PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BALITA

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO RAWAT INAP PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

TUGAS KESEHATAN KELUARGA : KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT MENINGKATKAN PEMENUHAN NUTRISI BALITA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KARAKTERISTIK ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi


ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN IBU DALAM MERAWAT ANAK DIARE. Ni Luh Kompyang Sulisnadewi 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH PENKES STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DI RUMAH BINTANG ISLAMIC PRE SCHOOL

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Terutama usia 0-2

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA SEKOLAH

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI KOTA JAMBI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PERBANDINGAN TUMBUH KEMBANG ANAK TODDLER YANG DIASUH ORANG TUA DENGAN DIASUH SELAIN ORANG TUA

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lazim atau tidak sesuai dengan norma lingkungan dimana mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK YANG DIASUH ORANGTUA DAN YANG DIASUH DI TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)

Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209) PSIK FK UNDIP 2008

Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

KEAKTIFAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP LANSIA. Asnah 1) Lamri 2)

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB V HASIL PENELITIAN. Uraian pada Bab V memberikan gambaran mengenai hasil penelitian. Cakupan hasil

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRA SEKOLAH DI TK AL-ABIDIN BANYUANYAR SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK TODDLER YANG DIASUH ORANG TUA DENGAN YANG DITITIPKAN DITEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA Agrina, Junaiti Sahar, Rr Tutik Sri Haryati Staf dosen keperawatan komunitas PSIK Universitas Riau Email: ayang_shr@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 98 orang di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru. Sampel dipilih secara proporsional cluster sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner. Data dianalisis dengan univarat, chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pendidikan orangtua rendah, pekerjaan bapak mayoritas bekerja formal, sedangkan ibu mayoritas tidak bekerja (ibu rumah tangga), dan pendapatan orangtua mayoritas berada diatas UMP sedangkan perkembangan balita mayoritas tidak sesuai umur. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pekerjaan bapak dan lingkungan fisik terhadap perkembangan balita. Variabel yang paling dominan yang mempengaruhi perkembangan balita adalah lingkungan fisik (p=0,029) dengan Odds Ratio (OR) adalah 3,000. Artinya lingkungan fisik yang mendukung akan mempengaruhi perkembangan balita sesuai umur sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan fisik yang tidak mendukung. Kata kunci: Karakteristik orangtua, lingkungan rumah, dan perkembangan balita 1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan balita memerlukan perhatian yang lebih khusus, yakni stimulasi yang adekuat dari lingkungan sekitarnya dan orangtua. Bila proses stimulasi tidak adekuat maka pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal ini akan mengakibatkan terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Menurut Potter dan Perry (2005), kemampuan seorang anak untuk melewati setiap tahap perkembangan akan mempengaruhi kesehatan secara holistik. Kesuksesan atau kegagalan yang dialami dalam satu fase mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan fase-fase selanjutnya. Menurut Friedman (2003) bahwa tugas perkembangan keluarga dengan balita (pra sekolah) diantaranya adalah membantu anak bersosialisasi dan melakukan stimulasi tumbuh kembang anak. Pada saat ini dibutuhkan kondisi rumah yang cukup adekuat untuk proses perkembangannya. Secara fisik perlu disediakan sarana dan media seperti alat permainan sesuai umur balita, peralatan rumah tangga perlu diperhatikan dari segi keamanannya dan anak memiliki keleluasaan untuk bergerak untuk mengeksplorasi lingkungannya. Artinya keluarga memiliki tugas untuk menciptakan lingkungan yang adekuat bagi balita guna mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh tim riset kesehatan anak dan perkembangan anak (NICHD) (2000), bahwa adanya perbedaan hasil perkembangan balita antara lingkungan rumah yang terbatas sumber dan kesempatan belajar dengan rumah yang penuh dengan stimulasi dari lingkungannya. Keterbatasan sumber belajar dapat dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi (pendapatan orangtua), pendidikan orangtua, dan status pekerjaan. Menurut Ball dan Binder (1995), sejumlah faktor yang berkaitan dengan perkembangan anak adalah terkait dengan sosial ekonomi yang rendah. Berarti dapat disimpulkan karakteristik orangtua berkontribusi dalam perkembangan balita. 131

Data kependudukan Kecamatan tampan tahun 2007 tergambar kondisi sosial ekonomi di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap masih menengah kebawah. Status gizi kurang tahun 2006 merupakan yang tertinggi di Kota Pekanbaru (149 kasus gizi kurang dan 30 kasus gizi buruk). Keadaan perkembangan balita tidak diketahui secara pasti karena tidak ada kegiatan pemantauan perkembangan balita. Hal ini mengindikasikan adanya masalah perkembangan karena menurut Tanuwidjaja (2002) bahwa perkembangan seorang anak berkorelasi dengan pertumbuhannya.berdasarkan uraian dan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Kota Pekanbaru. II. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita III. METODE Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah orangtua balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo rawat inap Pekanbaru yang berjumlah 98 orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan proporsional cluster sampling. Alat pengumpul data adalah kuisioner. Sebelumnya telah dilaksanakan uji coba kuisioner di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Data dianalisis secara univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik berganda). IV. HASIL Hasil penelitian karakteristik orangtua, perkembangan balita dan lingkungan rumah serta pengaruhnya secara jelas seperti yang terlihat pada tabel 1,2,3 dan 4: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Orangtua Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru, (n = 98) Karakteristik Orangtua Balita Jumlah Persentase (%) Pendidikan Bapak: 1. Rendah (SD-SMA) 2. Tinggi (PT) Pendidikan Ibu: 1.Rendah (SD-SMA) 2.Tinggi (PT) Pekerjaan Bapak: 1. Informal 2. Formal 77 21 81 17 41 57 78,6 21,4 82,7 17,3 41,8 58,2 Pekerjaan Ibu: 1. bekerja 2. Bekerja 84 14 85,7 14,3 Pendapatan perbulan: 1. UMP 2. > UMP 17 81 17,3 82,7 132

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru, (n = 98) Perkembangan Balita Jumlah Persentase 1. Sesuai umur 2. sesuai umur 22 76 22,4 77,6 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Rumah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru, (n = 98) Lingkungan Rumah Jumlah Persentase Lingkungan Fisik 1. Mendukung 2. Mendukung Lingkungan Psikologis 1. Mendukung 2. Mendukung 56 42 57,1 42,9 59 60,2 39 39,8 Tabel 4. Hasil Analisis Bivariat (Chi Square) Antara Karakteristik Orangtua Dan Lingkungan Rumah Terhadap Perkembangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru, 2008 Variabel Perkembangan Balita ( Sesuai Umur) P value Keterangan 1. Pendidikan Bapak Tinggi 66,7 % Rendah 80,5% 2. Pendidikan Ibu Tinggi 70,6% Rendah 79,0% 3. Pekerjaan Bapak Formal 70,2% Informal 87,8% 4. Pekerjaan Ibu Tdk bkj 75,0% Kerja 92,9% 5. Pendapatan Orangtua UMP 76,5% > UMP 77,8% 6. Lingkungan Fisik Dkng 66,7% T Dkng 85,7% 7. Lingkungan Psikologis Dkng 7,44% T Dkng 7,97% 0,237 0,524 0,039 0,181 1,000 0,025 0,538 Berpengaruh Berpengaruh Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa Bapak yang bekerja formal terhadap perkembangan balita ( p value = 0,039). Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 3,060, artinya adalah pekerjaan bapak informal mempunyai peluang terjadinya perkembangan balita yang tidak sesuai dengan usianya sebesar 3,060 kali dibandingkan pekerjaan bapak formal. Lingkungan fisik yang mendukung terhadap perkembangan balita (p value = 0,025). Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 3,000. Artinya adalah lingkungan fisik yang tidak mendukung mempunyai peluang terjadinya perkembangan balita yang tidak sesuai dengan usianya sebesar 3,000 kali 133

dibandingkan lingkungan fisik yang mendukung. Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel lingkungan fisik mempunyai p value sebesar 0,029. Hasil analisis didapat OR adalah 3,000, artinya lingkungan fisik yang mendukung akan mempengaruhi perkembangan balita sesuai umur sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan fisik yang tidak mendukung. Berarti berdasarkan analisa multivariat diatas terlihat bahwa variabel lingkungan fisik yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan balita. V. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim riset kesehatan anak dan perkembangan anak (NICHD) (2000), menyatakan bahwa adanya perbedaan hasil perkembangan balita antara lingkungan rumah yang terbatas sumber dan kesempatan belajar dengan rumah yang penuh dengan stimulasi dari lingkungannya. Keterbatasan sumber belajar dapat dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang kurang. Kesempatan belajar dan rumah yang penuh dengan stimulus identik dengan tersedianya fasilitas kegiatan stimulus seperti tersedianya alat permainan yang sesuai dengan usianya. Tersedianya media stimulus tentunya membutuhkan kondisi status ekonomi yang cukup ditambah adanya peran serta dari orangtua untuk melakukan stimulasi perkembangan pada balitanya. Kemampuan orangtua terutama ibu dalam menstimulus balita tidak bisa muncul begitu saja. Menurut hasil penelitian Redjeki (2005), bahwa kemampuan ibu menstimulus balita terjadi karena pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan dengan materi yang cukup sederhana dan metoda yang tepat. Peningkatan kemampuan ibu dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam menstimulus balita. Artinya pengetahuan ibu tentang bagaimana menciptakan lingkungan rumah yang penuh stimulus tidak secara otomatis ada namun di dapat melalui proses pendidikan kesehatan tentang stimulasi perkembangan dengan menggunakan materi dan metoda yang tepat. Hasil penelitian oleh Saadah (2004) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan perkembangan balita usia 3-18 bulan antara yang menggunakan buku KIA dengan yang tidak menggunakan buku KIA (p = 0,002). Artinya tidak adanya pengaruh antara pendidikan ibu dan perkembangan balita pada penelitian ini disebabkan karena ibu belum pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang bagaimana menciptakan lingkungan rumah yang penuh stimulus terhadap balita dan tidak memiliki buku panduan tentang perkembangan balita. Melakukan stimulasi pada balita harus dilakukan secara terus menerus dan pada setiap kesempatan. Keberadaan ibu disamping balita dibutuhkan untuk melakukan stimulasi pada balita. Menurut Handayani (2008) mengatakan bahwa ibu yang bekerja maka waktu bersama dengan anak akan kurang, akan tetapi ibu harus mampu meluangkan waktu untuk bersama dengan anak untuk membimbingnya, berkomunikasi, bercanda, dan lain sebagainya. Hal ini juga terjadi pada ibu yang tidak bekerja, harus bisa membagi waktu untuk bersama dengan anak. Artinya tidak mutlak ibu yang ada di rumah (tidak bekerja) akan menjamin perkembangan balita sesuai dengan umur. Hal ini disebabkan banyak ibu yang tidak bekerja dan seharian dirumah namun hubungan dan pendidikan balitanya kurang baik. Hal ini terjadi karena secara fisik ibu berada dan bersama anak namun ibu tidak terlibat dalam proses stimulasi dengan balita. Hal ini berarti bahwa yang terpenting adalah adanya cukup waktu (berkualitas) untuk bersama dengan anak untuk bermain dan melakukan stimulus yang adekuat pada balita baik pada ibu bekerja maupun tidak bekerja (ibu rumah tangga). Proses stimulasi membutuhkan media dan sarana belajar, seperti tersedianya alat permainan yang sesuai dengan usianya. Menurut Ball dan Bindler (1995), bahwa salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan balita adalah terkait dengan sosial ekonomi yang rendah. Sosial ekonomi rendah identik dengan pendapatan yang rendah.. Pada penelitian ini rata-rata pendapatan orangtua diwilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap berada diatas UMP (>Rp 800 ribu). Namun pendapatan perbulan keluarga ini kurang mempertimbangkan jumlah 134

keluarga yang menjadi tanggungan. Oleh karena itu bisa jadi pendapatannya berada diatas UMP (baik) namun pada hakikatnya pendapatannya kurang jika dinilai dari jumlah tanggungan keluarga. Pendapatan keluarga kurang maka penyediaan terhadap sumber belajar (alat-alat permainan) bagi balita sebagai sarana stimulasi akan terabaikan. Lingkungan rumah yang kondusif juga dibutuhkan untuk perkembangan balita. Secara fisik dibutuhkan rumah yang penuh sarana dan prasarana bermain sesuai umur, keamanan perlu dijaga karena balita senang melakukan ekplorasi terhadap lingkungan, dan keterlibatan orang tua dalam proses stimulasi. Lingkungan psikologis merupakan hal yang penting untuk perkembangan balita terutama perkembangan kepribadian balita. Kasih sayang dan perhatian merupakan kebutuhan psikologis bagi anak yang penting untuk perkembangan jiwa yang sehat (Markum dkk, 1991). Perilaku orangtua terhadap balita yang negatif seperti memarahi, membentak, memukul, membatasi anak dan lain-lain akan mengakibatkan perkembangan balita terganggu. Menurut Sigmund Freud ( Markum dkk, 1991), bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan psikososialnya masa balita. Artinya lingkungan psikologis akan lebih memberi dampak kepada perkembangan kepribadian balita dibandingkan perkembangan motorik, bahasa, dan sosial yang menjadi perhatian pada penelitian ini. VI. KESIMPULAN DAN SARAN Pekerjaan bapak dan lingkungan fisik terhadap perkembangan balita. Sedangkan pendidikan bapak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan orangtua, dan lingkungan psikologis tidak ada pengaruh terhadap perkembangan balita. Adapun lingkungan fisik paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan balita. Peneliti menyarankan perlu dilakukan kegiatan deteksi tumbuh kembang secara berkala dan berkelanjutan, kunjungan rumah oleh perawat dan kader kesehatan secara rutin, pelatihan kader tentang bagaimana melakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita serta dilanjutkan dengan kegiatan supervisi. DAFTAR PUSTAKA Ball dan Bindler. (2003). Pediatric nursing: Caring for children. New Jersey: Pearson Education Inc. Friedman.(2003). Family of nursing: Theory and practice. Coonecticut: Appleton & Lange. Handayani, N. (2008). Ibu bekerja dan dampaknya bagi perkembangan anak. http://anakuya.wordpress.com/2008/01/29/ibu-bekerja-dampaknya-bagiperkembangan-anak/, diperoleh tanggal 5 Februari. Hastono, S. P. (2006). Basic data analysis for health research. Dipublikasikan. Depok: FKM-UI. Markum, dkk. (1991). Ilmu kesehatan anak jilid I. Jakarta:Bagian ilmu kesehatan anak. National Institute of Child Health and Human Development Early Child Care Research Network. (2000). The Relation of care to cognitive and language development. Journal of Child Development, 71(4), 977 Potter, P dan Perry,A.G. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktek. Jakarta: EGC. Redjeki,S. (2005). Kemampuan dan kepuasan ibu terhadap pendidikan kesehatan mengenai stimulasi perkembangan anak usia toddler. dipublikasikan. Saadah, N. (2004). Penelitian perbedaan tumbuh kembang balita usia 3-18 bulan yang menggunakan buku KIA dengan yang tidak menggunakan buku KIA. http : // www. jiptunair. co.id. Diperoleh tanggal 1 Desember 2007. 135