5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

dokumen-dokumen yang mirip
5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

G. TALANG, SUMATERA BARAT

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

4.6 G. ANAK RANAKAH, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

Bab II Tatanan Geologi Daerah Penelitian

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. SUMBING, JAWA TENGAH

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

Aliran lava produk letusan celah Tahun 1941 serta kemungkinan terjadinya letusan samping baru di Gunung Semeru Jawa Timur

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUBAH LAVA SEBAGAI SALAH SATU CIRI HASIL LETUSAN G. KELUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRAKIRAAN BAHAYA ERUPSI GUNUNG KELUD

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

Batuan Gunungapi Sibual Buali, Sumatera Utara (Sofyan Primulyana, dkk)

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

ANALISIS TAFONOMI MOLUSKA PADA FORMASI DAMAR DI KALI SIWUNGU TEMBALANG SEMARANG

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

KETERANGAN UMUM Nama Lain : "Etna van Indonesia" Menurut Dr.R.D.M Verbeek 1900 Lokasi a. Geografi b. Administratif

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PETROGENESA LAVA GUNUNG RINJANI SEBELUM PEMBENTUKAN KALDERA

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

Telepon: , , Faksimili: ,

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB II TATANAN GEOLOGI

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Potensi bencana Gunung Api Iya, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

4.3. G. RINJANI, P. Lombok, Nusatenggara Barat

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

Transkripsi:

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wetar Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 38' LS dan126 o 39.5' BT (Atlas Trop. Ned, 1938) Pulau Gunungapi di Utara P. Wetar, Laut Banda Ketinggian : 282 m dml 5000 m dari dasar laut Kota Terdekat : - Tipe Gunungapi : Kerucut Strato Pos Pengamatan : -

SEJARAH LETUSAN 1512 Letusan di kawah pusat 1699 Letusan di kawah pusat Setelah itu hanya kegiatan solfatara yang teramati. GEOLOGI G. Wetar yang berada di P. Wetar merupakan pulau gunungapi yang pertama kali dikunjungi oleh Verbeek pada 1899. Verbeek menjelaskan bahwa gunungapi ini berupa kerucut sederhana dengan kawah di bagian baratnya terkoyak sehingga menjadi lapangan solfatara. Umumnya tersusun atas lava dan lava termuda mengalir ke arah baratdaya.

Lereng barat P. Gunung Api, tampak bidang abrasi setinggi 20-30 m yang memperlihatkan singkapan batuan andesit (Foto: Lili Sarmili). (2001) Pulau ini dihuni sejumlah besar burung laut dan ditutupi belukar. Pada puncak sebelah barat teramati asap solfatara lemah. Pada beberapa tempat di sekeliling pulau tersebut dijumpai bidang abrasi setinggi 20-30 m. Lereng barat P. Gunung Api, tampak bidang abrasi setinggi 20-30 m yang memperlihatkan singkapan batuan andesit (Foto: Lili Sarmili). Walaupun tinggi gunungapi ini hanya 282 m di atas muka laut tetapi diduga merupakan gunungapi tertinggi di kawasan gugusan gunungapi Indonesia. Berdasarkan hasil echosounding di sekitar daerah itu, memperlihatkan bahwa gunungapi ini tumbuh setinggi 5000 m dari dasar laut. Selama pertumbuhan kerucutnya, dijumpai tiga jejak longsoran besar, yaitu pertama, di lereng baratlaut yang meninggalkan bidang longsoran selebar lk. 80 m mulai di bawah garis permukaan laut sampai melebihi garis kedalaman 200 m; kedua di lereng timur meninggalkan bidang longsoran mulai lereng atas sampai di bawah garis kedalaman 200 m dan ketiga pada lereng timur, meruntuhkan bibir kawah dan meninggalkan bidang longsoran sampai pada garis kedalaman 200 m menjadi bukaan kawah ke arah timur, tebal bidang longsor lk. 50 m yang dapat dilihat dari bidang lincir kontak antara lava dan piroklastika di atasnya. Dua dari ketiga bidang longsoran tersebut tidak mempengaruhi kondisi kawah gunungapi ini. Terjadinya longsoran ini kemungkinan akibat desakan lava dan tekanan air ke satu sektor dan faktor lainnya adalah kondisi stratigrafi pada kerucut gunungapi

ini, yaitu endapan piroklasti yang menindih lava, hal tersebut menjadi penyebab terjadinya longsoran besar. Singkapan lava termuda dari Gunung Api di tepi pantai barat (foto : Lili Sarmili) (2001) Setelah longsoran terjadi ke arah barat, leleran lava mengisi bidang longsoran tersebut berupa bongkahan lava berkomposisi andesit. Bagian masif lava tersebut dengan tebal lk. 6 m, alirannya mencapai laut sehingga membentuk seperti semenanjung. Hembusan solfatara terjadi di bibir dan dinding kawah bagian dalam sekurangnya lima titik hembusan. Lubang kawah sedalam lk. 40 m sebagian terisi oleh ujung leleran lava dan tampaknya leleran lava ini menghancurkan sebagian kubah lava yang terbentuk sebelumnya. Petrografi Verbeek (1908) menganalisis dua contoh lava andesit yang di ambil dari pantai timur, terdiri atas andesit piroksen berbutir halus dengan fenokris plagioklas, hipersten, augit, biotit dan olivin mengandung picotit, magnetit dan apatit serta masadasar microlit piroksen, plagioklas, dan mineral bijih tidak berwarna sampai kecoklatan. Kuenen (1935) mengambil beberapa contoh andesit dari pantai barat berwarna abu-abu cerah sampai gelap atau kemerahan, terdiri atas basalt piroksen, umumnya

poros dengan fenokris putih dan gelap berdiameter beberapa milimeter. Salah satu contohnya kaya akan olivin sedangkan lainnya hanya dalam bentuk inclusi bersamaan dengan plagioklas, piroksen dan mineral bijih. Adakalanya hipersten lebih diminan dari pada augit dan biotit umumnya sebagai mineral sampingan. Analisis mikrometrik memberikan hasil sebagai berikut (Kuenen, 1935) : Plagioklas 28 % Augit 5 % Hipersten 4 % Olivin 4 % Mineral bijih 2 % Biotit 0,3% Masadasar 56 % Berdasarkan analisis Niggli, batuan Gunung Api ini merupakan magma dioritik normal dengan cenderung kearah magma tonalitik. GEOKIMIA Hasil analisis kimia batuan dari salah satu contoh, sebagai berikut : SiO2 56,23 si = 165 TiO2 0,35 al = 32 P2O5 0,39 fm = 30 Al2O3 18,66 c = 25 Fe2O3 3,80 alk = 13 FeO 2,43 MnO 0,11 k = 0,38 MgO 3,39 mg = 0,50 CaO 7,89 c/fm= 0,83 Na2O 2,89 qz = + 13 K2O 2,76 +H2O 1,03 - H2O 0,16 ---------------- 100,09 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Sistem Pemantauan G. Wetar tidak berpenghuni dan tidak ada Pos Pengamatan. Peta Daerah Bahaya a. Daerah Bahaya gunungapi dapat dibagi 2, daerah bahaya dan daerah waspada meliputi daerah seluas lingkaran dengan jari-jari 3 km, berpusatkan puncak gunungapi, luas daerah in ilk. 28,3 km 2. b. Daerah waspada meliputi daerah seluas lingkaran dengan jari- jari 5 km, daerah ini luasnya lk. 50 km 2. DAFTAR PUSTAKA Boerema, J., 1929, A new undersea volcano. Phys. Papers. Proc. IV Pac. Sci. Congr. IIB, Batavia 1929, p.919. Hardjawidjaksana, K., Lili Sarmiliand Kristianto, N.A., 2001, Offshore mineral resources map of Indonesia. Scale 1: 5.000.000. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan.

Kuenen, PH. H., 1935, Contribution to the geology of the East Indies from the Snellius Expedition. Part I Volcanoes,Leid. Geol. Med, Deel VII, p.294-298. Kusumadinata, K., 1979. Data dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal. Neumann van Padang, M., 1938, Ueber die unterseevulkane der erde. Ing. Nederl. Ind. Vol. 5, IV, Batavia 1938, p.80. Neumann van Padang, M., 1951, Catalogue of the active volcanoes of the world including solfatara fields. Part I, The International Volcanological Association, Napoli, Italia, p. 215-216. Verbeek, R.D.M., 1908, Mollukenverslag. Jaarb. Mijn. Nederl. Indie. Wet. Ged.