BAB I PENDAHULUAN. bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu. menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan mereka lebih terfokus pada pelajaran UN, tidak memperhatikan

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat pula dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka statistik, selain itu juga dikarenakan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan atau pengaruh antara variabel program tahfidz al-quran

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mempelajari cara-cara menulis Arab pegon. Arab pegon tentu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta

BAB III METODE PENELITIAN. guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti. Di dalam penelitian dikenal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kajian lapangan. Sedangkan pelaksanaannya dengan metode penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan kemerdekaan indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memahami atau menafsirkan ayat al-qur an dan hadist serta teks-teks

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan

mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 1 Jadi metode penelitian ini adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, h. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dan beragama. Menurut Abd al-majid dalam buku Metodologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. tingkat pertama (Madrasah Tsanawiyah). Aktivitas pembelajaran berjalan

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa satu dan bangsa lainnya. Dalam hal ini,bahasa merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB II PROSEDUR PENELITIAN. A. Jenis dan Ruang Lingkup dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang

BAB III METODELOGI PENELETIAN. Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. akan memberikan hasil yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia, dan telah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. 1 Mempelajari bahasa Arab tergolong sulit karena merupakan bahasa asing. Berbagai problematika yang harus dihadapi seseorang yang mempelajari bahasa tersebut, baik yang bersifat linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosakata, tata tulisan, maupun yang bersifat non linguistik, yaitu menyangkut sosio-kultural atau sosial budaya. 2 Belajar bahasa asing adalah sebuah proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Sama halnya dengan orang yang belajar bahasa Arab. Mereka harus memiliki kemampuan berbahasa, agar dapat memahami kalimat-kalimat berbahasa Arab. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis. 3 Selain kemampuan berbahasa yang harus dicapai. Pembelajaran bahasa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang berkaitan erat 1 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm.1 2 A. Akrom Malibary, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi, (Jakarta : PSDA Depag, 1976), hlm. 79 3 Abdul Wahab Rosyidi, loc.cit.

2 dengan pemerolehan bahasa asing adalah bahasa pebelajar. Selanjutnya ada faktor eksternal dan faktor internal pebelajar. 4 Faktor ekternal seperti lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bagi mereka yang memiliki lingkungan keluarga yang peduli terhadap pentingnya pendidikan, akan membantu pebelajar dalam mencapai tujuan pendidikannya dan lebih terarah. Namun sebaliknya, memiliki keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan, akan membuat mereka merasa enggan dan semaunya sendiri terhadap pendidikannya, sehingga tujuan tersebut sulit dicapai. Sedangkan faktor internalnya ialah minat dan kemampuan pebelajar dalam mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Proses belajar mengajar akan berjalan apabila didukung oleh guru atau pengajar dan siswa atau pebelajar. Jika salah satu dari mereka tidak saling bekerjasama, maka yang terjadi adalah terhambatnya tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Apalagi pelajaran yang diajarkan adalah bahasa asing yaitu pelajaran bahasa Arab. Pengajar atau guru harus memiliki cara atau strategi yang tepat dalam mengajar, agar siswa itu mau mengikuti dan dapat menerima materi yang disampaikan guru. Seperti halnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Salah satu komponen yang ada dalam bahasa Arab adalah mufradat (kosakata). Ada anggapan bahwa perbendaharaan kosakata yang memadahi akan sangat membantu dalam mempelajari bahasa Arab khususnya empat kemahiran berbahasa. Pada kenyataannya, semakin sedikit perbendaharaan 4 Abdul Wahab Rosyidi, op.cit,hlm. 17

3 kata seorang siswa, maka akan semakin menghambat perkembangan bahasa siswa tersebut. Misalnya, siswa untuk mengerti bab 1 dalam pelajaran bahasa Arab, maka hendaknya siswa tersebut berusaha menghafal kosakata yang berkaitan dengan materi pelajaran bab 1 tersebut, barulah siswa mengerti isi teks- teks dalam bab 1. Selain itu, bahasa Arab juga mempunyai tatanan gramatika yang tidak mudah dan berbeda-beda sesuai kaidah nahwu yang ada. Ada yang memiliki pola kalimat yang diawali dengan kata benda, yang disebut dengan jumlah ismiyah. Ada juga pola kalimat yang diawali dengan kata kerja, yang disebut dengan jumlah fi liyah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata bahasa Arab sangat perlu dan penting. Hal itu dapat membantu dan memudahkan siswa dalam mencapai kemampuan berbahasa, baik menyimak, berbicara, membaca maupun menulis. Maka pembelajaran kosakata bahasa Arab perlu dikaji. Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang memiliki peran penting. Karena kosakata sebagai modal awal bagi siswa dalam memepelajari bahasa asing, yang dalam hal ini adalah bahasa Arab. Sedikitnya kosakata yang dikuasai siswa, akan menyulitkan mereka memahami materi bahasa Arab, dan mempelajari empat ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu penyebab sulitnya siswa menguasai kosakata bahasa Arab adalah metode yang digunakan oleh guru. Jika dalam pengajarannya siswa tidak diarahkan dengan jelas dalam penguasaan kosakatanya, maka yang terjadi adalah siswa kurang berkembang perbendaharaan katanya. Dalam kegiatan

4 belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya pun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir. 5 Sesuai dengan hal yang di atas, penggunaan metode yang bervariasi juga dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam penguasaan kosakata adalah metode menghafal (mahfudzat). Metode menghafal yakni cara menyajikan materi bahasa Arab dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat berupa sya ir, cerita, ungkapan-ungkapan dan lain sebagainya. Metode ini difokuskan pada penguasaan kosa kata. 6 Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Wiradesa merupakan madrasah yang para siswanya memiliki latar belakang sosisal menengah kebawah. Dan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang. Sehingga di sekolah anak kurang memperhatikan pelajaran, khususnya pelajaran bahasa Arab. Karena pelajaran bahasa Arab termasuk pelajaran yang sulit bagi mereka, terutama dalam hal penguasaan kosakata. 7 Hal tersebut juga terjadi di kelas VII B. Kelas ini terdiri dari 26 siswa, yaitu 9 siswa perempuan dan 17 siswa lakilaki. Ada yang merupakan lulusan madrasah ibtidaiyah dan ada yang lulusan sekolah dasar negeri. 5 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Cet.-2 (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 53. 6 WA Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Teori dan Aplikasi, Cet.-1 (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 75 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Fadhilah, S.Ag, guru bahasa Arab di MTs. Salafiyah Wiradesa. Tanggal 03 Mare05 Mei 2015.

5 Peneliti melakukan penelitian di kelas VII B ini salah satunya adalah karena kenyataannya ada beberapa siswa yang merasa sulit dalm melafalkan kosakata bahasa Arab. Karena tulisan bahasa Arab memiliki pola yang berbeda dengan tulisan latin, apalagi tulisan tersebut tidak berharakat. Hal tersebut akan menyulitkan siswa dalam membacanya. Dalam tulisan-tulisan berbahasa Arab, seperti Alquran, di dalamnya terdapat banyak tanda baca seperti harokat dan tajwid. Hal itu harus dikuasai oleh siswa, karena salah membaca kata Arab bisa merubah arti suatu kata. Metode guru dalam mengajarkan kosakata turut membantu meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Melihat pentingnya sebuah metode dalam pengajaran khususnya pengajaran bahasa asing (bahasa Arab), maka guru bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan memilih metode menghafal dalam pengajaran bahasa Arab, khususnya dalam penguasaan kosakata. Menurut guru tersebut, dengan diterapkannya metode menghafal, diharapkan siswa mau belajar dan membaca buku atau materi bahasa Arab. Selain itu, penguasaan kosakata siswa juga dapat meningkat, sehingga siswa dapat memahami isi materi yang ada di buku paket bahasa Arab dalam setiap babnya. Semakin tinggi penguasaan kosakata siswa, semakin mudah pula siswa dalam mencapai kemampuan berbahasa. Dalam hal ini adalah bahasa Arab. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Korelasi Metode Menghafal dengan Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan. Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah:

6 1. Metode menghafal adalah salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab MTs Salafiyah Wiradesa. Termasuk kelas VII B yang pada kenyataannya ada beberapa siswa yang merasa sulit mengucapakan kosakata bahasa Arab. Padahal kosakata adalah hal penting dari pembelajaran bahasa Arab. 2. Dapat melatih kemampuan bicara siswa dengan kalimat-kalimat bahasa Arab dan memahami teks atau bacaan yang ada di buku pelajaran bahasa Arab. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana metode menghafal dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan? 2. Bagaimana pengusaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan? 3. Bagaimana korelasi metode menghafal dengan peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ketertarikan siswa kelas VII B terhadap metode menghafal yang diterapkan guru bahasa Arab di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. 2. Untuk mengetahui penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. 3. Untuk mengetahui korelasi antara metode menghafal dengan tingkat penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan. D. Manfaat Penelitian Ada dua manfaaat penelitian, yaitu secara teoretis dan praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Untuk menambah wawasan dan sumbangsih pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengajaran bahasa Arab sekaligus dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, sebagai motivasi dalam perbendaharaan kosakata bahasa Arab secara aktif. b. Dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi peneliti dan guru untuk mengembangkan metode dalam pembelajaran bahasa Arab.

8 E. Kajian Pustaka 1. Analisis Teoretis dan Penelitian yang Relevan Menurut Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran Bahasa Arab, metode dalam bahasa Arab disebut ṭhoriqoh. Dijelaskan bahwa ṭhoriqoh memiliki arti sebagai rencana yang berkaitan dengan penyajian materi bahasa secara teratur. Arti metode dalam hal ini sebagai cara yang dilakukan guru dalam menyapaikan materi pelajaran. 8 Ahmad Izzan dalam bukunya menyatakan bahwa metode mahfudzat (hafalan) merupakan metode yang tepat dalam penyampaian materi kosakata bahasa Arab karena metode ini menfokuskan pada penguasaan kosakata dan memperbanyak perbendaharaan kosakata. Metode ini menyajikan materi dengan jalan menyuruh siswa menghafalkan. Metode ini bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan kosakata siswa. 9 Menurut kamus bahasa Indonesia menghafal berasal dari kata dasar hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran, atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapatkan awalan me- menjadi menghafal yang artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. 10 Menurut Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuuddin dalam bukunya yang berjudul Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, menerangkan tahapantahapan pengajaran kosakata. Pertama, pemilihan kata, dalam mengajarkan 8 Abdul Wahab Rosyidi, op.cit, hlm. 23 9 Ahmad Izzan, Bahasa Aran dan Metode Pengajarannya, (Bandung: Humaniora, 2009), hlm. 126 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 625

9 kosakata hendaknya guru memilih kosakata yang mudah dan perlu dipelajari siswa. Misalnya memberikan kosakata yang ada di dalam kelas. Kedua, pengelompokan kata. Pengelompokan kosakata penting dilakukan untuk memudahkan siswa memahaminya sesuai dengan bidang tertentu. Ketiga, penjenjangan kata. Guru memberikan kosakata kepada siswa sesuai dengan tingkat pengalaman mereka. Sehingga kosakata tersebut dapat dipahami artinya oleh siswa. Keempat, penyajian materi. Setelah melakukan tahapan ketiga tersebut, barulah guru menyajikan materi sesuai dengan kosakata yang telah dipelajari siswa. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi bahasa Arab. 11 Menurut Acep Hermawan dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, menyatakan tentang tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah agar para pelajar terampil berbahasa, yaitu terampil berbicara (al-kalâm), menyimak (al-istimâ), membaca (al-qirâ ah), dan menulis (al-kitâbah). Empat ketrampilan ini tidak terlepas dari aspek penggunaan kata-kata. Oleh karena itu, tidak dapat kita pungkiri bahwa keterampilan berbahasa membutuhkan penguasaan kosakata yang memadai. Penguasaan kosakata yang memadai itu akan dapat menentukan kualitas seorang dalam berbahasa, baik bahasa lisan maupun tulis. Bahkan ada pandangan ekstrim yang mengatakan bahwa tingkat penguasaan 11 Aziz Fachrurozzi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 38

10 keterampilan berbahasa seseorang diukur lewat kemampuannya menguasai kosakata. 12 Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Shiamul Kamilah, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Hafalan Alqur an Juz 1-4 Terhadap Penguasaan Mufrodat Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di Asrama Takhasus Putri Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hafalan Alqur an juz 1-4 memiliki pengaruh yang kuat terhadap penguasaan mufrodat siswa. Hal itu ditunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan dari hasil tes hafalan Alquran dengan tes penguasaan mufradat, semakin banyak hafalan Alquran yang dihafal siswa, semakin tinggi pula tingkat penguasaan yang dicapai. 13 Selain itu, skripsinya Siti Nurhalima, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab tahun 2013 yang berjudul Pembelajaran Mufrodat Dengan Metode Menghafal di Asrama SMK Pondok Pesantran Al Munawwir Komplek Q Krapyak Bantul Yogyakarta. Dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran mufradat di Asrama SMK Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q menggunakan metode menghafal dengan tujuan membekali siswa agar dapat memiliki ketrampilan berbahasa. Sumber materi yang digunakan ialah kamus Al Munawwir 12 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 269. 13 Siti Nur Shiamul Kamilah, Pengaruh Hafalan Alqur an Juz 1-4 Terhadap Penguasaan Mufradat Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di Asrama Takhasus Putri Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Yogyakarta, 2014 http://digilib.uin-suka.ac.id/11067/.pdf, di akses jam 10.55 tanggal 25 Pebruari 2015

11 karangan K.H. Ahmad Warson Munawwir. Evaluasi pembelajarannya adalah menghafal mufradat tiap hari atau mingguan. Faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Dan faktor penghambatnya ialah guru yang kurang menguasai kaidah bahasa Arab serta lingkungan yang kurang mendukung. 14 Pustaka selanjutnya adalah skripsi saudara Sulih Prastiya, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan pendidikan bahasa Arab yang bejudul Menyanyi Sebagai Metode untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Santriwan-santriwati Kelas Umar Bin Khottob TPA Masjid Pangeran Diponegoro Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode menyanyi untuk meningkatkan pengusaan kosa kata bahasa Arab tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran kosa kata pada peserta didik yang masih dalam usia anakanak. 15 Skripsi lainnya dari saudari Hawwin Alayya, mahasiswa STAIN Pekalongan program studi pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul Efektifitas Metode Driil dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Siswa MTs. YMI Wonopringgo Pekalongan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode driil dalam pembelajaran kosakata 14 Siti Nurhalima, Pembelajaran Mufrodat Dengan Metode Menghafal di Asrama SMK Pondok Pesantran Al Munawwir Komplek Q Krapyak Bantul Yogyakarta, 2013 http://digilib.uinsuka.ac.id/9170/pdf. di akses jam 11.15 WIB tanggal 25 Pebruari 2015 15 Sulih Prastiya, Menyanyi Sebagai Metode Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Santriwan-Santriwati Kelas Umar Bin Khottob TPA Masjid Pangeran Diponegoro Yogyakarta, 2010. http://digilib.uin-suka.ac.id/5579/pdf. di akses jam 10.10 WIB tanggal 25 Pebruari 2015

12 sudah tepat dan terbukti efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya proses kegiatan belajar mengajar yang teratur dan terkondisikan. 16 Skripsi saudari Mahmudah, mahasiswa STAIN Pekalongan program studi pendidikan bahasa Arab tahun 2014 yang berjudul Aplikasi Metode Mahfữẓᾱt dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 3 di MSI 01 Kauman Pekalongan Tahun 2013/2014. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa aplikasi metode mahfữẓᾱt dalam pembelajaran bahasa Arab kelas 3 di MSI 01 Kauman Pekalongan tahun2013/2014 menggunakan metode jama i/kolektif yaitu pembelajaran kosakata melalui bimbingan guru dengan menggunakan media gambar. Kemudian faktor pendukungnya adalah adanya motivasi dan kesabaran guru, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya siswa dalam membaca dan menulis tulisan Arab, yang berbeda dengan tulisan latin. 17 Persamaannya adalah metode yang digunakan yaitu metode mahfữẓᾱt (menghafal). Letak perbedaanya adalah penelitian ini terfokus pada penguasaan siswa dalam menghafal kosakata yang ada dalam materi bahasa Arab. Persamaan dengan penelitian-penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang penguasaan kosakata bahasa Arab (mufradat). Adapun perbedaannya, penelitian ini menggunakan metode menghafal sebagai upaya meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa di MTs Salafiyah 16 Hawwin Alayya, Efektifitas Metode Driil dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Siswa MTs. YMI Wonopringgo Pekalongan, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014).hlm. 83 17 Mahmudah, Aplikasi Metode Mahfữẓᾱt dalam Pembeajaran Bahasa Arab Kelas 3 di MSI 01 Kauman Pekalongan Tahun 2013/2014, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014), hlm.93

13 Wiradesa Pekalongan, dan kosa kata yang dihafalkan siswa diambil dari buku ajar bahasa Arab. Terlihat jelas ada perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dapat dilanjutkan. 2. Kerangka Berpikir Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran yang kompleks. Semua kompetensi yang ada harus dikuasai. Dalam mencapai kompetensi tersebut adalah penguasaan kosakata. Karena kosakata sebagai modal awal untuk menunjang siswa dalam mencapai kompetensi tersebut. Selain penguasaan kosakata bagi siswa, metode pengajaran sangat penting demi berlangsungnya tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penguasaan kosakata adalah metode menghafal. Dengan penerapan metode menghafal ini diharapakan kosakata bahasa Arab yang ada dalam buku ajar bahasa Arab dapat dihafalkan dan dikuasai siswa. Sehingga dapat membantu siswa dalam menerima dan memahami materi bahasa Arab dalam tiap babnya. 3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah, anggapan tersebut akan bertolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan. 18 Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah: korelasi metode menghafal dengan peningkatkan penguasaan kosakata hlm. 63. 18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Fakultas psikologi UGM, 1986),

14 bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. F. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam proses berlangsungnya sebuah penelitian. Suatu penelitian dapat berhasil secara maksimal tergantung pada metode yang digunakan. Oleh sebab itu, penulis memaparkan metode yang hendak penulis gunakan, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang penekanan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistik. 19 Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki. 20 Penelitian lapangan merupakan penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Adapun yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mempelajari dan menganalisa keadaan yang terjadi di lapangan, yaitu di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan. 19 Saefudin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.9 20 Ibid, hlm. 5.

15 2. Definisi Operasional Variabel Istilah variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi, gejala adalah objek yang menjadi fokus penelitian yang bervariasi. 21 Berdasarkan judul skripsi di atas, maka penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu : a. Variabel bebas Variabel bebas (X) adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain, untuk kata lain bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain ingin diketahui. 22 Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah metode menghafal. Adapun indikatornya adalah: Siswa dapat mengucapkan mufradᾱt dengan tepat dan benar. Siswa dapat menerjemahkan mufradᾱt yang diberikan guru. b. Variabel terikat Variabel terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. 23 Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa. Penguasaan kosakata bahasa Arab dengan indikator: Melengkapi kalimat sesuai dengan mufradᾱtnya. Menerjemahkan ke dalam kalimat bahasa Indonesia atau sebaliknya. Menyebutkan mufradᾱt sesuai dengan tempatnya dengan tepat. 21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm. 94 22 Saifudin Azwar, op. cit, hlm. 62 23 Ibid, hlm.62

16 Dari kedua variabel di atas, kemudian akan diakumulasikan dalam sebuah analisis agar memberikan jawaban pada rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian, analisis yang dilaksanakan dalam penelitian itu akan menghasilkan kesimpulan sebagai akhir dari bahasan penelitian skripsi ini. 3. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 24 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa kabupaten Pekalongan yang berjumlah 26 siswa. 4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data a. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer terdiri dari guru bahasa Arab dan siswa kelas VII B MTs. Salafiyah Wiradesa Pekalongan, dan sumber data sekunder terdiri dari buku-buku, skripsi dan sumber lainnya yang relevan. b. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. 24 Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan ( Bandung : Pustaka Setia, 2005), hlm. 24

17 1) Metode observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. 25 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik sekolah seperti letak sekolah, sarana dan prasarana, keadaan siswa, dan lain-lain. 2) Metode wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu. 26 Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari Kepala Madrasah dan guru yang terkait tentang MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan dan metode menghafal yang diterapkannya. 3) Metode angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data responden dengan laporan pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. 27 Angket ini diberikan kepada siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan untuk mengetahui 220 25 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011), hlm. 26 Ibid, hlm. 212 27 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 99

18 respon siswa terhadap metode menghafal dalam pembelajaran bahasa Arab. 4) Metode dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen dalam arti sempit, seperti foto, peta, dan sebagainya. 28 Dengan metode ini, peneliti memperoleh data tentang kondisi umum MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, meliputi sejarah perkembangan sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana. 5) Metode tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. 29 Metode tes ini peneliti gunakan untuk mengetahui kemampuan menghafal kosakata siswa dan menerjemahkan kalimat bahasa Arab. Dalam penyusunan tes yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan tujuan tes yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan. b) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai bahan uji. c) Menyusun soal-soal tes sesuai dengan indikator masing-masing variabelnya. 28 Ibid, hlm. 134 29 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 123

19 5. Teknik Analisis Data Analisis data yaitu proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan Pada tahap ini penulis mengelompokkan dan memasukkan data yang telah terkumpul kedalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah pengolahan data selanjutnya, dengan kriteria kuantitatif: 1) Untuk alternatif a dengan nilai 4 2) Untuk alternatif b dengan nilai 3 3) Untuk alternatif c dengan nilai 2 4) Untuk alternatif d dengan nilai 1 b. Uji Hipotesis Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap kebenaran hipotesis yang telah diajukan, berpijak pada hipotesis penelitian, maka perhitungan mengenai tabel distribusi yang telah dilakukan pada analisis pendahuluan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yaitu: r xy N XY ( X )( Y) 2 2 2 N X X N Y Y 2

20 Keterangan: r xy N = Angka indeks korelasi r product moment. = Jumlah responden XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh X Y = Jumlah seluruh Y. 30 c. Analisis Lanjut Setelah diketahui hasil perhitungan r(xy) kemudian dihubungkan taraf korelasi product moment dengan menggunakan taraf signifikan 1% dan 5%. Apabila r xy (r o ) hasil korelasi lebih besar dari korelasi dalam tabel (r t ) maka hasilnya adalah signifikan, sebaliknya jika r xy (r o ) hasil korelasi lebih kecil dari korelasi tabel (r t ) maka hasilnya tidak signifikan. Bila signifikan maka hipotesis penelitian dapat diterima, tetapi bila tidak signifikan berarti hipotesis penelitian ditolak. G. Sistematika Penulisan Untuk menjadikan penulisan skripsi ini lebih sistematis dan berfokus, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum penulisan skripsi. Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 2010), hlm. 225. 30 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

21 Bab II: Metode Menghafal dan kosakata bahasa Arab. Metode menghafal meliputi pengertian metode menghafal, tujuan metode menghafal, langkahlangkah penggunaan metode menghafal; dan kosakata bahasa Arab meliputi pengertian kosakata bahasa Arab, pembelajaran kosakata bahasa Arab, tujuan pembelajaran kosakata, jenis kosakata bahasa Arab (mufradᾰt), strategi pengajaran kosakata, teknik pengajaran kosakata, dan faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kosakata. Bab III: Metode Menghafal dan Penguasaan Kosakata Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, profil MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan yang meliputi sejarah singkat MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, letak geografis MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, visi dan misi, struktur organisasi Madrasah, keadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana. Metode Menghafal di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan meliputi pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, menghafal kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, penguasaan kosakata bahasa Arab siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan. Bab IV: Korelasi Metode Menghafal dengan Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan yang meliputi analisis Metode Menghafal, analisis Penguasaan Kosakata Siswa di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan, dan korelasi antara metode menghafal dengan peningkatan penguasaan kosakata siswa kelas VII B di MTs Salafiyah Wiradesa Pekalongan. Bab V: Penutup yang meliputi simpulan dan saran-saran.