Si Hijau Pembawa Berkah

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

NORHADIE KARBEN, GIGIH UPAYAKAN PERTANIAN TANPA BAKAR DI LAHAN GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015)

BAB III METODOLOGI KAJIAN

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir : Pengalaman Pendampingan terhadap Kelompok Nelayan

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan taraf hidup yang relatif masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

BAB I PENDAHULUAN. rumahtangga pertanian berjumlah (Anonim, 2013). Pertanian di wilayah

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

PROFIL BKM/LKM ANDESPA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani. Tercatat bahwa dari 38,29 juta orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

1.1 Bidang Pekerjaan : Pertanian Organik Tanaman (Fasilitator Tanaman)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

KEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

PROFIL BKM SEJATI DESA TELAGA SARI

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PROFIL BKM MEKAR JAYA KELURAHAN TANJUNG TONGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

PROFIL BKM/LKM LESTARI

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

EFEKTIVITAS PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PDPM), STUDI TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN MAMBORO KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

Transkripsi:

Lembar Kerja Kegiatan Sosial Berkelanjutan Palangka Raya, 17 Maret 2015 Si Hijau Pembawa Berkah Kegiatan sosial di Kelurahan Bukit Tunggal adalah salah satu contoh kegiatan sosial yang berkelanjutan. Hal ini terbukti dari kiprah mereka yang mampu bersaing dengan produsen sayur serupa. Kegiatan sosial ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2012. Namun hingga tahun 2014 usaha mereka berkembang bagus hingga omzet pun berlipat. Kelompok petani ini menamakan KSM mereka sesuai jenis usaha yang ditekuni, yaitu KSM Sayur. KSM ini beranggotakan 7 orang, tentunya manfaatnya dirasakan 7 KK miskin, dengan dana BLM APBD sebesar Rp4.625.000, dan swadaya sebesar Rp1.390.000. Anggota KSM Sayur adalah bagian dari petani yang menderita kesulitan dalam bercocok tanam. Mereka tidak mempunyai modal cukup untuk membeli bibit. Jangankan bibit, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja mereka pontang-panting. Untung masih ada kemauan kuat dan tenaga yang cukup, sehingga para petani gurem ini tetap eksis dengan usaha yang mereka tekuni. Dengan memanfaatkan lahan sederhana di samping rumah, mereka tetap bertanam seadanya. Namun, karena jarang ditanami, lahan tersebut lebih banyak berfungsi sebagai lahan tidur. Seiring berjalannya waktu, adanya kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Palangka Raya, khususnya di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya, memberikan kesempatan kepada sejumlah petani yang berkategori PS-2 (warga miskin) untuk meningkatkan pendapatan. Sebelumnya mereka telah berkelompok dan bekerja sama, tapi belum terorganisir. Kini setelah mengikatkan diri dalam KSM Sayur, mereka lebih mudah mendapatkan bantuan bibit. Lahan tidur pun kembali bersemi setelah ditanami sayuran dengan pengelolaan yang ada. Dalam perkembangannya, lahan tersebut menjadi lahan produktif. Lahan yang ada berstatus pinjam pakai untuk dikelola dengan ukuran lahan 75 meter x 50 meter. Anggota dari KSM sayur adalah KK Miskin (PS-2) hanya memiliki rumah ala kadarnya dari bahan kayu.

Berbeda dengan awalnya, mereka sangat sulit memenuhi kebutuhan dasar, baik kesehatan dan pendidikan. Dari perubahan kondisi ini, masyarakat menjadi semangat untuk mengubah hidup agar lebih baik tidak terpuruk seperti dulu lagi. Dari hasil penjualan sayur mereka belikan bibit kembali untuk kemudian ditanam. Demikian berulang secara terus menerus, membentuk satu siklus bercocok tanam sayur. Dengan kondisi ini, fasilitator memberikan arahan kepada BKM dan KSM untuk bermitra dengan Dinas Pertanian dengan menyiapkan proposal. Seiring berjalan waktu, pihak Dinas Pertanian Kota Palangka Raya sangat menyambut baik memberikan bantuan pupuk dan bibit. Adapun perhitungan pengeluaran dan penghasilan KSM Sayur, menurut jenisnya, secara rinci sebagaimana terlihat di rekapitulasi berikut. Biaya Pengeluaran Tanaman Sayur Kacang Panjang Sayur Kacang Panjang Bibit 500 gram 65.000 Pupuk kandang 15 zak @22.500 33.7500 Pupuk NPK 5 Kg @13.000 65.000 Mulsa plastic ½ roll 300.000 TOTAL 837.500 Pendapatan kacang Panjang Umur kacang panjang, mulai dari menanam sampai panen pertama, adalah 45 hari. Setiap 2 hari sekali dilakukan pemanenan. Dalam masa produktif kacang panjang dapat dipanen sebanyak 15 kali dan setiap kali panen bisa menghasilkan 25 kg. Jadi, total hasil panen kacang panjang dalam 1 periode adalah 375 kg, dengan harga jual per kilo sebesar Rp4.000. Total pendapatan petani dalam 1

periode penanaman kacang panjang adalah Rp1,5 juta. Pendapatan bersih petani, jika menanam kacang panjang dalam satu periode penanaman adalan Rp1,5 juta - Rp837.500 = Rp662.500. Biaya Pengeluaran Tanaman Tomat Tomat Bibit 2 bungkus @45.000 90.000 Pupuk kandang 12 zak @22.500 270.000 Pupuk NPK 12 Kg @13.000 156.000 TOTAL 666.000 Pendapatan Tomat Umur tomat, mulai dari menanam sampai panen pertama adalah 70 hari. Setiap 3 hari sekali dilakukan pemanenan. Dalam masa produktif tomat dapat menghasilkan 450 kg dengan harga jual per kg sebesar Rp6.000. Jadi pendapatan petani dalam 1 periode penanaman tomat adalah Rp2,7 juta. Total pendapatan bersih petani tomat dalam satu periode penanaman adalah Rp2,7 juta - Rp660.00= Rp2.034.000. Biaya Pengeluaran Tanaman Ketimun Ketimun Bibit 3 bungkus @45.000 135.000 Pupuk kandang 15 zak @22.500 337.500 Pupuk NPK 15 Kg @13.000 195.000 TOTAL 725.000 Pendapatan Ketimun Rekap Penghasilan KSM Sayur Anggota 7 Orang No Jenis Tanaman Pendapatan Biaya-Biaya Keuntungan Keterangan

1 Kacang Panjang 1.500.000 837.000 662.500 2 Tomat 2.700.000 660.000 2.034.000 3 Ketimun 2.100.000 725.000 1.375.000 Keuntungan/Penghasilan Petani ini diperoleh dalam kurun waktu 2-3 bulan Jumlah 6.300.000 2.222.000 4.071.500 Umur ketimun, mulai dari menanam sampai panen pertama, adalah 35 hari. Setiap 5 hari sekali dilakukan pemanenan dan dapat menghasilkan 150 kg ketimun. Dalam masa produktif ketimun dipanen sebanyak 7 kali. Total hasil panen ketimun dalam 1 periode tanam adalah 1.050 kg dengan harga jual sebesar Rp2.000 per kilo. Total pendapatan petani dalam 1 kali periode penanaman ketimun adalah Rp2,1 juta. Total pendapatan petani jika menanam ketimun dalam satu periode penanaman adalanrp2,1 juta - Rp725.00 = Rp1. 375.000. Jadi total penghasil petani sayur dalam kurun waktu 2-3 bulan adalah Rp 4.071.500. Dan dilakukan pengolahan lahan pertanian secara berulang-ulang dengan memaksimalkan pemanfaatan pupuk kandang, agar tanaman sayur selalu subur dan menghasilkan sayur dan buah-buah yang bagus. (Afrida Indrayani, Senior Fasilitator Kota Palangka Raya, OSP 6 Provinsi Kalimantan Tengah) diambil dari : http://www.p2kp.org/bestpracticedetil.asp?mid=415&catid=8& Informasi lebih lanjut silakan hubungi: BKM/LKM Tunggal Jaya Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pertanyaan Diskusi Kelompok 1 dan 2 membahas : a. Apakah Kegiatan Sosial dalam contoh kasus di Palangkaraya tersebut : i. Sudah tepat sasaran? ii. Memperkuat modal sosial? iii. Terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar? iv. Terkait dengan peningkatan pendapatan? Jelaskan b. Apakah kegiatan dalam LK tersebut termasuk kegiatan sosial? c. Apa saja sumberdaya internal yang mendukung? d. Bagaimana menjamin kegiatan sosial tetap berkelanjutan? Kelompok 2 dan 3 membahas : a Bekerjasama dan berjaringan dengan institusi mana saja agar kegiatan sosial berkesinambungan? b Apakah dalam kegiatan tersebut, para anggota KSM meningkat kapasitasnya? c Upaya apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas? d Apakah melepas alumni pelatihan ke pasar kerja menjawab keberlanjutan? e Bagaimana merawat agar KSM Sosial tetap solid dan bermodal sosial kuat?