BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome. seseorang berperilaku untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan menggenai metode penelitian yang diigunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

X = pengetahuan jenis doping dan bahayanya

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODE PENELITIAN. membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mambandingkan prasangka sosial terhadap etnis Tionghoa oleh mahasiswa etnis

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto.2002.h;10).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

BAB III METODE PENELITIAN. lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu (1) variabel X sebagai prediktor dan (2) variabel Y sebagai outcome. 3.1.1.1 Variabel Penelitian 1: Insentif (X) Insentif adalah harapan atau sesuatu hal yang dapat mendorong seseorang berperilaku untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu. Insentif diberikan untuk merangsang diri individu agar dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya agar mencapai apa yang diinginkan oleh dirinya maupun pihak lain yang turut berkontribusi untuk mencapai keberhasilan. Dimensi dari variabel insentif ini adalah ketepatan waktu pemberian insentif, mutu insentif yang diberikan, harapan pemain, balas jasa, motivasi, kedisiplinan dan inisiatif pemain. Definisi operasional yang disebutkan diatas berdasarkan teori dari Cashmore (2002), Atkinson (1958), dan Alderman & Wood (dalam Danielson, 2004), yang kemudian peneliti rangkum. 3.1.1.2 Variabel Penelitian 2: Motivasi Berprestasi (Y) Motivasi berprestasi adalah dorongan individu untuk menggerakkan, mengarahkan dan mengontrol perilakunya dengan segala kemampuan terhadap aktivitas yang dilakukan untuk mencapai prestasi maksimalnya. Dimensi dari variabel motivasi berprestasi ini adalah 25

26 menghendaki umpan balik (feed back), berorientasi pada keberhasilan, tahan terhadap tekanan dan menetapkan sasaran yang menantang. Definisi operasional yang disebutkan diatas berdasarkan teori dari Murray (dalam Gould & Weinberg, 2007), Gill (dalam Gould & Weinberg, 2007) dan Mc Clelland (1987), yang kemudian peneliti rangkum. 3.1.2 Hipotesis Good dan Scates (dalam Nazir, 2003) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger, 1973). Hipotesis sangat membantu jalannya penelitian karena membantu peneliti melihat hasil yang akan dicapai. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan peneliti sebagai berikut: H a : Ada hubungan antara persepsi tentang pemberian insentif dengan motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. H o : Tidak ada hubungan antara persepsi tentang pemberian insentif dengan motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ.

27 3.2 Subjek Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Peneliti menetapkan beberapa karakteristik subjek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, antara lain: a. Atlet futsal putri yang dimaksud adalah orang yang telah bergabung dalam sebuah klub futsal tidak kurang dari 6 (enam) bulan. b. Atlet yang telah bergabung dalam klub dalam 6 (enam) bulan tersebut, setidaknya pernah menjalani lebih dari 3 (tiga) kali pertandingan. c. Atlet yang telah bergabung dalam klub tersebut dan mendapat insentif pada setiap performanya. Peneliti menetapkan karakteristik sampel sebagaimana yang telah disebutkan diatas karena peneliti memiliki pandangan bahwa: a. Apabila seorang atlet futsal putri pada klub XYZ telah bergabung dalam klub tidak kurang dari 6 (enam) bulan, maka atlet tersebut telah menjalani program latihan yang telah disusun oleh manajemen klub untuk mencapai peak performance pada saat berlangsungnya kompetisi. b. Apabila seorang atlet futsal putri yang telah bergabung selama 6 (enam) bulan tersebut telah mengikuti sedikitnya 3 (tiga) kali pertandingan, maka prestasi yang telah diraih oleh atlet dapat dihitung untuk kemudian menjadi acuan dalam pengukuran level motivasi berprestasi atlet.

28 c. Apabila seorang atlet futsal putri memperoleh insentif pada setiap performanya, maka atlet tersebut adalah atlet yang berada pada level profesional dan sesuai dengan kepentingan penelitian. 3.2.2 Teknik Sampling Rencana awal pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah teknik sampling nonrandom yaitu teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Purposive Sampling digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (dalam Usman & Akbar, 2011). Dengan jumlah sampel ditetapkan sebanyak 30 atlet yang diambil secara acak dari populasi yang ada pada klub XYZ. Namun, pada pelaksanaannya peneliti menggunakan teknik sampling jenuh (sensus) pada penelitian ini. Teknik sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel (Riduwan, 2003). Jumlah sampel sebanyak 39 atlet yang telah menjadi anggota klub XYZ. 3.3 Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif karena, peneliti mencari data berupa angka dengan menggunakan metode survey.

29 Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode survey dan deskriptif korelasional. Metode survey yang dimaksud adalah suatu upaya untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi faktual yang mendetail tentang gejala yang ada dari berbagai individu dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan (kuesioner) yang terpola dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan data yang mengacu pada judul penelitian. Survey pada umumnya dibatasi pada penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok dan unit analisisnya pada umumnya adalah individu. Pendekatan eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Sedarmayanti, 2011). Sedangkan pendekatan korelasional mengacu pada pengujian atas hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu apakah pemberian insentif dan motivasi berprestasi pada atlet futsal putri pada klub X memiliki hubungan positif. 3.4 Alat Ukur Penelitian Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut dengan instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2003), instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Sedangkan Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

30 Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket mengenai hubungan antara persepsi pemberian insentif dan motivasi berprestasi pada atlet futsal putri di klub XYZ. 3.4.1 Kuesioner Motivasi Berprestasi Variabel mengenai motivasi berprestasi akan diungkap dengan menggunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Definisi konsep tentang variabel motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Mc Clelland yang disesuaikan sesuai dengan definisi operasional yang telah disebutkan pada awal BAB III, selanjutnya dioperasionalisasikan seperti tertera dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Try Out No Dimensi Nomor Item Jumlah 1 Menghendaki Umpan Balik (feed 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29 8 back) 2 Berorientasi pada keberhasilan 2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30 8 3 Tahan terhadap tekanan 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31 8 4 Menetapkan sasaran yang 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32 8 menantang Jumlah 32 Dimensi-dimensi yang telah dirumuskan ke dalam Blue Print tersebut diatas, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir

31 pertanyaan atau soal dalam kuesioner. Mengenai alternatif jawaban dalam kuesioner, peneliti menggunakan skala sikap yakni skala Likert. 3.4.1.1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukut Motivasi Berprestasi Try Out Tabel 3.2 Nilai Cronbach s Alpha Skala Motivasi Berprestasi Cronbach s N of Items Alpha.935 32 Dari 32 item yang dibagikan kepada 30 atlet yang mendekati kriteria subjek untuk penelitian pada saat uji coba, menghasilkan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,935. Angka tersebut menunjukkan bahwa 93,5% merupakan skor murni dan 6.5% merupakan skor eror. Menurut Sekaran (1992, dalam Sedarmayanti, 2011), reliabilitas kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,70 dapat diterima dan 0,80 adalah baik. Dengan demikian, alat ukur motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti memiliki nilai reliabilitas yang baik, karena memiliki nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,935. Alat ukur motivasi berprestasi dikatakan valid apabila hasil Corrected Item Total Correlation lebih besar dari 0,349. Nilai ini didapat dari nilai r tabel pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) sebesar 32.

32 Tabel 3.3 Nilai Corrected Item Total Correlation pada Skala Motivasi Berprestasi Item Corrected Item Total Correlation 1.513 2.459 3.731 4.607 5.513 6.454 7.644 8.406 9.237 10 -.410 11.678 12.644 13.531 14.650 15.702 16.581 Dari hasil analisis data yang didapat pada tahap try out dapat dilihat bahwa untuk butir soal nomor 9, 10, 17, 18, dan 19 nilai Corrected Item Total Correlation kurang dari 0,349 maka dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut tidak valid. Butir soal yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Dibawah ini adalah contoh butir soal yang tidak valid: 9 Saya berusaha belajar dari kesalahan di masa lalu Tujuan peneliti memasukkan pernyataan ini agar dapat melihat bahwa atlet benar-benar memanfaatkan feedback dalam upaya memaksimalkan prestasi mereka. Namun, yang terjadi adalah pada saat uji coba para atlet tidak mengerti maksud dari pernyataan pada nomor 9. Menurut mereka pernyataan ini ambigu dan tidak jelas maknanya. Item Corrected Item Total Correlation 17.268 18 -.038 19 -.557 20.706 21.613 22.593 23.656 24.406 25.710 26.359 27.477 28.688 29.517 30.460 31.532 32.380

33 3.4.2 Alat Ukur Insentif Variabel mengenai insentif akan diungkap dengan menggunakan skala insentif yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui peran insentif terhadap motivasi berprestasi atlet futsal putri di klub XYZ. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berstruktur dengan pernyataan yang bersifat tertutup. Definisi konsep tentang variabel insentif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Cashmore (2002) yang disesuaikan sesuai dengan definisi operasional yang telah disebutkan pada awal BAB III, lalu kemudian dimasukkan juga beberapa aspek dan syarat pemberian insentif dari Hasibuan (2010), selanjutnya dioperasionalisasikan seperti tertera dalam tabel berikut ini: Tabel 3.4 Blue Print Skala Insentif No Dimensi Nomor Item Jumlah 1 Ketepatan waktu pemberian 1, 5, 9 3 insentif 2 Mutu insentif yang diberikan 8,10 2 3 Harapan pemain 7, 11 2 4 Balas jasa 3, 4, 6 3 5 Motivasi 2, 12 2 6 Kedisiplinan 13, 14 2 7 Inisiatif Pemain 15 1 Jumlah 15 Dimensi-dimensi yang telah dirumuskan ke dalam Blue Print tersebut diatas, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pentanyaan atau soal dalam kuesioner. Mengenai alternatif jawaban dalam kuesioner, peneliti menggunakan skala sikap yakni skala Likert.

34 3.4.2.1 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Insentif Tabel 3.5 Nilai Cronbach s Alpha Skala Insentif Cronbach s N of Items Alpha.885 15 Dari 15 item yang dibagikan kepada 30 atlet pada saat uji coba, menghasilkan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,885. Angka tersebut menunjukkan bahwa 88,5% merupakan skor murni dan 11,5% merupakan skor eror. Dengan demikian, alat ukur motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti memiliki nilai reliabilitas yang baik, karena memiliki nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,856. Alat ukur insentif dikatakan valid apabila hasil Corrected Item Total Correlation lebih besar dari 0,25. Menurut Azwar (1999, dalam Priyatno, 2010) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan apabila jumlah butir soal tidak mencukupi, batas kriteria dapat diturunkan dari 0,30 menjadi 0,25. Tabel 3.6 Nilai Corrected Item Total Correlation pada Skala Insentif Item Corrected Item Total Correlation 1.702 2.652 3.762 4.612 5.503 6.348 7.606 Item Corrected Item Total Correlation 8.241 9.170 10.414 11.394 12.529 13.576 14.479 15.404 Dari hasil analisis data yang didapat pada tahap try out dapat dilihat bahwa untuk butir soal nomor 8, 9 dan 11 nilai Corrected Item Total Correlation kurang dari 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa butir

35 soal tersebut tidak valid. Butir instrumen yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Dibawah ini adalah contoh butir soal yang tidak valid: 11 Besaran bonus uang yang diberikan oleh pelatih sudah sesuai dengan keinginan pemain Tujuan peneliti memasukkan pernyataan ini dalam alat ukur insentif agar mengetahui apakan besaran bonus yang diperoleh dari pelatih sudah sesuai dengan keinginan pemain, namun ternyata menurut beberapa pemain pernyataan nomor 11 dapat menimbulkan pandangan yang berbeda pada diri atlet, sehingga banyak dari mereka yang tidak mengisi butir soal nomor 11. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Persiapan Penelitian Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum memulai penelitian ini antara lain: a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada atlet futsal putri b. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian c. Melakukan observasi (studi lapangan) mengenai fenomena motivasi berprestasi atlet futsal, khususnya atlet futsal putri d. Mencari literatur yang dapat mendukung fenomena yang terlihat mengenai motivasi berprestasi atlet futsal putri e. Membuat proposal penelitian

36 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa kegiatan, antara lain: a. Membuat kuesioner penelitian dari teori-teori yang didapat pada awal penelitian b. Melakukan try out kepada 22 atlet pada klub futsal putri AMFC, kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur atau kuesioner yang telah dibuat c. Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria dengan fenomena yang terlihat d. Menentukan jumlah sampel yang akan digunakan e. Menyebarkan kuesioner kepada subjek yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini f. Melakukan pengolahan data g. Melakukan analisis data h. Menuangkan semua hasil penelitian kedalam bentuk laporan ilmiah, dalam hal ini skripsi

37 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Data yang terjaring dalam kuisioner, kemudian dihitung dan diukur dengan uji statistik. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik korelasi. Teknik korelasi pearson digunakan oleh peneliti karena peneliti ingin melihat hubungan variabel X dengan variabel Y apakah positif atau negatif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS v.17 for windows.