BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), bekerjasama dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to


BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam perusahaan yang memiliki Credit Rating yang berpartisipasi mengikuti Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang terdaftar dalam PT.Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) periode 2012-2015 dan mempublish annual report perusahaan dalam BEI dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Prosedur penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Dari 126 perusahaan yang menjadi populasi terdapat 8 perusahaan yang memenuhi kriteria metode purposive sampling selama 4 tahun periode pengamatan. B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisa statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai karakteristik sampel berupa nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel penelitian yaitu variabel dependen Credit Rating beserta Good Corporate Governance (GCG), Ukuran (Size) perusahaan, Pertumbuhan (Growth) perusahaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel independen. Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel-variabel penelitian tersebut secara ringkas disajikan dalam tabel sebagai berikut : 51

Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CREDIT RATING 32 11 18 16.63 1.827 GCG 32 84.53 93.30 87.3503 2.33498 SIZE 32 13.295 14.959 14.25475.579380 GROWTH 32.006.380.16119.080999 CSR 32.154 1.011.51519.241524 Valid N (listwise) 32 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 Tabel 4.1 menggambarkan deskripsi variabel-variabel secara statistik dalam penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan, maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean (rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi dengan banyaknya data, sementara standar deviasi adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel 4.1 menunjukkan hasil deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 32 adalah sebagai berikut : 1. Good Corporate Governance (GCG) Perhitungan penilaian Good Corporate Governance (GCG) memiliki nilai minimum 84,53 yang diperoleh PT.Jasa Marga (Persero) Tbk pada tahun 2012, penilaian GCG merupakan penilaian yang dikeluarkan oleh CGPI yang diperoleh menggunakan 4 mekanisme penilaian dengan nilai mekanisme Self Assessment 14,26, Document 29,64, Paper 11,18 dan Obervation 29,45. Dengan total penilaian tersebut PT.Jasa Marga (Persero) Tbk memperoleh predikat atau rating perusahaan 52

terpercaya (Trusted Company). Perhitungan penilaian Good Corporate Governance (GCG) memiliki nilai maksimum 93,30 yang diperoleh PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2015, penilaian GCG merupakan penilaian yang dikeluarkan oleh CGPI yang diperoleh menggunakan 4 mekanisme penilaian dengan nilai mekanisme Self Assessment 27,74, Document 24,17, Paper 14,22 dan Obervation 27,17. Dengan total penilaian tersebut PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk memperoleh predikat atau rating perusahaan sangat terpercaya (Most Trusted Company). Perhitungan penilaian Good Corporate Governance (GCG) memiliki nilai ratarata (Mean) sebesar 87,3503 dengan standar deviasi 2,33498. Nilai deviasi standar yang lebih rendah dari nilai rata-rata menjelaskan bahwa persebaran data GCG sudah merata dan juga menunjukkan bahwa selisih data satu dengan lainnya tidak tergolong tinggi. 2. Ukuran (Size) Perusahaan Ukuran (size) Perusahaan diukur dengan menggunakan nilai total aset. memiliki nilai minimum ukuran (size) perusahaan adalah 13,295 terdapat pada PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimum 14,959 terdapat pada PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2015. Mean Ukuran (size) Perusahaan adalah 14,25475 dengan standar deviasi 0,579380. 3. Pertumbuhan (Growth) Perusahaan Pertumbuhan (growth) Perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total asset periode dengan periode sebelumnya. Nilai minimum pertumbuhan (growth) perusahaan terjadi pada tahun 2014, perusahaan yang memiliki nilai minimum 53

sebesar 0,006 adalah PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk. Nilai maksimum pertumbuhan (growth) perusahaan sebesar 0,380 diperoleh PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun 2015. Perhitungan nilai mean Pertumbuhan (growth) perusahaan adalah 0,16119 dengan standar deviasi 0,080999. 4. CSR (Corporate Social Responsibility) CSR dengan nilai minimum 0,154 terdapat pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan CSR dengan nilai maksimum 1,011 adalah PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2014. Mean Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan adalah 0,51519 dengan standar deviasi 0,241524. 5. Credit Rating Credit rating memiliki nilai minimum 11 dan nilai maksimum 18. Mean credit rating adalah 16,63 dengan standar deviasi 1,827. Nilai credit rating dikeluarkan oleh PT.Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Nilai minimum credit rating dimiliki oleh PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012 dengan peringkat idbbb+. Nilai maksimum credit rating memiliki peringkat idaaa yang termasuk dalam kategori Investment grade. Investment grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya. Investor yang mencari investasi yang aman, umumnya memilih peringkat investment grade. 54

Peringkat Investment grade tersebut diperoleh PT.Bank Central Asia Tbk dan PT.Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015, PT.Bank Mandiri Tbk pada tahun 2013 sampai tahun 2015, PT.Bank OCBC NISP dan PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selama periode 4 tahun berturut-turut. C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam sebuah model regresi, apakah variabel dependen, variabel independen, atau keduanya terdistribusi secara normal atau tidak. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, menggunakan uji statistik nonparametik kolmogorov smirnov (K-S), Uji K-S seperti berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.41692463 Absolute.213 Most Extreme Differences Positive.157 Negative -.213 Kolmogorov-Smirnov Z 1.204 Asymp. Sig. (2-tailed).110 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 55

Dasar dalam pengambilan keputusan uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi (Asymp.Sig.(2-tailed)) 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika nilai signifikansi (Asymp.Sig.(2-tailed)) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Nilai Kolmogorov Smirnov untuk variabel variabel diatas bahwa dengan nilai sebesar 1,204 dengan probabilitas signifikansi 0,110, maka dapat diketahui nilai signifikansi (Asymp.Sig.(2-tailed)) > 0,05 (0,110 > 0,05). Hal ini berarti data variabel tersebut terdistribusi secara normal. 2. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas (Ghozali, 2013). Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics 1 B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant).447 11.346 GCG -.030.125 -.038.868 1.152 SIZE 1.380.566.438.691 1.448 GROWTH 2.898 3.743.128.809 1.236 CSR -2.618 1.397 -.346.653 1.531 a. Dependent Variable: CREDIT RATING Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 56

Multikolonieritas juga dilihat dari nilai toleran dan Variance Inflation Factor atau VIF. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai toleran 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Sehingga jika nilai toleransinya lebih dari 0,10 atau VIF kurang dari 10, maka data tersebut tidak terkena multikolonieritas. Berdasarkan tabel 4.3, diperoleh nilai tolerance GCG 0.868 0,10, nilai tolerance Size 0.691 0,10, nilai tolerance Growth 0.809 0,10 dan nilai tolerance CSR 0.653 0,10. Nilai VIF yang diperoleh GCG 1.152 10, nilai VIF Size 1.448 10, nilai VIF Growth 1.236 10 dan nilai VIF CSR 1.531 10. Dalam penelitian ini, hasil pengujian tolerance menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi antara variabel dalam model regresi. 3. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson test (D-W test). Dari hasil pengujian diperoleh sebagai berikut : 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.631 a.399.310 1.518 1.606 a. Predictors: (Constant), CSR, GCG, GROWTH, SIZE b. Dependent Variable: CREDIT RATING Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,606. Menurut (Santoso, 2012) pengujian autokorelasi berdasarkan angka Durbin-Watson namun skala yang dipakai tidak perlu membaca tabel DW dan mengetahui angka batas degree of lower (dl) dan degree of upper (du), tetapi dengan menggunakan angka batas bawah -2 dan batas atas 2. a) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,606 berada diantara -2 sampai +2. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi. 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance dari residual satu pengamatan 58

kepengamatan yang lain berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Pada uji yang dilakukan dengan menggunakan uji glejser sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant).045 8.536.005.996 GCG -.051.094 -.105 -.544.591 1 SIZE.304.426.154.715.481 GROWTH -.607 2.816 -.043 -.216.831 CSR 1.978 1.051.418 1.882.071 a. Dependent Variable: Abs_Res1 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS tahun versi 20 2017 Dalam uji glejser pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa seluruh probabilitas signifikan berada diatas tingkat 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Sumber : Data diolah menggunakan SPSS tahun 2017 59

Dari gambar scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. D. Hasil Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( R 2 ) Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square dari model regresi digunakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa jauh kemampuan yang dijelaskan oleh variabel-variabel independennya dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Uji Koefisiensi Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.631 a.399.310 1.518 1.606 a. Predictors: (Constant), CSR, GCG, GROWTH, SIZE b. Dependent Variable: CREDIT RATING Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai adjusted R 2 sebesar 0,310. Hal ini berarti bahwa 31,0 % variasi dari Credit Rating dapat dijelaskan oleh Good Corporate Governance (GCG), Ukuran (Size) perusahaan, Pertumbuhan (Growth) perusahaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) sedangkan 69,0% variasi dari Credit Rating dapat 60

dijelaskan oleh variabel lain. Nilai R = 0,631 menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 63,1%. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Good Corporate Governance (GCG), Ukuran (Size) perusahaan, Pertumbuhan (Growth) perusahaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Credit Rating memiliki posisi yang cukup. 2. Hasil Uji Signifikan Simultan ( F test ) Uji statistik F (Uji Signifikasi Simultan) digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji statistik F menganalisis pengaruh variabel independen secara serentak (simultan) terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Apabila tingkat uji F lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Dan apabila tingkat uji F lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Uji Statistik F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 41.262 4 10.316 4.475.007 b 1 Residual 62.238 27 2.305 Total 103.500 31 a. Dependent Variable: CREDIT RATING b. Predictors: (Constant), CSR, GCG, GROWTH, SIZE Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 61

Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 4,475 dengan probabilitas sebesar 0,007 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance (GCG), Ukuran (Size) perusahaan, Pertumbuhan (Growth) perusahaan dan Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Credit Rating. 3. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual ( T test ) Uji statistik t ( Uji Signifikan Parsial ) pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji t dilakukan dengan melihat nilai signifikasi t masing masing variabel pada output hasil regresi dengan standar signifikasi 0,05 (α = 5 %). Dalam penelitian ini, hasil uji t statistik dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Uji T-Test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant).447 11.346.039.969 GCG -.030.125 -.038 -.239.813 1 SIZE 1.380.566.438 2.437.022 GROWTH 2.898 3.743.128.774.445 CSR -2.618 1.397 -.346-1.874.072 a. Dependent Variable: CREDIT RATING Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 62

a. Pengaruh GCG terhadap Credit Rating Hasil pengujian variabel GCG memiliki nilai signifikasi 0,813 yang artinya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,813 > 0,05). Sehingga pengujian hipotesis 1 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap credit rating. b. Pengaruh Ukuran (Size) terhadap Credit Rating Hasil pengujian variabel size memiliki nilai signifikasi 0,022 yang artinya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,022 < 0,05). Sehingga pengujian hipotesis 2 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa size berpengaruh terhadap credit rating. c. Pengaruh Pertumbuhan (Growth) terhadap Credit Rating Hasil pengujian variabel growth memiliki nilai signifikasi 0,445 yang artinya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,445 > 0,05). Sehingga pengujian hipotesis 3 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap credit rating. d. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Credit Rating Hasil pengujian variabel corporate social responsibility terhadap credit rating memiliki nilai signifikan 0,072 yang artinya memiliki nilai lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 ( 0,072 > 0,05 ). Sehingga pengujian hipotesis 4 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap credit rating. 63

4. Hasil Uji Regresi Berganda Analisis linier berganda digunakan untuk mendapat koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant).447 11.346.039.969 GCG -.030.125 -.038 -.239.813 1 SIZE 1.380.566.438 2.437.022 GROWTH 2.898 3.743.128.774.445 CSR -2.618 1.397 -.346-1.874.072 a. Dependent Variable: CREDIT RATING Sumber : Data diolah menggunakan SPSS versi 20 tahun 2017 Credit Ratings = α + β1gcgt + β2sizet + β3growtht + β4csrt + Credit Rating = 0,447 0,030GCG + 1,380Size + 2,898Growth 2,681CSR + Hasil persamaan menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 0,447 artinya jika variabel independen = 0, maka credit rating perusahaan akan sebesar 0,447. Hasil variabel growth dan size memiliki koefisien positif, namun GCG dan CSR memiliki koefisien yang negatif. Hal ini berarti bahwa peningkatan jumlah growth dan size akan meningkatkan credit rating perusahaan, sedangkan GCG dan CSR tidak meningkatkan credit rating perusahaan. 64

E. Pembahasan Hasil pegujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Pengujian Penelitian Uji t Uji F HIPOTESIS Hasil T Sig. F Sig. GCG -0.239 0.813 Ditolak Size 2.437 0.022 Diterima 4,475 0,007 Growth 0.774 0.445 Ditolak CSR -1.874 0.072 Ditolak 1. Good Corporate Governance (GCG) terhadap Credit Rating Hasil uji-t menunjukan variabel GCG memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,239. Hal ini menunjukan bahwa variabel GCG memiliki pengaruh negatif terhadap credit rating, yang artinya setiap peningkatan skor GCG tidak meningkatkan nilai credit rating. Variabel GCG tidak berpengaruh terhadap credit rating, hal ini dikarenakan GCG memiliki nilai signifikan 0,813. Nilai signifikan GCG lebih besar dari standar nilai signifikasi (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak. GCG berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap credit rating. Hubungan good corporate governance (GCG) perusahaan terhadap credit rating perusahaan, dalam hasil penelitian ini menunjukan bahwa penelitian ini tidak mendukung atau tidak sejalan dengan teori yang menjelaskan semakin besar skor CGPI maka besar pula kemungkinan perusahaan mendapatkan peringkat obligasi yang lebih baik. 65

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan konsep good corporate governance (gcg) yang diproksikan dengan menggunakan skor CGPI tidak berhubungan dalam penilaian peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO. Dalam hasil penilaian peringkat skor CGPI terdapat aspek self assessment yang merupakan aspek berupa kuisioner yang diberikan pada perusahaan mengenai penilaian perusahaan dalam menerapkan konsep good corporate governance (gcg) di perusahaannya. Penilaian dengan skor yang baik pasti akan diberikan oleh pihak perusahaan dalam kuisioner, hal ini bertujuan untuk meningkatan skor perusahaan sehingga perusahaan dapat masuk kedalam kategori Most Trusted Company. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lestari & Yasa, 2014) yang menyatakan bahwa CGPI tidak berpengaruh signifikan dengan peringkat obligasi. Tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Paranandhi & Haryanto, 2013) dan penelitian (Dewi & Yasa, 2016) yang menyatakan bahwa CGPI berpengaruh signifikan dengan peringkat obligasi. 2. Ukuran (Size) Perusahaan terhadap Credit Rating Hasil uji-t menunjukan bahwa nilai ukuran (size) perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 2,437. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen ukuran (size) perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap credit rating, yang artinya setiap peningkatan ukuran (size) perusahaan akan meningkatkan nilai credit rating. 66

Nilai signifikan variabel ukuran (size) perusahaan sebesar 0,022. Ukuran (size) perusahaan berpengaruh terhadap credit rating, karena nilai signifikan ukuran (size) perusahaan lebih kecil dari standar nilai signifikasi (α = 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Ukuran (size) perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap credit rating. Hubungan ukuran (size) perusahaan terhadap credit rating menunjukan hasil penelitian ini mendukung teori yang menjelaskan perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Ukuran perusahaan (firm size) diukur menggunakan ratio dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Tingginya nilai aset suatu perusahaan, maka diharapkan perusahaan memiliki tingkat kemampuan yang cukup dan dapat dipercaya dalam melunasi kewajibannya. Tingginya nilai aset perusahaan dapat dilihat sebagai jaminan oleh investor dalam memberikan pinjaman. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang memiliki pengaruh signifikan dengan peringkat obligasi (Surya & Wuryani, 2015). Tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti & Patuh Priyadi, 2014) dan penelitian (Dewi S. P., 2015) yang menyatakan bahwa ukuran (size) perusahaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan peringkat obligasi. 67

3. Pertumbuhan (Growth) Perusahaan terhadap Credit Rating Hasi uji-t menunjukan bahwa nilai pertumbuhan (growth) perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,774. Hal ini menunjukan bahwa variabel pertumbuhan (growth) perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap credit rating. Pertumbuhan (growth) perusahaan memiliki nilai signifikan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan sebesar 0,445. Pertumbuhan (growth) perusahaan tidak berpengaruh terhadap credit rating, karena nilai signifikan pertumbuhan (growth) perusahaan lebih besar dari standar nilai signifikasi (α = 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak. Pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap credit rating. Pertumbuhan perusahaan merupakan tolak ukur yang digunakan dalam menilai sejauh mana perkembangan yang dimiliki suatu perusahaan. Pertumbuhan yang dimiliki perusahaan menunjukan sejauh mana peningkatan ukuran dan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Hubungan pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap credit rating dalam hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel tidak mendukung teori yang menjelaskan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana perusahaan dalam kegiatan operasional dalam perusahaan. Karena para investor menilai perusahaan dari segi pendapatannya, karena hal ini menjadi penentu sejauh mana perusahaan dapat melunasi kewajibannya. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti & Priyadi, 2014) dan penelitian (Fadjar & Wahidahwati, 2014) yang 68

menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dengan peringkat obligasi. Hal ini dikarenakan penggunaan sumber atau jenis sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan yang hanya mengikuti dan berpartisipasi dalam GCPI, sehingga ruang cakup sampel yang digunakan lebih terbatas dari pada penelitian dengan jumlah sampel yang lebih beragam. 4. Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Credit Rating Hasil uji t menunjukan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 1,874. Hal ini menunjukan bahwa variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh negatif terhadap credit rating, yang artinya setiap peningkatan skor CSR tidak meningkatkan nilai credit rating. Nilai signifikan variabel corporate social responsibility (CSR) sebesar 0,072. Hal ini menunjukan bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap credit rating, karena nilai signifikan corporate social responsibility (CSR) perusahaan lebih besar dari standar nilai signifikasi (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap credit rating. Hubungan corporate social responsibility (CSR) dan credit rating menunjukan hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menjelaskan CSR perusahaan yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap CSR akan diapresiasi oleh masyarakat 69

sehingga reputasi perusahaan akan meningkat. Reputasi yang baik akan lebih memudahkan perusahaan menjalankan bisnisnya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangannya, yang kemudian tercermin di harga saham yang terus meningkat (Gurmilang, 2013). Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap credit rating. Tidak berpengaruhnya pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap peringkat obligasi dikarenakan kurangnya informasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan. Kurangnya pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR), membuat tingkat CSR tidak mempengaruhi credit rating yang dikeluarkan PEFINDO. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nurbatin & Herwana, 2012) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan peringkat obligasi. Tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kartika Sari & Suharni, 2015) dalam penelitiannya menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. 70