BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencoba menjawab tingkat pemahaman siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya meningkatkan kemampuan menggunakan tenses

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

DAFTAR ISI. A. Kajian Teori... 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2007: 40). Perencanaan SISKLUS I. Pengmatan. Perencanaan SIKLUS III.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIANP. Dalam penelitian ini dipilih dua kelompok siswa secara acak yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, masingmasing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dengan puskesmas campus dan berdampingan dengan Jl. Abri.

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (d) teknik analisis data, (e) prosedur penelitian. Berikut adalah penjelasan secara

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, mulai dari siswa Taman Kanak-kanak yang biasa disebut belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, bahan pembelajaran,instrumen penelitian, tahap pengumpulan data, prosedur pengolahan data, prosedur penelitian. A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan prosedur pengajaran di kelas. Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada pendapat Wardani, dkk (2002: 6) mengatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran dengan menerapkan pendekatan diskursus pada pembelajaran matematika di kelas, sedangkan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama penelitian berlangsung. Guru kelas juga berperan dalam memberikan saran untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam proses

34 pembelajaran. Selain melibatkan guru kelas, penelitian ini juga melibatkan pihak lain sebagai observer yaitu teman sejawat peneliti. Adapun langkah-langkah bentuk penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, diadaptasi dari desain penelitian tindakan kelas Lewin yang direvisi oleh Elliot (Wiriaatmadja, 2006: 64) yang dapat dilihat pada diagram 3. 1 berikut ini: Identifikasi Masalah S i k l u s 1 Memeriksa dilapangan Perencanaan: Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3 Refleksi Pelaksanaan Tindakan 1 Observasi/pengaruh S i k l u s 2 Revisi perencanaan Rencana Baru Tindakan 2 Tindakan 3 Refleksi Pelaksanaan Tindakan 2 Observasi S i k l u s 3 Revisi perencanaan Rencana Baru Tindakan 3 Refleksi Pelaksanaan Tindakan 3 Observasi Dan seterusnya Diagram 3. 1 Alur PTK

35 B. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIII C SMPN 29 Bandung pada semester II tahun ajaran 2007/2008. Alasan pemilihan SMPN 29 Bandung ini antara lain : 1. Mencoba melanjutkan model pembelajaran cooperative learning yang sudah dilakukan di beberapa kelas pada saat PLP sebelumnya. 2. Pemahaman konsep siswa masih rendah. 3. Adanya keluhan dari guru matematika di sekolah tersebut, yang menginginkan suatu metode pembelajaran baru dalam mengajarkan matematika sehingga siswa terpacu untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan diskursus. Selain itu dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru model dibantu oleh observer dalam pelaksanaan penilitian sebagai pengamat dari jalannya penelitian ini. C. Bahan Pembelajaran Bahan pembelajaran yang digunakan adalah: 1. Pedoman Rencana Pelaksanaan Pengajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan persiapan mengajar guru untuk setiap pertemuan. 2. Lembar Kerja Siswa dan Lembar Latihan Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Latihan Siswa (LLS) digunakan sebagai bahan ajar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Pada pelaksanaanya guru

36 memberikan pertanyaan untuk mengetahui cara siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga dapat pula diketahui kemampuan pemahaman konsepnya. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes, angket, jurnal, pedoman wawancara, dan lembar observsi. 1. Tes Menurut Suherman (2003) tes matematika adalah alat pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Dengan demikian tes dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi,dan untuk merefleksikan proses pembelajaran yang dilaksanakan guna perbaikan untuk siklus berikutnya. Tes sumatif yaitu tes yang diberikan setelah semua siklus dilaksanakan. Tes sumatif bertujuan untuk menganalisis ketercapaian dan ketuntasan belajar terutama dalam pemahaman konsep siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada semua siklus. Tes formatif dan tes sumatif yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu berupa tes uraian, sebab dengan soal bentuk uraian siswa diminta untuk menjawabnya secara

37 rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi (Suherman, 1990: 95). Data yang diperoleh dari tes formatif dan tes sumatif dianalisis dan diberi skor dengan menggunakan panduan tingkat pemahaman siswa menurut Abraham (Nurjanah, 2006: 32) yang dikelompokkan seperti pada table 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Kategori Pemahaman Konsep Siswa Menurut Abraham Tingkat Pemahaman Ciri Jawaban Siswa Nilai Paham Seluruhnya Paham Sebagian Miskonsepsi Sebagian Miskonsepsi Tidak Paham Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah. 4 Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep. Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya. Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari. Jawaban salah, tidak relevan/ jawaban kosong hanya mengulang pertanyaan dan jawaban kosong. 3 2 1 0 Penulis memodifikasi tingkat pemahaman konsep tersebut menjadi empat bagian, yaitu paham, paham sebagian, miskonsepsi sebagian, dan belum paham. Tabel 3.2 menunjukkan keempat tingkat pemahaman konsep beserta ciri-ciri jawaban yang dikemukakan siswa terhadap pertanyaan yang di berikan. Setiap skor yang diraih siswa mencerminkan kemampuan siswa dalam merespon persoalan yang diberikan. selain itu pula untuk mengetahui ada

38 tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari daya serap siswa dan daya serap klasikal pada setiap siklus. Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Tingkat Pemahaman Ciri Jawaban Siswa Nilai Paham Seluruhnya (P) Paham Sebagian (PS) Miskonsepsi Sebagian (MS) Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban sebagian besar benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah tetapi tidak konsep seluruh dan tidak mengandung suatu kesalahan konsep Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya 8 x 10 5 x < 8 2 x < 5 Belum Paham Jawaban salah, tidak relevan/ jawaban kosong hanya mengulang pertanyaan dan jawaban kosong. 0 x < 2 2. Non tes a. Skala sikap Pengertian sikap itu sendiri berkenaan dengan perasaan (kata hati) dan manifestasinya berupa perilaku yang bersifat positif (favorable) atau negative (unfavorable) terhadap obyek-obyek tertentu. Obyek-obyek tersebut bisa diri sendiri, orang lain, kegiatan, keadaan, lingkungan, dan sebagainya. Thrustone (Suherman, 2003: 187) mendefinisikan sikap sebagai derajat perasaan positif atau negatif terhadap suatu obyek yang bersifat psikologis. Sikap positif bisa diartikan sebagai menyukai, menyenangi, menunjang atau memihak terhadap obyek tadi. Sedangkan

39 sikap negatif bisa diartikan sebaliknya. Menurut Suherman untuk mengevaluasi sikap dapat dilakukan dengan skala sikap. Skala sikap juga berfungsi sebagai pengumpul data. Dalam penelitian ini, data tersebut berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat siswa terhadap penggunaan pendekatan Diskursus dalam pembelajaran matematika. Model skala sikap yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket skala Likert. Dalam skala Likert, responden diminta untuk membaca dengan seksama setiap pernyataan yang disajikan, kemudian diminta untuk menilai pernyataan-pernyataan itu. Skala sikap siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan diskursus. Pengisian skala sikap dilakasanakan setelah tes sumatif. b. Jurnal Harian Jurnal diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran. Jurnal berisi tentang kesan siswa setelah pembelajaran untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan dan minat siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada pembelajaran berikutnya. c. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan secara verbal kepada orang orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau hal-hal yang dianggap perlu. Wawancara dilakukan terhadap guru tetap dan siswa setelah semua siklus dilaksanakan

40 dengan tujuan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan diskursus. d. Pedoman Observasi Observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat dan mengukur aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan menggunakan bantuan observer dan lembar observasi dan bertujuan untuk melihat perkembangan proses belajar mengajar, kekurangan yang terjadi pada saat guru melakukan proses belajar mengajar di kelas dan kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran. E. Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas,situasi atau kejadian yang berkaitan dengan penelitian tindakan yang dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Secara garis besar, pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada saat sebagai berikut: 1. Orientasi pendahuluan hingga identifikasi awal permasalahan 2. Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran siklus I. 3. Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran siklus II 4. Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran siklus III 5. Observasi aktivitas siswa dan peneliti berdasarkan kategori pengamatan yang telah ditetapkan selama tindakan pembelajaran siklus I, II, III.

41 6. Evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I, II, III 7. Wawancara dengan siswa dan guru matematika yang mengajar kelas VIII C 8. Menganalisis tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif untuk setiap tindakan. 9. Menganalisis sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran konsep kubus dan balok dengan pendekatan diskursus yang diperoleh dari jurnal untuk setiap tindakan dan angket yang diberikan setelah seluruh siklus pembelajaran selesai dilaksanakan. F. Prosedur Pengolahan Data Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kategorisasi Data Data yang akan dianalisis dan direfleksi terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang aktivitas dan ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran diskursus terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Data yang diperoleh dari penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu, data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berkenaan dengan perkembangan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diukur melalui tes pemahaman konsep, sedangkan data kualitatif adalah data yang berkenaan dengan aktifitas keseharian siswa yang meliputi sikap dan motivasi siswa ketika pendekatan digunakan.

42 2. Validasi data Agar data yang diperoleh betul-betul valid, maka dilakukan teknik triangulasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan, antara lain: a. Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama. b. Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, dari peneliti,observer,guru dan siswa. c. Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk kelengkapannya. d. Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul. e. Mempertimbangkan pendapat ahli, guna pengecekan terakhir terhadap kesahihan data, termasuk mengadakan diskusi dengan observer. 3. Interpretasi Data Data yang diperoleh dari setiap siklus diolah sebagai berikut: a. Menganalisis data hasil tes Analisis yang akan dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa, diantaranya: Untuk mengetahui rata-rata, daya serap klasikal, dan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya akan di analisis dengan target tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah standar ketuntasan belajar mengajar. Indikator keberhasilan penelitian yang telah dilakukan adalah Daya Serap Klasikal (DSK). Menurut Depdikbud RI (Merdekawati, 2004: 31) suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya bila kelas tersebut telah mencapai 85% siswa yang daya serap 65%.

43 Untuk menghitung persentase di atas menggunakan rumus sebagai berikut: Jumlah Skor Total Subjek Persentase Tingkat Penguasaan = 100% Jumlah Skor Total Maksimum x ΣSiswa Yang Memperoleh Tingkat Penguasaan 65 % Persentase DSK= x100% Jumlah Siswa Untuk mengetahui persentase siswa yang termasuk kategori paham, paham sebagian, miskonsepsi dan belum paham akan digunakan rumus : P P = 100% N PS PS = 100% N MS MS = 100% N BP BP = 100% N Dengan N P = jumlah siswa = persentase siswa yang paham, Σ P = banyaknya siswa yang paham PS = persentase siswa yang paham sebagian, Σ PS = banyaknya siswa yang paham sebagian MS = persentase siswa yang miskonsepsi sebagian,

44 Σ MS = banyaknya siswa yang miskonsepsi sebagian. BP = persentase siswa yang Belum paham, Σ PS = banyaknya siswa yang Belum paham Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Akan dianalisis dengan membandingkan nilai tes formatif I dengan nilai tes formatif II, dan nilai tes formatif II akan dibandingkan dengan nilai tes formatif III. Nilai tes formatif yang diperoleh dari setiap siklus terlebih dahulu akan dikonversi kedalam T-score, menggunakan rumus: T i xi = 50 + 10( x ) s Keterangan: T i adalah T-score x i adalah nilai tes formatif x adalah rata rata nilai tes formatif kelompok s adalah simpangan baku Menurut Suharsimi (Anilah, 2003: 43) T-score ini lebih cermat dalam membedakan kemampuan siswa pada suatu tes. Salah satu fungsi dari T-score ini yaitu untuk membandingkan kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya pada tes yang berlainan. Dengan demikian melalui T-score, nilai tes formatif setiap siswa dalam siklus satu bisa dibandingkan dengan nilai tes formatif pada siklus berikutnya. T-score yang diperoleh dari siklus pertama akan dibandingkan dengan T-score pada siklus kedua, demikian juga T-

45 score yang diperoleh pada siklus kedua akan dibandingkan dengan T- score pada siklus ketiga, tujuannya untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya. Untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan pemahaman konsep dihitung menggunakan rumus: persentase meningkat= jumlahsiswa yang nilainyameningkat x100% jumlahseluruhsiswa Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep berdasarkan keseluruhan tindakan yang dilakukan, akan dianalisis dengan membandingkan rata-rata gabungan dari ketiga tes formatif dan tes sumatif, setelah dikonversi kedalam T-Score Setiap perhitungan persentase pada analisis tes, akan diinterpretasikan menggunakan kategori persentase berdasarkan pendapat Kuntjaraningrat (Saripah, 2004: 34) seperti pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Klarifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase Besar persentase Interpretasi 0% Tidak ada 1%-25% Sebagian kecil 26%-49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 50%-75% Sebagian besar 76%-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya

46 b. Menganalisis hasil observasi Lembar observasi terbagi kedalam dua bagian yaitu observasi aktivitas siswa dan aktivitas peneliti. Untuk lembar observasi persentase tiap butir aspek yang dilihat selama tiga siklus dihitung dan diinterpretasikan hasilnya. c. Menganalisis Jurnal harian Menganalisis jurnal kesan siswa dengan mengelompokkan kesan siswa ke dalam kelompok pendapat atau komentar positif, negatif, dan tidak berkomentar. Dengan demikian kita dapat mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan diskursus d. Menganalisis Skala sikap Derajat penilaian siswa terhadap suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi kedalam 4 kategori mulai dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk selanjutnya skala kualitatif tersebut ditransfer kedalam skala kuantitatif. Menurut (Suherman, 2003 : 190): Untuk pernyataan yang bersifat positif, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5. Untuk mengukur data angket digunakan rumus sebagai berikut: P = f N x100% Keterangan: P adalah persentase jawaban

47 F adalah frekuensi jawaban N adalah banyaknya responden Selain dianalisis dilakukan pada interpretasi dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan pendapat Kuntjaningrat seperti pada perhitungan analisis tes. e. Menganalisis hasil wawancara Menganalisis hasil wawancara dengan observer dan siswa. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengelompokkan berdasarkan kategori jawaban dari yang positif ke negatif. Dengan demikian kita dapat mengetahui pendapat observer mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan diskursus. G. Prosedur Penelitian Dalam prosedur penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu: 1. Studi pendahuluan hingga identifikasi awal permasalahan Melakukan wawancara kepada guru tetap dan observasi di lapangan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar maupun diskusi. Hal ini dilakukan pada saat peneliti mengikuti PLP (Program Latihan Profesi). 2. Persiapan Pra-tindakan a. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep matematik siswa dengan guru tetap.

48 b. Menyusun persiapan pembelajaran meliputi penentuan bahan ajar, penyusunan instrument penelitian, kemudian mendiskusikannya dengan dosen pembimbing. 3. Pelaksanaan Tindakan a. Langkah Pembelajaran 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan diskursus dalam 3 siklus. Tindakan pembelajaran siklus I: sub pokok bahasan yang dipelajari yaitu mengidentifikasi unsur-unsur kubus dan balok, dan jaring-jaring kubus dan balok. Tindakan pembelajaran siklus II: sub pokok bahasan yang dipelajari yaitu menghitung luas permukaan kubus dan balok. Tindakan pembelajaran siklus III: sub pokok bahasan yang dipelajari yaitu menghitung volume kubus dan balok. 2) Melakukan observasi disetiap siklus. Peneliti bertindak sebagai guru yang didampingi oleh tiga orang observer. Observer bertugas mengamati aktivitas-aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sesuai dengan pedoman observasi yang disediakan peneliti. 3) Menyebarkan jurnal setiap akhir pertemuan kegiatan belajar mengajar. 4) Melakukan tes formatif setelah pembelajaran setiap akhir siklus. 5) Jika pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus selesai dilaksanakan, penulis menganalisis dan merefleksi hasil tindakan pada setiap siklus sebagai bahan pertimbangan pada siklus berikutnya.

49 6) Melakukan tes sumatif setelah semua siklus dilaksanakan. 7) Menyebarkan angket setelah dilakukan tes sumatif. 8) Mewawancarai siswa tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan diskursus setelah semua siklus dilaksanakan. b. Mengolah dan Menganalisis Data yang Diperoleh dengan Cara: 1) Mengolah dan menganalisis nilai tes siswa 2) Mengolah dan menganalisis tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar siswa 3) Mengolah dan menganalisis hasil observasi 4) Mengolah dan menganalisis hasil jurnal 5) Mengolah dan menganalisis hasil skala sikap siswa 6) Mengolah dan menganalisis hasil wawancara 4. Evaluasi Tindakan Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan mulai dari siswa sebelum diberi perlakuan sampai siswa setelah diberi perlakukan.