PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Media Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 3, Desember 2012 MENGGAMBAR DAN MEWARNAI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG DIRAWAT. Widiyono 1, Atik Badi ah 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

PENGARUH BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RSUP DR. SARDJITO

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

PENGGUNAAN BIDAI INFUS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ADAPTIF ANAK

TERAPI BERMAIN MENDONGENG DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Pengaruh Teknik Guided Imagery Pada Pemasangan Infus Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan SKRIPSI

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU KOPING ORANGTUA DENGAN KEJADIAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RSUD DR

UPAYA MENURUNKAN TINGKAT STRES HOSPITALISASI DENGAN AKTIFITAS MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI RUANG ANGGREK RSUD GAMBIRAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat


TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. DISUSUN OLEH: Richa Suswati

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

Nursing Lecturer of School of Health Science, Al Irsyad Cilacap 2) 3) Nursing Lecturer of Nursing Science Program, Soedirman University

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI ERNA SUSILOWATI, RITA MEI DWI V AKPER DHARMA HUSADA KEDIRI Ernabudi_80@yahoo.co.id ABSTRACT At child in age pre school at first times taken care in hospital, they experienced hospitalization stress. They experience lost control (ancient) and trouble in interaction with environment (nurse, friend and next door patient). The feeling can arouse from to face something new and have never experienced it before, feel balmy and not save. Playing activities as usual have to be Limited, routinely they done daily at home, they can not conduct it at hospital. They way to minimize hospitalization stress with arrangement of environment and perform activity like game. Hence researcher perform a research concerning Influence of Play Therapy at child in Age of Preschool to Lost Control in Hospitalization. This research target was to know the influence of play therapy at child in age of pre used school to lost control in hospitalization in child room of RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Research design pre experiment the types was pre post test design. Its population was all children in age of pre school that experiencing taken care in hospital in child room of RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar (25 children age of pre school). Sample taken counted 24 respondents. Use purposive sampling. Appliance and data collecting used observation with checklist. Data analyzed including editing, coding, scoring, tabulating. Research result with 24 respondents, reaction of lost control in hospitalization before giving of play therapy got value 3-4 (62,5%) counted is children in bad category. Value 5-7 (37,5%) counted 9 children with enough category. Reaction of lost control in hospitalization after giving play therapy got value 8-10 (100%) in good category. From research result can be concluded that change of reaction of control at child in age pre school in hospitalization before and after play therapy in child room RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar give influence to lost control in hospitalization so that child become cooperative to the therapy treatment of healing. Key word : Play therapy, lost control (hospitalization process),child in age of pre school PENDAHULUAN Proses hospitalisasi bagi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu, yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit (Supartini, 2004 Sebagaimana dikutip dari Halstroom dan Elander, 1997, Brewis, E, 1995 dan Brennan, A, 1994 : 187). Bermain diyakini mampu untuk menghilangkan berbagai batasan hambatan dalam diri, stress, frustasi, bahkan dapat dipakai untuk terapi bermain. (Sarie, 2002). Di Indonesia angka kejadian kehilangan kontrol pada anak mencapai 75% dan hanya 25% anak mampu mengendalikan kehilangan kontrol, angka ini jauh lebih tinggi di bandingkan dengan negara-negara yang lain. Seperti Amerika Serikat, Jerman dan Kanada. (Judarwanto, 2006). Dan dari hasil studi Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar tanggal 23-25 Februari 2009 di dapatkan data 6 orang ibu dan 3 orang bapak yang anaknya usia prasekolah di rawat diruang anak selama 3 55

hari mengatakan anaknya berhenti bahkan ada yang sama sekali tidak beraktifitas atau bedrest total diatas tempat tidur. (10%) 1 orang ibu yang anaknya usia prasekolah (4 th) mengatakan selama 3 hari dirawat, anak itu ingin cepat pulang kerumah, bermain bersama temantemannya, takut, menangis, tidak mau minum obat, marah ke petugas kesehatan (perawat). Tetapi ibu tersebut setiap anaknya menangis diberi mainan dan akhirnya diam, mau minum obat dan mematuhi perawat. Data diatas menunjukkan bahwa (90%) anak usia prasekolah yang dirawat diruang anak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar mengalami kehilangan kontrol dalam hospitalisasi dan hanya (10%) yang terpenuhi kebutuhan bermainnya walaupun tidak optimal. Para anak-anak terutama mereka yang baru pertama kalinya dirawat dirumah sakit, stressor hospitalisasi terdiri dari perpisahan, perlukaan tubuh dan nyeri, sakit pasti akan merasa stress dan takut serta kehilangan kontrol. Keadaan ini timbul akibat pembatasan fisik, pengurangan rutinitas kegiatan dan adaanya ketergantungan. Mereka rata-rata takut dengan suasana rumah sakit yang asing bagi mereka, karena mereka dalam beraktifitas atau dalam kegiatan yang biasa mereka lakukan tiap hari dirumah tidak dapat mereka lakukan dirumah sakit, karena dalam beraktifitas mereka dibatasi terutama untuk program terapi penyembuhan penyakit dan juga karena tidak adanya fasilitas bermain. Permainan yang kreatif dapat berfungsi untuk perkembangan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan dapat mengekspresikan ide dan perasaan mereka dengan cara yang kreatif. (Anna Craft, 200.h.88 ). Anak sakit stresnya akan bertambah karena sakit sendiri sudah merupakan stressor ditambah pula dengan adanya pemasangan infus dan bidai, injeksi setiap hari, minum obat dan lain-lain. Akibat stress yang berlebihan dengan mekanisme koping anak yang kurang maka anak mengalami masalah psikologis yang berat seperti takut, anak menjadi manja dengan orang tua, hiperaktif dan trauma dengan hospitalisasi (Whaley and Wong, 1991.h.105). Anak sakit stresnya akan bertambah karena sakit sendiri sudah merupakan stressor ditambah pula dengan adanya pemasangan infus dan bidai, injeksi setiap hari, minum obat dan lain-lain. Akibat stress yang berlebihan dengan mekanisme koping anak yang kurang maka anak mengalami masalah psikologis yang berat seperti takut, anak menjadi manja dengan orang tua, hiperaktif dan trauma dengan hospitalisasi (Whaley and Wong, 1991.h.105). Cara-cara meminimalisir stressor hospitalisasi antara lain dengan pengaturan lingkungan, membuat jadwal rutinitas dan mengadakan permainan Metode Penelitian Desain atau rancangan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen (Pre-Exsperimen). Jenis penelitian ini adalah (One- Group Pra-Test Post Test Design). Dalam satu kelompok, adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah di intervensi. (Nursalam, 2003 : 88) Dalam penelitian kali ini peneliti ingin melakukan suatu perlakuan pada responden yang diambil yaitu anak usia prasekolah yang menjalani rawat inap diruang RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yaitu berupa terapi barmain konstruktif dengan menggunakan alat permainan edukatif (APE). Terapi bermain dilakukan pada responden yang telah diambil dan dipilih oleh peneliti dengan perlakuan terapi bermain sebanyak satu (1) kali perlakuan dan dinilai kehilangan kontrolnya sebelum dan sesudah perlakuan terapi bermain. 56

SESUDAH TERAPI ISSN 2303-1433 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai dengan 21 Mei 2009, tempat penelitian di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh anak usia prasekolah yang dirawat diruang anak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar berjumlah 25 anak. Penelitian ini menggunakan purposive sampling Variabel independent dalam penelitian ini adalah terapi bermain. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah proses kehilangan kontrol dalam hospitalisasi pada anak usia pra sekolah Analisa data menggunakan perangkat SPSS (Statistic Package For The Social Science), dengan uji T berpasangan Hasil Penelitian Diagram pengaruh reaksi kehilangan kontrol dalam hospitalisasi pada anak usia prasekolah sebelum dan sesudah terapi bermain di Ruang Anak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar pada tanggal 5 Mei 21 Mei tahun 2009 30 25 20 15 10 5 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 SEBELUM TERAPI Diagram 1 menunjukkan bahwa adanya pengaruh reaksi kehilangan kontrol dalam proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain, sebelum diberikan terapi bermain sebagian besar didapatkan nilai 3-5 dalam kategori buruk (<50%) sebanyak 15 responden. Sesudah diberikan terapi bermain seluruhnya didapatkan nilai 8-10 dalam kategori baik (75-100%) sebanyak 24 responden. Sesudah hasil observasi reaksi kehilangan kontrol sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain didapatkan hasil tersebut kemudian diolah melalui perhitungan SPSS (Statistic Package For The Social Science), dengan uji T berpasangan didapatkan mean (selisih rata-rata) = -4,16667, std deviation (simpangan baku) = 1,12932. std error mean (galat baku rata-rata) = sd / n = 1 : 1293 Z 24 = 0.23052. menggunakan selang kepercayaan 95% (- 4.64354.3.68980), T (T hitung) = -18.075, derajat bebas (df) = 23 dengan probabilitasnya pada pengujian dua pihak (sig.2-failed) sebesar 0,000. Karena probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata α/2 = 0,025, maka Ho ditolak H 1 diterima, jadi ada perbedaan antara pengaruh terapi bermain pada anak usia prasekolah terhadap kehilangan kontrol dalam hospitalisasi di ruang anak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh bahwa responden tidak dapat mengendalikan kehilangan kontrol, karena akibat kurang efektifnya koping perilaku saat menjalani rawat inap sehingga anak mengalami stress psikologis adanya pembatasan fisik, dalam beraktifitas yang biasa mereka lakukan tiap hari dirumah tidak dapat mereka lakukan di rumah sakit. Perawat harus bisa bekerjasama dengan orang tua maupun keluarga. Karena orang tua dan keluarga sangat membantu dalam mengendalikan kehilangan kontrol dalam hospitalisasi. Perawatan anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak-anak maupun orang tua. lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress bagi anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik rumah sakit seperti ruang perawatan, alat-alat bau khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan social, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan, seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan yang tidak menyenangkan lainnya sering kali dialami anak (Supartini, 2004, 57

sebagaimana dikutip (dari Brennan, 1994 : 145). Selain itu antara anak yang sudah sekolah (play group) dan yang belum sekolah itu apa yang diinginkannya sangat berbeda, sehingga perawat harus mengerti permaianan yang disenanginya oleh anakanak sehingga anak lebih kooperatif dan tidak mengalami kontrol dalam hospitalisasi Di ruang anak RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, anak usia prasekolah yang dirawat diberi terapi bermain oleh peneliti yaitu mewarnai, menyusun balok, menyusun puzzel, anak kooperatif dengan instruktur penelitiannya. Secara teoritis bermain sangat bermanfaat untuk dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, meningkatkan daya kreatifitas, merupakan cara untuk mengatasi kemarahannya dan kekhawatiran, anak belajar mengontrol diri, bisa bergaul dengan teman sebaya, adanya interaksi. (Soetjiningsih, 1995). Pengobservasian responden dilakukan dua kali, pada saat satu hari setelah dilakukan terapi bermain. Dari data yang didapat ternyata terbukti bahwa terapi bermain berpengaruh besar dalam reaksi kehilangan kontrol pada proses hospitalisasi yang dialami pada anak usia prasekolah. Tetapi bermain sangat penting dilakukan karena dapat meningkatkan kepercayaan anak terhadap perawat dan mereka merasa tidak takut lagi dengan berbagai macam tindakan keperawatan. Bagi anak kebutuhan bermain adalah kebutuhan yang sangat penting, ini terbukti dengan anak tidak memisahkan antara bermain dan belajar. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. (Soetjiningsih, 1995) Menurut Soetjiningsih (1995) banyak keuntungan yang dipetik dari bermain. Membuang ekstra energi, bermain juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang, otot dan organ-organ. Aktivitas yang dilakukan dalam permainan tersebut dapat meningkatkan nafsu makan anak. Dari bermain anak-anak tersebut bisa belajar mengontrol diri mereka sendiri. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya dan dapat meningkatkan daya kreatifitas anak. Bermain merupakan kegiatan yang luar biasa karena dari bermain bisa mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak. Bermain merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekawatiran, iri hati dan kedukaan. Mereka juga mempunyai kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya, menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang di dalam bermain juga, belajar mengikuti aturan-aturan dan bermain juga dapat mengembangkan kemampuan intelektual anak. Dalam perawatan di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman. Perawatan di rumah sakit juga membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri. Bagi anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit, bermain tidak hanya berfungsi untuk kesenangan anak, tetapi dapat menjadi suatu media yang dapat mengekspresikan perasaan cemas, takut, nyeri, dan rasa bersalah. Maka kita dapat mengetahui bahwa dengan bermain anak mampu mengendalikan kehilangan kontrol dalam hospitalisasi dan anak mampu mengurangi kekawatiran dan kedukaan yang dialami oleh mereka. Kesimpulan dan Saran 1. Terapi bermain pada anak usia prasekolah mampu mengendalikan kehilangan kontrol dalam hospitalisasi sehingga perawat tidak sulit lagi untuk melakukan asuhan keperawatan dan dokter juga tidak kesulitan untuk melakukan program terapi lainnya. 2. Terapi bermain ternyata dapat mengendalikan stressor psikologis 58

yang dialami sebelumnya dan mereka menjadi kooperatif terhadap perawatan. 3. Terapi bermain berperan meningkatkan penyembuhan anak, perkembangan dan pertumbuhan anak. Peneliti menyarankan agar peran perawat dalam memberikan permainan konstruktif untuk mengurangi stressor hospitalisasi sehingga diharapkan proses penyembuhan berlangsung dengan cepat. Kita sebagai petugas kesehatan harus bekerja sama dengan orang tua maupun keluarga, karena orang tua maupun keluarga merupakan panutan bagi anak dan merekalah orang yang paling dekat dengan anak. Daftar Pustaka Anna, Craft. (2000). Belajar Merawat Anak di Bangsal. EGC : Arikunto Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Edisi Revisi 5. Rineka Cipta :. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Suhendi. (2001). Keperawatan Anak di Rumah Sakit. Balai penerbit FKUI : Supartini. (2004). Konsep dasar Keperawatan Anak. EGC : Whaley And Wong. (1991). Konsep Perawatan Pada Pediatri. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Betz And Sowden. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. EGC : Delaune and Sowden. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. EGC : Friedman, Marlyn M. (1995). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek Edisi 3. EGC: Gayatri Arum. 1990. Kamus Kesehatan. Arcan : Hurlock, Elizabeth B. (1995). Perkembangan Anak. Erlanga : Nursalam, Siti Pariani. (2001). Metodologi Riset Keperawatan Pendekatan Praktisi. CV Agung Setyo : 59