Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya. tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BABVI. memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, derajat kehalusan,

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

5.1 Total Bakteri Probiotik

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

CITARASA KERIPIK PISANG PADA BEBERAPA PERLAKUAN ANTIOKSIDAN

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. keucut, setiap ujung glugut memiliki bagian seperti ujung daun bambu, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. makan yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat dan tidak bervariasi

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN MELALUI PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT DAN LAMA PERENDAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

Tepung Pisang dan Had Olahannya. Sayur Asin. Pengawetan Telur Segar, Selai dan Jelly, Brem Cair

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

I. PENDAHULUAN. dan bumbu-bumbu yang dibentuk bulat seperti kelereng dengan bera gram

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ubi jalar (Ipomea batatas L.) di Indonesia belum dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. populer di Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan konsumen terhadap produk pangan saat ini, tidak hanya sekedar

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Tepung Pisang 4.2. Profil Fisikokimia Tepung Pisang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PENGARUH TEKNIK PENGERINGAN TERHADAP KADAR GIZI DAN MUTU ORGANOLEPTIK SALE PISANG (Musa paradisiaca L.) Fery Indradewi A

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang terdapat di Indonesia, pisang merupakan buah yang dikonsumsi secara luas baik dalam bentuk segar maupun diolah menjadi produk makanan. Hal ini disebabkan karena pisang mengandung pati tinggi (3 I,2%) dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi baik sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral maupun serat sehingga baik untuk pencemaan. Selain itu, pisang mempunyai daerah pemasaran yang luas dan mudah diperoleh sepanjang tahun. Di Indonesia, produksi buah-buahan sebanyak 91,93 ton/hektar dan sebanyak 18,02%-nya merupakan buah pisang (BPS, 2002). Produksi pisang di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, produksi pisang sebanyak 3.746.962 ton; pada tahun 2001, produksi pisang di Indonesia mencapai 4.300.422 ton dan pada tahun 2002, produksi pisang di Indonesia meningkat menjadi 4.384.384 ton (BPS, 2000). Dari total produksi pisang yang dihasilkan diperkirakan sekitar 52% merupakan pisang yang membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti pisang kepok, pisang tanduk, pisang nangka, dan lain-lain (BPS, 2002; Sunarjono, 2002).

2 Menurut Rismunandar ( 1989), pada dasamya pisang dibedakan menjadi 3 golongan dasar yaitu Afusa paradisiaca varietas sapientum atau A1usa nana.l. atau Afusa cavendishii, Afusa paradisiaca jijrmatvpica dan Afusa brachvcarpa. Dari tiga golongan yang disebutkan, pisang kepok tennasuk dalam golongan Jvlusa paradisiaca jimnatypica dan pi sang tersebut merupakan jenis pisang yang mempunyai produktititas yang cukup tinggi. Pisang kepok terbagi menjadi dua jenis yaitu pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Pisang kepok kuning mempunyai daging buah berwama kuning dan pisang kepok putih mempunyai daging buah berwama putih. Pisang kepok kuning mempunyai rasa yang lebih enak atau lebih manis dibandingkan dengan pisang kepok putih, karenanya pisang kepok kuning lebih disukai dan sudah umum digunakan seperti pisang goreng dan tape. Sedangkan pisang kepok putih belum banyak digunakan dan biasanya digunakan untuk makanan burung. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan nilai ekonomis dari pi sang kepok putih. Salah satunya adalah dengan membuat tepung pi sang. Tepung pisang adalah tepung yang diperoleh dari daf:,>ing buah pisang yang melalui proses pengeringan dan penggilingan. Tepung pisang yang baik menurut SII ( 1995) adalah tepung pisang yang berwama putih dengan kadar air maksimai 12% wet basis, jenis patinya khas pati pisang, bahan pengawet yang digunakan yaitu sultit harus mengandung so2 sisa sulfitasi maksimal 100 ppm, keadaan bau dan rasanya normal Biasanya pisang yang dipakai untuk pembuatan tepung pisang adalah pisang jenis plantain. Pisang kepok putih merupakan jenis pisang pl~rrtc>ir.. v3rrg mer,ghas!lkan ~v~ma tepung pllling baik.

3 Tepung p1sang mempunyai berbagai manfaat, biasanya dimanfaatkan sebagai campuran pada industri roti, cake, biskuit dan sebagainya. Di berbagai negara, tepung pisang digunakan dalam pembuatan pastry, souffle, puding dan sebagainya. Tepung pisang juga bisa digunakan sebagai campuran pada industri ice cream dan makanan bayi (Santoso, 1995). Pada pengolahan tepung pisang ini, masalah yang dihadapi adalah buah pisang mudah mengalami pencoklatan karena mengandung enzim polifenolase yang dapat kontak dengan substrat fenol dengan adanya 0 2 atau katalis logam. Pencoklatan ini terjadi terutama pada waktu pengupasan buah pisang. Terjadinya pencoklatan ini dapat dikurangi dengan berbagai usaha baik secara fisik maupun khemis. Usaha fisik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengerok kulit buah pisang untuk mengurangi kandungan tanin di dalam pisang dimana tanin ini dapat menyebabkan terjadinya pencoklatan dan perlakuan blanching untuk inaktivasi enzim sehingga reaksi pencoklatan dapat dihambat. Sedangkan usaha khemis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penambahan bahan kimia yaitu Na-metabisulfit. Na-metabisulfit di dalam penelitian ini digunakan untuk larutan pengukus (blanchmg) buah pisang. Pemilihan Na-metabisulfit untuk larutan pengukus buah pisang karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan dapat mencegah pencoklatan enzimatis maupun non-enzimatis yang disebabkan karena teijadinya reaksi Maillard oleh gula, sehingga tepung pisang yang dihasilkan berwama putih kekuningan dan kenampakannya disukai. Selain itu, S0 2 dan su!tit dalam tubah akan dioksidasi!r.0njadi senyaw<l-~er:ya''!:: s1 lf::~t yar.g tid::k berbahaya dan dapat dikeluarkan

4 melalui urine sehingga senyawa sulfit dalam jumlah kecil dalam makanan yang dikonsumsi man usia masih dapat ditolerir (Branen dan Davidson, 2002). Keefekiifan penghambatan pencoklatan oleh blanching uap dengan larutan Na-metabisultlt sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu blanching dimana sifat fisik dari proses blanching bertolak belakang dengan sifat khemis dari larutan Nametabisultit. Semakin tinggi suhu dan waktu blanching semakin rendah keefektifan keija dari larutan Na-metabisulfit dan sebaliknya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang pengaruh waktu blanching uap dengan larutan Nametabisulfit dalam pengolahan pisang menjadi tepung pisang. Penggunaan sulfit sebagai larutan blanching (pengukus) harus juga diperhatikan mengingat konsentrasi sulfit yang berlebih dapat membahayakan kesehatan manusia. Hal ini disebabkan karena senyawa yang dihasilkan dari reaksi asetaldehida dan sulfit dapat mereduksi ikatan disulfida enzim dan bereaksi membentuk hidroksisultonat yang dapat menghambat mekanisme pemafasan ( Winamo, 1992 ). Batas aman penggunaan sulfit pada bahan pangan yang diijinkan penggunaannya oleh Food and Drug Administrarion (FDA) adalah 200 sampai 3000 ppm (Desrosier, 1998). Residu sulfit yang dapat diterima tidak boleh lebih dari 500 ppm, karena tingginya residu ini akan mempengaruhi aroma dan citarasa dari produk Oleh karena itu, konsentrasi pemakaian sulfit dibatasi. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh waktu blanching uap dengan larutan Na-metabisulfit terha~.p sitat fisikokimia-v.i d<!n c!"ganoleptik tepi.l:r.g pi:.;ar:g kepok putih'7

5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengkaji pengaruh penggunaan blanching uap dengan larutan Natrium metabisulfit di dalam pengolahan pisang menjadi tepung ptsang. Tujuan Khusus Untuk mengkaji apakah ada pengaruh waktu blanching uap dengan larutan Natrium metabisulfit terhadap sifat fisikokimiawi dan organoleptik tepung pisang kepok putih. Untuk menentukan waktu blanching uap yang dapat menghasilkan \varna tepung pisang kepok putih yang paling disukai oleh konsumen.