BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB II TINJAUAN TEORI

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. besar perilaku seksual yaitu, Heteroseksual, Homoseksual dan Biseksual (Lis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

EFEKTIVITAS SENAM KEGEL PADA IBU TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL

BAB II TINJAUAN TEORI. yang berarti Bulan dan Penghentian sementara yang lebih tepat. berhentinya masa menstruasi (Wirakusumah, 2004)..

BAB III METODE PENELITIAN. A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan : Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, juga ditunjukkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi 51,4

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah perasaan seseorang tentang dirinya sebagai pribadi yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DESA PANUMBANGAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

PERUBAHAN FISIK, PERILAKU SEKSUAL, DAN PSIKOLOGIS PADA WANITA YANG MENGALAMI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan tersebut tercakup dalam enam tingkatan kognitif yaitu mengetahui materi yang telah dipelajari sebelumnya, memahami materi dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, mampu menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata, mampu menjabarkan materi atau objek, mampu menghubungkan bagian-bagian objek dalam bentuk keseluruhan dan membentuk suatu rumus atau formula baru, mampu menilai materi atau objek berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoadmojo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : a. Pendidikan Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai 14

perubahan tingkah laku. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi orang, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi seseorang. b. Usia Usia sangat mempengaruhi perkembangan seseorang didalam memahami sesuatu. Menurut penelitian ilmu psikologi intelegensi seseorang berkembang sesuai dengan pertambahan usia. c. Sumber Informasi Sumber informasi adalah data yang diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai nilai nyata. Salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luas yang mempengaruhi perkembangan manusia. Menurut berbagai penelitian, lingkungan akan membentuk kepribadian seseorang dimana lingkungan yang banyak menyediakan informasi akan menambah pengetahuan seseorang (Notoatmojo, 2003). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmojo, 2003). B. Ibu Usia Menopause Periode kehidupan wanita dibagi dalam lima kurun waktu yaitu : masa intrauterine, masa bayi dan prapubertas, masa pubertas, masa reproduksi, masa pasca reproduksi terbagi atas masa klimakterium, menopause, dan pasca menopause (Said, 2004)

Beberapa pengertian tentang menopause: 1 Menurut International Menopause Society (IMS), pada 1999 menyampaikan rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996): a. Menopause alamiah (Natural Menopause) adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alamiah ini dikenal bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas. b. Induced Menopause adalah berhentinya menstruasi sebagai akibat dari operasi pengangkatan kedua ovarium, tanpa atau dengan histerektomi atau ablasi iatrogenik fungsi ovarium karena kemoterapi atau radiasi. c. Menopause preamatur adalah menopause yang terjadi pada usia dibawah 40 tahun (Martaadisoebrata, dkk, 2005) Menopause dimulai dengan menurunnya fungsi alat reproduksi dan organ pertama yang terkena adalah ovarium, berupa perubahan struktur dan fungsinya. Menjelang menopause terjadi perubahan hubungan hormon ovarium (terdiri atas steroid dan peptide) dan hipofise (FSH dan LH) yang terbaik, dimana hormon ovarium menurun dan hipofise meninggi. Turunnya kadar hormon steroid, terutama estrogen, bukan saja mengubah pola haid, tetapi mempunyai dampak terhadap kesehatan umum, seperti kulit keriput, vagina kering yang menyebabkan dispaurenia, palpitasi migren, hot flusehes, dan insomnia. Semuanya ini dikenal sebagai Sindrom Klimakterik, dapat mempengaruhi kondisi psikis mental, prestasi, dan kinerja perempuan, serta kehidupan sosialnya (Rambulangi, 2005) Dari sudut pandang antropologi, seperti halnya menstruasi dan kelahiran menopause adalah peristiwa fisiologis sebagai suatu produk budaya yang dipengaruhi oleh

kepercayaan, harapan, kebiasaan masyarakat dan dipandang sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Harapan dan kepercayaan ini membentuk streotipe menopause, yang berbeda antar masyarakat dari berbagai bangsa. Juga tergantung pada makna dana dampak sosial dari perempuan yang sudah tidak fertil atau tidak menstruasi lagi. Sejak lama sudah diketahui bahwa streotipe menopause klasik adalah perempuan tampak sedih, agak gemuk, rambut mulai beruban, kulit mengkerut, fisik dan pribadi tidak menarik lagi, serta tidak ada lagi yang diharapkan dari pribadi tersebut. (Martaadisoebrata, dkk, 2005). C. Perubahan yang terjadi dalam aktifitas hubungan seksual di usia menopause Salah satu sisi kehidupan setiap manusia yang tidak mungkin bisa dipungkiri adalah kehidupan seksual. Seks adalah manusiawi, karena dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun gairah seksual tidak selamanya tinggi.seks akan berubah seiring dengan perubahan usia (Kesuma, 2009) Usia menopause merupakan usia yang rentan dengan berbagai masalah antara lain masalah seksualitas (meliputi masalah aktifitas seksual dan masalah penurunan libido), masalah kemunduran fisik, masalah psikologi dan sebagainya. Masalah-masalah tersebut muncul sebagai akibat dari penurunan fungsi reproduksi di usia menopause (Martaadisoebrata, 2005). Aktifitas hubungan seksual di usia menopause bagi sebahagian wanita mengalami perubahan berupa penurunan aktifitas hubungan seksual hal ini dikaitkan dengan penurunan fungsi seksual yang berupa kekeringan vagina, dsypareuni (kekejangan yang menyakitkan di dalam otot-otot vagina), berkurangnya elastisitas vagina, berkurangnya

pelendiran (lubrikasi) saat bersenggama, hilangnya sensasi klitoris dan terganggunya sensasi sentuhan ( Northtrup, 2006). Penurunan fungsi seksual tersebut akan mengakibatkan terganggunya aktifitas seksual sehingga menimbukan penolakan untuk melakukan aktifitas seksual yang pada umumnya disebabkan oleh timbulnya rasa nyeri saat berhubungan seksual akibat kekeringan vagina, ketidaknyamanan saat berhubungan seksual yang timbul oleh karena ketakutan akan rasa sakit saat bersenggama, dan menurunnya dorongan/hasrat seksual (Kuntono, 2009) Akan tetapi bagi sebahagian wanita lainnya aktifitas seksual di usia menopause merupakan hal yang menyenangkan dan menguntungkan karena di usia menopause seorang wanita dapat menikmati seksualitas secara utuh tanpa harus perlu takut akan terjadinya kehamilan dan keperluan akan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan serta tidak dibebankan lagi dengan pemikiran tentang kebutuhan anak-anak yang sudah beranjak dewasa (Tagliaferri,2006) Perubahan seksualitas di usia menopause juga dapat dipengaruhi oleh kecemasan saat menghadapi usia menopause dan mitos yang masih beredar luas di masyarakat mengatakan bahwa kehidupan seksual perempuan telah berakhir pada saat perempuan tersebut memasuki masa menopause. Anggapan ini sering mengakibatkan suami menjauhi istrinya yang telah mengalami menopause. Bahkan, bagi sebagian suami, menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena sang istri dianggap sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan seksual. Di pihak lain, para perempuan merasa tidak layak lagi dan tidak mampu melakukan hubungan seksual setelah menopause. Anggapan yang salah ini sering berakibat buruk, seperti pasangan usia lanjut bercerai karena masalah seksual. (Martaadisoebrata, 2005)

D. Penyebab perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause Pada masa menopause perubahan hormon merupakan bagian dari transformasi yang terjadi pada wanita dimulai dengan kadar yang sangat kuat dan memicu perubahanperubahan bukan hanya pada biologisnya melainkan juga persepsi, intuisi, jalur saraf, emosi, dorongan kreatif dan fokusnya secara menyeluruh (Varney dkk, 2004) Perubahan-perubahan dalam libido tentu saja dapat dipicu oleh turunnya kadar hormon, terutama pada wanita yang telah mengalami menopause karena penurunan fungsi reproduksi dan pengobatan/operasi (Northrup, 2006) Terganggunya aktifitas seksual di usia menopause sehingga juga dipengaruhi oleh kelelahan fisik setelah beraktifitas, gejolak panas, jantung berdebar-debar, gangguan tidur, depresi, mudah tersinggung, gelisah, nyeri tulang dan otot dan sebagainya. Akibat dari gangguan tersebut maka tidak jarang wanita di usia menopause tidak dapat menikmati aktifitas hubungan seksual (Baziad, 2003) Pada usia menopause terdapat berbagai perubahan tentang peranan estrogen dan progesteron yang dapat mempengaruhi aktifitas hubungan seksual. Perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Seluruh sistem saraf dikelilingi oleh sel-sel yang peka terhadap estrogen, turunnya kadar estriol dapat memberi pengaruh melemahkan pada transmisi saraf selama senggama yang menyebabkan neuropathy periferal suatu bentuk disfungsi syaraf yang membuat wanita kurang peka terhadap sentuhan dan getaran.penurunan kadar estradiol dan progesteron dapat mempengaruhi potensi wanita untuk menerima rangsangan seksual, kepekaan, sensasi, dan orgasme, sebab kadar optimal dari hormon-hormon ini dapat meningkatkan kelancaran aliran darah ke area-area yang peka secara seksual.dengan kata lain respons fisik seorang wanita pada rangsangan seksual mungkin

lebih rendah dan tidak dapat menimbulkan orgasme akibat menurunnya kecepatan dan volume pasokan darah ke area-area yang peka secara seksual, hal inilah yang mungkin menyebabkan area tersebut kurang peka daripada sebelumnya karena terjadinya disfungsi syaraf akibat kekurangan estrogen. Kadar estrogen yang terlalu rendah dapat menyebabkan atropi sel di daerah genital yang dapat menyebakan penipisan jaringan vagina dan saluran kemih, yang mengakibatkan kesakitan saat senggama. Produksi cairan vagina selama terjadi rangsangan seksual dan senggama juga merupakan proses yang tergantung pada estrogen. Jika estrogen rendah, mungkin terjadi pengurangan cairan vagina, yang mengakibatkan kekeringan vagina dan sakit saat senggama. Kadar rangsangan seksual wanita cenderung dinilai berdasarkan jumlah dan kemudahan terjadinya lubrikasi vagina, kurangnya cairan vagina dapat menimbulkan persepsi bahwa dia mempunyai rangsangan seksual yang rendah. Sementara rangsangan seksual mungkin terpengaruh secara negatif oleh antisipasi akan rasa sakit, libido bukanlah masalah yang sesungguhnya dalam hal ini. Progesteron mempunyai efek tambahan pada libido yang belum banyak di kaji, Pengaruhnya tampaknya lebih pada pemeliharaan, yang penting untuk menjaga agar libido yang ada tidak menurun. Sebagai perkusor bagi estrogen dan testosterone, progesteron penting untuk mempertahankan kadar yang cukup tinggi dan untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang optimal. Keseimbangan yang normal dari progesteron dapat juga menjadi stabilisator suasana hati dan mendukung fungsi thyroid yang normal dengan demikian meningkatkan libido baik secara emosional maupun metabolisme. Intinya adalah kekurangan estrogen dan progesteron dapat menurunkan libido wanita dengan menciptakan perubahan-perubahan fisik yang secara sederhana membuat tindak senggama kurang nikmat. Kekeringan dan penipisan dinding vagina dapat menimbulkan

ketidaknyamanan fisik selama senggama, sebagaimana kejang otot vagina. Perubahan dalam fungsi syaraf dapat mematikan rasa di bagian-bagian tubuh yang biasanya peka, dan perubahan dalam sirkulasi darah dapat menurunkan respons fisik jika timbul rangsangan, yang menjadikannya makin sulit untuk mencapai orgasme. (Northtrup, 2006). Beberapa penelitian ahli ginekologi membuktikkan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan factor terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina dari kekeringan sehingga tidak menimbulkan nyeri saat bersenggama. Wanita dengan kadar estrogen, 50pg/ml lebih banyak mengeluh masalah seksual seperti vaginanya kering, perasaan terbakar, gatal, dan sering keputihan.akibat cairan vagina berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga tidak mau lagi melakukan hubungan seks. Nyeri senggama ini akan bertambah buruk apabila hubungan seks makin jarang dilakukan, yang terpenting adalah melakukan hubungan seks secara teratur agar elastisitas vagina tetap dapat dipertahankan sehingga rasa sakit saat senggama dapat di atasi dan orgasme dapat tercapai saat berhubungan seksual. Libido/dorongan seksual di usia menopause juga mempengaruhi aktifitas seksual di usia menopause akan tetap hal tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak factor seperti perasaan, lingkungan dan factor hormonal (Baziad, 2003) E. Mengatasi penyebab perubahan aktifitas hubungan seksual di usia menopause Berbagai cara telah diteliti dengan tujuan untuk mengatasi berbagai keluhan dan masalah yang terjadi saat melakukan aktifitas hubungan seksual di usia menopause diantaranya adalah:

1. Mengatasi masalah aktifitas hubungan seksual akibat penurunan fungsi reproduksi antara lain : a. Mengatasi efek penurunan libido dikarenakan penurunan kadar estradiol di bawah 50pmol/l diatasi dengan jalan menggunakan kadar estradiol ludah, menggunakan plester estradiol, mengkonsumsi pil estradiol, mengoleskan krim progesteron b. Mengatasi kekeringan vagina yaitu dengan cara mengoleskan krim estriol vagina selama satu minggu, atau pelumas non hormonal. Selain itu dapat pula digunakan SYLK yang terbuat dari buah kiwi atau dengan mengkonsumsi sejumlah tanaman obat yang dapat mengembalikan lubrikasi vagina. c. Mengembalikan kelenturan dan kelembaban vagina akan cepat terpenuhi jika wanita usia menopause mengkonsumsi makanan dari kedelai hitam secara efektis d. Latihan kegel secara teratur akan merangsang dan menguatkan otot-otot dasar vagina, senam ini terbukti efektif untuk meningkatkan pasokan darah (yang akan meningkatkan ketebalan dinding vagina), latihan ini juga dapat menambah libido dengan meningkatkan pembengkakan klitoris dan kepekaan serta meningkatkan kekuatan orgasme (Varney dkk, 2004) e. Tidak membatasi aktifitas hubungan seksual, karena aktifitas hubungan seksual yang teratur akan dapat mempertahankan elastisitas vagina sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri saat bersenggama (Baziad, 2003) 2. Beberapa langkah mengatasi masalah seksual yang berhubungan dengan masalah psikologis dan sosial untuk dapat membantu mempertahankan kadar hasrat untuk menyalakan gairah seksual dalam suatu hubungan perkawinan

monogamis antara lain: komunikasi yaitu dengan mendiskusikan penyesuaian aktifitas seksual yang diinginkan sehingga kedua belah pihak akan mampu menikmati hubungan seksual, mengatur suasana hati agar mampu menikmati aktifitas seksualitas dan mempertahankan keintiman, membuat variasi dalam aktifitas seksual yang mampu merangsang diri sendiri dan pasangan serta menghilangkan kejenuhan dan kebosanan saat melakukan aktifitas seksual, membangun suasana yang hangat dan nyaman saat beraktifitas seksual dan menerima kondisi diri apa adanya tanpa harus membandingkan dengan orang lain, menciptakan suasana romantis, menimbulkan sensualitas yang melibatkan seluruh indera dalam aktifitas seksual, memiliki pandangan bahwa aktifitas seksual yang sehat adalah apabila kedua belah pihak dapat mencapai puncak kenikmatan seksual saat melakukan aktifitas seksual di usia menopause. (Nortrup, 2006). 3. Langkah lain yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas hubungan intim di usia menopause adalah dengan memperpanjang masa foreplay atau periode hubungan intim dengan tujuan agar pasangan suami istri mampu mencapai orgasme dan menikmati hubungan seksual sebagai aktifitas yang menyenangkan (Kesuma, 2009) Isu-isu tentang seksualitas dan reproduksi wanita usia menopause yang berkembang luas di masyrakat dapat diatasi dengan upaya pendekatan biopsikoseksual yang dilakukan secara holistik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Persepsi atau sikap positif dari masyarakat dan petugas kesehatan yang terdiri atas dua bagian berikut :

Menerima menopause sebagai karunia yang patut disyukuri karena dilebihkan dari perempuan lain, dengan umur lebih panjang dengan segala kesempatannya Menganggap menopause tidak hanya sebagai proses, pematangan dalam segi intetelektual, konsep pemikiran, spiritual, dan wawasan hidup. Dengan perkataan lain, terjadi proses menjadi perempuan bijaksana tidak memerlukan dukungan lahiriah yang berlebihan. 2. Upaya pencegahan untuk mempertahankan kesehatan vitalitas secara proaktif, seperti yang disarankan IMS: Olahraga aerobik secara teratur, misalnya jalan pagi tiap hari 45-60 menit/ 2-3 km, berenang, atau senam. Mengurangi efek kafein, garam, dan gula. Kafein yang berlebihan dapat merangsang gejolak panas, insomnia, poliuri, dan defisiensi masa tulang Mengurangi/menghentikan alkohol dan rokok Minum vitamin dan /atau mineral tertentu, seperti Kalsium dan vitamin E Istirahat dan tidur yang cukup serta diet berimbang, batasi lemak dan kaya fitoestrogen (kedelai dan produk olahannya) seperti tahu dan tempe.(martaadisoebrata,2005)