I. PENDAHULUAN. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN EKSPOSITORI PADA MOTIVASI BELAJAR BERBEDA

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. dipsndang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bimafika, 2016, 8, 10 15

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Abad informasi sekarang dan masa mendatang peranan Matematika akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidik disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu pula mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut. Tugas dan tanggung jawab guru sangat erat kaitannya dalam proses pembelajaran dengan kemampuan yang dipersyaratkan untuk memangku jabatan profesi kependidikan. Kemampuan tersebut antara lain adalah guru (1) mempunyai pengetahuan tentang belajar dan dan tingkah laku manusia dalam belajar, (2) mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya dengan baik, (3) mempunyai sifat yang tepat dengan memahami kelemahan dan kekuatan diri sendiri sebagai tenaga pendidik, dan (4) mempunyai keterampilan menggunakan teknik dan pendekatan dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar tersebut melibatkan siswa dengan harapan dapat menangkap isi dan pesan pembelajaran tersebut dengan menggunakan kemampuan pada ranahranah menurut Bloom dalam Dimyati & Mudjiono (2009 : 25): (1) kognitif, yaitu

2 kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, (2) afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup, dan (3) psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutarakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas. Dalam menerapkan pembelajaran seorang guru harus menggabungkan penilaian pada ranah-ranah di atas yang merupakan satu paket ketuntasan belajar siswa. Akibat belajar dari ketiga ranah tersebut akan makin bertambah baik. Arthur T. Jersild (dalam Sagala 2007 : 12) menyatakan belajar adalah modification of behavior experience and training yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan. Selama ini pembelajaran bertolak pada pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pendidik. Dalam hal ini siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga tidak terciptanya komunikasi dua arah. Guru-lah yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap, sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.

3 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN I Tekad diketahui bahwa pencapaian prestasi belajar mata pelajaran IPS pada Standar Kompetensi Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada kelas V semester ganjil tergolong rendah, karena sebanyak 75% dari 70 siswa atau sebanyak 52 siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar minimum 65, yang ditampilkan pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Data Nilai Murni Mata Pelajaran IPS Hasil Ulangan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 No Kelas Jumlah Siswa Tinggi >80 Sedang 65-80 Rendah <65 1 VA 36 6 2 27 2 VB 34 3 6 25 Sumber : Dokumentansi Sekolah Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai murni prestasi belajar IPS sebesar 75% masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan KKM sebesar 65. kondisi ini menunjukkan bahwa prestasi belajar tersebut memang masih sangat rendah. Kelas V-A dan V-B memiliki kecenderungan yang hampir sama. Selama ini pembelajaran IPS di SD N I Tekad ini menggunakan pembelajaran yang konvensional dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dimana transfer of knowledge berlangsung satu arah, dari guru kepada siswa tidak terjadi interaksi aktif. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran, guru-lah yang mempunyai peran aktif dengan mempersiapkan bahan-bahan pembelajaran dengan sistematis dan

4 teratur, siswa hanya menyalin apa yang diberikan oleh guru. Namun demikian, terdapat variasi yaitu ternjadinya tanya jawab yang melibatkan siswa, akan tetapi proses ini tidak banyak membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran ekspositori hanya melibatkan guru dan beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran kelas tersebut dan sesekali guru memberikan pertanyaan diajukan kepada siswa secara searah dan individual, tidak dengan mengelompokkan siswa untuk bekerjasama dalam menjawab pertanyaan. Selain itu, pertanyaan dari guru cenderung hanya pertanyaan yang bersifat parsial, bukan pertanyaan yang mengkonstruksi pemahaman siswa secara utuh. Dari hasil tersebut di atas, mungkin guru sudah merasa mengajar dengan baik, tetapi siswa-nya tidak belajar, sehingga terjadi miskonsepsi antara pemahaman guru dalam mengajar dengan target dan misi dari pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang mengacu pada pembekalan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, Soemantri (dalam Mangkoesapoetra, 2005 : 2). Lebih lanjut dikatakan bahwa kondisi ini didukung oleh kenyataan yang ada di lapangan, bahwa aspek metodologis dan pendekatan ekspositorik sangat menguasai seluruh proses pembelajaran, belum mampu menumbuhkan iklim yang menantang siswa untuk belajar dan tidak mendukung produktivitas serta pengembangan berpikir siswa. Ada siswa yang mengeluh karena menganggap gurunya terlalu bertele-tele, sementara yang lainnya menganggap terlalu cepat; ada siswa yang merasa bosan dan mengantuk ketika pelajaran IPS berlangsung; ada siswa yang diam mengerjakan hal lain; dan sebagainya. Disamping itu, proses pembelajaran IPS

5 yang dilakukan oleh guru belum mampu menumbuhkan budaya belajar dikalangan siswa. Pada gilirannya akan berpengaruh secara signifikan pada prestasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara untuk mengupayakan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga terlibat secara kognitif, afektif dan psikomotorik di dalam proses pembelajaran tersebut meskipun adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran IPS di kelas. Cooperative learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) merupakan pembelajaran kooperatif yang sederhana yaitu dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebaya-nya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan sekaligus siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menjadi narasumber bagi teman yang lain. Tidak ada strategi, teknik, metode, model pembelajaran yang paling baik digunakan dalam setiap keadaan sehingga harus dicari strategi paling tepat, Killen (dalam Sanjaya, 2007: 129). Pernyataan ini memberikan pemahaman bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk diterapkan pada setiap standar kompetensi (SK) pada tiap mata pelajaran, dan tidak semua SK dapat diselesaikan dengan pembelajaran ekspositori tipe ceramah dan tanya jawab saja. Semua

6 kemungkinan tersampaikannya materi pelajaran dengan baik harus disesuaikan kebutuhan dan motivasi siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis berkeinginan untuk meneliti apakah ada perbedaan peningkatan prestasi belajar IPS melalui pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori pada motivasi belajar yang berbeda di Sekolah Dasar Negeri I Tekad Kecamatan Pulaupanggung Kabupaten Tanggamus TP 2011-2012. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan: 1. Pembelajaran IPS di SDN I Tekad masih berpusat pada guru. 2. Guru belum menerapkan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran IPS yang inovatif dan kreatif. 3. Materi ajar belum dikembangkan oleh guru secara maksimal menjadi bahan ajar. 4. Masih rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran IPS 5. Pendekatan pembelajaran yang belum mampu memfasilitasi dan memunculkan secara optimal sejumlah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang semestinya dapat diamati pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 6. Pemanfaatan suatu strategi/model/teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan karateristik pembelajaran IPS pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa pejajahan Belanda dan Jepang.

7 1.3 Pembatasan Masalah Bertolak dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah yang berkaitan sebagai penyebab utama kegagalan dalam belajar IPS. Proses pembelajaran di sekolah memiliki tujuan diantaranya adalah tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan masing-masing sekolah. Untuk menghilangkan bias dalam penelitian ini dan mengefektifkan proses, peneliti memberikan rambu-rambu pengkajian sebagai berikut: 1. Penelitian ini akan mengkaji interaksi prestasi belajar siswa antara model pembelajaran pada motivasi belajar siswa yang berbeda. 2. Penelitian ini akan membedakan peningkatan prestasi belajar antara pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori. 3. Penelitian ini akan membedakan peningkatan prestasi belajar antara pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori pada motivasi belajar tinggi. 4. Penelitian ini akan membedakan peningkatan prestasi belajar antara pengunaan pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori pada motivasi belajar rendah.

8 1.4 Rumusan Masalah Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa. 2. Apakah rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS antara siswa yang belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari siswa yang belajar melalui pembelajaran ekspositori, 3. Apakah rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang belajar melalui pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran ekspositori pada siswa yang bermotivasi tinggi, 4. Apakah rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang belajar melalui pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran ekspositori pada siswa yang bermotivasi rendah. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Interaksi antara pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap peningkatan prestasi belajar IPS siswa. 2. Rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS antara siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori,

9 3. Rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang belajar melalui pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori pada siswa yang bermotivasi tinggi, 4. Rata-rata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang belajar melalui pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori pada siswa yang bermotivasi rendah, 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara teori a. Sebagai pengembangan ilmu yang berkaitan dengan teknologi pendidikan, khususnya strategi dan pengelolaan kegiatan pembelajaran. b. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dibahas karena memperoleh arahan dan bimbingan dari guru secara intensif melalui kerjasama kelompok. 2. Secara praktis a. Sebagai bahan masukan untuk sekolah dasar terkait, sebagai sumbangan pikiran bagaimana menggunakan pembelajaran kooperatif STAD dan ekspositori, b. Penelitian ini diharapakan agar guru IPS memperoleh pengalaman yang menjadi pedoman dalam merancang pembelajaran, sehingga pembelajarannya lebih baik.