SE - 25/PJ/2012 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
SE - 05/PJ/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 164/PMK.03/2008 TENTANG PEMBE

SE - 77/PJ/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SE - 84/PJ/2008 PEMUTAKHIRAN DATA PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN SEKTOR PERK

PER - 23/PJ/2011 BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, SU

SE - 9/PJ/2009 PENEGASAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)

SE - 04/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN P

SE - 33/PJ/2009 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEHUBUNGAN DENGAN DITETAPKANNYA PERATURAN DIREKTUR

SE - 43/PJ/2012 PROSEDUR EVALUASI DAN PENETAPAN WAJIB PAJAK TERDAFTAR DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERAT

SE - 12/PJ/2012 PEMELIHARAAN BASIS DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM RANGKA PEMUTAKHIRAN DATA PIUTA

SE - 17/PJ/2012 TATA CARA PENGAWASAN PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK

PER - 19/PJ/2010 PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG

SE - 27/PJ/2012 PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA

PER - 40/PJ/2011 TATA CARA PENERBITAN FAKTUR PAJAK DAN SURAT SETORAN PAJAK ATAS PENYERAHAN JENIS BAH

SE - 132/PJ/2010 LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN ATAS PENERBITAN DAN PENGGUNAAN FAKTUR PAJAK TIDAK SAH

PER - 25/PJ/2012 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-23/PJ/2012 TENTANG TATA

SE - 33/PJ/2012 TATA CARA PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN RAPAT LANGSUNG JARAK JAUH DENGAN MEMANFAATKAN FA

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

SE - 32/PJ/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 25/PJ/2009 TENTANG TAT

PER - 45/PJ/2011 TATA CARA PENETAPAN SAAT DIMULAINYA BERPRODUKSI SECARA KOMERSIAL BAGI WAJIB PAJAK B

SE - 25/PJ/2010 PENANDATANGANAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SE - 53/PJ/2012 PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 163/PMK.03/2012 TENTANG BATASAN DAN TA

SE - 87/PJ/2011 TATA CARA DISTRIBUSI DATA MODUL PENERIMAAN NEGARA KE SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JEN

PER - 32/PJ/2010 PELAKSANAAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEN

PER - 55/PJ/2009 TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN MASA MANFAAT YANG SESUNGGUHNYA ATAS HARTA BERWUJ

2 c. bahwa untuk memberikan pedoman pelaksanaan, meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, serta memberikan kepastian hukum, perlu diatur ketentuan m

163/PMK.03/2012 BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SEN

24/PMK.03/2008 TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA

SE - 45/PJ/2009 PENYEMPURNAAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKEBUNAN

SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK

SE - 14/PB/2011 PETUNJUK TEKNIS ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CA

SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M

SE - 79/PJ/2008 PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-37/PJ/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SE - 49/PJ/2012 PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW) PEMERIKSAAN

PER - 49/PJ./2009 TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN

PER - 10/PJ/2009 PENGURANGAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DALAM TAHUN 2009 BAGI WAJIB PAJAK Y

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.03/2014 TENTANG

SE - 94/PJ/2010 TATA CARA PELAKSANAAN PEMBINAAN, EDUKASI, DAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRI

SE - 67/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-40/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P

SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

21/PJ/2009 TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PER - 47/PJ/2011 TATA CARA PELAKSANAAN UJI COBA PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2017 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PER - 39/PJ/2011 TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SE - 11/PJ/2011 PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011 TENTANG TATA CARA

SE - 109/PJ/2010 PENANGANAN DINI TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJ

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

SE - 87/PJ/2009 PENGANTAR PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-49/PJ/2009 TENTANG TATA CARA P

PER - 65/PJ/2010 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-13/PJ./2010 TENTANG BENT

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

2017, No tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03

PER - 15/PJ/2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DALAM RANGKA PE

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

PER - 04/PJ/2012 PEDOMAN PENGGUNAAN METODE DAN TEKNIK PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN

A. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA KECIL/WAJIB PAJAK DI DAERAH TERTENTU:

PER - 44/PJ/2011 TATA CARA PELAPORAN PENGGUNAAN DANA DAN REALISASI PENANAMAN MODAL BAGI WAJIB PAJAK

68/PMK. 03/2012 TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN

PER - 35/PJ/2010 SURAT KETERANGAN DOMISILI BAGI SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI INDONESIA DALAM RANGKA PEN

SE - 01/PJ/2012 PENYEMPURNAAN APLIKASI APPROWEB SEBAGAI SARANA PEMBUATAN DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL WA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

SE - 45/PJ/2008 PENYAMPAIAN DAN PEMONITORAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 43/PMK.03/2

PER - 61/PJ/2010 TATA CARA PERSIAPAN PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN SEB

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

KEP - 167/PJ/2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BARU, REVISI, DAN HAPUS SEMESTER I TAHUN 2015 DI LING

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM

PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. PBB. Penghapusan Sanksi. Pengurangan. Pembatalan.

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2011 TENTANG PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PER - 18/PJ/2011 PENAMBAHAN WILAYAH KERJA DAN JENIS SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) YANG DIOLAH PUSAT PENG

KEP - 104/PJ/2012 PENETAPAN DAN PENGGUNAAN KODE KANTOR, KODE SURAT, DAN/ATAU CAP DINAS SEMENTARA PAD

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.03/2009 TENTANG

204/PMK.05/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.05/2011 TENTANG PELAKSANAAN U

SE - 38/PJ/2011 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK BENDAHARA PEMERINTAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI INDRAGIRI HULU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013

SE - 15/PJ/2012 TATA CARA PENERBITAN BUKTl PENERIMAAN SURAT (BPS) PENGGANTI

SE - 09/PJ/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN KEWA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2011, No.36 2 seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa dalam ketentuan Pasal 2

PER - 32/PJ/2009 BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL

PER - 49/PJ/2011 TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

bersama ini mengajukan penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak. Bumi dan Bangunan. Pemberian. Pengurangan. Pencabutan.

126/PMK.011/2012 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 249/PMK.03/2008 TENTANG PENYUSUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PER - 47/PJ/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TERHADAP WAJIB PAJAK YANG DIDUGA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SE - 25/PJ/2012 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Contributed by Administrator Wednesday, 25 April 2012 Pusat Peraturan Pajak Online 25 April 2012 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 25/PJ/2012       TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, A. Umum Dalam rangka memberikan kepastian hukum terkait pengangsuran dan penundaan pembayaran utangâ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, telah diterbitkanâ Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengangsuran danâ Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk mendukung pelaksanaan pemberianâ pengangsuran dan penundaan utang PBB dimaksud, perlu disusun Surat Edaran Jenderal Pajak sebagai pedoman dalam memproses permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaranâ utang PBB. B. Maksud dan Tujuan

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam memproses permohonan pengangsuranâ atau penundaan pembayaran utang PBB yang diajukan oleh Wajib Pajak. Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan penegasan mengenai hal-hal yang dalamâ Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2011 masih bersifat umum, serta memberikanâ petunjuk mengenai prosedur penyelesaian permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaranâ utang PBB. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi penjelasan mengenai kriteria Wajib Pajak yang dapatâ mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran utang PBB, penghitungan dendaâ administrasi dan jangka waktu pengangsuran atau penundaan, pembayaran, prosedur yang digunakan,â dan bentuk formulir yang digunakan. D. Dasar Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengangsuran danâ Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. E. Penjelasan dan Penegasan 1. Kriteria Wajib Pajak Wajib Pajak yang dapat mengajukan pengangsuran atau penundaan pembayaran utang PBBÂ adalah: a. Wajib Pajak Badan yang mengalami kesulitan likuiditas, dibuktikan denganâ menunjukkan besarnya rasio aktiva lancar terhadap utang lancar kurang dari 1Â (satu) serta melampirkan Laporan Keuangan tahun sebelumnya dan/atau SPTÂ Tahunan Pajak Penghasilan Badan tahun pajak

sebelumnya. b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalami kesulitan keuangan, dibuktikanâ antara lain dengan: 1) surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa/Lurah dalam hal Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan; atau 2) menunjukkan besarnya rasio aktiva lancar terhadap utang lancar kurang dariâ 1 (satu) dalam hal Wajib Pajak dimaksud menyelenggarakan pembukuanâ serta melampirkan Laporan Keuangan tahun sebelumnya. c. Wajib Pajak yang mengalami keadaan di luar kekuasaannya, yang meliputi bencanaâ alam, kebakaran, huru-hara/kerusuhan masal, atau keadaan lain berdasarkanâ pertimbangan Jenderal Pajak, dibuktikan antara lain dengan: 1) surat pernyataan tertulis yang ditandatangani Wajib Pajak dan disetujuiâ Camat yang menyatakan terjadinya bencana alam sehingga Wajib Pajak tidakâ mempunyai kemampuan untuk melaksanakan hak dan kewajibannya secaraâ tepat waktu; atau 2) dokumen resmi yang menyatakan adanya keadaan lain selain angka 1) yangâ bukan kesalahan Wajib Pajak. 2. Penghitungan

Denda Administrasi dan Jangka Waktu Pengangsuran atau Penundaan a. Denda administrasi dikenakan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)â bulan dihitung sejak jatuh tempo Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) atauâ Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (SKP KBB) dimaksudâ dalam Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. b. Denda administrasi yang timbul akibat pengangsuran atau penundaan pembayaranâ PBB, ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STP PBB) atas denda administrasi pada setiap tanggal jatuh tempo pengangsuranâ atau tanggal jatuh tempo penundaan. c. Jangka waktu pengangsuran atas pembayaran utang PBB paling lama 12 (dua belas)â bulan sejak diterbitkannya surat keputusan, dan masa pengangsuran dimulai setelahâ jatuh tempo SPPT, SKP PBB, atau STP PBB. d. Jangka waktu penundaan atas pembayaran utang PBB dapat diberikan paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya surat keputusan. e. Dalam hal PBB-P2 akan dialihkan menjadi pajak daerah, jangka waktu pengangsuranâ atau penundaan pembayaran utang PBB dapat diberikan paling lama sampai denganâ akhir Desember sebelum Tahun Pengalihan. contoh: Jatuh tempo pembayaran SPPT adalah 31 Agustus 2012. Pada tanggal 1 Januari 2013 PBB-P2 akan dialihkan menjadi pajak daerah. Atas permohonan Wajib Pajak yangâ mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran utang PBB dalam SPPT tersebut, jangka waktu pengangsuran atau penundaan dapat diberikanâ paling lama sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.

f. Contoh penghitungan besarnya angsuran dan denda administrasi pada pengangsuranâ pembayaran utang PBB adalah contoh pada Lampiran I Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini. g. Contoh penghitungan besarnya denda administrasi pada penundaan pembayaranâ utang PBB adalah contoh pada Lampiran II Surat Edaran  Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini. 3. Pembayaran - Pembayaran angsuran utang PBB atau pelunasan utang PBB yang ditundaâ pembayarannya, dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (SSP PBB) pada Bank/Pos Persepsi PBB yang tercantum dalamâ keputusan pengangsuran atau keputusan penundaan. - Bank/Pos Persepsi PBB dimaksud pada huruf a diutamakan Bank/Pos Persepsi PBB yang merangkap sebagai Tempat Pembayaran di wilayah KPP Pratama setempat. 4. Prosedur - Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan adalah ditetapkan pada Lampiran III Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Prosedur Perekaman Surat Setoran Pajak Pajak

Bumi dan Bangunan (SSP PBB) atasâ Pembayaran Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan pada Lampiran IV Surat Edaran Jenderal Pajak ini,â yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan Perubahan Saldo Utang PBB yangâ Diangsur atau Ditunda Pembayarannya ditetapkan pada Lampiran V Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidakâ terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Prosedur Penetapan Kembali Besarnya Angsuran dan/atau Masa Angsuran Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan pada Lampiran VI Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidakâ terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini. 5. Bentuk formulir - Surat Permohonan Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak Bumi danâ Bangunan adalah contoh pada Lampiran VII Surat Edaran  Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Lembar Penelitian Persyaratan Permohonan Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan adalah ditetapkan padaâ Lampiran VIII Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yangâ tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Surat Pemberitahuan Permohonan Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran PBB Tidak Dapat Dipertimbangkan adalah contoh pada Lampiran IX Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkanâ dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Laporan Hasil Penelitian Permohonan

Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan adalah ditetapkan pada Lampiran X Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariâ Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Surat Pemberitahuan Perubahan Saldo Utang PBB adalah contoh padaâ Lampiran XI Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yangâ tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Surat Usulan Perubahan Pengangsuran Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan adalahâ contoh pada Lampiran XII Surat Edaran Jenderal Pajak ini,â yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Laporan Hasil Penelitian Usulan Perubahan Pengangsuran Pembayaran Pajak Bumi danâ Bangunan adalah ditetapkan pada Lampiran XIII Surat Edaran  Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini; - Laporan Hasil Penelitian Perubahan Pengangsuran Pembayaran Pajak Bumi danâ Bangunan Secara Jabatan adalah ditetapkan pada Lampiran XIV Surat Edaran Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkanâ dari Surat Edaran Jenderal Pajak ini. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 April 2012 DIREKTUR JENDERAL,

ttd. A. FUAD RAHMANY NIP 195411111981121001 Tembusan: - Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak - Para, Tenaga Pengkaji, dan Kepala Pusat di lingkungan Kantor Pusat DJP