bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) Pada Sistem Agroforestri
Sederhana Di Kabupaten Bengkulu Utara ditulis oleh Efratenta Katherina Depari, Wiryono, & A. Susatya. Kayu bawang yang ditanam dengan kopi cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding kayu bawang yang ditanam dengan kopi dan karet. Kayu bawang yang ditanam dengan kopi memiliki volume sebesar 43,88 m 3 /ha (umur 3 tahun), 82,99 m 3 /ha (umur 7 tahun), 116,13 m 3 /ha (umur 9 tahun), sedangkan yang ditanam dengan kopi dan karet memiliki volume sebesar 15,15 m 3 / ha (umur 3 tahun), 82,8 m 3 /ha (umur 7 tahun), 79,44 m 3 /ha (umur 9 tahun). Persepsi Masyarakat Suku Dayak Hantakan Barabai Terhadap Kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (I b M) aneka olahan buah durian diteliti oleh Arfa Agustina Rezekiah, Rosidah, & Siti Hamidah. Faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat dayak adalah tingkat pendidikan, pengetahuan yang turun temurun serta mata pencaharian masyarakat dayak sebagai petani. Dwi Apriani, E. Badaruddin, & L. Latupapua meneliti Jenis, Perilaku, dan Habitat Turpepel (Coura amboinensis amboinensis) Di Sekitar Sungai Wairuapa Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Seram Bagian Barat. Turpepel yang diteliti tersusun atas karapas (carapace) yaitu tempurung atau batok yang keras dengan warna karapas hitam kecokelatan, hitam keabu-abuan, serta hitam pekat, dan plastron yaitu susunan lempengan kulit keras pada bagian perut dengan warna plastron putih dan memiliki corak acak berwarna hitam. Turpepel menyukai jenis tempat yang lembab gelap dan tempat yang kering gelap, karena jenis tempat tersebut adalah tipe habitat semi akuatik yaitu tipe habitat campuran antara daratan (tanah) dan air, yang merupakan habitat dari Turpepel. Penilaian Kinerja Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Rinjani Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat diteliti oleh Andi Chairil Ichsan & Indra Gumay Febryano. Hasil penilaian menunjukkan rata-rata keseluruhan dari kriteria yang dinilai berada pada rentang cukup, yang berarti KPH Rinjani sudah cukup siap untuk mewujudkan fungsinya sebagai unit pengelola hutan di tingkat tapak. Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca. Banjarbaru, Juli 2015 Redaksi,
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2 Juli 2015 ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992 UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN DI DESA GUNTUNG UJUNG KECAMATAN GAMBUT, KALIMANTAN SELATAN Fire Prevention Efforts To Land At Guntung Ujung Village, Gambut District, South Kalimantan Normela Rachmawati Minat Budidaya Hutan Prgram Studi Manajemen Hutan Fakultas`Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT. This study aims to determine the prevention of fires that occurred at Guntung Ujung Village, Gambut District. The research method used questionnaires and interviews as a research object is a rural community with a blunt tip sampling intensity of 10% of the 533 households in order to obtain the number of respondents as many as 53 people. Data were analyzed using descriptive quantitative approach and test Chi square. The results of the research in the village of Ujung Guntung there were 73 fire prevention measure of 53 respondents using df = 4 and the expected error rate of 5%, then the price obtained X2 table = 9.488 When compared between X2 count (127.62) X2 table (9.488), hence Ho refused and H1 accepted. This shows that the apparent differences in fire prevention measure of each respondent in the village of blunt tip. Factors most fire prevention efforts that could result in fires that clean the fuel under the standing forest land. Keyword: prevention, Fire of Land ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan kebakaran lahan yang terjadi di desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut. Metode penelitian menggunakan kuesioner sebagai bahan wawancara dan objek penelitian adalah masyarakat desa Guntung Ujung dengan intensitas sampling 10 % dari 533 KK sehingga diperoleh jumlah responden sebanyak 53 orang. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan uji Chi square. Hasil penelitian di desa Guntung Ujung terdapat 73 upaya pencegahan kebakaran dari 53 responden dengan menggunakan dk=4 dan pada tingkat kesalahan duga 5 % maka diperoleh harga X 2 tabel =9,488 Bila dibandingkan antara X 2 hitung (127,62) X 2 tabel (9,488), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa terlihat adanya perbedaan upaya pencegahan kebakaran dari tiap responden di desa Guntung Ujung. Faktor upaya pencegahan kebakaran terbanyak yang dapat mengakibatkan kebakaran lahan yaitu membersihkan bahan bakar bawah tegakan hutan/lahan. Kata Kunci: Pencegahan, Kebakaran Lahan Penulis untuk korespondensi, surel: normela_r@yahoo.co.id 153
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2, Edisi Juli 2015 PENDAHULUAN Kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilakukan bersama-sama dan tidak bisa dipisahkan karena keberadaan hutan biasanya dikelilingi oleh lahan milik masyarakat. Sistem pengelolaan lahan oleh masyarakat untuk usaha pertanian dan perladangan disekitar hutan ikut berperan dalam menentukan tingkat kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Penyiapan lahan untuk areal perladangan dengan pembakara apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali. Adanya permasalahan kebakaran hutan dan lahan tersebut maka perlu kiranya dikembangkan pengetahuan dan penelitian tentang kebakaran hutan dan lahan agar upaya pengendaliannya dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Kebakaran hutan dan lahan mempunyai dampak buruk terhadap tumbuhan. soaial ekonomi dan lingkungan hidup, sehingga kebakaran hutan dan lahannya bukan saja berakibat buruk terhadap hutan dan lahannya sendiri, tetapi lebih jauh akan mengakibatkan terganggunya proses pembangunan. Sementara ini kebakaran lahan sering terjadi dan masih dianggap sebagai suatu nusibah/ bencana alam seperti halnya gempa bumu dan angin topan, padahal kebakaran lahan berbeda dengan kejadian-kejadian bencana alam tersebut. Kebakaran lahan dapat dicegah/dikendalikan< karena kita telah mengetahui apabila musim kemarau atau daerah rawan kebakaran apabila tidak diadakan pencegahan maka kebakaran bisa terulang setiap tahunnya Frekwensi kebakaran lahan yang sering terjadi di desa Guntung Ujung pada musim kemarau setiap tahun sangat mengancam terhadap kesehatan. Diantaranya gejala penyakit batuk, sesak napas, lemah badan, pusing, bahkan pingsan. Gejala yang cukup komplek misalnya terjadi radang tenggorokan, radang paru, serangan asma bagi penderita asam lambung hingga keracunan gas yang ada dalam asap Kebakaran lahan di Indonesia seharusnya diperkecil dengan upaya pencegahan secara lokal oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten kota hingga tingkat kecamatan dan desa Program pencegahan kebakaran yang baik dimulai dengan perencanaa yang akan menghasilkan peta kegiatan masyarakat Berdasarkan hal tersebut diatas saatnya pengendalian kebakaran lahan ditangani secara terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan. Dengan kata lain, bahwa pengendalian kebakaran tidak hanya tertuju pada pemadaman saat kebakaran musim kemarau saja, tetapi hal-hal lain yang bersifat pencegahan harus direncanakan dan dilakukan berkelanjutan baik musim kemarau maupun musim penghujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan pada saat pembukaan/pembersihan lahan di desa Guntung Ujung sedangkan manfaatnya sebagai bahan informasi bagi instansi terkait khususnya Dinas Kehutanan, BKSDA, dll serta masyarakat setempat untuk mengetahui bagaimana peran serta masyarakat terhadap bahaya kebakaran lahan guna menentukan langkah selanjutnya serta pengendaliannya. METODE PENELITIAN Pengambilan sample/responden dilaksanakan di desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut Kalimantan Selatan selama kurang lebih 1(satu) bulan sebanyak 53 KK/ responden. Peralatan yang digunakan antara lain: daftar kuesioner sebagai bahan wawancara, alat tulis menulis, peta lokasi dan Profil data. Prosedur penelitiannya yaitu sebagian besar data yang diambil dalam skala kualitatif, maka jenis data yang dikumpulkan berupa data secara empiris dan normatif. Pengumpulan secara empiris/dilapangan dengan pendekatan metode wawancara langsung dengan masyarakat disekitar lokasi kebakaran dan metode observasi dengan mengadakan peninjauan dan pengamatan kelokasi 154
Normela Rachmawati: Upaya Pencegahan Kebakaran Lahan... (3): 153-157 areal bekas kebakaran. Pengumpulan data secara normatif dilakukan dengan pendekatan literature riview dan hasil penelitian yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti. Alternatif yang menjadi upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan adalah antara lain adalah: Pembuatan Sekat Bakar, Membersihkan Bahan Bakar Bawah Tegakan Hutan/Lahan, Pembakaran Terkontrol, Melihat Arah Angin dan Kecepatan Angin, Memperhatikan Waktu Pembakaran Analisa data, data yang dikumpulkan baik secara empiris maupun normatif, dibuat rekapitulasinya. Sehubungan dengan data yang dikumpulkan sebagian dalam skala kualitatif, maka dalam analisanya digunakan pendekatan analisa tabulasi atau content analysis. Sedangkan data kualitatif yaitu untuk mengetahui bagaimana kemungkinan upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan ditentukan oleh masyarakat sekitar dilaksanakan dengan menggunakan uji Chi Square (Sugiono, 1997). Hipotesa yang digunakan adalah: Ho = Ada kesamaan upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan pada lokasi kebakaran Hi = Tidak ada kesamaan upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan pada lokasi kebakaran HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan wawancara dan kuesiner yang dibagikan kepada masyarakat desa Guntung Ujung secara langsung diketahui bahwa masyarakat cukup mengetahui upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan yang sering terjadi didaerah mereka. Sedangkan hasil analisa pengamatan yang diperoleh di desa Guntung Ujung dengan 5 alternatif upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan terdapat 73 upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan dari 53 responden. Berarti jumlah frekwensi yang diharapkan untuk desa Guntung Ujung adalah: 1/5 x 73 = 14,6. Analisis data yang telah diperoleh, direkapitulasi dan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Frekwensi yang diperoleh dan diharapkan dari upaya-upaya pencegahan Kebakaran lahan di desa Guntung Ujung Table 2. Obtained and expected frequency of fire prevention efforts land at Guntung Ujung Village No. Frekwensi Frekwensi Alternatif faktor-faktor yang yang penyebab kebakaran diperoleh (fo) diharapkan (fn) 1. Pembuatan Sekat Bakar 25 14,6 2. Pembersihan Bahan 48 14,6 Bakar Bawah Tegakan Hutan/Lahan 3. Pembakaran Terkontrol 0 14,6 4. Melihat Arah dan 0 14,6 Kecepatan Angin 5. Meperhatikan Waktu 0 14,6 Pembakaran Jumlah 73 73 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa frekwensi yang diperoleh nilainya lebih tinggi dari hasil yang diharapkan adalah pada alternatif upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan yaitu Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan Hutan/ Lahan. Selanjutnya dilakukan uji Chi square untuk mengetahui peluang upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan yang tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Penolong untuk menghitung Chi Square Table 2. Table Helper to calculate the Chi Square Alternatif No Upaya-upaya (fo-fn) 2 Fi fn fo-fn (fo-fn) 2 Pencegahan fn Kebakaran Lahan 1. Pembuatan Sekat Bakar 25 14,6 10,4 108,16 7,41 2. Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan 48 14,6 33,4 1115,56 76,41 Hutan/Lahan 3. Pembakaran Terkontrol 0 14,6-14,6 213,16 14,6 4. Melihat Arah dan Kecepatan Angin 0 14,6-14,6 213,16 14,6 5. Memperhatikan Waktu 0 14,6-14,6 213,16 14,6 Pembakaran Jumlah 127,62 155
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 2, Edisi Juli 2015 Berdasarkan Tabel diatas dengan menggunakan dk = 4 dan pada tingkat kesalahan duga 5% maka diperoleh harga X 2 tabel =9,488. Bila dibandingkan antara X 2 hitung (127,62) X 2 tabel (9,488), maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa terlihat adanya perbedaan upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan di desa Guntung Ujung. Untuk mengetahui persentasi jumlah jawaban responden yang mengetahui upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan terhadap jumlah jawaban responden di desa Guntung Ujung Table 3. Percentage of efforts to prevent fires on the number of respondents at Guntung Ujung Village Upaya-upaya Pencegahan Jumlah Jawaban Persentasi Kebakaran Lahan Reponden (%) Pembuatan Sekat Bakar 25 34,25 Pembersihan Bahan Bakar 48 65,75 Bawah Tegakan Hutan/Lahan Pembakaran Terkontrol 0 0 Melihat Arah dan Kecepatan 0 0 angin Memperhatikan Waktu 0 0 Pembakaran Jumlah 73 100 Berdasarkan Tabel 3 diatas, terlihat bahwa upaya-upaya pencegahan kebakaran lahan adalah Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan Hutan/ Lahan memiliki nilai persentase tertinggi daripada yang lain yaitu sebesar 65,75 % (48 responden), kemudian Pembuatan Sekat Bakar sebesar 34,25 % ( 25 responden). Hal ini disebabkan pada musim kemarau serasah-serasah kering mudah sekali terbakar bila terkena api dan menyebar kedaerah lain bila ada angin kencang. Pencegahan dengan pembersihan bahan bakar bawah tegakan hutan/ lahan dilakukan menjelang musim kemarau dan mereka anggap cara ini lebih mudah dan efektif dan mereka kumpulkan. Sedangkan Pembuatan Sekat Bakar di desa Guntung Ujung adalah berupa parit yang berada sepanjang jalan yaitu selebar kurang lebih 2 meter. Sekat bakar yang digunakan berupa parit dibuat antar petak agar kebakaran yang terjadi dapat diperkecil dan tidak menjalar ketempat lain. Sekat selain lebar juga dibuat dalam agar dapat mengurangi kadar asam juga dapat mencegah kebakaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa upayaupaya pencegahan kebakaran lahan yang dilakukan masyarakat di desa Guntung Ujung dengan nilai tertinggi adalah Pembersihan Bahan Bakar Bawah Tegakan yaitu sebesar 65,75 % (48 responden) dan Pembuatan Sekat Bakar 34,25 % (25 responden). DAFTAR PUSTAKA Bechtelar,A & Siegert,F. 2004. Recurrent Fire in tropical peatland in Central Kalimantan. Page 607-613 in Paivanen,J (ed): Wise Use Of Peatlands. Procceding of the 12 th International Peat Congress. International Peat Society, Jyvaskyla, 831 pp. Hutbun, 2004. Pedoman Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dati I, Sumatera Utara. Kartodihardjo, H. 2008. Dibalik Kerusakan Hutan dan Bencana Alam. Masalah Transformasi Kebijakan Kehutanan. Wana Aksara. Jakarta. 398 halaman. Metis Associates, 2004. A Freamework of Management. Bahan Pelatihan untuk Professional Development Program,diselenggarakan oleh IFFM Samarinda tanggal 20-27 Januari 2004. Balikpapan. Noor, M. 2001. Pertanian lahan Gambut, Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius.PEAT-Project. 2004. Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. CARE Internatoinal Indonesia, Kalimantan Tengah. 156
Normela Rachmawati: Upaya Pencegahan Kebakaran Lahan... (3): 153-157 Pratiwi, 2001. Dampak kebakaran Hutan Terhadap Ekosistem Tanah. Duta Rimba. Edisi September. 2001. Purbowaseso, B. 2000. Makalah Upaya pencegahan Pemantauan Kebakaran Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Sukhyar Faidil, EkaBudi. 2003. Studi Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kalimantan Tengah, SCKPPP Uni Eropa- Dephutbun, RI. Sumardi dan S.M. Widyaastuti, 2007. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Penerbit Gajah Mada University Press. Suratmo,F.G. 1985. Ilmu Perlindungan Hutan. Bagian Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Walter,J. 2004. Panduan bagi fasilitator dalam Pelatihan Pengelolaan Kebakaran Lahan dan Hutan. Care International Indonesia. Jakarta. Wibowo, A. 1995. Model-model Utama Pendugaan Bahaya Kebakaran Hutan di Australia. Rimbawan Indonesia Volume XXX no. 4 Desember 1998. Wosten, J.H.M, Ismail, A.B 7 Van Wijk, A.L.M, 1997. Peat Subsidence and lts Practical Implications;a Case Study In Malaysia, Geoderma. 157