PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE REHEARSAL PAIRS DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XII IPS SMAN 9 SIJUNJUNG Mela Wulandari 1, Melisa 2, Hafizah Delyana 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Melawulandari0208@gmail.com ABSTRACT The background of this research is the understanding of mathematical concepts of students who are still low. This is because the students' curiosity is still low on the material presented by the teacher. This study aims to determine the understanding of students 'mathematical concepts by applying the active learning strategy of Practice Rehearsal Pairs type with quiz better than the students' mathematical concept understanding by applying conventional learning in class XII IPS SMAN 9 Sijunjung. The type of this research is experimental research, with population of all students class XII IPS SMAN 9 Sijunjung Lesson Year 2017/2018. The sampling technique was randomly selected by class XII IPS 2 as experiment class and class XII IPS 3 as control class. The research instrument used is the final test and quiz. The final test form used is an essay with test reliability is r 11 = 0.65 Based on the analysis of the final test results, the two sample classes are normal and homogeneous distributed, the test statistic used for hypothesis testing is a one-party test. Hypothesis test results obtained t account = 2.21 and t account = 1.681. Because t account > t table hence hypothesis of research accepted at the level of real α = 0,05. So, it can be concluded that understanding students' mathematical concepts by applying active learning strategy of Practice Rehearsal Pairs type with quiz is better than understanding mathematical concept of students by applying conventional learning class XII IPS SMAN 9 Sijunjung. Keywords : Active Learning of Practice Rehearsal Pairs Type With Quiz, Mathematics concept PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan salah satu penunjang tercapainya hasil belajar siswa yang baik. Pembelajaran diharapkan adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan memberikan hasil belajar yang memuaskan. Pada proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan guru
dengan siswa. Interaksi timbal balik antara guru dengan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dari dalam diri siswa. Proses belajar ini bertujuan agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Pada saat proses pembelajaran guru seharusnya mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik fisik maupun mental, sehinga siswa dapat termotivasi dalam proses pembelajaran. Alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan siswa yang lainnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis ternyata lebih efektif dari pembelajaran oleh guru. Disamping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam proses pembelajaran dituntut interaksi yang seimbang, interaksi yang dimaksudkan adalah adanya interaksi atau komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Hal ini terlihat dari hasil observasi dilaksanakan dikelas XI IPS SMAN 9 Sijunjung pada tanggal 28 September 2016 dan 1 Oktober 2016, diperoleh gambaran bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, dimana guru menjelaskan materi dan siswa hanya cenderung menunggu penyampaian dari guru tanpa mau berusaha menemukan konsep. Masalah lain yang ditemukan adalah siswa malu bertanya kepada guru, Ketika mengerjakan latihan sebagian besar siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru sehingga siswa lebih suka menyalin lembar jawaban temannya, rasa ingin tahu siswa rendah terhadap materi yang disampaikan, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa yang berkemampuan tinggi mendominasi saat proses pembelajaran berlangsung ini terlihat saat guru memberikan latihan, siswa yang mengerjakan cenderung orang yang sama.
Wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas XI IPS SMAN 9 Sijunjung, diperoleh informasi bahwa berbagai upaya telah dilakukan guru untuk membuat siswa lebih giat lagi dalam proses pembelajaran diantaranya: guru sudah memberikan tugas dan latihan setelah menjelaskan materi pelajaran bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Disamping itu guru juga mengadakan remedial bagi siswasiswa yang mendapat nilai di bawah KKM, remedial ini diadakan di luar jam pelajaran supaya jam pelajaran yang lain tidak terganggu. Usaha yang dilakukan guru belum berjalan dengan maksimal, untuk mengatasi masalah tersebut guru sebagai salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Wawancara dengan beberapa orang siswa kelas XI IPS SMAN 9 Sijunjung, diperoleh informasi bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan karena berhubungan dengan rumus yang sulit di hafal dan guru juga sering memberikan tugas. Guru juga hanya terpusat pada orang yang pintar saja, sedangkan orang yang berkemampuan rendah tidak diacuhkan, mangkanya orang yang berkemampuan tinggi saja yang mendapat nilai yang baik. Mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat menciptakan situasi belajar yang dapat melibatkan siswa secara langsung baik fisik maupun mental, agar tercipta suasana belajar yang kondusif Menurut Silberman (2009:5). Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang memperbanyak aktivitas siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Mempelajari sesuatu itu tidaklah hanya mendengar dan melihat saja, jika siswa bisa Melakukan Sesuatu dengan informasi yang diperoleh, maka mereka juga akan dapat memperoleh umpan balik. Proses pembelajaran aktif memungkinkan
terjadi interaksi antara siswa dengan guru serta antara siswa dengan siswa yang lain, untuk memperoleh itu dibutuhkan suatu strategi agar pembelajaran yang dilakukan dapat menarik minat siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs. Menurut Silbermen (2009:228). Adapun langkah-langkah strateginya, a. Pilihlah serangkaian kecakapan atau prosedur yang anda inginkan untuk dikuasai peserta didik. Buatlah pasangan. Dalam setiap pasangan tugaskan dua peran: (1) Penjelas atau demonstrator dan (2) Pengecek. b. Penjelas atau demonstrator menjelaskan dan mendemonstrasikan bagaimana melaksanakan kecakapan atau prosedur khusus. Pengecek memverifikasi bahwa penjelasan dan atau demonstrasi adalah benar, mendorong dan memberi latihan kalau diperlukan. c. Partner-partner memutar balik peran. penjelas/ demonstrator baru diberi kecakapan atau prosedur lain untuk dilaksanakan. d. Proses terus berlangsung sampai semua kecakapan dilakukan gladiresik. Srategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs adalah salah satu dari strategi pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini terdiri dari dua orang tiap kelompok atau berpasangan dan setiap kelompok mempunyai peran masing-masing yaitu Sebagai penjelas(demonstrator) dan sebagai pengecek(pengamat), dengan adanya peran tersebut setiap pasangan dapat berdiskusi dan berbagi ilmu pengetahuan. Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak hanya dengan menerapkan model pembelajaran yang bermakna, tetapi harus diiringi dengan penilaian untuk melihat penguasaan materi (kompetensi) siswa, salah satunya adalah kuis. Kuis merupakan pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik, dimana pertanyaan itu hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dari materi yang telah diajarkan
sebelumnya dan bentuknya berupa isian singkat. Pemberian kuis ini akan sangat besar sekali manfaatnya bagi siswa. Jika kuis ini diberikan berulang kali, maka siswa dapat belajar secara kontinu, pada umumnya siswa cenderung menginginkan nilai yang bagus disetiap kali kuis. Apabila siswa tahu akan diadakan kuis maka siswa akan termotivasi untuk belajar dan mengerjakan latihan yang diberikan pada setiap kali pertemuan. Sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta dapat membuat siswa memperhatikan dan mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung kabupaten Sijunjung. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 14 Juli 2017 Tahun Pelajaran 2017/2018. Tempat penelitian ini dilakukan di kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung Tahun Pelajaran 2017/2018. Teknik pengambilan sampel dilaksanakan secara acak, terpilih kelas XII IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPS 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah Kuis dan tes akhir. Kuis diberikan diakhir pembelajaran di kelas ekperimen. Tes diberikan pada akhir pertemuan di kelas eksperimen dan kontrol. Bentuk tes yang digunakan adalah soal esai. Teknik analisis data tes akhir yang digunakan adalah uji-t. Sebelum melakukan uji hiptesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah perkembangan pemahaman
konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis pada siswa kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung, Pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung. Perhitungan hasil tes akhir matematika siswa, penulis menggunakan rubrik analitik berpedoman kepada Iryanti (2004:14). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data kuis perkembangan pemahaman konsep siswa setiap pertemuan, seperti terlihat pada tabel 1: Tabel 1. Analisis Nilai Hasil Kuis Siswa Setiap Pertemuan Kuis I II III 1653 1553 1759 x x 71,87 67,52 76,48 Berdasarkan tabel 1, terjadi penurunan dan peningkatan nilai kuis setiap pertemuan. Analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai teringgi dan nilai terendah, seperti terlihat pada tabel 2: Tabel 2. Analisis Nilai Hasil Kelas Sampel Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel x S xmaks xmin Eksperimen 66,65 18,02 95 30 Kontrol 55,56 17,80 89 20 Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Simpangan baku kelas kontrol lebih tinggi dari pada simpangan baku kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh diperoleh t hitung = 2,21 dan, karena > t tabel = 1,681 t hitung t tabel maka hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep
matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas XI IPS SMAN 9 Sijunjung kabupaten Sijunjung. Hasil pelaksanaan dari setiap pertemuan secara keseluruhan dengan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis sudah semakin membaik. Siswa sudah mampu aktif dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Dan juga dengan diadakannya kuis pada akhir pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar. Berdasarkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh hasil yang berbeda, berikut contoh jawaban tes akhir kelas eksperimen dan kontrol. Gambar 1. Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat bahwa siswa berkemampuan rendah pada kelas eksperimen siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep yaitu menjabarkan soal tersebut menjadi integral tak tentu dengan menggunakan operasi aljabar, siswa juga mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu hal ini dapat dilihat dari penggunaan sifat-sifat integral, namun mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah, siswa masih salah dalam mengintegralkan terhadap. X d x Adapun jawaban siswa pada kelas kontrol. Gambar 2. Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2. Dapat dilihat bahwa siswa berkemampuan rendah pada kelas eksperimen siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep yaitu menjabarkan soal tersebut menjadi integral tak tentu dengan menggunakan operasi aljabar, siswa juga mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu hal ini dapat dilihat dari penggunaan sifat-sifat integral, namun mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan masalah siswa tidak mampu untuk menyelesaikan soal tersebut dengan baik dan benar. Berdasarkan analisis data tes akhir siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diperoleh bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajan aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran konvensional. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan srategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs disertai kuis pada siswa kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung mengalami perkembangan yang baik dilihat dari indikator pemahaman konsep yaitu, menyatakan ulang sebuah mengklasifikasikan konsep, objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, serta mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. 2. Pemahaman konsep siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Practice Rehearsal Pairs lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XII IPS SMAN 9 Sijunjung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Untuk Kerja.Yogyakarta: Depdiknas. Silberman, Melvin. (2009). Active Learning. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Sudjana. (2005). Metoda Statistik. Bandung : Trasito.