OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

dokumen-dokumen yang mirip
SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) PERAWATAN LUKA POST OPERASI APPENDIKTOMI PADA ANAK

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

165

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Umum Tentang Implementasi Keperawatan. 1. Pengertian Implementasi Keperawatan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

Yang paling sering : Itching (Pruritus) Ekimosis Dryness Lumps (Bengkak)

Kebutuhan cairan dan elektrolit

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Efektivitas Terapi Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Kronis

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

PENJELASAN PENELITIAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

PENGKAJIAN PNC. kelami

TINDAKAN PEMBEDAHAN SOP. 1. Pengertian. 2. Tujuan. 3. Kebijakan

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KMN Klinik Mata Nusantara

Tindakan keperawatan (Implementasi)

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PENJELASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

STERILISASI & DESINFEKSI

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat (Hidayat, 2007).

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Metode Transformasi Skor

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

KONSEP DASAR LUKA FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA TIPE PENYEMBUHAN LUKA. FIRDAWSYI NUZULA, S.Kp.,M.Kes AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PENGGUNAAN BAHAN PADA PERAWATAN LUKA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

PANDUAN PRAKTIKUM. Akademi Keperawatan Al Ikhlas Cisarua Bogor Jl. Hankam desa Jogjogan kecamatan Cisarua kabupaten Bogor Telp/fax 0251.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Oleh : Wirda Faswita Akper Sehat

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BUKU AJAR KEPERAWATAN PEMASANGAN DESFERAL

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

Untuk menjamin makanan aman

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Integumen Dosen : Yuliantie, S. Kep., Ns OLEH MEYRIA SINTANI NIM : 2012. C. 04a. 0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2014

TINJAUAN TEORI 1. Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen Secara umum, kulit berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya, sebagai persepsi sensori, sebagai pengatur suhu tubuh dan tekanan darah, sintesis vitamin, serta sebagai tempat pengeluaran dari sekresi keringat. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kondisi kulit, rambut, dan kuku. Pengkajian kulit dimulai dengan mengumpulkan data riwayat kesehatan yang meliputi informasi kulit, rambut, dan kuku. Dalam mengkaji kulit, perawat perlu mengetahui bahwa kelainan kulit dapat berkaitan atau disebabkan oleh gangguan sistem yang lain. Pada riwayat kesehatan, pertanyaan dimulai dengan masalah kesehatan/keluhan yang dirasakan (misalnya gatal-gatal atau benjolan dikulit), pola sehat-sakit, pola pemeliharaan kesehatan, dan pola peranan-kekerabatan (Morton, 1991). Dalam mengkaji riwayat kesehatan sekarang, pola PQRST dapat digunakan untuk menanyakan keluhan pasien. Untuk informasi kesehatan dahulu, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang masalah kesehatan yang pernah dialami. Riwayat alergi pasien juga ditanyakan, apakah pasien alergi terhadap obat, makanan, kosmetik, dan lain-lain. Kebiasaan pasien dan aktivitas sehari-hari pasien ditanyakan misalnya kebersihan diri, lingkungan pasien yang dapat menimbulkan gangguan kulit, dan gaya hidup pasien yang berkaitan dengan gangguan kulit. 1.1 Inspeksi a. Kaji integritas kulit warna flushing, cyanosis, jaundice, pigmentasi yang tidak teratur b. Kaji membrane mukosa, turgor, dan keadaan umum, kulit c. Kaji bentuk, integritas, warna kuku. d. Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus. 1.2 Palpasi a. Adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu. b. Tekstur kulit. c. Turgor kulit, normal < 3 detik d. Area edema dipalpasi untuk menentukan konsistensi, temperatur, bentuk, mobilisasi. e. Palpasi Capillary refill time : warna kembali normal setelah 3 5 detik. 2. Prosedur Tindakan Wound Care 2.1 Pengertian Suatu penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Perawatan luka terdiri atas:

Mengganti balutan kering Mengganti balutan basah dengan balutan kering Irigasi luka Perawatan dekubitus 2.2 Tujuan Menjaga luka dari trauma. Imobilisasi luka. Mencegah pendarahan. Mencegah kontaminasi oleh kuman. Mengabsorpsi drainase. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis. 2.3 Indikasi Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal. Ada rembesan eksudat. Ingin mengkaji keadaan luka. Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen jaringan nekrotik. 2.4 Persiapan Alat 2.4.1 Peralatan Steril a. Pinset anatomis 2bh/ sarung tangan b. Pinset cirurgis 1bh c. Kom kecil 2bh d. Gunting lurus (bila diperlukan) e. Kasa steril f. Kapas lidi g. Betadine 10% dalam tempatnya h. NaCl 0.9% / rivanol 2.4.2 Peralatan Non-steril a. Gunting perban b. Plester / perban gulung c. Perlak d. Bengkok e. Wash bensin 2.5 Persiapan Pasien a. Menjelaskan tindakan b. Perhatikan privacy pasien c. Mengatur posisi 2.6 Prosedur Kerja a. Jelaskan prosedur b. Peralatan didekatkan c. Mencuci tangan d. Perlak dipasang di daerah yang luka, bengkok di dekatkan (dari arah dalam keluar) dan bila balutan menggunakan perban dibuka dengan gunting. e. Balutan dibuang ke bengkok menggunakan pinset cirurgis f. Pinset cirurgis yang telah dipakai disimpan ke dalam bengkok g. Bersihkan luka dengan kasa steril yang sudah dibasahi oleh antiseptic (NaCl 0.9% / rivanol) menggunakan pinset anatomis dari arah atas ke bawah dan dari dalam ke

luar, kasa kotor dibuang ke bengkok keringkan lika dengan kasa steril sampai kering, serat kasa jangan sampai melekat pada luka. h. Luka ditutup dengan kasa yang diberikan betadine 10%, luka ditutup lagi dengan kasa steril, fiksasi menggunakan plester/ dibalut dengan perban. i. Mengatur posisi pasien kembali j. Peralatan dibersihkan/dirapihkan k. Cuci tangan l. Catat respon pasien m. Dokumentasi 3. Penatalaksanaan Klien Luka Bakar 3.1.1 Resusitasi A, B, C a. Pernafasan : Udara panas mukosa rusak oedem obstruksi. Efek toksik dari asap : HCN, NO 2, HCL, Bensin iritasi b. Sirkulasi : bronkhokontriksi obstruksi gagal napas Gangguan permeabilitas kapiler : cairan dari intravaskuler pindah ke ekstravaskuler hipovolemik relatif syok ATN gagal ginjal 3.1.2 Infus, kateter, CVP, Oksigen, Laboratorium, Kultur Luka 3.1.3 Resusitasi cairan Baxter Dewasa : baxter RL 4 cc x BB x % LB/24 jam Anak : jumlah resusitasi + kebutuhan faal : RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % LB Kebutuhan faal : < 1 tahun : BB x 1cc 3.1.4 Monitor urine CVP 1 3 tahun : BB x 75 cc 3 5 tahun : BB x 50 cc ½ diberikan 8 jam pertama ½ diberikan 16 jam berikutnya 3.1.5 Topikal dan tutup luka - Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik - Tulle

- Silver sulfa diazin tebal - Tutup kasa tebal - Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor 3.1.6 Obat obatan - Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian - Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur - Analgetik : kuat ( morfin, petidine ) - Antasida : kalau perlu

REFERENSI Kusyati, Eni. 2004. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar, Edisi Revisi. Jakarta : EGC Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika Priharjo, Robert. 2005. Pengkajian Fisik Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : EGC