DAMPAK INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP KETIMPANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Rosmeli Nurhayani Universitas Jambi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (self balance), ketidakseimbangan regional (disequilibrium), ketergantungan

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

5.1 Hasil Kaitan Variabel Bebas dengan Tingkat Kemiskinan Kaitan Angka Melek Huruf dengan Tingkat Kemiskinan

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. pendapatan di 26 provinsi di Indonesia dengan indikator koefisien Gini selama

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. utama pembangunan. Salah satu target dari Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL. Tabel 5.1. Output regresi model persentase penduduk miskin absolut (P 0 )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

Transkripsi:

DAMPAK INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP KETIMPANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA Rosmeli, SE, ME *Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Jalan Raya Jambi Ma.Bulian Km. 15 Mendalo Darat Jambi ABSTRAK Ketimpangan Pembangunan sampai saat ini masih terjadi, khususnya antara Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia, perbedaan pembangunan infrastuktur sejak zaman orde baru mengakibatkan pembangunan di kawasani ni tidak sebaik pembangunan di KBI. Bila dilihat dari sumber daya alam yang ada, KTI memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, tetapi belum di kembangkan secara optimal. Penelitian ini menggunakan data panel provinsi provinsi di Kawasan Timur Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Ketimpangan Pembangunan di Kawasan Timur Indonesia selama tahun 2000 2014 rata rata sebesar 0.41 dan terus mengalami penurunan. Dari hasil regresi data panel diketahui bahwa PMDN mempunyai tidak pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pembangunan dan mempunyai arah negative, sedangkan PMA dan TK mempunyai pengaruh signifikan terhadapa ketimpangan pembangunan kawasan timur Indonesia dan mempunyai arah positif. Kata kunci : Williamson indeks Halaman 362

PENDAHULUAN Perencanaan dan pengendalian terpusat yang berlangsung bertahun tahun mengakibatkan adanya perbedaan pembangunan yang sangat mencolok antara daerah Pulau Jawa dan daerah di Luar Pulau Jawa. Bila diklasifikasikan berdasarkan kawasan, maka daerah daerah di Indonesia dapat dibagi atas Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Daerah yang termasuk dalam wilayah KBI relative lebih cepat berkembangan dibandingkan dengan wilayah KTI, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah daerah KBI lebih cepat maju adalah infrastruktur, dekat dengan pusat pemerintahan, pendidikan, investasi yang banyak serta jumlah tenaga kerja yang bertumpu di Pulau Jawa. Sementara daerah KTI yang memiiki letak menyebar di pulau pulau dengan kondisi infrasturktur yang kurang memadai mengakibatkan lambatnya investasi yang dilakukan serta berpindahnya tenaga kerja yang potensial keluar KTI yang berakibat pada kurang maju kawasan ini. Bila dilihat PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2013 Provinsi Papua Barat memiliki PDRB Perkapita tertinggi sebesar 61.462 Ribu rupiah, disusul dengan Papua dan Sulawesi Utara sebesar 22.624 Ribu Rupiah, sedangkan daerah yang memiliki PDRB perkapita terendah adalah Maluku Utara sebesar 6.929 Ribu Rupiah ( BPS, 2013). Dilihat dari jumlah penduduk, daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Sulawesi Selatan sebesar 9.238,6 Ribu Jiwa disusul dengan Nusa Tengara Barat sebesar 4.905,2 Ribu Jiwa dan Nusa Tenggara Timur sebesar 4.583,9 Ribu Jiwa pada urutan ketiga. Investasi juga memgang peranan yang sangat penting terhadap pembangunan disuatu kawasan, pada 2013 investasi terbesar terjadi pada daerah Papua dengan total investasi sebesar 26.904 Milyar Rupiah diikuti dengan Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat dengan nilai investasi sebesar 5.565 Milyar Rupiah. Sejalan dengan investasi yang ada, jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah tenaga kerja terbesar dimiliki oleh Sulawesi Selatan sebesar 3.291.280 orang diikuti oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 2.075.948 orang. Penempatan investasi disuatu daerah tentu sangat terkait erat dengan tersedianya infrastruktur, saran dan prasaran, serta jumlah tenaga kerja.dengan jumlah investasi dan jumlah tenaga kerja yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya diharapkan ketimpangan Halaman 363

pembangunan di KTI semakin kecil, sehingga menjadikan KTI menjadi kawasan yang maju dan sejahtera.untuk itu perlu dianalisis Seberapa tingkat ketimpangan peembangunan kawasan timur Indonesia?DanBagaimana dampak investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap ketimpangan pembangunan KTI? METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah pooling data yang berbentuk time series dalam periode 2010-2015 yang diperoleh dari lembaga atau instansi resmi pemerintah dan dari situs-situs internet yang telah diolah lebih lanjut. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi mengenai gejala-gejala yang ada pada saat penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Untuk menjawab tujuan pertama, maka digunakan Willliamson Indeks,yaitu: WI = Dimana : 2. Yi Y Fi / Wi = Nilai / indeks ketimpangan wilayah / provinsi Yi = Pendapatan perkapita masingmasing provinsi Y = Total pendapatan perkapita kawasan indonesia Fi = Jumlah penduduk masingmasing provinsi N = Jumlah penduduk Indonesia Besarnya Vw adalah 0 <Vw < 1 Vw = 0, berarti pembangunan wilayah sangat merata Vw = 1, berarti pembangunan wilayah sangat tidak merata (kesenjangan sempurna) Vw~0, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati merata Vw~1, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati tidak merata. Untuk menjawab tujuan kedua maka di gunakan data panel dengan Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β2 X2 +e Keterangan : Y : Ketimpangan pembangunan α : Konstanta β1β2 : Koefisien regresi Y n Halaman 364

X1 X2 X3 e : PMDN : PMA : Tenaga Kerja : Error Term PEMBAHASAN Indeks Williamson Kawasan Timur Indonesia Untuk melihat ketimpangan pembangunan antar wilayah di kawasan timur Indonesia maka digunakan indeks Williamson. Indeks ini akan menggambarkan kondisi ketimpangan pembangunan antar daerah di kawasan ini. 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,51 0,4 0,39 0,4 0,390,38 IW indeks dapat diketahui bahwa ketimpangan pembangunan antar daerah dikawasan timur Indonesia selama tahun 2010 2015 mengalami penurunan.ini terlihat dari indeks Williamson yang semakin menurun yang berarti ketimpangan pembangunan antar daerah semakin kecil. Penurunan ketimpangan ini disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi antar daerah di Kawasan Timur Indonesia yang semakin baik serta pemerataan pembangunan yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan kawasan timur Indonesia mempunyai tingkat ketimpangan yang semakin menurun.pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada kawasan timur Indonesia, agar tidak terlalu tertinggal dengan kawasan barat Indonesia khususnya dibidang pembangunan terutama infrastruktur jalan.dengan semakin baiknya akses jalan yang berada dikawasan ini, memberikan dampak yang positif terhadap roda perekonomian yang berjalan yang pada gilirannya memacu masing masing daerah untuk meningkatkan kondisi ekonomi yang dicapai dan meningkatkan pembangunan yang ada. 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Williamson Halaman 365

Indeks Williamson Provinsi Kawasan Timur Indonesia Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Nusa 0.27 0.27 0.262 0.265 0.277 0.288 Tenggara Barat Nusa 0.43 0.429 0.437 0.45 0.562 0.567 Tenggara Timur Sulawesi 0.475 0.485 0.448 0.456 0.39 0.392 Utara Gorontalo 0.252 0.205 0.222 0.235 0.150 0.152 Sulawesi 0.202 0.203 0.209 0.28 0.336 0.485 Tengah Sulawesi 0.526 0.524 0.511 0.518 0.393 0.521 Selatan Sulawesi 0.126 0.15 0.154 0.161 0.383 0.385 Barat Sulawesi 0.34 0.321 0.323 0.504 0.548 0.56 Tenggara Maluku 0.319 0.304 0.298 0.29 0.525 0.389 Maluku 0.256 0.256 0.248 0.248 0.267 0.259 Utara Papua 0.737 0.789 0.799 0.823 0.793 0.789 Papua Barat Sumber: Data diolah 0.254 0.254 0.273 0.274 0.898 0.894 Provinsi yang memiliki ketimpangan pembangunan tertinggi berada pada Provinsi Papua dengan indeks Williamson rata rata sebesar 0.788.Besarnya ketimpangan pemba-ngunan ini disebabkan oleh perbedaan yang sangat besar pada pendapatan perkapita masing masing kab/kota yang ada di Provinsi Papua.Ketimpangan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan indeks williason sebesar 0.823 dan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 0.737. Selain papua daerah yang memiliki ketimpangan yang besar di Kawasan Timur Indonesia adalah provinsi Sulawesi Selatan dengan rata rata ketimpangan pembangunan sebesar 0.498, dengan 24 kab dan kota, provinsi ini memiliki PDRB yang beragam, sehingga menghasilkan pendapatan perkapita tiap daerah yang berbeda. Ketimpangan pembangunan didaerah ini tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 0.526 dan terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0.393. Secara keselurahan ketimpangan pembangunan di daerah ini selama tahun 2010 2015 mengalami penurunan setiap tahunnya. Daerah yang memiliki ketimpangan pembangunan terendah dikawasan timur Indonesia adalah provinsi Sulawesi Barat dengan rata rata sebesar 0.2265. Ketimpangan terbesar di daerah ini terjadi pada tahun 2015 sebesar 0.385 dan terendah pada tahun 2010 sebesar 0.126, dilihat dari perkembangan indeks Williamson didaerah ini selama tahun 2010 2015 terus mengalami peningkatan. Provinsi Papua Barat memiliki ketimpangan pembangunan rata rata sebesar 0.4745, selama tahun 2010 2013 indeks Williamson didaerah ini sebesar 0.25, tetapi pada tahun 2014 dan 2015 terjadi peningkatan ketimpangan pembangunan di daerah ini yang sangat tinggi yang ditunjukkan oleh Halaman 366

indeks Williamson sebesar 0.898 untuk tahun 2014 dan 0.894 untuk tahun 2015. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Ketimpangan Pemba-ngunanKawasan Timur Indonesia Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Fixed Effect Model untuk dibandingkan dengan metode Pooled Least Square. Dari Hasil pengolahan program E-Views. Hasil Estimasi Data Total pool (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -0.195301 0.205572-0.950036 0.3461 PMDN? -3.37E-06 1.66E-05-0.202991 0.8399 PMA? 0.000123 4.81E-05 2.548626 0.0135 TK? 4.43E-07 1.71E-07 2.591575 0.0121 Fixed Effects (Cross) _NTB--C -0.519386 _NTT--C -0.279329 _SULTRA--C 0.179078 _GORONTALO--C 0.190198 _SULTEH--C -0.166911 _SULSEL--C -0.865618 _SULBAR--C -0.035068 _SULTENG--C 0.374175 _MALUKU--C 0.261775 _MALUT--C 0.228666 _PAPUA--C 0.688862 _PAPBAR--C -0.056442 Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil estimasi pada table 5.8 diatas maka dapat dibuat persamaan umum sebagai berikut: IW it = -0.195301 0.00000337PMDN it + 0.000123 PMA it + 0.000000443TK it Berdasarkan persamaan regresi diatas diperoleh nilai konstanta yaitu sebesar 0.195301, ini berarti jika PMDN, PMA dan TK tidak mengalami perubahan maka ketimpangan pembangunan akan mengalami penurunan sebesar 0.195301 persen di Kawasan Timur Indonesia. Koefisien regresi variable Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar -0.00000337, ini menunjukkan bahwa apabila PMDN meningkat satu miliar rupiah pertahun maka ketimpangan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia akan menurun sebesar 0,00000337 persen, dengan asumsi bahwa PMA dan Tenaga Kerja tetap. Koefisien regresi variabel Penanaman Modal Asing sebesar 0.000123, ini berarti setiap terjadi peningkatan PMA sebesar satu juta US$ maka akan meningkatkan ketimpangan pembangunan di Kawasan Timur Indonesiaa sebesar 0.000123 persen dengan asumsi PMDN dan PMA tetap. Halaman 367

Koefisien regresi Tenaga Kerja sebesar 0.000000443, ini berarti jika terjadi peningkatan tenaga kerja sebesar 1 jiwa, maka ketimpangan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 0.000000443 persen dengan asumsi bahwa PMA dan PMDN tetap. Berdasarkan uji secara serentak (uji F) diketahui nilai Fh sebesar 12.72 dengan probabilita sebesar 0.000 ini berarti secara bersama sama variabel PMDN, PMA dan Tenaga Kerja di Kawasan Timur Indonesia berpengaruh signifikan terhadap Ketimpangan. Pembangunan di kawasan Timur Indonesia. Dari uji secara parsial diperoleh nilai diketahui bahwa PMA dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan Kawasan Timur Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai probabilita dibawah 5 persen, sedangkan PMDN berpengaruh tidak signifikan terhadap Ketimpangan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia yang ditunjukkan oleh nilai probabilita lebih dari 5 persen. Penanaman Modal Asing dan Jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap ketimpangan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia hal ini dikarenakan Penanaman Modal Asing paling banyak pada sektor perindustrian yang lebih banyak padat modal di bandingkan padat karya serta sektor ini lebih banyak berada di pusat kota, khusus untuk kawasan timur Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dengan banyak pulau pulau investasi untuk sektor perindustrian kuranglah tepat bahkan memperbesar ketimpangan pembangunan antar wilayah di kawasan timur Indonesia. Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketimpangan pembangunan, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang ada di Kawasan timur Indonesia adalah tenaga kerja yang masih memiliki kualitas yang rendah, sedangkan tenaga kerja yang berasal dari kawasan tersebut dan memiliki kualitas SDM yang baik lebih memilih untuk bekerja di Pulau Jawa. PENUTUP Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah: Ketimpangan Pembangunan di Kawasan Timur Indonesia selama tahun 2000 2014 rata rata sebesar 0.41 dan terus mengalami penurunan. PMDN Halaman 368

mempunyai tidak pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pembangunan dan mempunyai arah negative, sedangkan PMA dan TK mempunyai pengaruh signifikan terhadapa ketimpangan pembangunan kawasan timur Indonesia dan mempunyai arah positif. UCAPAN TERIMA KASIH Artikel ini merupakan hasil penelitian kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Halaman 369