LAPORAN REFLEKSI PEMBELAJARAN PADA LESSON STUDY ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE V Oleh: Juhanaini, M,Ed Jurusan PLB FIP UPI Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

Assessment Kemampuan Merawat Diri

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

BAB II KEGIATAN PPL. A. Kegiatan PPL. 1. Persiapan PPL

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2)

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 16 Maret 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

JENIS DAN KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Simo Boyolali, tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Namun terkait

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan yang selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan dan berguna untuk mencerdaskan masyarakat, mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

maupun minat. Selain bahan dan kegiatan-kegiatan belajar kita perlu atau keberanian. Pada tingkat Pendidikan Dasar, keterampilan maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan rata rata anak seusianya atau anak anak pada umumnya. Perbedaan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

RESUME KEGIATAN LESSON STUDY DI SMAN 1 SUMEDANG PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BERBAKAT ISTIMEWA (CIBI)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

MEDIA KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG 1 SAMPAI 10

KONSEP DASAR BIMBINGAN JASMANI ADAPTIF BAGI TUNANETRA. Irham Hosni PLB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok B RA Riyadlul Jannah Wrati Kejayan Pasuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lebih sering menghabiskan hari-harinya dengan melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULAN A. Latar belakang Penelitian Lina Rahmawati,2013

JUDUL MAKALAH ANALISIS KEMAMPUAN MERENCANAKAN, MENGIMPLEMENTASIKAN DAN MEREFLEKSI PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

BAB II MODEL PEMBELAJARAN PAKEM DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI. 1. Pengertian Model Pembelajaran PAKEM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

LAPORAN REFLEKSI PEMBELAJARAN PADA LESSON STUDY ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE V Oleh: Juhanaini, M,Ed Jurusan PLB FIP UPI Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar belakang kegiatan Lesson study. Berkembang dan berubah kearah yang lebih baik merupakan suatu kebutuhan dasar bagi seorang guru. Oleh karena itu upaya untuk mencapai hal yang lebih baik perlu adanya aktivitas kongkrit dan bertanggung jawab dari guru tersebut. Lesson Study memberikan kesempatan melalui proses penelaahan dan latihan dalam merancang dan mengkomunikasikan pembelajaran, selain itu aktivitas lesson study dapat mempertebal sikap mental guru baik sebagai penyaji, juga sebagai observer dengan cara dapat menghormati sesama. B. Tujuan Tujuan Lesson Study diantaranya: a. Meningkatkan kemampuan guru baik dalam peningkatan pengetahuan juga yang bersifat ketrampilan. b. Meningkatkan kerjasama antar teman sejawat. c. Meningkatkan mental, sikap sportivitas, baik dari guru penyaji, maupun observer. d. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola, menata lingkungan belajar. e. Meningkatkan kepekaan guru atas perkembangan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan dinamika peserta didik. f. Meningkatkan kemampuan dalam menyiapkan dan mengkomunikasikan pembelajaran. C. Metode Metode yang digunakan dalam Lesson Study

a. Pengamatan / Meneliti; untuk mendapatkan informasi dalam komunikasi pembelajaran. b. Diskusi, untuk mendapatkan substansi dari apa yang telah diamati. c. Ceramah dan tanya jawab, untuk melengkapi informasi khususnya yang berkaitan dengan penyajian pembelajaran itu sendiri. d. Refleksi, untuk mengetahui respon observer sebagai umpan balik dari pembelajaran yang telah disajikan. e. Konfirmasi, untuk mengetahui kuality dari proses pembelajaran dan f. Pengembangan. II. LAPORAN HASIL ANALISIS KEGIATAN LESSON STUDY 1. Aspek / komponen pembelajaran tertulis. Rencana pembelajaran tertulis yang dirumuskan oleh penyaji baik dari Jepang maupun Indonesia mempunyai banyak kesamaan yaitu rumusan pembelajaran yang didasari dari kebutuhan dan keunikan peserta didik. Secara garis besar, keduanya merumuskan dengan sistematik, rinci, terstruktur dan berbasis keberagaman. Walau demikian kejelian masing masing penyaji sangat terlihat dari jenis pilihan materi yang mereka rumuskan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. 2. Materi Pembelajaran. Kemasan materi sangat berfungsi bagi kehidupan sehari hari anak tuna grahita. Tetapi, kembali pada perbedaan kejelian guru dalam menangkap apa yang dibutuhkan peserta didik, penyaji Jepang lebih memilih materi yang mendasar yang berfifat fungsional misalnya dalam pemahaman bentuk. Sedangkan penyaji Indonesia, lebih memperhatikan kurikulum yang berlaku. Pemilihan materi ini, tentu didasari orientasi persekolahan dimana guru berada. 3. Proses Pembelajaran. Dalam mengkomunikasikan pembelajaran, kedua penyaji mempunyai cara dan pendekatan masing masing. Secara keseluruhan keduanya berusaha untuk membuat pembelajaran menarik, serta mudah difahami.

4. Strategi dan Metode Pembelajaran. Kedua penyaji menggunakan metode tanya jawab, simulasi, tugas dan pendekatan permainan. Tetapi yang lebih menarik, metode penyampaian sangat berbeda. Guru jepang, terlihat sangat terlatih dalam penataan tinggi, rendah penekanan instruksi pembelajaran. Selain itu, efektifitas dan efisensi penggunaan reward sangat jelas dan bervariasi, sehingga dapat diamati bahwa reward tersebut tepat sasaran. Disisi lain kesiapan pembelajaran jelas tercermin dari proses, misalnya management waktu, waktu transisi, waktu efektif, ditata secara terstruktur dan bersifat fleksibel, keamanan selama pembelajaran ketat dijaga, agar hal diharapkan dapat terhindar. 5. Media Pembelajaran. Guru Jepang, bila diamati, menggunakan media pembelajaran yang sangat murah, mudah didapat, aman, serta multifungsi. Misalnya; dari seutas tali, dikembangkan untuk mendukung berbagai komponen dari pembelajaran. Sedangkan guru Indonesia, lebih memilih media yang disiapkan dari sekolah. Dari analisis kegiatan ini, penulis menggaris bawahi adanya perbedaan visi dari kedua penyaji dalam menyikapi pembelajaran. Antara lain; dalam pendidikan Jasmani Adaptif untuk anak tuna grahita, guru Jepang lebih memunculkan bermain dan kreativitas, sedangkan guru Indonesia, lebih menekankan pada pelajaran Pendidikan Jasmani secara formal dan bersifat teksbook. Pembahasan Secara keseluruhan apa yang telah disajikan oleh para guru selama dua hari pelaksanaan lesson study, baik dari guru dari Jepang maupun dari Indonesia sangat bermanfaat bagi para observer dan tentu bagi para penyaji itu sendiri. Dari para observer selain mendapatkan pengalaman ilmu dan pengetahuan, juga sebagai ajang introfeksi diri atau evaluasi diri karena dengan penampilan penyaji, setidak-tidaknya observer akan mempertanyakan pada diri sendiri, dan merasakan apa yang telah mereka berikan pada peserta didik selama peroses pembelajaran yang tidak diamati oleh orang lain. Mengamati Rencana pembelajaran yang dirumuskan penyaji, mulai dari memilih materi, pendekatan yang akan digunakan atau metoda, juga evaluasi yang akan digunakan baik evaluasi proses ataupun evaluasi outcome, sangat terasa bagaimana guru telah berusaha

memahami siapa peserta didik yang akan mereka layani. Para penyaji telah berusaha memperhatikan keunikan masing-masing peserta didik tidak hanya sekedar nama, juga kesukaan atau learning style dan kebiasan atau budaya masing-masing. Dari upaya guru tersebut dasar-dasar teaching diversity dijadikan landasan utama untuk meningkatkan mutu pembelajaran, menarik serta mempertahankan on task masing masing peserta didik. Tidak hanya hal tersebut saja sebagai upaya guru dalam memberikan pelayanan pendidikan prima, tetapi juga bagaimana guru mempersiapkan dan menyajikan alat bantu pembelajaran atau media pendukung lainnya. Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam penyajian lesson studi tersebut bagaimana guru mengajar dengan menyertakan hati nurani, kasih sayang, sehingga dapat diperoleh respon positif dari pesera didik, anak dengan berni mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka inginkan dari aktivitas tersebut. Tentu ini merupakan point yang sngat berguna bagi guru dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa memahami bahasa guru, siswa dapat mengerti apa yang dikomunikasikan oleh guru tersebut, atau sebaliknya tanpa mengeti bahasa muridnya guru tau apa yang diharapkan peserta didiknya. Mengajar tidak selalu dengan bahasa verbal, dengan sikap, contoh-contoh akan membawah anak lebih mudah memahami apa yang sedang dikomunikasikan oleh guru. Selain itu dalam pembelajaran untuk anak tunagrahita, peran alat peraga sangat menentukan karna dapat mempertahankn rasa ingin tau anak, rasa senang dan antusias. Pelajaran yang menyenangkan, tanpa penekanan akan pula mengusir kebosanan sehingga kemampuan konsentrasi anak tunagrahita yang secara teoritis dikatakan sangat terbatas dapat dilatih untuk lebih panjang. Kerjasama atau kolaborasi guru mulai dari merumuskan perenanaan sampai rencana pelaksanaan dan evaluasi, mungkin juga follow up bila waktu memungkinkan, akan sangat mempengaruhi warna dari interaksi pembelajran itu sendiri, apakah team tersebut solit atau tidak. Dalam penyajian kolaborasi pembelajaran pada lesson studi kali ini sangat terasa kalau dalam perencanaan dilakukan kurang konsolidasi satu sama lain. tetapi secara keseluruhan apa yang telah diberikan oleh kedua penyaji dalam lesson studi telah sangat baik, walaupun masih ada kekurangan disana sini melalui proses dan waktu

akanmembentu kita untuk menjadi lebih baik lagi, paling tidak degan sikap mental yang telah dipaparkan telah memberikan suaru perubahan untuk langkah yang lebih baik. Kesimpulan: Berdasarkan observasi dan bahasan diatas, maka beberapa kesimpulan yang mungkin sebagai katakunci dalam aktivitas lsson studi tersebut. 1. Guru jepang sangat piawai dalam menciptakan situasi pembelajaran, memotivasi peserta didik dan efektif dalam menata pembelajaran, baik dalam menentukan material yang sesuai, metoda, alat bantu pembelajaran, serta managemen reward. Dimana komponen komponen tersebut merupakan agenda untk mencapaipelayanan pendidikan yang perima. 2. Guru Indonesia sangat komunikatif, dalam menyampaikan pesan pembeljaran baik secara verbal maupun perbuatan. Saran a. Setting kelas akan lebih baik bila ditata senatural mungkin. b. Meningkatkan komunikasi pembelajaran, strategi dan variasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing peserta didik. c. Agar meningkatkan dan mengoptimalkan management penggunaan papan tulis al: - Waktu menulis hendaknya proforsional, baik ketebalan huruf atau angka, bentuk dan tata letak), sehingga papan tulis betul-betul menjadi media yang komunikatif. d. Bahasa yang digunakan untuk anak tunagrhita baik bahasa verbal maupun perbuata sebaiknya harus jelas, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi peserta didik e. Meningkatkan variasi reward, dan selektif dalam memberikannya yang sesuai dengan prestasi yang diberikan anak. Rekomendasi

a. Untuk lesson studi yang selanjutnya ada sajian tentang kolaborasi baik dengan teman sejawat (sesama PLB) dan kolaborasi antara guru PLB dan guru reguler. Yokyakarta, 15 Agustus 2008 Juhanaini, M.Ed