dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

social dilihat sebagai hasil konstruksi social, dan kebenaran suatu realita social bersifat relatif. Paradigm konstruktivisme ini berada dalam persfek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan cara pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di New York,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

"# konstruksi manusia. Realitas itu selalu terkait dengan nilai jadi tidak mungkin bebas nilai dan pengetahuan hasil konstruksi manusia itu tidak bers

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media sangat dibutuhkan terutama media televisi yang benar-benar dirasakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODE PENELITIAN. rekan sejawatnya. Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Jurnalistik ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Sudah lima puluh empat tahun Israel menjajah Palestina. Selama itu pula

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Reportase Investigasi Trans Tv sebagai program yang paling getol

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah construktivism

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat

LOGO Oleh: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan tidak lepas dari usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online kini

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoristisuntuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jasse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu elakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai katagori konseptual yang ada dalam pikiranya. Menurut teori ini. Realitastidak menunjukan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang elihat sesuatu (morissan.2009:107). Konstruktivisme enolak pandangan positivism yang memisahkan subjek dan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampaian pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan kounikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan control terhadap aksd-maksd tertentu dalam setiap wacana. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut katagori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggabarkan diri 69

70 individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yangada sebelumnya, yaitu konstruksi pribadi atau kontruksi personal (personal construct) oleh George Kelly. Ia menyatakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara engelompokan berbagai peristiwa menurut kesamaanya dan membedakan berbagai halmelalui perbedaannya. Paradigma konstruktivisme ialah paradigm dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative. Paradigm konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis. yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutic. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigm positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada dalam teori fakta sosial dan definisi sosial(eriyanto 2004:13). Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber, menilai prilaku manusia secara fundamental, berbeda dengan prilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial.mereka, baik itu melalui pemberian makna maupun pemahaman prilaku menurut Weber, menerangkan

71 bahwa subtansi bentuk kehidupan dimasyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorang yang timbul dari alasan-alasan subjektif. Weber juga melihatbahwa tiapm individu akan memberikan pengaruh dalam masyarakatnya. Paradigm konstruktivis dipengaruhi oleh prespektif interaksi simbolis dan prespektif stru ktual fungsional. Prespektif interaksi simbolis ini mengatakan bahwa manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan respon terhadap stimulus dalam perkembangan kognitifnya. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relative bebas didalam dunia sosialnya. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial tersebut dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain, sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. 59 Penelitian ini menggunakan pendekata kualitatif yang bertujuan untuk mengemukakan gambaran dan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapasuatu gejalaatau realitas komunikasi terjadi?. 60 Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif, Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, membuat hipotesiss, atau membuat rediksi namun peneliti hanya memaparkan situasi atau peristiwa.61 Peneltian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sub 59 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38405/3/chapter%2ii.pdf 60 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif,Yogyakarta:LKIS 2007, Hal 35 61 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosda Karya. Bandung 2005. Hal 24

72 objek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk menampilkan gambaran mengenai gambaran setiap detail situasi, setting sosial atau hubungan. Penelitian yang bersifat deskriptif memfokuskan diri pada pertanyaan tentang bagaimana dengan demikian, peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu adalah memang demikian adanya. Penerapannya dalam penelitian adalah menganalisa bagaimana analisis framing dalam film documenter Jakarta Unfair. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing, untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realita. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita sehingga peneliti memilih analisa framing model Robert N.Entmen. konsep framing oleh entmen digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek-aspek tertentu dari realitas media. Framing dapat dipakai sehingga penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada isu yang lain. 3.3 Unit Analisa Data Pada penelitian ini yang dijadikan Unit Analisa atau narasumber adalah unsur audio dan visual program Film documenter Jakarta Unfair.

73 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Dalam penelitian ini, data diambil berupa dokumentasi data audio dan visual yang ada pada film documenter Jakarta Unfair yang ditayangkan melalui acara nonton bareng dan seminar juga disiarkan melalui chanel YouTube Watchdoc Documentary, Data ini didapat dari website resmi Youtube. 3.4.2 Data Skunder Guna menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini maka dibutuhkan studi kepustakaan yang meliputi jurnal-jurnal, buku-buku, serta referensi lainnya yang tekait seperti internet. 3.5 Teknik Keabsahan Data Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi : mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusankeputusannya. Lexy mengatakan bahwa isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya sangat sederhana, penelitian kualitatif tidak akan bisa transfabel jika tidak kredibel, dan tidak akan kredibel jika tidak memenuhi kebergantungan. 62 62 Prof DR.Lexy J.Maleong,MA, Metode Penelitian Kualitatif,Revis,PT.Remaja Rosdakarya.Bandung 2006.Hal 320

74 Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, studi pustaka. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil objek penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. 63 Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan data atau sumber data. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 64 63 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, Hal 330 64 Prof. Dr. S. Nasution, Metode Penelitian Kualitatif, Tarsito, Bandung, 2003, Hal 115

75 3.6 Teknik Analisis Data Setelah peneliti memperoleh data dari menonton film documenter Jakarta Unfair dengan mengamati dan menganalisis data primer yang sudah ditranskipkan menggunakan model Robert N. Entman. Tabel 3.1 Konsepsi Analisis Framing Entman Define Problems (Pendefinisian masalah) Bagaimana suatu peristiwa dilihat? Sebagai apa? Atas sebagian masalah apa? Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah atas Sumber Masalah) Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa yang dianggap sebagai penyebab masalah? Make Moral Judgement (Membuat Keputusan Moral) Nilai moral apa yang disajikan untuk memperjelas masalah? Nilai moral apa Treatment Recommendation yang dipakai untu melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk (menekankan penyelesaian)) mengatasi masalah/isu?jalan apa yang

76 ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah? 65 Define Problems (Pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame/bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana pistiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda. Misalnya, ketika ada demonstrasi karyawan dan diakhiri bentrokan maka peristiwa itu bisa dipahami sebagai anarkisme karyawan atau juga bisa dipahami sebagai pengorbanan karyawan. Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah atas Sumber Masalah), merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga dipahami secara berbeda pula. Misalnya penyerbuan tentara GAM (Gerakan Aceh Merdeka) terhadap TNI dapat dipahami sebagai upaya GAM merusak gencatan senjata, maka penyebab masalah adalah GAM. Dan TNI hanyalah Korban. 65 Eriyanto, 2002. Analisis Framing.Yogyakarta LKis.hal 223

77 Make Moral Judgement (Membuat Keputusan Moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberikan argumentasi pendefinisian masalah yang dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah yang sudah dibuat, penyebab masalah ditentukan, di butuhkan argumentasi yang kuatuntuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak. Misalnya dalam contoh peristiwa penyerbuan GAM, bila wartawan memaknai sebagai upaya mengganggu perjanjian damai, maka dalam teks berita biasanya dijumpai serangkaian perihal moral. Misalnya, GAM adalah kelompok yang tidak cinta damai dan pengganggu stabilitas. Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian)). Elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah. Misalnya, media menganggap bahwa aksi demonstrasi mahasiswa adalah wajar.