6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL

dokumen-dokumen yang mirip
No. 1077, 2014 KEMENDAGRI. Peran Serta. Masyarakat. Perencanaan. Tata Ruang. Daerah. Tata Cara. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

LAMPIRAN KUISIONER DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN. 1 Pendahuluan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Rencana Kerja Unit Kerja Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten tahun 2016 PENDAHULUAN. Pendahuluan 1.1

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI KIKIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai sektor formal. Selama kurun waktu 5 tahun (2005-

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2012 dan Capaian Renstra SKPD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

(RENCANA KERJA) TAHUN 2015

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

SKPD : DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ini diidentifikasi dari tahapan-tahapan dalam pembentukan Peraturan

lebih berkualitas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar selaku

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PAGU ANGGARAN BIRO HUMAS DAN PROTOKOL TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tata ruang dalam perkotaan lebih kompleks dari tata ruang pedesaan,

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Hasil Diskusi SKPD Kabupaten Maluku Tengah: Tindak Lanjut dan Rencana Aksi PPA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI PADA PASAR, TERMINAL, DAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

Informasi Kinerja. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. Tahun Anggaran 2012

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Isu Strategis Kota Surakarta

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Transkripsi:

69 6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL Rancangan Program Berdasarkan alternatif strategi yang didapat dari proses analisis AHP, maka diperlukan penjabaran dari strategi berupa program yang dapat menjadi bagian dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan penataan PKL di Kota Bogor. Program-program tersebut, disertai indikasi waktu dan organisasi pelaksanan. Hal ini penting, agar pelaksanaan program dapat terukur dan mudah untuk melakukan koordinasi pelaksanaan program. Rancangan program penataan PKL di Kota Bogor disusun dalam kurun waktu 5 tahun, sejak 2015 2019. Adapun program yang direncanakan antara lain : 1. Program Legislasi Daerah Program legislasi daearah yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2015-2016. Program ini adalah bagian dari meninjau ulang Perda 13 tahun 2005 tentang penataan PKL. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka program ini antara lain : a. Penyusunan Naskah Akademis Pada kegiatan ini perlu dilakukan telaahan dan perencanaan terhadap konsep penataan PKL di Kota Bogor, yang didalamnya meninjau kawasan prioritas seperti Jalan Dewi Sartika. Substansi naskah akademis dapat mengacu pada pokok-pokok aturan yang telah diatur dalam Perpres 125 tahun 2012 dan Permendagri 41 tahun 2012, meliputi : 1. Pendataan 2. perencanaan penyediaan ruang bagi kegiatan sektor informal; 3. fasilitasi akses permodalan; 4. penguatan kelembagaan; 5. pembinaan dan bimbingan teknis; 6. fasilitasi kerjasama antar daerah; dan 7. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha. Selain itu, perlu dimasukkan hal-hal yang terkait dengan substansi yang berdasarkan pada kearifan lokal khas Kota Bogor dengan berdasar pada nilai budaya masyarakat dan aspirasi PKL. b. Konsultasi Publik Rancangan naskah akademis dan rancangan Perda harus dilakukan uji publik pada pemangku kepentingan. Hal ini untuk memberi ruang aspirasi dan partisipasi bagi pemangku kepentingan di Kota Bogor, khususnya PKL. Konsultasi publik perlu dirancang tidak hanya bersifaat formal seperti seminar atau lokakarya, tetapi perlu juga dilakukan secara informal seperti dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan suasana non formal dan santai. Kombinasi pendekatan ini agar didapat produk legislasi yang partisipatif. c. Sosialisasi Perda Agar diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan di Kota Bogor, apabila sudah berbentuk Perda maka Perda tersebut harus disosialisasikan. Berbagai media sosialisasi perlu digunakan, mulai media tatap muka langsung (seminar, diskusi publik, bedah Perda), media cetak (koran, majalah, dan buletin), media

70 elektronik (televisi lokal dan radio), dan media internet (website pemerintah Kota Bogor). 2. Program Forum PKL Dalam rangka meningkatkan kemitraan Pemerintah dengan PKL dan pemangku kepentingan lainnya di Kota Bogor, diperlukan satu wadah komunikasi dan dialog yang dapat dijadikan sarana mencari solusi tentang penataan PKL. Pembentukan forum PKL dirasa sangat penting untuk menjembatani antara rencana penataan PKL oleh pemerintah dengan kebutuhan PKL. Konsultasi dan koordinasi dapat dilakukan dalam forum ini untuk mendapatkan solusi-solusi kreatif dan inovatif dalam penataan PKL. Secara informal, sesungguhnya PKL memiliki kelembagaan. Hal ini didapat dari survey lapangan penulis, bahwa untuk di Jalan Dewi Sartika sekitar taman topi terdapat paguyuban PKL dengan koordinator yang telah ditunjuk. Walaupun tidak ada pertemuan regular yang rutin, namun dalam beberapa hal isu mereka dapat berdialog dalam wadah paguyuban tersebut. Bahkan penulis mendapat data bahwa PKL telah memiliki konsep penataan, berupa konsep konstruksi bangunan PKL di Jalan Dewi Sartika. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijembatani dalam wadah forum PKL yang mempertemukan ide penataan PKL antar semua pemangku kepentingan. Gambar 12 Konsep penataan PKL yang diusulkan oleh PKL melalui koordinator PKL jalan Dewi Sartika

71 3. Program Pendataan PKL Program ini sangat penting dilaksanakan agar mendapat data yang akurat mengenai jumlah PKL. Tidak hanya jumlah, pendataan ini harus mendapatkan karakteristik ekonomi dan sosial PKL agar memudahkan peta kondisi PKL dan pendekataan penataan yang akan dilaksanakan. Data minimal yang harus dimiliki terkait keberadaan PKL meliputi identitas PKL, lokasi PKL, jenis tempat usaha, bidang usaha, dan modal usaha. Data ini digunakan untuk penataan dan pemberdayaan PKL. 4. Program Advokasi CSR Dalam proses penataan PKL, pemerintah dapat mengadvokasi pendanaan atau bantuan dalam bentuk lain dari pengusaha yang ada di Kota Bogor melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR). Dalam program ini dapat juga diinisiasi kegiatan Bapak angkat dari pengusaha besar ke PKL. Berbagai kegiatan CSR yang dapat diambil peluangnya meliputi penyediaan ruang usaha di Mall, Pabrik, atau tempat komersial besar lainnya; penyediaan sarana berdagang seperti gerobak atau revitalisasi tempat berdagang yang eksisting; dan juga akses terhadap modal usaha dan pasar bagi produk PKL. Program ini dapat dipadukan dengan program pembiayaan pemberdayaan PKL yang dialokasikan di dinas yang menangani PKL. 5. Program Festival PKL Untuk meningkatkan usaha dan mengangkat citra PKL sebagai bagian dari perkembangan ekonomi kota, direncanakan dibuat momen tematik yang mengambil tema festival PKL. Kota Solo, Bandung dan Jakarta telah memulai program ini dan berdampak positif bagi pemberdayaan PKL. Langkah ini patut juga dicontoh oleh Pemerintah Kota Bogor untuk dapat mengembangkan festival PKL di Jalan Dewi Sartika. Lokasi yang strategis dan beraneka ragamnya jenis dagangan yang ada akan menjadi potensi daya tarik wisata baru bagi Kota Bogor. Festival ini dapat dilakukan satu bulan sekali dengan agenda tahunan alam berupa acara puncak festival pada rangkaian hari jadi Bogor. 6. Program Penataan Zoning PKL Penataan zoning PKL dapat dilakukan dengan membagi berdasarkan jenis komoditas dagangan PKL atau dapat juga didasarkan pada lokasi berjualan PKL. Pendekatan zoning PKL berdasarkan jenis komoditi agar terdapat aglomerasi jenis dagangan yang akan berdampak pada peningkatan omset PKL. Untuk PKL di Jalan Dewi Sartika dapat dibagi menjadi beberapa zoning berdasarkan komoditas, meliputi zoning sepatu sandal, zoning tas, zoning elektronik, dan zoning makanan minuman. Penataan zoning PKL ini memerlukan perencanaan dan sosialisasi yang matang agar dapat diterima oleh semua pihak. Berkaca pada pengalaman Kota Solo saat melaksanakan penataan zoning PKL, diperlukan dialog hampir 56 kali antara pemerintah dengan PKL. Hal ini membuahkan hasil pada saat PKL dipindahkan ke zoning PKL, dilakukan secara bersama dan penuh suka cita dalam kirab PKL. Tidak dengan pendekatan represif.

72 7. Program Revitalisasi Pasar Tradisonal Program revitalisasi pasar tradisional perlu terus dilakukan di Kota Bogor untuk dapat memberi ruang usaha yang layak bagi pedagang, sekaligus merubah citra pasar tardisional yang kumuh dan kotor. Pendekatan revitalisasi harus membawa perubahan pada kondisi pasar yang bersih dan nyaman, sehingga para pedagang mau masuk kedalam pasar dan pembeli merasa aman dan nyaman berbelanja. Revitalisasi yang saat ini dilakukan oleh PD Pasar Pakuan Jaya, perlu mempertimbangkan pula aspek keterjangkauan biaya sewa los/kios. Hal ini agar pedagang kecil memiliki kemampuan untuk mendapat los/kios di Pasar Tradiosional. 8. Program Pembangunan dan Pengembangan Sentra PKL Taman Topi Sebuah potensi besar dalam alokasi penataan PKL adalah lokasi Plaza Kapten Muslihat atau biasa dikenal dengan Taman Topi. Lahan seluas 1,8 hektar tersebut adalah milik Pemerintah Kota Bogor yang saat ini masih dikelola oleh PT. Exotica dengan masa pengelolaan 30 tahun. Masa konsesi tersebut akan habis pada tahun 2018. Peluang besar untuk membuat sebuah perencanaan kawasan yang terintegrasi antara kebutuhan ruang publik berupa taman dan plaza dan juga solusi penataan PKL di lokasi Jalan Dewi Sartika. Kurun waktu dari saat ini sampai dengan tahun 2018, adalah waktu penyusunan rencana penataan kawasan dan penguatan kelembagaan PKL yang ada di Jalan Dewi Sartika. Perencanaan kawasan tersebut perlu melibatkan beberapa dinas yang memiliki kepentingan kawasan dan tentunya PKL Jalan Dewi Sartika. Integrasi perencanaan kawasan ini harus sampai detail fungsi masing-masing ruang yang ada. Keberadaan Stasiun Bogor, Pasar Kebon Kembang, dan Masjid Agung menjadi elemen penting dalam perencanaan kawasan tersebut dan akan menjadikan kawasan terpadu yang tertata dengan baik. Alternatif pertama, perencanaan kawasan Taman Topi akan dijadikan Plaza dan ruang terbuka hijau. Sebagai pelengkap kawasan akan dibuat lokal untuk penataan PKL. Pada konsep ini penempatan PKL Jalan Dewi Sartika, akan dimasukkan dalam lokasi Taman Topi bagian utara yang akan terintegrasi dengan pintu masuk stasiun. Diketahui bahwa jumlah penumpang harian rata-rata di Stasiun Bogor sudah diatas 60 ribu orang. Ini sebuah peluang potensi yang dapat disinerginakan dengan keberadaan PKL. Alternatif kedua, perencanan kawasan Taman Topi akan dibuat 2 lantai, yaitu dengan membuat ruang bawah tanah (under ground). Lahan yang diatas akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dan plaza ruang publik, sementara di lantai bawah akan difungsikan sebagai tempat penataan PKL Jalan Dewi Sartika dan Parkir. Konsep ini di Indoensia sudah dilaksanakan di Kota Makasar, yaitu di lokasi lapangan Karebosi. Diatas tetap difungsikan lapangan, sementara dibawah difungsikan sebagai kawasan perdagangan. Konsep ini perlu terus dimatangkan dan direncanakan secara terpadu dengan pendekatan pastisipatif, agar dapat berhasil dan menyelesaikan masalah penataan PKL di Kawasan Jalan Dewi Sartika.

73 Gambar 13 Kondisi Eksisting PKL Jalan Dewi Sartika gambar 14 Rencana Penataan Alternatif 1

74 Tabel 24 Rancangan program penataan PKL N Kebijakan o 1 Review Kebijakan PKL 2 Meningkatka n Kemitraan Pemerintah dan PKL 3 Memfasilitas i Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha 4 Mengoptimal kan Sarana Prasarana Kota Program Program Legislasi Daerah, dengan Kegiatan a. Penyusunan Naskah Akademis b. Konsultasi Publik c. Sosialisasi Perda Forum PKL Pendataan PKL Advokasi CSR Festival PKL Penataan Zoning PKL (Permanen & Spasio Temporal) Revitalisasi Tradisional Pasar Pembangunan dan Pengembangan Sentra PKL Sumber : Rencana Program, 2014. Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 SKPD PJ Pemkot & DPRD & Bag Hukum Tim Koordinasi PKL & Bag Perekonom ian, Pariwisata, Wasbangki m PD Pasar Pakuan Jaya, BPKAD, DKP, dan DLLAJ