HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) FAUZIA ANDRIANI NIM. 09080089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah permasalahan yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas bahwa siswa kekurangan kosakata saat menulis sehingga sulit menyampaikan ide atau gagasan kedalam tulisan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitiatif menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Jumlah siswa sebanyak 303 tersebar di 9 kelas dikurangi 30 orang untuk diberikan tes uji coba. Teknik pengambilan sampel yang digunakan sample random sampling atau secara acak. Sampel penelitian berjumlah 31 orang (20% dari populasi per kelas). Dari hasil penelitian diketahui penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas berada pada kualifikasi cukup nilai rata-rata 63,76 berada pada rentangan 55-65%. Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas berada pada kualifikasi lebih dari cukup nilai rata-rata 67,90 berada pada rentangan 66-75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan pada taraf 95% antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas karena terhitung yaitu 0,58 lebih besar dari tabel yaitu 0,367. Kata Kunci: Siswa, Kosakata, Keterampilan, Argumentasi
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS Oleh,, 3) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 4) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this research is the problem faced by the X grade students of SMAN 1Batang Kapas that the students lack of vocabulary in writing so it was difficult for them to explore the ideas or idea in their writing this research aims to describe the relathionsip of the students vocabulary mastery with the X grade students of SMAN 1 Batang Kapas ability in writing the argumentative essay this is a quantitative research with the descriptive method through the corrational approach the population is the students of X grade of SMAN 1 Batang Kapas. The 303 students are devided into 9 classes and just 30 students are gluem tryout test. The technique for sampling is simple random sampling or randomly. the sample of this research is 30 students (20% of the population from each class). From the research result, it is knwn that students vocabulary mastery are on the fair qualification with the 63,76 in 55-65 % range. The students ability in writing the argumentatative essay in are on more than fair qualification with 67,90 in 66-75% range. It can be concluded that there is significantre relationship at 95% between the students vocabulary mastery with the ability in wrting argumentative essay because counted is 0,58 bigger than table that is 0, 367. Key Words: Student, Vocabulary, Competent, Argumentative
PENDAHULUAN Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan membaca dan menyimak merupakan keterampilan reseptif, sedangkan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif. Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan dalam berbahasa tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang sering dan teratur. Salah satu bentuk kegiatan menulis yang diajarkan disekolah menengah atas adalah menulis sebuah karangan argumentasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas, siswa dituntut untuk terampil menulis karangan argumentasi. Hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas X Pada Semester 2 dengan Standar Kompetensinya ke 12 yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan karangan dan teks pidato sedangkan Komptensi Dasarnya ke 12.1 yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam karangan argumentasi. (Depdiknas:2006). Pada hakikatnya, argumentasi adalah semacam bentuk karangan yang di dalamnya terdapat usaha untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat (Keraf:1995:10). Melalui tulisan argumentasi, siswa dapat menyampaikan hasil pikirannya terhadap sesuatu dengan menggunakan usaha data-data yang berupa fakta. Dengan adanya data-data dan fakta siswa akan lebih dapat meyakinkan orang lain atas kebenaran pendapat yang dikemukakannya. Melalui wawancara informal dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batang Kapas bernama Rina Handayani, S.Pd., diketahui bahwa siswa kekurangan kosakata saat menulis sehingga siswa kurang mampu dalam menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993:3) yang menyatakan bahwa kosakata merupakan salah satu bagian dari bahasa yang memiliki peranan penting dalam kegiatan menulis, termasuk menulis karangan argumentasi. Melalui rangkaian kata seseorang dapat mengekspresikan ide atau gagasannya pada sebuah tulisan. Kualitas kemampuan menulis seseorang salah satunya ditandai dengan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Dengan perbendaharaan kata yang banyak, seseorang dapat mengungkapkan perasaan, keinginan, maupun gagasannya dengan lancar dan baik, tetapi apabila kosakata seseorang terbatas, maka tulisan yang dihasilkannya akan terganggu pula dalam menyampaikan ide, pikiran, dan gagasannya. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batang Kapas juga diketahui bahwa saat belajar, siswa jarang diberikan kesempatan untuk berlatih menulis, terutama menulis karangan argumentasi. Keterampilan menulis tidak akan datang secara langsung pada diri siswa tanpa melalui latihan yang sering dan teratur. Selanjutnya, penyebab rendahnya kemampuan menulis karangan argumentasi siswa adalah karena siswa kurang memahami karangan argumentasi itu sendiri. Selain itu, saat belajar bahasa Indonesia siswa kurang berminat dalam membaca sehingga sulit bagi siswa tersebut untuk menyampaikan ide, pikiran, atau gagasannya ke dalam sebuah karangan argumentasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut. Pertama, siswa kekurangan kosakata dalam menulis sehingga mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Kedua, siswa jarang diberikan kesempatan untuk berlatih menulis, terutama menulis karangan argumentasi. Ketiga, kurangnya pemahaman siswa terhadap karangan argumentasi itu sendiri. Keempat, kurangnya minat baca siswa sehingga kosakata sedikit dikuasai dalam menulis karangan argumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis beranggapan bahwa penellitian ini penting dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Chaer (2007:7) mengemukakan kosakata adalah kata-kata yang dikuasai oleh seseorang atau sekelompok orang dari lingkungan yang sama. Menurut Pateda (1995:85) kosakata terdiri delapan jenis yaitu (1)kosakata umum (2) kosakata khusus (3)kosakata konkret (4) kosakata
abstrak (5)kosakata Populer (6) kosakata asli (7)kosakata serapan (8) kosakata baku dan nonbaku. Keraf (1995:10) mengatakan bahwa argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran pendapat. Artinya, argumentasi berusaha memengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti mengenai objek yang diargumentasikan itu. Keraf (2007:3--4) mengemukakan bahwa sebuah tulisan argumentasi mempunyai ciri-ciri: (1) merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis, (2) bertolak dari fakta-fakta yang dibuktikan kebenarannya ada, (3) meyakinkan pembaca, dan (4) dapat diuji kebenarannya. Menurut Tarigan (1993:3) kuantitas dan kualitas kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangannya saat menulis. Dengan perbendaharaan kata yang banyak, seseorang dapat mengungkapkan perasaan, keinginan, maupun gagasannya dengan lancar dan baik. Menurut Atmazaki (2007:54) kekurangan kosakata dapat melemahkan daya ungkap seseorang. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kosakata yang dikuasai, semakin besar pula kemungkinan untuk terampil dalam menulis. Secara tidak langsung, seseorang yang sedikit penguasaan kosakatanya akan cenderung lebih sulit untuk mengungkapkan pikiran atau gagasannya baik secara lisan maupun tulisan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitiatif menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013, berjumlah 303 siswa yang tersebar di sembilan kelas kemudian dikurangi 30 siswa untuk diberikan tes uji coba, sehingga jumlah populasi yang akan diambil menjadi sampel adalah 273 siswa. Data penguasaan kosakata penulis kumpulkan pada tanggal 16 Juni 2013 dan data keterampilan menulis karangan argumentasi penulis kumpulkan pada tanggal 17 Juni 2013. Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah teknik Propotional Random Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan proporsi jumlah per kelas. Arikunto (2006:134) menyatakan apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Apabila subjek lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25%. Oleh karena itu, sampel penelitian ini diambil sebanyak 31 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah penguasaan kosakata dengan indikator yaitu (1) sinonim, (2) antonim, dan (3) makna istilah. Variabel terikatnya adalah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas dengan indikator sesuai pendapat Keraf (2007:3--4): (1) berisi hasil pemikiran yang kritis dan logis, (2) bertolak dari fakta-fakta yang dibuktikan kebenarannya ada, dan (3) meyakinkan pembaca. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes yang dimaksud yaitu tes objektif digunakan untuk mengetahui penguasaan kosakata dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan argumentasi siswa. Khusus untuk mengetahui penguasaan kosakata, sebelum tes diberikan secara menyeluruh terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen di kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas yang tidak menjadi sampel yaitu kelas X 9 sebanyak 30 siswa. Data yang terkumpul dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut. Pertama, mencatat skor mentah. Untuk mengukur penguasaan kosakata, Skor 1 diberikan untuk jawaban yang benar dan skor 0 apabila jawaban salah dengan menggunakan format. Kedua, memberikan skor untuk menilai keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan format. Ketiga mengubah skor penguasaan kosakata dan skor keterampilan menulis karangan argumentasi menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Keempat menentukan nilai rata-rata hitung. Kelima, mengkonversikan nilai penguasaan kosakata dan keterampilan menulis argumentasi ke tabel skala 10. Keenam, membuatkan histogram penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan argumentasi. Ketujuh, mengkorelasikan nilai penguasaan kosakata siswa dengan nilai keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment. Kedelapan, Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan rumus t. Kesembilan, Menganalisis, membahas, dan menyimpulkan hasil analisis data dengan cara
mendeskripsikan hubungan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas secara umum berada pada kualifikasi cukup (C) yaitu dengan nilai rata-rata 63,76 dengan rentangan tingkat penguasaan 56-65%. Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator dideskripsikan menjadi tiga kategori. Pertama, untuk sinonim (indikator 1) siswa yang memperoleh skor 8 berjumlah 1 orang (3,22%), skor 7 berjumlah 8 orang (25,80%), skor 6 berjumlah 2 orang (6,25%), skor 5 berjumlah 8 orang (25,80%), skor 4 berjumlah 8 orang (25,80%), skor 3 berjumlah 3 orang (10,00%), dan skor 2 berjumlah 1 orang (10,00%). Kedua, untuk Antonim (indikator 2) siswa yang memperoleh skor 10 berjumlah 4 orang (12,90%), skor 9 berjumlah 5 orang (16,12%), skor 8 berjumlah 7 orang (22,58%), skor 7 berjumlah 6 orang (19,35%), skor 6 berjumlah 4 orang (12,90%), dan skor 5 berjumlah 5 orang (16,12%). Ketiga, untuk Makna Istilah (indikator 3) siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 2 orang (6,45%), skor 8 berjumlah 3 orang (10,00%), skor 7 berjumlah 12 orang (38,70%), skor 6 berjumlah 11 orang (35,48%), skor 5 berjumlah 2 orang (6,45%), dan skor 4 berjumlah 1 orang (3,22%). Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas secara umum berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) yaitu dengan nilai rata-rata 67,90 dengan rentangan tingkat penguasaan 66-75%. Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator dapat dideskripsikan menjadi tiga kategori. Pertama, untuk berpikir kritis dan logis (indikator 1) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 9 orang (29,03%), skor 2 berjumlah 10 orang (32,25%), skor 1 berjumlah 12 orang (38,70%). Kedua, berdasarkan fakta dan dapat diuji kebenarannya (indikator 2) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 11 orang (35,48%), skor 2 berjumlah 14 orang (45,16%), skor 1 berjumlah 6 orang (19,35%). Ketiga, meyakinkan pembaca (indikator 1) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 16 orang (51,61%), skor 2 berjumlah 10 orang (32,25%), skor 1 berjumlah 5 orang (16,12%). Dalam penelitian ini akan dibahas tiga hal. Pertama, penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Kedua, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. Ketiga, hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negei 1 Batang Kapas. 1. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Secara umum, penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas meliputi lima kategori yaitu, baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, kurang, dan sangat kurang. Dari hasil tersebut diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas secara umum tergolong cukup (C). Penguasaan kosakata dibagi menjadi 3 indikator yaitu sinonim, antonim dan makna istilah. Menelaah ketiga indikator merupakan pendekatan yang baik untuk meningkatkan penguasaan kosakata. Dari tiga indikator, penguasaan kosakata paling rendah terdapat pada indikator antonim. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata berada pada kualifikasi cukup, dengan nilai 62,36. Cakupan indikator antonim adalah jika siswa mampu mengetahui satuan kata yang maknanya berlawanan. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa belum mampu menelaah arti lawan kata. Indikator yang paling dikuasai siswa adalah indikator makna istilah pada kualifikasi lebih dari cukup, dengan nilai rata-rata 66,45. Penilaian indikator makna istilah dilakukan jika siswa mampu memahami makna istilah dari konteks kalimat tertentu. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Untuk indikator makna istilah, soal yang penulis berikan merupakan istilah-istilah yang banyak ditemukan dalam buku acuan kelas X sehingga siswa lebih memahami kata tersebut sehingga lebih muda dalam menjawab soalnya. Namun, meskipun demikian siswa masih kesulitan dalam memahami makna istilah secara keseluruhan karena hanya dapat menentukan beberapa soal saja.
Pengklafikasian Penguasaan Kosakata siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Secara Umum No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%) 1. 96-100 Sempurna 0 00,00 2. 86-95 Sangat Baik 2 06,00 3. 76-85 Baik 2 10,00 4. 66-75 Lebih dari cukup 7 36,00 5. 56-655 Cukup 17 39,00 6. 46-555 Hampir cukup 3 10,00 7. 36-45 Kurang 0 03,00 8. 26-35 Sangat Kurang 0 00,00 9. 16-25 Buruk 0 00,00 10. 0-15 Sangat Buruk 0 00,00 Jumlah 31 100,00 Untuk lebih jelasnya mengenai penguasaan kosakata siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas secara umum dapat dilihat pada histogram berikut. 20 17% 10 0 10% 36% 6% 6% Nilai Siswa Histogram Batang Kapas Penafsiran dan Kualifikasi Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA N 1 2. Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA 1 Batang Kapas Dari hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa keterampilan menulis argumentasi siswa dikelompokkan 6 kategori yaitu, sempurna (S), sangat baik (SB), baik (B), lebih dari cukup (LDC), cukup (C), dan kurang (K). Nilai rata-rata keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas adalah 67,90. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas secara umum tergolong lebih dari cukup (LDC). Jika dibandingkan dengan SKBM mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Batang Kapas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis argumentasi belum memenuhi SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimum). Dari 3 indikator keterampilan menulis karangan argumentasi yaitu. Pertama,merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis. Kedua, berdasarkan fakta yang dibuktikan kebenarannya ada. Ketiga, meyakinkan pembaca. Indikator yang paling dikuasai siswa adalah meyakinkan pembaca yaitu berada pada klasifikasi baik, dengan nilai rata-rata 78,49. Meyakinkan pembaca yaitu jika karangan argumentasi siswa memaparkan contoh agar pembaca yakin dengan argumen penulis. Berikut kutipan yang diambil dari tulisan siswa. Pergaualan bebas ini dapat memberikan dampak buruk bagi para remaja pada saat ini, dampaknya seperti hamil di luar nikah, pecandu narkoba, pembunuhan, dan lain-lain (Data sampel 16).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat penguasaan indikator meyakinkan pembaca dalam menulis karangan argumentasi siswa sudah baik. Hal ini berlaku apabila tulisan siswa memaparkan contoh. Seperti hamil di luar nikah, pecandu narkoba, pembunuhan, dan lain-lain. Sesuai dengan indikasi tersebut dari tulisan siswa di atas sudah memaparkan contoh yang dianggap mampu untuk meyakinkan pembaca. Penguasaan indikator keterampilan menulis argumentasi paling rendah adalah berdasarkan pemikiran yang kritis dan logis. Rata-rata nilai untuk indikator ini adalah 63,44 berada pada kualifikasi cukup. Dalam menulis karangan argumentasi, siswa belum menampilkan berdasarkan pemikiran yang kritis dan logis. Siswa hanya mampu mengungkapkan gagasannya tanpa memberikan hasil pemikiran yang kritis dan logis dalam mendukung tulisan argumentasinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Pergaulan bebas dikalangan remaja sangat berdampak buruk, dampaknya seseorang akan selalu terbawa oleh pergaulan yang salah dan seseorang tersebut terpengaruh oleh pergaulan yang tidak baik (Data Sampel 13). Dari kutipan tulisan argumentasi siswa di atas, tidak terlihat pemikiran yang kritis dan logis. Seperti, Pergaulan bebas dikalangan remaja sangat berdampak buruk, dampaknya seseorang akan selalu terbawa oleh pergaulan yang salah. Dengan demikian, dapat kita lihat dalam karangannya siswa tidak memberikan argumennya. Jadi, dapat dikatakan bahwa tulisan argumentasi siswa hanya memberikan opini belaka tanpa berdasarkan pemikiran yang kritis dan logis sebagai salah satu ciri argumentasi. Dengan kata lain, penguasaan indikator pemikiran yang kritis dan logis masihkurang. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pencapaian siswa dalam mengungkapkan pemikiran yang kritis dan logis. Pertama, saat dilakukan penelitian siswa kurang serius dalam menulis karangan argumentasi. Kedua, siswa kurang mengerti yang dimaksud dengan fakta. Ketiga, tidak mamahami tulisan argumentasi sehingga siswa hanya menulis asalasalan. Tulisan argumentasi dikatakan baik dan sempurna apabila tulisan tersebut sudah berpikir kritis dan logis, berdasarkan fakta dan diuji kebenarannya ada, dan meyakinkan pembaca. Pengklasifikasian Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Secara Umum No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%) 1. 96-100 Sempurna 3 10,00 2. 86-95 Sangat Baik 3 10,00 3. 76-85 Baik 7 32,25 4. 66-75 Lebih dari cukup 7 19,35 5. 56-65 Cukup 0 16,00 6. 46-55 Hampir cukup 6 19,00 7. 36-45 Kurang 2 06,00 8. 26-35 Sangat Kurang 3 10,00 9. 16-25 Buruk 0 00,00 10. 0-15 Sangat Buruk 0 00,00 Jumlah 31 100,00 Untuk lebih jelasnya mengenai keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas secara umum dapat dilihat pada histogram berikut.
7 6 5 4 3 2 1 0 10% 6% 19% 22,58% 22,58% 10% 10% Nilai Siswa Histogram Penafsiran dan Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Secara Umum 3. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas Dalam menulis argumentasi, untuk menyampaikan ide atau gagasan, siswa perlu menguasai banyak kosakata. Hal ini disebabkan, seseorang yang banyak menguasai kosakata cenderung lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam tulisan argumentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmazaki (2007:54) yang mengatakan keterbatasan kosakata dapat melemahkan daya ungkap seseorang. Dari hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata data penguasaan kosakata sebesar 63,76 dan data keterampilan menulis argumentasi sebesar 67,90. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel, kedua data tersebut dikorelasikan dengan rumus Product Moment. Dari hasil perhitungan dipeoleh nilai r sebesar 0,58. Setelah nilai r diperoleh, dilakukan uji hipotesis. Nilai r dimasukkan ke dalam rumus Sperman Brown dan diperoleh hasil 4,632. Kriteria pengujian hipotesis adalah H 1 diterima jika t hitung > t tabel dengan DK= n-2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung adalah 4,632 pada taraf signifikan 95% dengan t tabel sebesar 0,367. Dengan kata lain, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan argumentasi. Data penguasaan kosakata penulis kumpulkan pada tanggal 16 Juni 2013. Data keterampilan menulis karangan argumentasi penulis kumpulkan pada tanggal 17 Juni 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan tiga hal. Pertama, tingkat penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas adalah cukup dengan nilai ratarata 63,76. Kedua, tingkatt keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas adalah lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 67,90. Ketiga, ada hubungan yang signifikan pada taraf 95% antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kapas karena terhitung yaitu 0,58 lebih besar dari tabel yaitu 0,367. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan kemampuannya dalam menguasai kosakata dan sering berlatih menulis karangan terutama karangan argumentasi. Kedua, guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Batang Kapas diharapkan lebih memotivasi dan mengarahkan siswa untuk melatih kemampuannya dalam menguasai kosakata sehingga lebih mudah dalam menulis karangan terutama karangan argumentasi. Ketiga, bagi pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam menulis, khususnya menulis karangan argumentasi.
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman dan Ellya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Buku Ajar). Padang: UNP. Atmazaki. 2007. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press. Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Gramedia. Pateda, Mansoer. 1995. Kosakata dan Pengajarannya. Ende: Nusa Indah. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.