PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN REC (READING, EXERCISE, AND CLARIFICATION) UNTUK PEMBELAJARAN IPA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG UNTUK JENJANG SMP

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

E-journal Prodi Edisi 1

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

Kata kunci : Model Pembelajaran RDC, Sintak, Keterampilan Guru. Keywords: RDC Learning Models, Syntax, Teacher s skill

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

PRAKTIKALITAS LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) STRUKTUR ALJABAR DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN REQUEST (RESUME, QUESTION, INVESTIGATION, SOLUTION AND PRESENTATION) DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BRPIKIR MATEMATIS RIGOROUS (RMT) PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII D SMP NUSANTARA KRIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT INTERAKTIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN LISTRIK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI IS SMAN 3 LENGAYANG

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DENGAN GAME PUZZLE PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP N 2 LEMBAH MELINTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

ABSTRACT. Khairul Umam 1), Azrita 2), Gufron 3) Dosen Program Studi PBIO FKIP Universitas Bung Hatta Padang.

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) IPA Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Listrik Dinamis Kelas IX SMP

PENGEMBANGAN WORKBOOK

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

Transkripsi:

PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN REC (READING, EXERCISE, AND CLARIFICATION) UNTUK PEMBELAJARAN IPA SMP Rachmawati 1), Indrawati 2), Sutarto 2) 1) SMP Negeri 2 Muncar Jl. Diponegoro No. 25 Tambakrejo Muncar Kabupaten Banyuwangi e-mail: rachma0606@gmail.com 2) Program Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Jember Jl. Kalimantan No. 37 Jember 68121 Abstract: Efforts to increase the active learning that is centered on students in science learning process can be done through learning that emphasize reading skills, training, and clarification. The purpose of this study was to produce a prototype model of learning that can facilitate the role of teachers and students to achieve the purpose of active learning. REC prototype model of learning (reading, exercise, and clarification) for junior high school science teaching is designed to produce a model based learning students. This study design is a 4-D which consists of four main stages, namely; 1) Define (definition), 2) Design (Design), 3) Develop (Development) and 4) Disseminate (Deployment). The result of this research is a learning model prototype REC (reading, exercise, and clarification) for junior high school science teaching consists of sintakmatik, social system, the principle of reaction, support systems, instructional impact and impact accompanist. Keywords: prototipe, model REC, science. PENDAHULUAN Pembelajaran dikatakan efektif jika proses pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan sebuah proses dimana siswa secara aktif membangun pemahaman terhadap fakta, ide, dan ketrampilan melalui aktivitas dan melaksanakan tugas (Bell dan Kahrhoff, 2006). Siswa aktif ditandai dengan aktivitas bertanya, melaksanakan berbagai aktivitas seperti membaca, berdiskusi, menulis; melatih berbagai keterampilan, mengekplorasi sikap dan nilai-nilai; dan mengembangkan kecakapan berpikir tingkat tinggi melalui latihan analisis, sintesis, evaluasi, dan mencipta (Felder dan Brent, 2009; Bonwell, 2013). Pembelajaran aktif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar IPA diperlukan berbagai aktivitas pembelajaran yang berbasis siswa. Upaya untuk meningkatkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dalam proses pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan ketrampilan membaca, latihan, dan klarifikasi. Dalam belajar IPA membaca itu penting, karena IPA tidak terlepas dari metode ilmiah dalam melakukan pengamatan. Perlu kegiatan membaca dalam setiap langkah-langkah metode ilmiah. Pada saat menemukan dan merumuskan masalah, mengumpulkan keterangan/data, memecahkan masalah, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, menarik kesimpulan diperlukan kegiatan membaca (Rachmawati, 2015). Thorndike (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 45) mengemukan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum law of exercise yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Diperlukan kegiatan latihan dalam belajar IPA, pada saat memecahkan masalah, menguji hipotesis diperlukan kegiatan latihan. Kegiatan klarifikasi diperlukan pada saat menarik kesimpulan. Klarifikasi di sini bisa terdiri dari 51

52 Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Sains, Vol. 1 No. 1 September 2016, hal. 51-58 diskusi, konfirmasi, dan pemantapan. Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya menekankan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan prototipe model pembelajaran yang dapat menfasilitasi peran guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran aktif. Dengan demikian penelitian ini diberi judul Prototipe Model Pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk Pembelajaran IPA SMP. Prototipe model pembelajaran REC (reading, exercise, and clarification) untuk pembelajaran IPA SMP dirancang untuk menghasilkan model pembelajaran yang berbasis siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya menekankan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Dengan prototipe model pembelajaran REC (reading, exercise, and clarification) untuk pembelajaran IPA SMP diharapkan pembelajaran IPA di SMP bisa efektif. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2015: 407) adalah proses meneliti dan mengembangkan kebutuhan pembelajaran dan kemudian mengembangkan produk pendidikan untuk dapat digunakan di sekolah. Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini adalah prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP. Penelitian pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan 4-D. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama, yaitu; 1) define (pendefinisian), 2) design (perancangan), 3) develop (pengembangan) dan 4) disseminate (penyebaran) (Thiagarajan et al.,1974: 6-9). Pada tahap define (pendefinisian) ditetapkan dan didefinisikan syarat-syarat pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil studi lapangan peneliti mengkaji bahwa masih banyak guru yang belum mengerti model pembelajaran meskipun sering mengajar dengan menggunakan berbagai metode, pembelajaran belum berpusat pada siswa. Peneliti melakukan diagnosis awal tentang minat membaca siswa, kemampuan membuat pertanyaan serta menjawab pertanyaan, kemampuan berdiskusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Tahap ini dilakukan peneliti dengan menyebarkan angket ke beberapa guru mata pelajaran IPA, untuk mengetahui model-model pembelajaran yang pernah digunakan oleh guru untuk pembelajaran IPA, serta untuk memperoleh gambaran apakah guru IPA pernah mengarahkan siswanya untuk membaca, membuat pertanyaan, melakukan diskusi, dan mengkonfirmasi dalam proses pembelajaran. Tahap ini dilakukan peneliti adalah untuk mendapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah yang memudahkan dalam penentuan model pembelajaran yang akan dikembangkan. Tahap design (perancangan) dilakukan perancangan prototipe model pembelajaran. Spesifikasi prototipe model REC yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tahap develop (pengembangan) dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas prototipe model REC yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi model REC. Lembar validasi ini digunakan validator untuk memperoleh masukan berupa kritik, saran, dan tanggapan terhadap prototipe model REC yang dikembangkan. Aspek yang dimunculkan dalam instrumen validasi meliputi teori pendukung, struktur model dan hasil belajar yang diinginkan. Lembar validasi diberikan kepada validator, validator memberikan penilaian terhadap model yang dikembangkan dengan memberikan tanda ( ) pada baris dan kolom yang sesuai dengan kriteria; (1) tidak baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik, kemudian hasil penilaian dirata-rata untuk mengetahui tingkat kevalidan prototipe model REC yang dikembangkan dengan menyesuaikan

Rachmawati, Indrawati & Sutarto; Prototipe Model Pembelajaran REC 53 dengan kriteria validitas prototipe model pembelajaran REC. Validator menuliskan butirbutir revisi jika terdapat kekurangan pada bagian saran atau menuliskan secara langsung saran dan kritik tentang model REC yang dikembangkan. Tahap Kegiatan Pembelajaran Reading Exercise Clarification Tabel 1. Spesifikasi Prototipe Model Pembelajaran REC. Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Media Tujuan siswa untuk membaca materi, membuat pertanyaan, dan menjawab pertanyaan sebelum kegiatan pembelajaran siswa untuk membentuk kelompok Guru memberikan latihan pada siswa Mengamati jalannya kerja kelompok siswa untuk berdiskusi siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas siswa untuk membuat kesimpulan Siswa membaca materi dilakukan secara mandiri Siswa membuat pertanyaan dilakukan secara mandiri Siswa membuat jawaban dilakukan secara mandiri Siswa mengerjakan latihan bersama anggota kelompok Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Siswa membuat kesimpulan mengenai materi hari ini Buku paket/ buku yang digunakan oleh masing-masing sekolah LKS, alat laboratorium, lingkungan sekitar Spidol dan papan tulis Membelajarkan siswa agar terbiasa melakukan kegiatan membaca sehingga siswa akan memiliki gambaran awal mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari dan siswa lebih siap dengan materi yang akan disampaikan. Melatih siswa agar terbiasa mempunyai pengetahuan awal terkait suatu konsep materi yang akan dibahas. Melatih siswa belajar kelompok sehingga mampu meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih tinggi. Pada fase ini siswa dipacu dengan latihan untuk membuktikan. Melatih siswa untuk berani berpendapat dan mengemukakan pendapatnya. Membantu siswa dalam mengembangkan dan menggunakan kebiasaan berfikir secara ilmiah. Mengkonfirmasi konsepkonsep yang telah dipelajari. Data yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli terhadap prototipe model pembelajaran REC dianalisa dengan menggunakan kriteria sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Validitas Pengembangan Model Pembelajaran REC. Skor Kategori Validitas Keterangan 59-72 Sangat Valid Sangat baik untuk digunakan 46 58,5 Valid Boleh digunakan dengan revisi kecil 32-45 Cukup Valid Boleh digunakan dengan revisi besar 18 31,5 Tidak Valid Tidak boleh digunakan (modifikasi dari Akbar, 2013: 78)

54 Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Sains, Vol. 1 No. 1 September 2016, hal. 51-58 Jika dari hasil validasi belum memenuhi kriteria valid maka dilakukan revisi terhadap prototipe model yang dikembangkan. Tahap disseminate (penyebaran) dilakukan pencetakan buku panduan penerapan model pembelajaran yang telah dikembangkan. Setelah buku dicetak, buku tersebut disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka, dalam penelitian ini buku dikirim ke MGMP. HASIL DAN PEMBAHASAN Validitas prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP diperoleh dari data hasil validasi oleh dua validator. Hasil penilaian kevalidan prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Hasil Penilaian Prototipe Model Pembelajaran REC. No Komponen Penilaian Hasil Penilaian Validator 1 Validator 2 Rata-rata 1. Teori Pendukung 3 3 3 2. Struktur Model 26 26 26 3. Hasil Belajar yang Diinginkan 28 29 28,5 Nilai Keseluruhan 57 58 57,5 Kriteria Valid Valid Valid Data hasil penilaian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angket penilaian, sedangkan data kualitatif meliputi tanggapan, saran, kritik, dan kesimpulan secara umum terhadap prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP dari validator. Data kuantitatif dianalisis dengan perhitungan nilai dari angket yang kemudian diperoleh tingkat kategori kevalidan prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP. Selama proses validasi, dilakukan beberapa revisi terhadap komponen model pembelajaran sesuai dengan saran dan kritik validator. Proses validasi dilakukan karena masih ada kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki pada bagian model pembelajaran yang dikembangkan guna memperoleh suatu model pembelajaran dengan kategori valid. Pada proses validasi ahli, diperoleh data bahwa validator menyarankan untuk melengkapi prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP dengan tujuan pengembangan model dan menuliskan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran yang dikembangkan, serta mengubah sintakmatik pada fase reading dari kegiatan yang dilakukan secara kelompok menjadi kegiatan yang dilakukan secara mandiri dan sistem sosial diubah dari pembagian kelompok berdasarkan nomer urut presensi menjadi kelompok dengan pembagian siswa dari berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Berikut adalah tujuan pengembangan model, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran REC. Tujuan pengembangan model pembelajaran REC adalah: 1. Membelajarkan siswa agar terbiasa melakukan kegiatan membaca sehingga siswa akan memiliki gambaran awal mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari dan siswa lebih siap dengan materi yang akan disampaikan. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang (Budiningsih, 2005: 51).

Rachmawati, Indrawati & Sutarto; Prototipe Model Pembelajaran REC 55 2. Melatih siswa agar terbiasa mempunyai pengetahuan awal terkait suatu konsep materi yang akan dibahas. Proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasi pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru, proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami (Budiningsih, 2005: 51). 3. Melatih siswa untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Orientasi siswa pada materi yang akan dipelajari membantu kesiapan siswa memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan pemahaman (Ausubel, et al., 1978; Schunk 2012). 4. Melatih siswa belajar kelompok sehingga mampu meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih tinggi. Rickey & Stacey (2000) mengemukakan bahwa melalui setting kelompok kecil, siswa mengetahui tentang pengetahuan mereka sendiri, kognisi dan metakognisi dapat diberdayakan. 5. Melatih siswa untuk berani berpendapat dan mengemukakan pendapatnya. Interaksi sosial tatap muka antar siswa membantu siswa untuk sharing pandangan atau ide alternatif, melihat gagasan-gagasan dengan cara yang berbeda (Jacobsen, et al., 2009: 231). 6. Membantu siswa dalam mengembangkan dan menggunakan kebiasaan berpikir secara ilmiah. Vygotsky juga mengatakan bahwa pengetahuan bermakna dapat dikonstruksi melalui demonstrasi dan percobaan, dialog, dan pengalaman (Driver dkk, 1994). Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran REC sebagai berikut: 1. Model pembelajaran REC memiliki kelebihan untuk meningkatkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Dengan model pembelajaran REC maka siswa akan terbiasa untuk membaca materi pelajaran terlebih dahulu sebelum materi tersebut disampaikan, sehingga siswa lebih siap untuk menerima materi pelajaran. Selain itu dengan model pembelajaran REC siswa akan terbiasa untuk berdiskusi, presentasi dan membuat kesimpulan, sehingga siswa terbiasa untuk belajar kelompok dan berpendapat. Melalui belajar kelompok ini diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih tinggi. Menurut kerucut pengalaman Wyat dan Looper (dalam Akbar, 2013: 114) menyatakan bahwa jika pengalaman belajar siswa hanya membaca dan mendengarkan maka kebermaknaan belajarnya adalah rendah, akan tetapi pada model REC pengalaman belajar siswa tidak hanya membaca akan tetapi ditunjang dengan berbagai pengalaman belajar latihan, diskusi, presentasi dan membuat kesimpulan, di mana kegiatan belajar ini mempunyai kebermaknaan pembelajaran yang tinggi. 2. Kelemahan dari model pembelajaran REC adalah tersedia buku paket/media yang sesuai dengan jumlah siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran, sehinggga siswa tidak perlu bergantian untuk saling meminjam bahan bacaan. Perlu pembagian alokasi waktu yang tepat agar materi bisa tersampaikan secara maksimal. Berdasarkan hasil validasi ahli, diperoleh kesimpulan bahwa prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP dapat digunakan dengan revisi kecil. Penilaian tingkat kevalidan model pembelajaran REC berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari Validator 1 dan Validator 2 menyatakan bahwa hasil penilaian rata-rata kevalidan dari validator adalah 57,5, sehingga dinyatakan valid digunakan sebagai model pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran saat uji pengembangan di kelas. Kevalidan model pembelajaran REC ditunjukkan dengan karakteristik model pembelajaran. Menurut Rusman (2013: 136) model pembelajaran memiliki ciri antara lain: memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (sintak); (2) adanya prinsip reaksi;

56 Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Sains, Vol. 1 No. 1 September 2016, hal. 51-58 (3) sistem sosial; dan (4) sistem pendukung, yang merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran. Selain itu memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran yang meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. Berikut adalah prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) untuk pembelajaran IPA SMP. 1) Sintakmatik Fase Reading (membaca) Exercice (latihan) Clarification (konfirmasi dan pemantapan) Tabel 4. Sintakmatik Prototipe Model REC. Kegiatan Membaca bahan ajar/materi yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas (materi bisa diambil dari buku paket atau buku pegangan yang di pakai di sekolah masing-masing). Memberi garis bawah materi yang dianggap penting. Membuat pertanyaan sesuai dengan materi hasil membaca (kegiatan ini dilakukan secara mandiri). Latihan menyelesaikan tugas berdasarkan hasil kegiatan membaca. Mendiskusikan jawaban hasil kegiatan latihan menyelesaikan tugas Mempresentasikan hasil diskusi Membuat kesimpulan hasil diskusi 2) Sistem Sosial Sistem sosial yang berlaku dalam model ini adalah pembentukan kelompok secara merata antara siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya, memberikan komentar, berbagi ide dan bertanya dalam diskusi. Terdapat interaksi antar siswa ketika berdiskusi dan interaksi antar kelompok ketika presentasi. Terdapat interaksi antara guru dengan siswa ketika membuat kesimpulan, umpan balik dilakukan oleh guru dan siswa ketika membuat kesimpulan. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menganalisis konsepkonsep yang dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. 3) Prinsip Reaksi Prinsip reaksi dalam model pembelajaran REC ini, yaitu guru berfungsi sebagai pengelola pembelajaran seperti membimbing siswa untuk membaca materi pelajaran yang akan dipelajari, membimbing siswa untuk membuat pertanyaan dan jawaban mengenai materi yang telah dibaca oleh siswa, memberikan latihan dari hasil kegiatan membaca, mengorganisasi siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan mengerjakan latihan, memantau siswa ketika siswa bersama anggota kelompoknya menyajikan hasil diskusi di depan kelas dan guru mengklarifikasi materi yang telah disampaikan oleh kelompok tersebut, serta guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. 4) Sistem Pendukung Sistem pendukung untuk mengimplementasikan model pembelajaran REC ini, yaitu guru harus menyediakan buku teks, lembar kerja untuk membuat pertanyaan dan jawaban, lembar latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompoknya, lembar kerja untuk mendiskusikan hasil kegiatan mengerjakan latihan, papan tulis, dan spidol. 5) Dampak Instruksional Dampak instruksional model pembelajaran REC ini, yaitu siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena siswa diharuskan membaca materi pelajaran dilanjutkan dengan membuat pertanyaan dan jawaban mengenai materi yang telah mereka

Rachmawati, Indrawati & Sutarto; Prototipe Model Pembelajaran REC 57 baca, keterampilan analisis siswa dapat ditingkatkan melalui tahap exercise, dan keterampilan mengemukakan pendapat siswa dapat ditingkatkan melalui tahap clarification, sehingga hasil belajar siswa meningkat. 6) Dampak Pengiring Dampak pengiring model pembelajaran REC ini yaitu siswa mampu: 1) mampu bekerja sama dalam kelompoknya; 2) menghargai pendapat orang lain; 3) berani menyampaikan pendapatnya pada saat presentasi; 4) tugas siswa rata-rata menjadi baik. Dampak instruksional dan dampak pengiring Model REC dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Dampak Instruksional Dengan membaca siswa lebih siap dengan materi akan disampaikan ketrampilan analisis meningkat hasil belajar meningkat Model REC bekerja sama menghargai pendapat Berani presentasi tugas siswa rata-rata menjadi baik Dampak Pengiring Gambar 1. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring model REC. KESIMPULAN Prototipe model pembelajaran REC (Reading, Exercise, and Clarification) valid untuk pembelajaran IPA SMP dengan karakteristik model sebagai berikut. (1) Sintakmatik pada fase Reading (membaca) adalah membaca bahan ajar/materi yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan dibahas (materi bisa diambil dari buku paket atau buku pegangan yang dipakai di sekolah masing-masing), memberi garis bawah materi yang dianggap penting, membuat pertanyaan sesuai dengan materi hasil membaca (kegiatan ini dilakukan secara mandiri); fase Exercice (latihan) adalah latihan menyelesaikan tugas berdasarkan hasil kegiatan membaca; fase Clarification (konfirmasi dan pemantapan) adalah mendiskusikan jawaban hasil kegiatan latihan menyelesaikan tugas, mempresentasikan hasil diskusi, dan membuat kesimpulan hasil diskusi; (2) Sistem sosial yang berlaku dalam model ini adalah pembentukan kelompok secara merata antara siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya, memberikan komentar, berbagi ide dan bertanya dalam diskusi. Terdapat interaksi antar siswa ketika berdiskusi dan interaksi antar kelompok ketika presentasi. Terdapat interaksi antara guru dengan siswa ketika membuat kesimpulan, umpan balik dilakukan oleh guru dan siswa ketika membuat kesimpulan.

58 Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Sains, Vol. 1 No. 1 September 2016, hal. 51-58 Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menganalisis konsep-konsep yang dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari; (3) Prinsip reaksi dalam model pembelajaran REC ini, yaitu guru berfungsi sebagai pengelola pembelajaran seperti membimbing siswa untuk membaca materi pelajaran yang akan dipelajari, membimbing siswa untuk membuat pertanyaan dan jawaban mengenai materi yang telah dibaca oleh siswa, memberikan latihan dari hasil kegiatan membaca, mengorganisasi siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan mengerjakan latihan, memantau siswa ketika siswa bersama anggota kelompoknya menyajikan hasil diskusi di depan kelas dan guru mengklarifikasi materi yang telah disampaikan oleh kelompok tersebut, serta guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan; (4) Sistem pendukung untuk mengimplementasikan model pembelajaran REC ini, yaitu guru harus menyediakan buku teks, lembar kerja untuk membuat pertanyaan dan jawaban, lembar latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompoknya, lembar kerja untuk mendiskusikan hasil kegiatan mengerjakan latihan, papan tulis, dan spidol; (5) Dampak instruksional model pembelajaran REC ini, yaitu siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena siswa diharuskan membaca materi pelajaran dilanjutkan dengan membuat pertanyaan dan jawaban mengenai materi yang telah mereka baca, keterampilan analisis siswa dapat ditingkatkan melalui tahap exercise, dan keterampilan mengemukakan pendapat siswa dapat ditingkatkan melalui tahap clarification, sehingga hasil belajar siswa meningkat; (6) Dampak pengiring model pembelajaran REC ini yaitu siswa mampu bekerja sama dalam kelompoknya, menghargai pendapat orang lain, berani menyampaikan pendapatnya pada saat presentasi, tugas siswa rata-rata menjadi baik. DAFTAR PUSTAKA Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Bell, D., dan Kahrhoff, J. (2006). Active Learning Handbook. St. Louis, Missouri: webster University. Bonwell, C. Retrieved Januari 23, 2015, from https://www.ydae.purdue.edu/lct/hbcu/document/active_learning_creating_excit ement_in_classroom.pdf. Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Felder, R. M., dan Brent, R. (2009). Active learning: An introduction. ASQ Higher Education Brief, Vol. 2, No. 4. Jacobsen, D. A, Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching; Metodemetode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mudjiono dan Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rachmawati. (2015). Penguasaan ketrampilan membaca, menyelesaikan tugas, dan klarifikasi dalam pembelajaran oleh guru IPA SMP di Banyuwangi. Seminar Nasional Fisika Dan Pembelajarannya 2015. Rickey, D., dan Stacey, A. (2000). The role of metacognition in learning chemistry. Journal of Chemical Education, Vol. 77, No. 7, pp. 915-920. Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thiagarajan, S. dan Dorothy, S. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Minnesota, Indiana University Press.