Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

KEMITRAAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

Sinung Rustijarno Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Tingkat Adopsi Komponen Teknologi Anjuran pada Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Retna Qomariah, Yanuar Pribadi, dan Khairuddin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No.4 Banjarbaru Kalimantan Selatan E-mail: inabudhi@ymail.com Abstrak Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani padi adalah melalui penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan memperhatikan penggunaan sumberdaya alam secara bijak dan efisiensi masukan produksi. Untuk mengembangkan PTT tersebut di tingkat pengguna, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan telah melaksanakan kajian peningkatan produktivitas hasil padi sawah yang berlandaskan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada hamparan lahan kelompok tani dengan memanfaatkan sumberdaya petani secara optimal di lokasi kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong pada bulan September - Desember 2013 dengan pendekatan before and after. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan petani setelah menerapkan PTT pada pengelolaan usahatani padi yang dikembangkannya. Data dikumpulkan dengan metode wawancara pada 10 orang petani kooperator pengkajian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder, dan dianalisis se cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui analisis Budget Parsial Sederhana, R/C, dan MBCR. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani padi sawah dengan pendekatan PTT mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 7.329.000,- per ton(140,94%) dengan R/C ratio sebesar 2,2 dan MBCR = 3,87. Kata kunci: padi, PTT, usahatani. Pendahuluan Kecukupan pangan dan sistem ketahanan pangan nasionalmerupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan nasional. Ironisnya hampir sembilan puluh persen kebutuhan pangan yang dikonsumsi penduduk Indonesia masih tergantung pada beras, sehingga usaha tani padi masih merupakan tulang punggung ekonomi perdesaan. Oleh karena itu, komoditas beraspun akan tetap menjadi sektor strategis secara ekonomi, sosial, dan politis (Budianto, 2002). Disisi lain, laju peningkatan poduktivitas padi sawah dalam beberapa tahun terakhir cenderung melandai. Sistem intensifikasi tidak lagi mampu sepenuhnya meningkatkan produksi dan produktivitas padi secara nyata. Penggunaan input yang makin tinggi untuk mempertahankan produktivitas tetap tinggi ternyata telah menurunkan efisiensi sistem produksi padi. Penurunan produktivitas terebut tidak diikuti dengan menurunnya biaya produksi sehingga daya saingnya juga menurun, dan pada akhirnya harga produk pertanian dalam negeri belum mampu bersaing dengan produk pertanian luar negeri (Kasijadi at al, 2000). Produktivitas padi sawah di Kalimantan Selatan pada tahun 2010 sebesar 40,27 kw/ha menjadi 43,19 kw/ha pada tahun 2012 (BPS Kalimantan Selatan, 2013). Meskipun terjadi peningkatan poduktivitas padi sawah di Kalimantan Selatan seiring perluasan areal tanam, tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani karena penggunaan input yang Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 469

makin tinggi. Akibatnya biaya usahatani padi sawah juga semakin meningkat atau sistem produksi padi menjadi kurang efisien. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani padi adalah melalui penerapanpengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan memperhatikan penggunaan sumberdaya alam secara bijak dan efisiensi masukan produksi. Hasil uji coba PTT di 28 unit lokasi di Indonesia, teknologi PTT mampu meningkatkan produktivitas sekitar 20% dan pendapatn usahatani 35% (Budianto, 2002). Komponen atau anjuran teknologi produksi padi pada penerapan PTT adalah: (1) Penggunaan varietas padi unggul atau varietas berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi, (2) Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi, (3) P enggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi, (4) Penggunaan kompos bahan organik atau pupuk kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah, (5) Pengelolaan bibit dan tanaman padi melalui pengaturan tanaman sistem jajar legowo, penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat, serempak, penanaman bibit umur muda dengan jumlah bibit 1-3 per lubang, pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, dan pengendalian gulma, (6) Pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan pendekatan terpadu, (7) Penggunaan alat perontok gabah mekanis atau mesin. Pendekatan yang ditempuh dalam penerapan komponen PTT bersifat: (1) Partisipatif, (2) Dinamis, (3) Spesifik lokasi, (4) K eterpaduan, dan (5) Sinergis/saling menunjang antar komponen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahatani (Anonim, 2007). Model pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu dipandang dapat memecahkan persoalan peningkatan hasil. Pada prinsifnya PTT memadukan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang (sinergis) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahatani (Polakitan dan Taulu, 2010). Oleh sebab petani mempunyai keleluasaan untuk menguji dan menerapkan komponen PTT sesuai kemampua mereka, sehingga komponen teknologi yang diterapkan dapat berbeda antara satu lokasi dengan lokasi yang lain (Sugiarti dan Sution, 2011). Untuk mengembangkan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) tersebut di tingkat pengguna, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan telah melaksanakan kajian peningkatan produktivitas hasil padi sawah yang berlandaskan penerapan PTT pada hamparan lahan kelompok tani dengan memanfaatkan sumberdaya petani secara optimal di lokasi kegiatan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m -P3MI) di Kabupaten Tabalong. Untuk mengetahui dampak pengkajian dari aspek ekonomi, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan petani setelah menerapkan PTT pada pengelolaan usahatani padi yang dikembangkannya. Lokasi dan Waktu Penelitian Metodologi Penelitian dilaksanakan di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong sesuai dengan lokasi peningkatan produktivitas padi sawah dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di lahan irigasi, pada bulan September - November 2013. Metode Pengumpulan Data Data bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani kooperator ( pelaksana pengkajian) sebanyak 10 orangpetani dengan luas lahan usaha sebanyak 5 470 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

ha. Wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner) yang telah dipersiapkan. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalahbefore and after, sehingga data yang dikumpulkan mencakup data usahatani sebelum dan sesudah pengkajian yang dilaksanakan oleh BPTP Kalimantan Selatan. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik petani, luas penguasaan lahan, jumlah dan biaya produksi, jumlah dan biaya tenaga kerja, jumlah produksi usahatani, jumlah penerimaan usahatani, dan jumlah pendapatan usahatani. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa laporan-laporan, hasil-hasil penelitian, dan lain-lain yang terkait dengan tulisan ini. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Budget Parsial Sederhana. Menurut Swastika (2004), analisis Budget Parsial Sederhana dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu teknologi, sedangkan menurut Adnyana (1989 ), analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan/keuntungan usahatani sebelum dan sesudah pengkajian dan selanjutnya diuraikan secara deskriptif. Pendapatan/keuntungan uasahatani merupakan selisih antara hasil perkalian jumlah produksi dan harga per unit produksi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Formulasi perhitungan pendapatan/keuntungan usahatani secara matematis sebagai berikut: I = P.Q TC Keterangan: I = pendapatan/keuntungan P = harga produksi per unit Q = jumlah produksi TC = jumlah biaya produksi Untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani padi, dilakukan melalui analisis revenue cost ratio (R/C ratio). Jika R/C ratio > 1, maka usahatani mengalami keuntungan, sebaliknya jika R/C ratio < 1, maka usahatani mengalami kerugian, dan jika R/C ratio = 1 maka usahatani tidak mengalami keuntungan dan kerugian atau inpas. R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan yang diperoleh dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dengan formulasi secara matematis sebagai berikut: I R/C ratio = TC Keterangan: I = penerimaan TC = jumlah biaya produksi Untuk mengetahui perubahan tingkat pendapatan/keuntungan (MBCR /Marginal Benefit Cost Ratio) yang diperoleh sebagai akibat dari perubahan teknologi yang diterapkan, diformulasikan secara matematis sebagai berikut: MBCR = I 1 I 0 TC 1 TC 0 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 471

Keterangan: I 1 I 0 = pendapatan/keuntungan sesudah pengkajian = pendapatan/keuntungan sebelum pengkajian TC 1 = jumlah biaya produksi sesudah pengkajian TC 0 = jumlah biaya produksi sebelum pengkajian Karakteristik Petani Responden Hasil dan Pembahasan Usahatani padi di lokasi penelitian merupakan usaha turun temurun atau usaha warisan dari keluarganya. Usahatani padi ini selain untuk memproduksi padi konsumsi, juga bertujuan untuk benih penangkaransejak tahun 2007. Pada lahan yang dilewati saluran irigasi, kegiatan usahatani padi dapat dilakukan pada Musim Kemarau (MK) dan Musim Hujan (MH). Karateristik petani responden disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.Karakteristik petani responden di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. N Karakteristik petani Minimum Maksimum Rata-rata o 1 Umur petani (tahun) 38 60 45,33 2 Pendidikan (tahun) 6 12 9 3 Pengalaman usahatani (tahun) 20 43 28,33 4 Jumlah tanggungan keluarga (tahun) 3 4 3,33 5 Jumlah pendapatan keluarga/tahun (Rp) 30.968.000 90.370.000 67.686.000 6 Jumlah pendapatan keluarga dari usahatani 17.453.000 49.858.000 35.488.667 padi/tahun (Rp) 7 Luas kepemilikan lahan sawah (ha) a. Milik sendiri (%) b. Milik orang lain (%) 0,79 27,84 20,00 3 100 72,15 0,5 75,95 24,05 Sumber: data primer yang diolah (2013) Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur petani responden berkisar antara 38-60 tahun dengan rata-rata 45,33 tahun, hal ini berarti petani yang terlibat dalam kegiatan pengkajian umumnya masih berada pada tingkat usia produktif hingga tidak produktif. Hal ini berkorelasi dengan pernyataan petani yang umumnya sudah memiliki pengalaman berusahatani rata-rata 28,33 tahun. Biasanya umur dan pengalaman sangat mempengaruhi terhadap sistem pengelolaan usahatani yang mereka lakukan. Petani yang masih muda bisanya lebih mudah mendapatkan informasi inovasi teknologi baru dan mau mencoba hal-hal yang bersifat baru, sebaliknya petani yang sudah tua atau tidak produktif umumnya terbatas dalam mendapatkan informasi inovasi teknologi baru dan sudah sulit menerima hal-hal baru untuk mengelola usahataninya, meskipun seharusnya pengalaman responden yang cukup lama merupakan modal atau pengetahuan untuk berusahatani berdasarkan tanda-tanda kejadian dari lingkungan alam. Petani responden mengenyam pendidikan formal berkisar antara 6-12 tahun dengan ratarata selama 9 tahun atau setara tingkat pendidikan SMP atau hanya mencapai pada tingkat pendidikan menengah.tinggi rendahnya pendidikan tentu berpengaruh terhadap adopsi teknologi baru, dimana semakin tinggi pendidikan biasanya lebih cepat mengadopsi teknologi baru yang diperolehnya melalui kursus/pelatihan, kegiatan penyuluhan, atau mencari sendiri melalui berbagai media informasi. Dengan bertambah pengetahuan dan berani menerapkan teknologi baru yang 472 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

berkaitan dengan perbaikan usahataninya tentu akan meningkatkan produktivitas sekaligus pendapatan keluarga respondendengan jumlah tanggungan sebanyak 3 4 orang per rumah tangga. Luas lahan sawah yang mereka usahakan untuk pertanaman padi adalah 0,79 3 ha dengan rata-rata seluas 0,5 ha per rumah tangga. Umumnya lahan sawah tersebut adalah lahan milik sendiridari warisan orang tua dan pembelian sendiri(75,95%), hanya sebagian kecil (24,05%) yang menggarap lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Analisis Finansial Usahatani Padi Sawah Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam kegiatan usahatani padi sawah di Desa Maung menunjukkan peningkatan produktivitas sehingga petani kooperator pengkajian maupun petani non kooperator yang mengetahui hasil penerapan PTT lebih optimis untuk mengadopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan pada kegiatan usahatani selanjutnya. Sebab mereka meyakini bahwa dengan produktivitas yang tinggi dan sistem usahatani yang lebih efisien akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula.. Keragaan Komponen PTT Padi yang diterapkan pada usahatani padi yang dilakukan pada kegiatan pengkajian pada Tabel 1, sedangkan hasil analisis finansial usahatani padi sawah dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Keragan komponen PTT Padi per 1 ha luas sawah yang diterapkan pada kegiatan m-p3mi di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong tahun 2013. No Komponen PTT Padi Keterangan 1 Varietas Unggul Baru Varietas Mutu benih Jumlah Persemaian 2 Pemanfaatan jerami Dikembalikan ke sawah 3 Penanaman Sistem tanam Umur bibit Jumlah bibit Cara tanam 4 Pemupukan Urea NPK Cair/ZPT Organik/kandang) 5 Pengendalian HPT Waktu tanam Pembersihan galangan Pengamatan hama Sifat pengendalian Jesis pestisida 6 Pengendalian gulma Olah tanah Penanganan gulma Frekwensi cabut rumput Jenis pestisida 7 Panen, pascapanen Umur panen Cara panen Perontokan Pengeringan Sumber: data primer : Inpari 11 dan Inpari 17 : Berlabel : 25 kg : Basah : Tanam pindah : muda (18-21 hari) : 2 batang : Jajar legowo 2 : 1 : 75 kg : 300 kg : 5 botol : 2000 kg : Serentak : Rutin, setiap 2 minggu : Rutin, setiap hari : Antisipatif/sebelum terjadi : Furadan 3 kg : Poltos 1500 ml : Soft ground 600 ml : Astonis organic 600 ml : Explore 2500 ml : Sempurna : Manual dan kimiawi : setiap 2 minggu : Ally 2000 ml : 115 hari : Kelompok : Power tresher : Dihampar di atas terpal dengan panas matahari Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 473

Tabel 2. Analisis finansial usahatani padi sawah per ha di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong pada MK 2013. Uraian Sebelum kajian (tanpa penerapan PTT) Sesudah kajian (dengan penerapan PTT) Perubahan Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp) A. Saprodi 1. Benih (kg) 40 360.000 25 225.000 (136.000) 2. Pupuk: Urea (kg) NPK (kg) Cair/ZPT (botol) Organik/kandang (kg) 250 350 5-475.000 840.000 175.000-75 300 5 2000 142.500 720.000 175.000 1.400.000 (332,500) (120.000) 0 1.400.000 3. Obat-obatan (paket) 1 635.000 1 498.000 (137.000) 4. Kapur (kg) 200 200.000 100 100.000 (100.000) Total biaya saprodi (Rp/ha) 2.685.000 3.260.500 5.755.000 B. Tenaga Kerja 1. Olah tanah: Traktor (paket) 1 1.400.000 1 1.400.000 0 2. Semai dan tanam (paket) 1 1.200.000 1 1.575.000 375.000 3. Pemupukan (kali) 3 300.000 3 300.000 0 4. Penyiangan (kali) 2 300.000 2 300.000 0 5. Pengendalian HPT (kali) 106 636.000 50 300.000 (336.000) 6. Panen (HOK) 30 900.000 50 1.500.000 600.000 7. Perontokaan (kg) 3.050 475.500 5.100 765.000 300.000 8. Angkut dari lahan ke rumah (kg) 3.050 152.500 5.100 255.000 100.000 9. Jemur, pembersihan, 3.050 475.500 5.100 765.000 300.000 Pengemasan (kg) Total biaya tenaga kerja (Rp/ha) 5.839.500 7.160.000 1.339.000 Total biaya produksi (A+B) (Rp/ha) 8.524.500 10.420.500 1.896.000 Total biaya tunai (Rp/ha) 3.050 13.725.000 5.100 22.950.000 9.225.000 Pendapatan bersih (Rp/ha) 5.200.500 12.529.500 7.329.500 R/C ratio 1,61 2,20 MBCR 3,87 Sumber: data primer yang diolah (2013) Hasil analisis usahatani yang ditampilkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penerapan PTT mampu meningkatan produktivitas padi sawah di lahan irigasi pada musim kemarau (MK) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong sebesar 67,2% atau 2.05 ton/gkp/ha, dimana rata-rata produktivitas padi sawah secara konvensional yang biasa dilakukan petani (tanpa penerapan PTT) sebesar 3,05 ton/gkp/ha, sedangkan produktivitas padi sawah setelah dilakukan pengkajian pada usahatani padi dengan penerapan komponen PTT secara partisipatif meningkat menjadi 5,1 ton/gkp/ha meskipun memerlukan modal yang lebih besar dari sebelum dilakukan pengkajian (teknik konvensional). Pada Tabel 2 juga menjelaskan bahwa dengan penerapan PTT pada sistem usahatani padi sawah di MK, petani memperoleh total penerimaan Rp 22.950.000,- per hektar yang berarti mengalami peningkatan penerimaan Rp 9.225.000 per hektar pada tingkat harga yang sama (Rp 4.500,-/kg). Nilai ratio penerimaan sebesar 2,20 yang berarti setiap biaya usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 1.000,-, maka akan menerima keuntungan sebesar Rp 2.200,-. Selain itu, dengan penerapan komponen teknologi PTT pada sistem usahatani padi sawah di MK, petani mendapat tambahan keuntungan sebesar Rp 7.329.500,- per hektar (140,94%), dengan nilai MBCR sebesar 3,87 yang berarti setiap tambahan biaya dalam penerapan inovasi teknologi baru 474 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

sebesar Rp 1.000,- dapat meningkatkan penerimaan sebesar Rp 3.870,-Hal ini berarti penerapan inovasi teknologi dalam peningkatan produktivitas padi sawah di lahan irigasi dengan penerapan PTT sangat layak untuk dikembangkan ke wilayah yang lebih luas dengan tipe agro-ekosistem yang relatif sama dengan Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong provinsi Kalimantan Selatan. Kesimpulan dan Saran Peningkatan produktivitas padi sawah dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di lokasi kegiatan m-p3mi (Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi) Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong memberikan dampak yang positif terhadap tingkat pendapatan/keuntungan, dimana terjadi peningkatan pendapatan/keuntungan sebesar Rp 7.329.500,- per hektar (140,94%), nilai R/C ratio sebesar 2,2 menunjukkan bahwa setiap biaya usahatani yang dikeluarkan sebesar Rp 1.000,-, maka akan menerima keuntungan sebesar Rp 2.200,- dan nilai MBCR sebesar 3,87 menunjukkan bahwa setiap tambahan biaya dalam penerapan inovasi teknologi baru sebesar Rp 1.000,- dapat meningkatkan penerimaan/keuntungan sebesar Rp 3.870,-. Dalam upaya peningkatan pendapatan petani di Kalimantan Selatan melalui penerapan PTT agar produktivitas padi sawah meningkat, sangat layak dikembangkan di daerah lain yang mempunyai tipe agro-ekosistem yang relatif sama dengan Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong sebagai program kebijakan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan. Daftar Pustaka Adnyana, O.M. 1989. Analisis Ekonomi dalam Penelitian Sistem Usahatani. Latihan Metodologi Penelitian Sistem Usahatani. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 1989. 12 halaman. Anonim. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Balitbangtan. Kementerian Pertanian. Jakarta. Budianto, J. 2002. Tantangan dan Peluang Penelitian dan Pengembangan Padi dalam Perspektif Agribisnis. Kebijakan Perberasan dan Inovasi Teknologi Padi (Buku 1). Puslitbang Tanaman Pangan. Balitbangtan. Bogor. Budianto, J. 2002. Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu di Indoneia. Disampaikan pada Lokakarya Peningkatan Program Produktivitas Padi Terpadu 2002. Yogyakarta. 17-18 Desember 2002. BPS Kalimantan Selatan. 2013. Kalimantan Selatan dalam Angka Tahun 2013. Biro Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Banjarmasin. Kasijadi F, Suyamto, M.Sugiharto. 2000. Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung, dan Kedelai. Spesifik Lokasi Mendukung Gema Palangung di Jawa Timur. BPTP Jawa Timur. Karangploso. Ningsih, RD. 2013. Laporan Akhir Kegiatan SL-PTT di Kalimantan Selatan Tahun 2013. BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 475

Polakitan, A. dan L.Taulu, 2010. Kajian Produktivitas Beberapa VUB Padi Sawah dengan Pendekatan PP di Lahan Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Minahasa dalam Prosiding Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Program Pembangunan Pertanian Sulawesi Utara. Halaman 189 194. Sugiarti, T. dan Sution. 2011. Kajian Usahatani Padi Sawah dengan Pendekatan PTT di Kabupaten Landak Kalimantan Barat dalam Prosiding Seminar Nasional Pengkajian dan Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian. Halaman 745 750. Swastika, D.S.K.2004. Beberapa Teknik Analisis dalam Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Volume 7 No: 1. Januari 2004. Halaman 90 103. 476 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian