Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin NurF

dokumen-dokumen yang mirip
Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

Laporan kasus. Dua hari berikutnya os batuk,dahak tidak banyak berwarna kekuningan dan suara parau

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan


KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN PNC. kelami

Diagnosis dan tata laksana difteri

BAB III RESUME KEPERAWATAN

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB III ANALISA KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

BAB II TINJUAN PUSTAKA

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

Universitas Sumatera Utara

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Gambar. Klasifikasi ukuran tonsil

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

Pusat Hiperked dan KK

Transkripsi:

Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin NurF Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina Siti Chalimah Veggy Septian Ellitha Vindy Dinda Larasati

Difteria adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Biasanya penyakit ini menular, umunya menyerang anak-anak atau bayi, penularannya melalui udara dan terjadi pada sistem pernapasan atas.

Agen yang menyebabkan difteria adalah Corynebacterium diphteriae merupakan basil aerob yang tidak berkapsul, tidak membentuk spora, kebanyakan tidak bergerak, pleomorfik, gram negatif.

* * kuman berkembang biak pada saluran nafas atas, dan juga terdapat pada vulva, kulit, mata walaupun jarang terjadi * kuman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin. Pseudomemberan timbul lokal dan menjalar dari faring, laring, dan saluran nafas atas, kelenjar getah bening akan tampak membengkak dan mengandung toksin. *Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul mralisis otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf.

Corynebacterium diptheriae Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau barang-barang yang terkontaminasi Masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan atau pernapasan Aliran sistemik Masa inkubasi 2-5 hari Mengeluarkan toksin (eksotoksin) Nasal Tonsil/Laring Faring peradangan Tenggorokan sakit, demam, demam,suara sesak, mukosa hidung (flu, anorexkia,lemah,membran batuk, obstruksi saluran sekret,hidung serosa) putih atau abu-abu, limfadenitis napas, sesak napas, (bull s neck) sianosis. Toxemia,syok septik

1. Menurut lokasi anatomi pseudomembran bervariasi 2. Hidung : mirip dengan common cold, pelepasan serosan guenious mukopurulen hidung tanpa sifat dasar gejala gejala mungkin langsung epistaksis. 3. Tonsilar/faringeal : lesu, tidak nafsu makan, sakit tenggorokan, demam dengan derajat rendah, nadi meningkat di atas suhu yang diperkirakan dalam 24 jam, di ikuti membran putih atau abu abu, peradangan, mungkin berat (bull s neck) dalam kasus yang berat, keracunan zat kimia, penurunan tekanan darah, dan kematian 6-10 hari. 4. Laringeal : demam, serak, batuk, mungkin obstruksi jalan nafas, ketakutan, retraksi, sesak nafas, membran mukosa kebiruan. 5. Infeksi di tempat lain : telinga (otitis eksternal), mata ( konjuntivitis purulenta, dan ulseratif), dan saluran genital ( vulvovaginitis pululenta, dan ulseratif).

* 1. Penatalaksanaan Medis - Antitoksin - Antibiotik (penisilin atau eritromisin) - Trakheostomi - Imunisasi - Pengobatan terhadap kontak infeksi dan cairan 2. Penatalaksanaan Keperawatan - Penempatan diruang isolasi - Observasi TTV - Bedrest total untuk mencegah miokarditis

1. Infeksi tumpangan oleh kuman lain infeksi tumpangan pada anak dengan difteria seringkali mempengaruhi gejala klinisnya sehingga menimbulkan permasalahan diagnosis maupun pengobatan. Infeksi dapat disebebkan oleh kuman Streptokokus dan Stafilokokus cirinya panas tinggi. Namun setelah antibiotik digunakan infeksi kuman Streptokokus dan Stafilokokus jarang terjadi. 2. Obstruksi jalan nafas obtruksi ini dapat terjadi akibat tertutupnya jalan nafas oleh membran difteria atau oleh karena edema pada tonsil, faring, daerah submandibular dan servikal.

* 3. Sistemik miokarditis miokarditis adalah komplikasi jantung. makin luas lesi lokal dan makin terlambat pemberian antitoksin, makin sering terjadi miokarditis.miokarditis terjadi pada minggu pertama minggu ke-6. Neuritis peradangan pada salah satu saraf. Nefritis kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman streptoccocus.

*

1. WAWANCARA 2. PEMERIKSAAN FISIK 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG *

* A. Identitas klien : Biasanya menyerang pada individu yang berusia kurang dari 15 th (yang tidak dapat imunisasi lengkap ) B. Keluhan utama Batuk, demam C. Riwayat Penyakit Sekarang seperti: Demam, Sakit Kepala, Batuk, lesu/ lemah, sianosis, sesak nafas, dan pilek. Difteria Nasal: Sakit jantung serosa inguinosa, epistaksis, ada membrane putih pada septum nadi Difteria Tonsil dan Faring: Panas tidak tinggi, nyeri telan ringan, mual, muntah, nafas berbau, Bullneck. Difteria Laring dan Trachea: Sesak nafas hebat, stridor inspirator, terdapat retraksi otot supra sternal dan epigastrium, laring tampak kemerahan, sembab, banyak secret, permukaan tertutup oleh pseudomembran.

D. Riwayat penyakit keluarga Dimungkinkan ada keluarga/ lingkungan yang menderita penyakit Difteria E. Riwayat Imunisasi Imunisasi DPT 1, 2, 3 pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan yang kurang memadai F. ADL (Activity Daily Living) 1) Nutrisi: kesulitan menelan, anoreksia, sakit tenggorokan 2) Eliminasi: terjadi konstipasi G. Istirahat tidur: sukar tidur *

Pemeriksaan umum * *Kesadaran : compos mentis sampai dengan coma *TD: turun *RR: cepat dan dangkal *Nadi: cepat *Suhu : peningkatan suhu tubuh Pemeriksaan IPPA(Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) *Wajah: sianosis *Hidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur darah, ada membran putih pada septum nasi *Mulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil dan faring *Leher: pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh pseudomembran

1. Bakteriologik. Preparat apusan kuman difteri dari bahan apusan mukosa hidung dan tenggorok (nasofaringeal swab) 2. Darah rutin : Hb, leukosit, hitung jenis, eritrosit, albumin 3. Urin lengkap : aspek, protein dan sedimen 4. Enzim CPK(Creatine Phospo Kinase : Enzim yang ditemukan diberbagai sel terutama sel otot) segera saat masuk RS 5. Ureum dan kreatinin (bila dicurigai ada komplikasi ginjal) 6. EKG secara berkala untuk mendeteksi toksin basil menyerang sel otot jantung dilakukan sejak hari 1 perawatan lalu minimal 1x seminggu, kecuali bila ada indikasi biasa dilakukan 2-3x seminggu. 7. Tes schick: ialah pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang telah mengandung antitoksin. *

1. Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen. 2. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas. 3. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang menurun, penigkatan metabolisme. 4. Perubahan nutisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. *

Diagnosa : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pola napas pasien kembali normal. Kriteria Hasil : - Suara nafas bersih, tidak ada sianosis, dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan baik). - Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal). - Tanda- tanda vital dalam rentang normal. Intervensi : 1. Monitor TTV dan RR. Rasional: Peningkatan RR dan takikardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru *

* 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suaran nafas tambahan. Rasional : Auskultasi dapat menetukan kelainan suara napas pada bagian paru. Kemungkinan akibat dari berkurangnya atau tidak berfungsinya lobus, segmen, dan salah satu dari paru. Pada daerah kolaps paru suara pernapasan tidak terdengar tetapi bila hanya sebagian yang kolaps suara pernapasan tidak terdengar dengan jelas. Hal tersebut dapat menentukan fungsi paru yang baik dan ada tidaknya atelektasis paru. 3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. Rasional: Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal 4. Ajarkan pasien nafas dalam dan batuk efektif Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau napas dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif. 5. Kolaborasi untuk tindakan dekompresi dengan pemasangan WSD. Rasional: Dengan WSD memungkinkan udara keluar dari rongga pleura dan mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negative pada intrapleura

Diagnosa : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi Kriteria Hasil : *Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi *Nafsu makan pasien meningkat *

Intervensi : 1. Kaji intake nutrisi pasien Rasional : Menentukan tindakan selanjutnya 2. Kaji pola makan pasien Rasional :Untuk mengetahui kebiasaan pasien dan mengetahui makanan yang tidak disukai dan disukai pasien 3. Lakukan perawatan mulut sebelum pasien makan. Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan pasien 4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering Rasional: Untuk meningkatkan intake nutrisi pasien 5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan Rasional: Agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi *