KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENGGUNAAN MATLAB DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR MENGGUNAKAN JARINGAN HOPFIELD LINEAR ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB II LANDASAN TEORI


IMPLEMENTASI SELF ORGANIZING MAP DALAM KOMPRESI CITRA DIGITAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR

g(x, y) = F 1 { f (u, v) F (u, v) k} dimana F 1 (F (u, v)) diselesaikan dengan: f (x, y) = 1 MN M + vy )} M 1 N 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 2 Landasan Teori

Penerapan Kohonen Self Organized Map Dalam Kuantisasi Vektor Pada Kompresi Citra Bitmap 24 Bit

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DATA SPEKTROFOTOMETER DAN ANALISA DENGAN BACKPROPAGATION DAN ALGORITMA PCA

BAB II LANDASAN TEORI

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

TINJAUAN PUSTAKA ,...(1)

PENGENALAN KARAKTER DENGAN MENGGUNAKAN HAMMING NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Perbandingan Antara Metode Kohonen Neural Network dengan Metode Learning Vector Quantization Pada Pengenalan Pola Tandatangan

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Jaringan Syaraf Tiruan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI INTERPOLASI SPLINE LINIER DAN INTERPOLASI SPLINE

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PENGENALAN SESEORANG MENGGUNAKAN CITRA GARIS TANGAN

Pamampatan dan Rekonstruksi Citra Menggunakan Analisis Komponen Utama.

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 3 Departemen Sains Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung Jl. Telekomunikasi No.1 Ters. Buah Batu Dayeuhkolot Bandung 40257 1 chelski_sugoi@yahoo.com, 2 adw@stttelkom.ac.id, 3 aryan@stttelkom.ac.id Abstrak Perkembangan teknologi dan metode kompresi image (citra) digital saat ini berkembang dengan pesat. Format citra yang baku di lingkungan sistem operasi Microsoft Windows dan IBM OS/2 adalah berkas bitmap (BMP). Citra dalam format BMP lebih bagus daripada citra dalam format yang lainnya. Namun kualitas gambar yang bagus yang dimiliki citra BMP berbanding terbalik dengan ukuran filenya. Kuran file yang dimiliki oleh citra berformat BMP relatif besar. Oleh karena itu muncul beberapa metofe kompresi (pemampatan) citra digital yang bertujuan mengurangi ukuran file sekecil mungkin namun kualitas gambar tidak mengalami penurunan secara signifikan. Dalam penelilitan ini, dibuat suatu perangkat lunak yang menerapkan metode Hebbian Based PCA untuk melakukan kompresi citra digital. Hebbian Based PCA menggunakan arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan (JST) umpan-maju lapis tunggal linier (single layer linier feedforward network) dengan algoritma pembelajaran Hebb termodifikasi dengan model pembelajaran tidak terawasi (unsupervised learning). Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa faktor yang mempengarui kualitas citra hasil kompresi, antara lain arsitektur JST itu sendiri (perbandingan neuron masukan dengan neuron keluaran), learning rate, dan citra latih. Sedangkan rasio kompresi dipengaruhi oleh jumlah neuron masukan dan neuron keluaran. Kata Kunci: Hebbian Based PCA, citra, rasio kompresi, jaringan syaraf tiruan 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin pesat. Seiring dengan perkembangannya yang semakin pesat, kebutuhan akan aliran data juga semakin pesat. Data dapat berupa teks, suara (voice), dan citra (image) atau juga data multimedia yang merupakan kombinasi dari teks, suara, dan atau citra. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi kompresi data yang bertujuan untuk memperkecil ukuran data dari ukuran aslinya. Teknologi kompresi ini salah satunya banyak dimanfaatkan untuk memampatkan citra digital. Semakin besar ukuran citra tentu semakin besar pula memori yang dibutuhkannya. Pada sisi lain, kebanyakan citra mengandung duplikasi data. Duplikasi data pada citra dapat berarti dua hal. Pertama, besar kemungkinan suatu pixel dengan pixel tetangganya memiliki intensitas yang sama, sehingga setiap pixel memboroskan tempat. Kedua, citra banyak mengandung bagian (region) yang sama, sehingga bagian yang sama ini tidak perlu dikodekan berulang kali karena dapat menyebabkan pemborosan di media penyimpanan. Jadi, prinsip umum yang digunakan pada proses kompresi citra digital adalah mengurangi duplikasi data di dalam citra sehingga memori yang dibutuhkan untuk

merepresentasikan citra menjadi lebih sedikit daripada representasi citra semula. Kompresi citra digital dapat dilakukan dengan menggunakan Principal Components Analysis (PCA). PCA adalah suatu bentuk metode yang didesain untuk mengidentifikasi ciri-ciri tertentu yang merupakan karakteristik suatu data. PCA merupakan metode yang sangat tepat untuk menganalisis data. PCA sangat dikenal di dalam analisis peubah jamak (multivariate analysis). Hebbian Based PCA menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST) lapis tunggal umpan maju linier (single layer linear feedforward network) dengan algoritma pembelajaran Hebb yang diperluan oleh proses pembelajaran tak terawasi (unsupervised learning). Sehingga JST yang terbentuk merupakan sistem yang menghitung komponen utama atau nilai karakteristik matriks korelasi R atas data masukan 2. PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS PCA adalah suatu bentuk metode yang didesain untuk mengidentifikasi ciri-ciri tertentu yang merupakan karakteristik suatu data. PCA merupakan metode yang sangat baik untuk menganalisis data. Tahapan utama dalam menggunakan PCA antara lain, 1. mendapatkan sekumpulan data 2. mengurangi nilai dari data dengan rataan atau mean dari data itu sendiri. 3. Menghitung matriks kovarians dari hasil perhitungan pada langkah 2. 4. mencari nilai eigenvectors dan eigenvalues dari matriks kovarians tersebut. 5. Memilih satu atau beberapa komponen dari eigenvectors dan eigenvalues yang menyertainya. Kmudian membentuk sebuah vektor fitur dari komponen yang dipilih. 6. Memperoleh sekumpulan data baru dari vektor fitur di atas. Data baru ini mewakili sekumpulan data yang dimasukkan di awal. Dengan perhitungan tertentu, data baru ini dapat ditransformasi menjadi sekumpulan data yang mendekati data asalnya. Berikut ini dijabarkan perhitungan matematika yang umum dalam menentukan PCA(1). Diberikan x sebagai vektor acak yang berdimensi-m untuk merepresentasikan data dan diasumsikan bahwa nilai mean vektor acak x tersebut adalah nol. Jika tidak nol, maka hilangkan nilai mean dari vektor tersebut. [ ] (1) dengan E adalah suatu operator ekspektasi statistik. Tentukan u sebagai vektor satuan yang berdimensi-p, yang akan menjadi tempat proyeksi x, yang secara matematis dapat dilakukan dengan perkalian dalam antara x dan u, yaitu (2) Berdasarkan pada persamaan (1), maka nilai mean untuk proyeksi a juga bernilai nol. [ ] [ ] (3) Nilai varian a pada persamaan (3) sama dengan nilai mean-kuadratnya, sehingga dapat ditulis sebagai berikut. [ ] [( )( )] [ ] (4) Matriks R adalah matriks korelasi dari vektor data dan dinyatakan sebagai hasil keluaran yang diharapkan dari vektor itu sendiri, seperti terlihat pada persamaan berikut. [ ] (5)

Diberikan u sebagai vektor eigen dan (lamda) adalah nilai eigen dari suatu matriks korelasi R. jika nilai eigen pada matriks korelasi R adalah λ 1, λ 2,, λ m-1 dan vektor eigennya adalah u 0, u 1,, u m-1, maka: dan ternormalisasi. Sedangkan yang menjadi keluaran y n adalah komponen utama hasil dari proses perkalian dengan bobot w. (6) Persamaan (6) dapat dituliskan menjadi (7) dimana A adalah matriks diagonal yang diberikan oleh nilai eigen dari matriks korelasi R. [ ] (8) Berdasarkan pada vektor eigen u tersebut, maka persamaan (2) dapat ditulis ulang sebagai berikut: (9) dimana a j adalah komponen utama yang direpresentasikan oleh unit vektor u j 3. HEBBIAN BASED PCA Arsitektur JST-BP Hebbian Based PCA dibangun berdasarkan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan model pembelajaran tak terawasi dan algoritma Hebb termodifikasi. Pembelajaran Hebb termodifikasi ini terinspirasi dari pertimbangan syaraf secara biologi. Untuk lebih spesifik, berikut adalah arsitektur Hebbian-Based PCA, 1. tiap neuron pada layer output di JST adalah linier 2. JST memiliki m buah masukan dan n buah keluaran. Jaringan ini memiliki jumlah keluaran yang lebih kecil daripada masukan (n<m). Yang menjadi masukan x m ke neuron masukan adalah nilai pixel dari citra grayscale yang telah melalui proses preprocessing sehingga pixel-pixel tersebut telah tersegmentasi Gambar 1. Arsitektur JST yang dipakai pada Hebbian Based PCA Arsitektur JST yang digunakan adalah single layer linear feedforward network dengan jumlah perbandingan neuron masukan dengan neuron keluaran yang digunakan adalah: 4 neuron input dengan 2 neuron output 16 neuron input dengan 5 neuron output 16 neuron input dengan 4 neuron output 64 neuron input dengan 8 neuron output 64 neuron input dengan 6 neuron output Algoritma pembelajaran Hebb yang umum digunakan adalah dengan perhitungan nilai bobot sebagai berikut [3]: ( ) ( ) ( ) ( ) (10) dimana n adalah laju pembelajaran atau learning rate. Jika persamaan 9, dilanjutkan untuk memperoleh kembali vektor data x asal dari proyeksi a j, maka dapat dilakukan proses rekonstruksi. Proses rekonstruksi ini dapat dilakukan dengan menggabungkan proyeksi a j tersebut ke dalam suatu vektor tunggal. [ ]

[ ] (11) x(n) w T (n) : vektor inputan : w(n) yang ditranspose Kemudian kedua sisi pada persamaan (11) dikalikan dengan matriks U, sehingga didapatkan: (12) x T (n) : x(n) yang ditanspose 1. GAMBARAN SISTEM Diagram alir berikut ini menggambarkan bagaimana sistem akan melakukan kompresi citra. dalam pembelajaran Hebb, suatu bobt sinapsis w i berukan menurut waktu dan akan mengalami perkembangan ketika sinyal presinapsis x i dan sinyal postsinapsis y saling berhubungan satu sama lain. ( ) ( ) ( ) ( ) (13) Dimana n adalah laju pembelajaran. Aturan pembelajaran ini menyebabkan terjadinya perkembangan bobot sinapsis w i yang tak terbatas, sehingga tidak dapat diterima secara fisik. Hal ini dapat diatasi dengan menormalisasi persamaan (13) untuk adaptasi bobot sinapsis dan dituliskan dengan ( ) ( ) ( )[ ( ) ( ) ( )] (14) persamaan (14) menunjukkan bahwa ( ) ( ) adalah modifikasi Hebbian pada bobot sinapsis w i dan ( ) ( ) merupakan suatu bentuk negatif untuk mencapai suatu kestabilan. Jika vektor masukan x(n) dan bobot sinapsis w(n) ditranspose, maka persamaan (12) dapat ditulis kembali menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (15) persamaan (13) dapat ditulis menjadi : ( ) ( ) [ ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )] (16) dimana w(n+1) : nilai bobot berikutnya ɳ w(n) : learning rate : nilai bobot yang diperoleh saat ini Gambar 2. Diagram Gambaran Sistem

Secara garis besar, ada dua buah proses utama pada penelitian ini, yaitu proses pelatihan dan proses pengujian. Proses Pelatihan Mengambil citra masukan Citra masukan harus sesuai dengan batasan/lingkup penelitian ini. Hasil dari proses ini adalah nilai-nilai pixel dari citra masukan yang berbentuk matriks berukuran n x n. Dimana n adalah ukuran lebar atau panjang citra asli dalam satuan pixel. Preprocessing Segmentasi merupakan proses untuk mengubah matriks menjadi blok-blok yang lebih kecil. Ukuran blok bergantung pada jumlah neuron masukan. Untuk neuron masukan yang jumlahnya 4, menghasilkan blok yang berukuran 2x2. Untuk neuron masukan yang jumlahnya 16, menghasilkan blok-blok yang berukuran 4x4. Yang terakhir untuk neuron masukan yang berukuran 64, menghasilkan blok-blok berukuran 8x8. Kemudian tiap blok tadi diubah ke bentuk kolom. Misalnya untuk blok yang berukuran 4x4, diubah menjadi vektor kolom berukuran 16x1. Menghitung dan menyimpan nilai mena masing-masing blok. Normalisasi adalah proses untuk mendapatkan nilai pixel yang memiliki rentang 0-1. Tujuan dari proses ini adalah untuk memudahkan proses perhitungan pada saat masukan diproses di dalam JST. Karena nilai pixel yang digunakan adalah 8 bit (256 tingkat pewarnaan atau memiliki rentang warna 0-255) maka tiap pixel yang akan jadi masukan JST dibagi dengan 255. Sehingga akan diperoleh vektor-vektor kolom yang memiliki nilai 0-1, yaitu nilai pixel yang telah dinormalisasi. Mean subtraction yaitu proses mengurangi tiap blok dengan nilai mean yang dimiliki oleh blok tersebut. Pelatihan dengan pembelajaran Hebbian based PCA, menghasilkan bobot jaringan yang telah konvergen dan digunakan pada proses pengujian. Proses Pengujian Melakukan proses pengambilan citra masukan dan preprocessing yang sama pada saat proses pelatihan. Melakukan kompresi yakni mengalikan bobot hasil pelatihan dengan data masukan hasil preprocessing. Merekonstruksi ulang hasil kompresi sehingga didapatkan citra hasil kompresi yang ditampilkan. Menghitung nilai MSE dan PSNR dari citra hasil kompresi. Gambar 3. Segmentasi dari Pixel Citra Masukan

membandingkan hasil kompresi dari 5 buah citra. Gambar 4. Urutan Segmentasi Blok 4x4 pada Citra 256 x 256 Pixel 2. ANALISIS HASIL PENGUJIAN Sebelum melakukan proses pengujian, terlebih dahulu dilakukan proses pelatiha. Pelatihan menggunakan citra pohon.bmp sebagai citra latih, menggunakan learning rate sebesar 0.9. Selisih bobot sebelumnya dengan bobot saat ini ditetapkan harus mencapai nilai 0.00001. Hal ini diperoleh dari proses trial and error. Bobot hasil pelatihan disimpan di file bobot untuk selanjutnya digunakan pada proses pengujian. Gambar 6. Pengaruh Komposisi Jumlah Neuron Input-Output Terhadap PSNR Dari Gambar 6 diperoleh informasi bahwa semakin tinggi komposisi perbandingan antara jumlah neuron pada input layer dengan jumlah neuron pada output layer mengakibatkan penurunan kualitas citra hasil kompresi. Uji Komposisi Perbandingan Jumlah Neuron Input-Output Terhadap Rasio Kompresi. Perbandingan neuron yang bervariasi tersebut nantinya akan dianalisis pengaruhnya terhadap rasio kompresi yang dihasilkan dan kualitas citra yang dihasilkan. Persamaan dalam mencari nilai rasio kompresi adalah: Compression Ratio: (17) Pada gambar 7, terlihat grafik uji komposisi perbandingan jumlah neuron masukan-keluaran terhadap rasio kompresi. Pengujian dilakukan terhadap citra lena.bmp. Gambar 5. Citra pohon.bmp Uji Komposisi Perbandingan Jumlah Neuron Input-Output Terhadap PSNR Berikut adalah grafik uji komposisi perbandingan jumlah neuron masukan-keluaran terhadap PSNR. Pengujian dilakukan dengan Dari gambar 7, diperoleh informasi bahwa semakin tinggi komposisi perbandingan antara jumlah neuron pada output layer mengghasilkan nilai rasio kompresi yang semakin tinggi

besar dimensi suatu citra maka dibutuhkan waktu kompresi yang semakin besar pula, begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan jumlah dimensi yang semakin besar akan memproses lebih banyak scaling block dari keseluruhan pixel yang dimiliki citra asli. Tabel 1. Citra lena.bmp hasil Kompresi Komposisi Neuron 4 input 2 output Hasil Kompresi Gambar 7. Pengaruh Komposisi Jumlah Neuron Input-Output Terhadap Rasio Kompresi Uji Komposisi Perbandingan Jumlah Neuron Input-Output Terhadap Waktu Kompresi. Gambar 9 adalah grafik uji komposisi perbandingan jumlah neuron masukan-keluaran terhadap lamanya waktu kompresi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil dari kompresi 3 buah citra. Yakni river.bmp (256x256), camera.bmp (256x256), dan lena.bmp (128x128). 16 input 5 output 16 input 4 output 64 input 8 output 64 input 6 output 3. KESIMPULAN Gambar 8. Pengaruh Komposisi Jumlah Neuron Input-Output Terhadap Waktu Kompresi Dari Gambar 8 dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi komposisi perbandingan antara neuron pada input layer dan neuron pada output layer dapat mempercepat waktu kompresi. Disamping itu dari Gambar 8 juga dapat ditarik suatu informasi bahwa semakin Perbandingan jumlah neuron masukan dengan neuron keluaran akan berpengaruh pada nilai rasio kompresi yang dicapai. Semakin besar perbandingan jumlah neuron masukan dengan neuron keluaran, maka semakin besar pula rasio kompresi yang dihasilkan begitu juga sebaliknya. Namun hal ini akan membuat kualitas citra hasil kompresi menurun. Demikian juga sebaliknya.

Jumlah neuron masukan akan menentukan besarnya scaling blok pada waktu preprocessing. Besar scaling blok ini juga memmpengaruhi kualitas citra hasil kompresi. Semakin kecil scaling blok yang diambil dari citra asli, akan membuat kualitas citra semakin baik. Lama waktu pada saat pengujian ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain Perbandingan jumlah neuron input dengan neuron output yang semakin besar akan membuat waktu kompresi menjadi lebih kecil. Pemilihan citra latih. Semakin besar dimensi dari citra latih, maka waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan juga semakin besar. 4. DAFTAR PUSTAKA [1] Haykin, Simon. Neural Network A Comprehensive Foundation Second Edition, New Jersey: Prentice-Hall,Inc. 1999 [2] I. Smith, Linday. A tutorial on Principal Component Analysis. 2002. Site: www.csnet.otago.ac.nz/cosc453/student_tut orials/principal_components.pdf [3] Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence (Teknik dan aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003.