KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

dokumen-dokumen yang mirip
5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pusat Hiperked dan KK

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

PROSES TERJADINYA MASALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

NURSING CARE PLAN. Respiratory status : Airway patency setelah perawatan selama niminal 3x24 jam, pasien menunjukkan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB III RESUME KEPERAWATAN

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

Ditetapkan Tanggal Terbit

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

Daftar Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosasis Keperawatan Indonesia (SDKI)

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II BAWANG PUTIH DAN PENYAKIT JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI ASPIRASI PNEUMONIA APLIKASI NANDA, NOC, NIC

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

BAB III RESUME KASUS

Transkripsi:

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan (Budi Anna kelihat, 1991).

Faktor Genetic Gen memainkan peranan dalam menentukan temperamen seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya. Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Dalam otak. miliaran neuron berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung cabang serat syaraf, ada celah kecil yang disebut sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter yang membawa informasi secara kimiawi. Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri.

Faktor Kepribadian Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanakkanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).

Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis seseorang sangat menentukan dalam persepsi akan bunuh diri sebagai jalan akhir/keluar.

Gangguan Mental dan Kecanduan Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Mereka tidak memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja dengan baik.

Ancaman Bunuh Diri Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Upaya Bunuh Diri Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah. Bunuh Diri Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

Respon maladaptive seseorang membuat seseorang merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa rendah diri. Jika seseorang tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan besar seseorang akan menjadi depresi, mengalami perasaan gagal, putus asa, dan merasa tidak mampu dalammengatasi masalah yang menimbulkan koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang merasa kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi.rendah diri dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri

Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide. Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau intoksikasi zat, komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif, sesak nafas, sianosis, edema paru.inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya meninggal. Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan terutama jaringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.

Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide. Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bisa dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung dan perdarahan cerebral.

Pengkajian Primer

Menilai apakah jalan nafas pasien bebas. Apakah klien dapat berbicara dan bernafas dengan mudah, nilai kemampuan klien untuk bernafas secara normal. Pada klien dengan kasus percobaan bunuh diri secara penenggelaman, mungkin akan ditemukan adanya timbunan cairan di paruparu yang ditandai dengan muntah dan sesak nafas hebat.

Kaji pernafasan klien, berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa frekuensi pernafasan klien per menitnya. Penurunan oksigen yang tajam ( 10 liter/menit ) harus dilakukan suatu tindakan ventilasi. Analisa gas darah dan pulse oxymeter dapat membantu untuk mengetahui kualitas ventilasi dari penderita. Tanda hipoksia dan hiperkapnia bisa terjadi pada penderita dengan kegagalan ventilasi seperti pada klien dengan kasus percobaan bunuh diri yang dapat mengakibatkan asfiksia. Kegagalan oksigenasi harus dinilai dengan dilakukan observasi dan auskultasi pada leher dan dada melalui distensi vena.

Nilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji kemampuan venus return klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien Penurunan kardiak out put dan tekanan darah, klien dengan syok hipovolemik biasanya akan menunjukan beberapa gejala antara lain, Urin out put menurun kurang dari 20cc/jam, Kulit terasa dingin, Gangguan fungsi mental, Takikardi, Aritmia

Menilai kesadaran dengan cepat dan akurat. Hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi atau penurunan perfusi ke otak atau disebabkan trauma langsung pada otak. Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan oksigenasi, ventilasi dan perfusi.

Lepaskan pakaian yang dikenakan dan penutup tubuh agar dapat diketahui kelaianan atau cidera yang berhubungan dengan keseimbangan cairan atau trauma yang mungkin dialami oleh klien dengan tentamen suicide, beberapa klien dengan tentamen suicide akan mengalami trauma pada lokasi tubuh percobaan bunuh diri tersebut, misalnya di leher, pergelangan tangan dan dibagian-bagian tubuh yang lain.

Data pasien Data pasien merupakan identitas pasien yang meliputi Nama Usia, jenis kelamin Kebangsaan/suku Berat badan, tinggi badan Tingkat pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Anggota keluarga Agama Kondisi medis, prosedur pembedahan Masalah emosional Dirawat di RS sebelumnya Pengobatan sebelumnya Alergi Review sistem tubuh (pada sistem utama yang mengalami gangguan) Pengkajian dilanjutkan dengan mengkaji keluhan utama, keluhan tambahan serta aspek psikologis dari klien dengan percobaan bunuh diri.

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Kekurangan elektrolit cairan 3. Pola nafas tidak efektif 4. Gangguan pertukaran gas 5. Gangguan perfusi jaringan

NOC: Status Pernapasan: Ventilasi Tujuan: Bersihan jalan napas kembali efektif KH: Menunjukkan jalan napas paten dg bunyi napas bersih Tidak ada dipsneu Sekret dapat keluar NIC: Pengelolaan Jalan Napas a. Kaji frekuensi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada b. Auskultasi area paru, catat area penurunan udara c. Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk efektif. d. Berikan posisi semifowler dan pertahankan posisi e. Lakukan penghisapan lendir sesuai indikasi. f. Kaji vital sign dan status respirasi. g. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat bronkodilator serta mukolitik ekspektoran.

Resiko kekurangan volume cairan & elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit adekuat. NOC : Fluid balance Kriteria hasil : 1) Mempertahankan urine output sesuai berat badan 2) Tanda-tanda vital dalam batas normal 3) Tidak ada tanda dehidrasi, turgor kulit baik, mukosa lembab. NIC : Fluid management 1) Pertahankan intake dan output sesuai berat badan 2) Monitor status hidrasi 3) Monitor TTV 4) Kolaborasi pemberian cairan IV 5) Anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan makanan dan cairan 6) Monitor adanya tanda dehidrasi, turgor kulit dan mukosa bibir

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien bisa bernafas dengan lega dengan criteria hasil : respirasi 20x/mnt pasien tidak terengah engah dalam bernafas pasien tampak rileks Intervensi : Berikan terapi oksigen Rasional : membantu mencukupi kebutuhan oksigen Berikan posisi tendelenberg Rasional : meningkatkan aliran balik vena Observasi TTV, terutama respirasi tiap 4 jam sekali Rasional : membantu mengevaluasi perkembangan pola nafas Kolaborasi medis untuk pemberian obat golongan epinefrin Rasional : membantu pembuluh kapiler dilatasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas lancar. NOC : Respiratory status : gas exchange Kriteria hasil : a. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigen yang adekuat. b. Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernafasan. c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal. NIC : Airway management Aktivitas : Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thurst bila perlu. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan. Berikan bronkodilator bila perlu. Monitor konsentrasi dan status oksigen.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi pada jaringan serebral NOC I: Status sirkulasi a. Tekanan darah sistole normal b. Tekanan darah diastole normal c. Denyut nadi normal f. Denyut jantung normal g. Irama jantung normal NIC 1. Awasi sirkulasi a. Evaluasi adanya edema perifer dan nadi b. Lihat / kaji kulit ada luka atau tidak c. Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri d. Ekstermitas bawah direndahkan untuk meningkatkan sirkulasi arteri e. Ganti posisi pasien paling sedikit 2 jam f. Monitor cairan, ternasuk cairan dan keluaran.