BAB IV METODOLOGI. disabilitas dan kualitas hidup pada lansia. Puskemas Pancoran Mas, Kota Depok. Jumlah sample minimal menggunakan rumus:

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB 4 METODE PENELITIAN. secara deskriptif untuk melihat gambaran distribusi frekuensi.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pemeriksaan Ante

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Moutong

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan analitik dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989:

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif karena peneliti ingin mencari hubungan. faktor usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan sumber

Rumus Pearson Product Moment.(19)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

Transkripsi:

BAB IV METODOLOGI 4.1. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah metode epidemiologi deskriptif crosssectional untuk mengetahui gambaran faktor perilaku berisiko (merokok dan tidak aktif), faktor risiko penyakit kronis (hipertensi, DM dan gangguan sendi), faktor risiko lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi disabilitas dan kualitas hidup pada lansia. 4.. Waktu dan lokasi Penelitian Waktu penelitian bulan November 008 pada Posbindu terpilih di Puskemas Pancoran Mas, Kota Depok. 4.3. Populasi dan sampel Yang termasuk dalam populasi adalah semua lansia kelompok umur di atas 60 tahun yang terdaftar pada Posbindu Puskemas Pancoran Mas, Kota Depok. Sampel minimal dihitung dengan besar sample estimasi proporsi. Jumlah sample minimal menggunakan rumus: n = Z 1-α/ P(1-P) Keterangan: d n = besar sampel minimal Z = Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% adalah 1,96 Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 4

P = Proporsi variabel d = nilai presisi mutlak 10 % (Ariawan, 1998) Berdasarkan formula di atas didapat besar sampel minimal dengan P (proporsi) pada kelompok lanjut usia. Variabel aktivitas/or sebesar 87 responden (P=65,8%, susenas 004), sedangkan merokok sebesar 97 responden (P=49,7%, susenas 004). Variabel hipertensi sebesar 94 responden (P=4%, Setiawan, 006). Variabel Diabetes Melitus sebesar 43 responden (P=1,8%). Variabel gangguan sendi sebesar 40 responden (P=11,7%, SKRT, 001). Variabel lingkungan fisik dan sosial masingmasing sebesar 97 responden (P=50%,). Variabel Disabilitas sebesar 95 responden (P= 43,4%, SKRT 001) dan variabel kualitas hidup sebesar 97 responden (P=50%)..Besar sampel minimal terbanyak adalah 97 responden ditambah 10% untuk responden yang tidak menjawab, maka besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 responden Metode samplingnya adalah purposive Wawancara dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posbindu. Setiap lansia berusia 60 tahun di wawancara dan diukur tekanan darahnya. 4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Sumber data Sumber data adalah responden terpilih dan dapat dibantu oleh informan dan laporan posbindu untuk status penyakit DM. wawancara Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 43

terstruktur dengan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku berisiko (merokok dan tidak aktif), penyakit kronis (hipertensi, DM dan gangguan sendi) dan lingkungan (fisik dan sosial). Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa sendiri dan dibantu kader yang sebelumnya mendapatkan pengarahan dalam mewawancara dan mengisi kuesioner. 4.4.. Cara pengukuran dan alat ukur: Variabel-variabel yang diteliti di ukur menggunkaan alat ukur yang sesuai dengan jenis variable yaitu: 4.4..1. Variabel perilaku berisiko Cara mengukur variable ini adalah dengan wawancara terhadap responden. Alat ukurnya menggunakan kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan mengenai perilaku merokok dan keaktif/olahraga. Acuan untuk pertanyaan di kuesioner diambil dari Susenas 004-substansi kesehatan. 4.4... Variabel penyakit kronis Variabel penyakit kronis terdiri dari hipertensi, DM dan gangguan sendi. Untuk hipertensi dilakukan pengukuran fisik menggunakan sphygmomanometer Hg/aneroid tergantung yang terdapat di Posbindu satu kali oleh kader yang terlatih. Pengukuran tensi itu merupakan salah satu kegiatan Posbindu di meja 3. DM menggunakan laporan posbindu yang mengadakan pemeriksaan DM dan dilaporkan apakah responden mengalami DM atau tidak. Gangguan sendi menggunakan kuesioner dengan acuan susenas 006- Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 44

substansi kesehatan dan dilaporkan apakah responden mengalami gangguan sendi atau tidak. 4.4..3. Variabel lingkungan Variabel lingkungan diukur dengan wawancara terhadap responden. Alat ukurnya adalah kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan mengenai lingkungan fisik dan lingkungan social. Acuan untuk pertanyaan kuesioner diambil dari WHO,, Active ageing-policy Framework, 00.Variabel lingkungan fisik dinilai dengan nilai mutlak 1. Jika nilai kurang dari nilai 1, maka dikategorikan tidak mendukung dan jika nilai sama dengan 1 dikategorikan mendukung. Variabel lingkungan sosial dinilai dengan nilai mutlak 10, jika kurang dari nilai 10 maka dikategorikan tidak mendukung dan jika nilai sama dengan 10 maka dikategorikan mendukung 4.4..4. Variabel disabilitas Variabel disabilitas di ukur dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan mengenai ADL (Activity Daily of Living) dan IADL (Instrumental Activity of Daily Living), instrument yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat disabilitas (Katz et al 1963). Untuk ADL nilai yang dipakai 0 (mandiri), 1-19 (ketergantungan ringan), 9-11 (ketergantungan sedang), 5-8 (ketergantungan berat) dan 0-4 (ketergantungan total). IADL menggunakan nilai 9-16 (mandiri/tidak perlu bantuan), 1-8 (perlu bantuan) dan 0 (tidak dapat melakukan apa-apa).(handajani, 006). Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 45

4.4..5. Variabel kualitas hidup Variabel kualitas hidup di ukur wawancara dengan kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan mengenai 4 domain yaitu kesehatan fisik, kesehatan psiologis, relasi sosial dan lingkungan. Skoring untuk kualitas hidup dibagi menjadi 3 yaitu 1 (kualitas buruk) nilai kurang dari nilai median, (kualitas cukup) nilai sama dengan median, 3 (kualitas baik) nilai lebih dari nilai median. Untuk variabel ini menggunakan WHOQOL-BREF ( WHO Quality of Life-BREF) yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehari-hari. 4.4.3. Uji Reliabilitas alat ukur kuesioner Uji reliabilitas akan dilaksanakan pada posbindu terpilih di Puskesmas Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Jumlah responden yang dibutuhkan 30 lansia berusia lebih dari 60 tahun. Jumlah tersebut dapat diperkirakan distribusi nilai akan lebih mendekati kurve normal. Asumsi kurve normal ini sangat diperlukan di dalam perhitungan statistik. Untuk menilai realibilitas (test-retest) menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment (r) antara hasil wawancara pertama dan kedua dengan kesalahan yang dapat diterima 5% dan df (degree of freedom) 4 didapat nilai kritis r = 0,338. nilai r yang berada di atas nilai tersebut dinyatakan reliable sedangkan nilai r yang berada di bawah nilai tersebut dinyatakan tidak reliable (Ancok, 1989). Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 46

Tabel 4.1. Hasil Uji Korelasi Kuesioner Pertanyaan Nilai r Merokok 1 Aktivitas: OR 1 Jalan 0,9 Lari 0,9 Beban 0,6 Gangguan sendi: Gangguan Sendi 1 0,67 Gangguan Sendi 0,77 Gangguan Sendi 3 1 Gangguan Sendi 4 1 Lingkungan Fisik: Penerangan 1 Lantai 1 Kamar mandi 1 Tempat tidur 1 Air Bersih 0,3 Bahan Bakar 1 Lingkungan Sosial: Dukungan Sosial 0,9 Arisan 0,9 Kerja Bhakti 0,89 Kekerasan 1 Bagi makanan 1 Tinggal 0,9 Waktu Luang 1 Disabilitas ADL 0,6 IADL 0,76 Kualitas Hidup Domain 1 0,77 Domain 0,1 Domain 3 0,86 Domain 4 0,91 Pada penelitian ini terdapat 6 responden yang diwawancarai sebanyak kali dengan rentang waktu minggu. Analisis menggunakan uji korelasi Pearson moment Product, dengan kesalahan yang dapat diterima 5% dan degree of freedom (N-) 4 di dapat nilai kritis r = 0,338. Berdasarkan tabel di atas di dapat hampir semua pertanyaan bernilai r lebih dari nilai r kritis, kecuali air bersih (r = 0,3) dan Domain (r =0,1). Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 47

4.5. Manajemen Data 4.5.1. Coding, Editing Memberi kode jawaban terhadap variabel-variabel yang diperolah sebelum pengolahan selanjutnya. Pengkodean data berdasarkan pada kuisioner yang telah diisi, dilakukan segera setelah wawancara selesai dalam satu hari. Jawaban diperiksa jika ada yang kurang atau salah maka menghubungi kembali responden yang sama untuk mendapatkan informasi. 4.5.. Structure Membuat template dalam Epi Data sesuai dengan variable yang ada di kuesioner. Template ini berfungsi untuk memudahkan proses entry data untuk mengurangi kesalahan memasukan angka-angka, sehingga kesalahan dalam entry data sekecil mungkin. 4.5.3. Entry Memasukan data-data yang telah diperoleh ke dalam komputer dengan program Epi Data dilakukan setelah wawancara selesai dalam satu hari itu. 4.5.4. Cleaning Pembersihan data dilakukan untuk melihat kesalahan yang masih terjadi dan memeriksa data pencilan yang mungkin ada. Setiap ditemukan keanehan data, perlu dilakukan pengecekan ulang ke kuesionernya, jika diperlukan dapat dilakukan wawancara kembali kepada responden yang sama. Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 48

4.6. Analisa Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor perilaku, penyakit kronis dan lingkungan terhadap disabilitas serta distribusi disabilitas terhadap berbagai tingkat kualitas hidup. Data-data akan di analisis secara tahap menggunakan program SPSS 13 yaitu: 1) Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi perilaku, penyakit kronis, lingkungan, disabilitas dan kualitas hidup. Hasil akan disajkan dengan table distribusi frekuensi dan narasi. ) Analisis bivariat deskriptif untuk mengetahui gambaran distribusi perilaku, penyakit kronis dan lingkungan terhadap disabilitas menggunakan distribusi frekuensi dan disabilitas terhadap berbagai tingkat kualitas hidup, disertai hasil Chi-Square. Ukuran frekuensi yang digunakan adalah prevalen. Pembuktian dengan uji Chi-square menggunakan formula (Hastono, 007): X ( O E) = E df ( k 1)( 1) = n Keterangan: O = nilai observasi E = nilai Ekspektasi (harapan) k = jumlah kolom b = jumlah baris Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 49

Untuk mempermudah analisis Chi-square, nilai data kedua variable disajikan dalam bentuk tabel silang seperi berikut: Exposure Status Penyakit Ada Tidak ada Total Ada a b a+b Tidak Ada c d c+d a+c b+d Aturan yang berlaku pada Chi-Square yaitu: (1) Bila pada tabel x dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah Fisher s Exact Test, () Bila tabel x, dan tidak ada nilai E,5, maka uji yang dipakai sebaiknya Continuity Correction(a), (3) Bila tabelnya lebih dari x, misalnya 3x, 3x3, maka digunakan uji Pearson Chi Square Uji kuesioner menggunakan korelasi Pearson Product Moment: r = V ( XY ) ( X Y ) ( X ) N Y [ N X ][ ( Y ) ] N Bila r hitung lebih besar dari r tabel berarti reliable, sedangkan jika nilai r tabel lebih kecil dari r tabel berarti tidak reliable. (Hastono, 007). Studi Deskriptif Penyakit..., Laras Haryono, FKM UI, 008 50