BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. keluarga denganmasyarakat dan lingkungannya. keluarga dalam membentuk keluarga yang sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap pasangan yang telah menikah tentu saja tidak ingin terpisahkan baik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagi tugas seperti mencari nafkah, mengerjakan urusan rumah tangga,

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari ketiga subjek pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. dari suami, istri, anak-anak, juga termasuk kakek dan nenek serta cucu-cucu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usahanya tersebut. Profesi buruh gendong banyak dikerjakan oleh kaum

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Carol D. Ryff merupakan penggagas teori Psychological well-being.

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. dalam sebuah pernikahan. Seperti pendapat Saxton (dalam Larasati, 2012) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian dewasa ini karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi Davis (dalam Keban 1990). Dalam batas-batas tertentu urbanisasi dapat mendorong pembangunan tetapi sebaliknya dapat juga menghambat pembangunan. Hubungan yang positif antara tingkat urbanisasi suatu negara, dengan tingakat pendapatan per kapita negara yang bersangkutan, hal ini didukung oleh data empiris pada beberapa negara sehingga memberikan keyakinan bahwa urbanisasi mempunyai peran yang penting dalam pembangunan berimplikasi bahwa dalam rangka mempercepat proses pembangunan, urbanisasi diperlukan. Berbagai studi tentang urbanisasi menemukan bahwa ada hubungan antara kemajuan tingkat ekonomi dengan tingkat urbanisasi, semakin maju tingkat perekonomian suatu daerah, semakin tinggi pula tingkat urbanisasinya. Dengan demikian urbanisasi merupakan gejala alamiah sejalan dengan perkembangan ekonomi dan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah, adanya konsentrasi penduduk yang tinggi atau berlebihan di suatu wilayah dapat menimbulkan apa yang disebut dengan aglomerasi atau primacy (Tjiptoherijanto, 1999). 1

2 Urbanisasi juga menimbulkan berbagai akibat (dampak) tertentu yang dirasakan oleh oleh daerah penerima dan daerah yang ditinggalkan meskipun urbanisasi ini oleh sebagaian ahli, dianggap membawa dampak positif terutama bagi perkembangan kota, tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkannya. Bagi mereka yang memandang urbanisasi membawa dampak positif mengatakan, antara lain urbanisasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuan-kemajuan yang ada di kota, urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota, selanjutnya memberikan getaran (resonansi) perkembangan bagi daerahdaerah perdesaan sekitarnya. Selain dampak positif yang ditimbulkan juga menimbulkan dampak yang negatif, baik yang berada di daerah perkotaan juga dirasakan pula oleh daerah perdesaan. Urbanisasi di kota dapat menimbulkan masalah Over urbanization dan Urban primacy. Over urbanization yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi daya tampung kota. Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar. Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar daerah dan semakin beratnya beban pemerintah kota. Sedangkan Urban primacy adalah timbulnya dominasi kota besar terhadap kota-kota kecil sehingga tidak berkembang, dominasi tersebut dapat dilihat dari konsentrasi ekonomi, alokasi sumber daya, pusat pemasaran, pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial politik.

3 Masyarakat yang melakukan kegiatan merantau dengan tujuan sebagai pekerja dilakukan oleh para kaum kali-kali, baik yang telah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. Umumnya mereka telah berkeluarga dan harus mengorbankan keluarga karena harus berpisah dengan pasangan dan anak-anaknya. Keluarga yang ditinggal merantau ada yang mampu mengatasi masalah rumah tangganya, termasuk ekonomi keluarga dan bertanggung jawab terhadap aktifitas anak, pendidikan dan kebutuhan gizi anak. Selain itu masalah terpenting adalah terkait dengan anak-anak perantau yang tidak mendapatkan perhatian yang lengkap dari kedua orang tua akibat ditinggal oleh ayah yang relatif lama merantau. Menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga merupakan unit dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat yang saling ketergantungan, dalam hal ini orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak anaknya, karena dari orang tua anak pertama - tama menerima pendidikan. Oleh sebab itu orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing dan pemelihara terhadap anak. Setiap orang tua menginginkan anak anaknya menjadi manusia yang berakhlak dan berhati mulia serta mempunyai tanggung jawab. Akan tetapi sebagian anak tidak menyadari bahwa mereka di sayang oleh orang tuanya karena orang tuanya meninggalkan mereka untuk pergi merantau. Perasaan perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan dan cara hidup anak dalam menjalani kehidupannya.

4 Seharusnya orang tua lebih memperhatikan perkembangan anak, karena kehidupan anak masih didominasi dengan sikap bersenang senang dan membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Bukan sebaliknya anak diasuh oleh salah satu dari orang tuanya saja, karena ada perbedaan anak yang diasuh oleh lengkap dengan kedua orang tua kandung dengan keluarga hanya diasuh oleh salah satunya saja. Perbedaan tersebut yaitu apabila anak diasuh oleh kedua orang tua kandungnya anak akan terjamin kehidupannya seperti dalam kegiatan hari harinya, pendidikannya dan kesehatannnya. Sedangkan anak yang diasuh oleh salah satu anggota keluarganya saja akan merasakan perbedaan rasa kasih sayang yang berbeda. Merantau umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki dalam hal ini adalah sang suami telah menyebabkan perempuaan yang berstatus sebagai istri atau ibu rumah tangga menjadi tumpuan harapan keluarga terutama anakanaknya. Ibu bukan saja sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai ayah. Karena harus melindungi anak, bertanggung jawab terhadap harta benda bahkan melaksanakan kegiatan-kegiatan publik yang semula dikerjakan oleh suami. Banyaknya peran yang dilaksanakan oleh keluarga karena ditinggal untuk merantau menyebabkan waktu untuk memberikan perhatian kepada anak menjadi kurang maksimal. Keluarga yang ditinggal suami merantau menarik diteliti karena bukan tidak mungkin kurang perhatian dari orang tua

5 khususnya ayah. Hal ini juga akan berdampak bagi kehidupan anak-anak itu sendiri terutama dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-harinya. Pada studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 1 November 2014, yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap subjek dalam hal ini istri yang telah di tinggal suaminya untuk merantau, mendapatkan informasi bahwa subjek itu sudah di tinggal suaminya bekerja diluar kota sudah lebih 10 tahun, dan subjek juga menjelaskan ketidak nyamanannya apabila sang suami itu pulang. Apabila suaminya pulang subjek dan suami subjek sering beradu mulut sehingga timbul rasa tidak nyaman terhadap para tetangganya. Meskipun timbul rasa tidak nyaman namun suaminya tidak memperdulikannya dan selalu dapat mencari-cari alasan, sang istri juga menjelaskan bahwa terkadang hal yang di lakukan olehnya dan sang suami ini suatu saat akan berdampak kurang baik terhadap anak-anaknya. Konsep well-being secara umum seperti yang terjadi dalam kasus tersebut, disebutkan bila sang ibu cukup menghawatirkan jika apa yang ia lakukan selama ini suatu saat akan berdampak kurang baik terhadap anakanaknya. Selaras dengan konsep well-being yang menjelaskan bahwa tercapainya sebuah kepuasan jika terpenuhinya semua kebutuhan manusia dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan aktualisasi diri (Clarke, 2005), tercapainya kebebasan emosional dan optimalnya sumber daya manusia yang ada (McGregor & Kebede, 2003). Beberapa konsep tersebut juga digunakan untuk mengkaji family wellbeing, namun ada beberapa perbedaan pandangan mengingat bahwa keluarga

6 merupakan suatu unit yang unik dan kesejahteraan keluarga sangat tergantung pada kesejahteraan individual dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat ( Wollny et all, 2010). Oleh karena konsep family well-being (kesejahteraan keluarga)dapat dikaji dari beberapa dimensi karena kesejahteraan keluarga merupakan gabungan dari kesejahteraan fisik, sosial, ekonomi dan psikologis. Teori Baldwin (1996) mengkaji family well-being dari 3 dimensi, yaitu : 1) dimensi pemenuhan kebutuhan materi keluarga, antara lain sandang, pangan dan perumahan. Dalam teknis pemenuhan kebutuhan ini keluarga harus berbasis pada aspek sosial budaya, 2) dimensi komunikasi dan perilaku moral keluarga. Dalam hal ini komunikasi dalam keluarga penting untuk mentransmisi budaya, nilai-nilai, dan membentuk identitas individu dan kelompok. Keluarga juga merupakan tempat dimana anak mendapatkan pengalaman hidup melalui pengasuhan sehingga bisa tertanam nilai-nilai moral, 3) dimensi kekuasaan dan emansipasi, artinya kekuasaan orang tua dalam keluarga harus disampaikan melalui komunikasi yang berorientasi pada kesepakatan bersama. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat digaris bawahi bahwa family well-being dapat tercapai jika kebutuhan keluarga terpenuhi, terjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan adanya komunikasi dialogis dalam mewujudkan otoritas orang tua. Berdasarkan uraian yang telah di jabarkan diatas, banyaknya penduduk dalam hal ini yaitu kaum laki-laki (ayah) yang menjadi pekerja (urban) itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menjunjung kelas sosial di tempat asalnya serta memperbaiki kualitas

7 hidupnya dan keluarganya. Untuk itu bagi kaum laki-laki merantau itu merupakan suatu keharusan apabila di daerah asalnya itu sudah tidak terdapat lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Dengan adanya penelitian yang di adakan ini dapat memberikan suatu dorongan psikologis untuk para keluarga yang di tinggal oleh kepala keluarga (ayah) untuk bisa selalu berperan aktif mengasuh anak mulai dari hal yang paling sederhana sekalipun karena, dorongan sekecil apapun yang dilakukan akan berdampak besar bagi kehidupan bahkan kondisi psikologis anak nantinya. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini mengenai Kesejahteraan Keluarga (Family Well-being) pada keluarga Urban di Desa Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu: Bagaimana Deskripsi Family-Well Being pada Keluarga yang di tinggal Berurbanisai di Desa Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Family-Well Being pada Keluarga yang di tinggal Berurbanisasi di Desa Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga.

8 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu Psikologi dan dalam hal ini adalah Psikologi Keluarga. 2. Secara Praktis a. Bagi keluarga, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga karena dukungan keluarga sangat di butuhkan sehingga mempengaruhi bagi kesejahteraan keluarga itu sendiri b. Bagi masyarakat, sebagai informasi yang positif tentang kesejahteraan keluarga bagi para pengurban khususnya di Desa Kalikabong RT02/01.