Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI BIOSAND FILTER DENGAN PENAMBAHAN MEDIA KARBON (ARANG KAYU) UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR DAERAH GAMBUT

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

EFEKTIFITAS RAPID SAND FILTER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR DAERAH GAMBUT DI PROVINSI RIAU

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN MEDIA FILTER BATU APUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI BIOSAND FILTER DUAL MEDIA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN TANAMAN Alisma plantago DALAM SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (SSF-WETLAND)

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

STUDI EFEKTIVITAS BIOSAND FILTER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI LUAS PERMUKAAN DAN TINGGI FREEBOARD JURNAL

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 02 Juli 2014 ISSN :

PENGARUH TREATMENT AIR TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA BALESARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG. Ahmad Mashadi 1*, Muhammad Amin 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

Terpadu Universitas Islam Indonesia. Namun dalam pemanfaatannya air tanah

DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG. Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menumnkan konsentrasi besi total dan mangan. Serta untuk mengetahui

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

PENERAPAN METODE FILTER CORING DALAM EVALUASI KINERJA FILTER CEPAT PADA PDAM SIDOARJO

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

Teknologi Tepat Guna. PENGOLAHAN AIR GAMBUT (Non pengolahan sederhana)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PENGGUNAAN FILTER TEMBIKAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DEKAT SUNGAI (STUDI KASUS AIR SUMUR DEKAT SUNGAI KALIMAS, SURABAYA)

Transkripsi:

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil 1), Dosen Jurusan Teknik Sipil 2), Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Email : hugo.pratama@student.unri.ac.id 1) ylilish@gmail.com 2) b.sujatmoko@lecturer.unri.ac.id 3) ABSTRACT Peat water is water that available on surface or ground water, it has been affected by the characteristic of the peat. These conditions make well water in that area can not be consumed. Water treatment process needs to be done to improve the water quality. One of them with a simple concept and experiencing is rapid sand filter. The purpose of this study was to determine the effectiveness retrospective on the addition of saturated filter backwashing installation. Reactor rapid sand filters without backwashing and rapid sand filter by backwashing made of PVC pipe diameter 6 " and high 50 cm. The results showed rapid sand filters without backwashing produce the best effectiveness to raise the ph value of 7,96 % and lowers the organic content of 29,31 %. While the rapid sand filter by backwashing produce the best effectiveness in raising the ph value of 5,81 % and lowers the organic content of 30,43 %. In general, the processed peat water from rapid sand filter is capable of improving the water quality of the peat. Keywords : peat water, rapid sand filter, backwashing, water quality A. PENDAHULUAN A.1 Latar belakang Provinsi Riau merupakan wilayah yang memiliki lahan gambut terluas di Sumatera yakni sebesar 4,044 juta hektar atau seluas 56,1 % dari luas total lahan gambut Sumatera (Muslim dan Kurniawan, 2008). Lahan gambut adalah lahan dengan tanah jenuh air, terbentuk dari endapan yang berasal dari penumpukan sisa sisa (residu) jaringan tumbuhan masa lampau yang melapuk dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Pada lahan gambut ini terdapat air gambut. Teknologi pengolahan air sumur di daerah gambut menjadi air bersih pada skala rumah tangga salah satunya dengan filtrasi. Jenis filter untuk pengolahan air sumur di daerah gambut menjadi air bersih dapat menggunakan rapid sand filter. Rapid sand filter adalah salah satu jenis unit filtrasi yang mampu menghasilkan debit air yang lebih banyak dibandingkan slow sand filter. Penambahan karbon aktif di atas media pada filter bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penurunan bau, kekeruhan, senyawa organik dan rasa. Keuntungan teknologi ini selain murah, membutuhkan sedikit pemeliharaan, dan bisa beroperasi secara gravitasi, Pada umumnya orang hanya membuat alat rapid sand filter tanpa backwashing. Sehingga harus membongkar media filter jika ingin membersihkannya. Namun dengan tambahan backwashing tidak perlu membongkar media filter. Dengan mengalirkan air dari bawah ke arah atas, media filter dapat menjadi bersih. Kecepatan Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 1

penyaringan rapid sand filter relatif lebih besar pencuciannya dengan backwashing atau air yang dialirkan dari bawah media ke arah atas. Berdasarkan penelitian (Pangidoan, 2013), penyaringan system up flow, hasil analisa laboratorium mampu memeperbaiki kualitas air gambut. B. TINJAUAN PUSTAKA B.1 Air Air merupakan senyawa kimia yang berbentuk cair, sehingga sangat fleksibel digunakan oleh makhluk hidup sebagai media transportasi makanan di dalam tubuhnya. Fungsi air bagi kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Badan manusia terdiri dari sekitar 65 % air, kehilangan cukup banyak air dari badan akan mengakibatkan banyak masalah dan mungkin dapat menyebabkan kematian. Air ini digunakan manusia selain untuk minum juga untuk kebutuhan sehari-hari lainnya seperti mandi dan mencuci (Saputri, 2011). Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut, dengan ciri-ciri berwarna coklat, bersifat asam dengan ph 3-5 dan banyak terdapat di daerah rawa maupun di dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan B.2 Rapid sand filter Kualitas air yang menjadi sumber air bersih bagi makhluk hidup harus ditingkatkan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk mengolah air tersebut agar kualitasnya meningkat. Teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi yang sederhana, murah dan mudah dalam pengoperasiannya. Salah satu yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan unit pengolahan air sand filter. Salah satunya adalah rapid sand filter. Rapid sand filter salah satu jenis unit filtrasi yang mampu menghasilkan debit air yang lebih banyak dibandingkan slow sand filter, namun kurang efektif mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu, debit air yang cepat menyebabkan lapisan bakteri yang berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan terbentuk sebaik apa yang terjadi pada slow sand filter sehingga membutuhkan proses desinfeksi yang lebih intensif (Maryani, 2014). Rapid sand filter memiliki pasir berdiameter 0,2-2,0 mm dan kerikil berdiameter 25-50 mm, kecepatan filtrasi 5,0-7,0 m 3 /m 2 jam. Tebal pasir efektif sekitar 30-70 cm. Beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa efektif rapid sand filter sebagai berikut. a. Kualitas air, kualitas air yang buruk membuat filter lebih sulit untuk menghasilkan air berkualitas baik. b. Jenis dan kedalaman media filter, hasil filtrasi ditingkatkan dengan menggunakan lebih dari satu jenis bahan filter dengan kedalaman lebih dari bahan tersebut. c. Model filter disesuaikan dengan kualitas air baku. d. Kecepatan air melewati filter, kecepatan lambat akan memberikan hasil filtrasi yang lebih baik, peningkatan kecepatan secara tiba-tiba akan mengguncang partikel lepas yang telah terjebak dalam pasir dan menyebabkan kekeruhan. e. Cara filter dioperasikan, seberapa sering filter dibersihkan, bagaimana memulai penyaringan dan prosedur yang digunakan dalam membersihkan media filter. B.3 Backwashing Pada saat proses rapid sand filter umumnya melakukan backwashing. Pada kondisi kerja normal dimana air masuk dari atas filter kemudian menembus media filter kemudian keluar menuju proses berikutnya. Seiring berjalannya waktu dan karena pemakaian dari filter itu, media filter akan Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 2

menjadi kotor oleh polutan polutan dalam air yang terperangkap di dalamnya. Untuk mengembalikan kondisi media filter seperti semula maka diperlukan pembersihan atau pencucian media filter secara berkala. Proses ini yang dinamakan backwashing, yaitu mencuci media filter tanpa harus mengeluarkan media filter itu dari tabung filter. Pembilasan saringan pasir dilakukan dengan mengalirkan air bersih dengan arah aliran yang berlawanan dengan arah aliran pada saat penyaringan. Selama pelaksanaan pembilasan bahan-bahan yang tertangkap di dalam media pasir akan terlepas dan akan dikeluarkan bersama-sama aliran air bilasan. Untuk membantu melepaskan bahan-bahan padat yang tertangkap di dalam media filter, biasanya sebelum air bilasan dialirkan. Tekanan bervariasi tergantung dari tekanan air baku dan gravitasi yang mendorong ke dalam filter (Effendi, 2009). B.4 Keunggulan dan kelemahan rapid sand filter Berdasarkan Widyastuti dan Sari (2011), rapid sand filter memiliki beberapa keunggulan, yaitu efektif, murah, dan sederhana. Sedangkan kelemahannya sangat sensitif terhadap air baku. C. METODOLOGI PENELITIAN C.1 Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di rumah warga yang berada di area lahan gambut di Jalan Kadiran RW.06/RT.03, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Pada penelitian ini tahap pengerjaan meliputi persiapan alat dan bahan serta pengumpulan data dari pengujian yang dilakukan di Jalan Kadiran RW.06/RT.03, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Perletakan reaktor dilakukan di tempat tersebut. Pengujian parameter ph, Mn dan KMnO4 dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Riau C.2 Prosedur penelitian menggunakan rapid sand filter dengan backwashing Langkah kerja rapid sand filter dengan backwashing pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat reaktor rapid sand filter dari pipa PVC 6 dengan tinggi 150 cm. 2. Menyiapkan bahan-bahan dan media filtrasi seperti air, arang, ijuk, pasir kuarsa dan kerikil. 3. Kemudian pasir kuarsa dan kerikil diayak sesuai dengan effective size (ES) dan uniformity coefficient (UC) yang telah ditentukan. 4. Pasir kuarsa dan kerikil yang telah diayak tadi kemudian dicuci. 5. Reaktor yang sudah siap untuk digunakan diisi dengan media penyaringan. Urutan pengisian dimulai dari bawah kerikil, setelah itu dilanjutkan dengan ijuk lalu pasir kuarsa dan arang kayu. 6. Tangki air diisi oleh air sumur yang berasal dari daerah gambut. Kemudian diambil sampel air yang berasal dari pompa sebelum masuk ketangki air. 7. Setelah itu, mengambil sampel air pada inlet dan outlet dari reaktor rapid sand filter. Proses ini disebut dengan running. 8. Pencucian backwashing dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada media filter dengan kecepatan 6 m 3 /m 2 /jam. Hal ini bertujuan untuk mengurai media dan mengangkat kotoran yang menyumbat pori-pori media filter. Aliran air dari pipa utama mengalir ke pipa cabang naik ke media hingga kotoran terangkat dan air dibuang melewati diffuser plate yang terletak pada media. Bila media filter telah bersih, filter dapat dioperasikan kembali. Untuk proses tanpa backwashing dilakukan dengan pencucian manual. Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 3

D. HASIL DAN PEMBAHASAN D.1 Analisis parameter ph pada rapid sand filter dengan backwashing Analisis ph pada masa running dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4. 1 Peningkatan nilai ph rapid sand filter dengan backwashing ph meter Peningkatan inlet outlet % 1 7-Nov-16 5.72 6.59 15.21 2 9-Nov-16 6.56 6.69 1.98 3 11-Nov-16 6.36 6.72 5.66 4 13-Nov-16 6.37 6.49 1.88 5 15-Nov-16 5.2 5.4 3.85 6 17-Nov-16 5.28 5.62 6.44 7 19-Nov-16 5.24 5.49 4.77 8 21-Nov-16 5.66 5.73 1.24 9 23-Nov-16 5.43 5.85 7.73 10 25-Nov-16 5.6 5.71 1.96 11 27-Nov-16 5.26 5.38 2.28 12 29-Nov-16 5.3 6.18 16.60 13 30-Nov-16 - backwashing - - 14 1-Dec-16 5.35 5.38 0.56 15 3-Dec-16 5.11 5.36 4.89 16 5-Dec-16 5.32 5.39 1.32 17 7-Dec-16 4.7 5.09 8.30 18 9-Dec-16 4.89 5.19 6.13 19 11-Dec-16 4.84 5.05 4.34 20 13-Dec-16 4.85 5.18 6.80 21 15-Dec-16 4.46 4.99 11.88 22 17-Dec-16 4.81 5.13 6.65 23 19-Dec-16 4.76 5.11 7.35 Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai ph air saat masa running pada inlet adalah 4,70 6,56. Setelah air melewati rapid sand filter, ph air mengalami peningkatan hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 6,72. Grafik peningkatan nilai ph dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4. 1 Grafik peningkatan nilai ph rapid sand filter dengan backwashing Grafik pada Gambar 4.1 memperlihatkan adanya perubahan peningkatan penggunaan rapid sand filter pada outlet. Persentase peningkatan nilai ph terletak pada rentang 1,24 % hingga 16,60 %. Peningkatan tertinggi yang dicapai sebesar 16,60 % dengan 0,88 pada running ke-12. D.2 Analisis parameter ph pada rapid sand filter tanpa backwashing Analisis ph pada masa running dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai ph air saat masa running pada inlet adalah 4,70 6,56. Setelah air melewati rapid sand filter, ph air mengalami peningkatan hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 6,94. Tabel 4. 2 Peningkatan nilai ph rapid sand filter tanpa backwashing ph meter Peningkatan inlet outlet % 1 07-Nov-16 5,72 6,28 9,79 2 09-Nov-16 6,56 6,94 5,79 3 11-Nov-16 6,36 6,88 8,18 4 13-Nov-16 6,37 6,84 7,38 5 15-Nov-16 5,2 5,68 9,23 6 17-Nov-16 5,28 5,55 5,11 7 19-Nov-16 5,24 5,78 10,31 8 21-Nov-16 5,66 5,69 0,53 9 23-Nov-16 5,43 5,89 8,47 10 25-Nov-16 5,6 5,68 1,43 11 27-Nov-16 5,26 5,39 2,47 12 29-Nov-16 5,3 6,4 20,75 13 30-Nov-16 - - - 14 01-Des-16 5,35 5,83 8,97 15 03-Des-16 5,11 5,47 7,05 16 05-Des-16 5,32 5,44 2,26 17 07-Des-16 4,7 5 6,38 18 09-Des-16 4,89 4,99 2,04 19 11-Des-16 4,84 4,99 3,10 20 13-Des-16 4,85 5,17 6,60 21 15-Des-16 4,46 5,41 21,30 22 17-Des-16 4,81 5,3 10,19 23 19-Des-16 4,76 5,02 5,46 24 21-Des-16 4,89 5,93 21,27 25 23-Des-16 5,14 5,43 5,64 26 25-Des-16 5,13 5,24 2,14 27 27-Des-16 4,95 5,15 4,04 28 29-Des-16 5,19 6,81 31,21 29 31-Des-16 4,96 5,1 2,82 30 02-Jan-17 4,7 4,88 3,83 31 04-Jan-17 4,68 4,91 4,91 Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 4

Grafik pada Gambar 4.2 memperlihatkan adanya perubahan peningkatan penggunaan rapid sand filter pada outlet. Persentase peningkatan nilai ph terletak pada rentang 0 % hingga 21,30 %. Persentase tertinggi yang dicapai sebesar 21,30 % dengan 1,04 pada running ke-24. mengalami penurunan hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 4,42. Grafik pada Gambar 4.3 memperlihatkan persentase penurunan kadar organik dari running ke-1 sampai ke-23. Persentase rapid sand filter ini berkisar antara 2,70 % hingga 72 %. Persentase tertinggi yang terjadi adalah 72 %. Gambar 4. 2 Grafik peningkatan nilai ph rapid sand filter tanpa backwashing D.3 Analisis zat organik pada rapid sand filter dengan backwashing Analisis zat organik rapid sand filter pada masa running dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4. 3 Penurunan zat organik (KMnO4) dengan backwashing Zat Organik inlet outlet Penurunan % 1 7-Nov-16 46.136 34.76 24.66 2 9-Nov-16 13.904 6.32 54.55 3 11-Nov-16 22.752 13.272 41.67 4 13-Nov-16 22.12 7.584 65.71 5 15-Nov-16 11.376 9.48 16.67 6 17-Nov-16 10.112 9.48 6.25 7 19-Nov-16 16.432 11.376 30.77 8 21-Nov-16 15.8 12.008 24.00 9 23-Nov-16 15.168 10.112 33.33 10 25-Nov-16 53.72 18.848 64.91 11 27-Nov-16 84.056 76.472 9.02 12 29-Nov-16 42.976 21.488 50.00 13 30-Nov-16 - backwashing - - 14 1-Dec-16 15.8 4.424 72.00 15 3-Dec-16 17.064 8.848 48.15 16 5-Dec-16 5.056 3.16 37.50 17 7-Dec-16 25.912 18.96 26.83 18 9-Dec-16 21.488 19.592 8.82 19 11-Dec-16 24.648 17.064 30.77 20 13-Dec-16 25.28 22.752 10.00 21 15-Dec-16 23.384 22.752 2.70 22 17-Dec-16 22.12 20.856 5.71 23 19-Dec-16 23.384 22.12 5.41 Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa kadar organik (KMnO4) saat masa running pada inlet adalah 5,05 84,05. Setelah air melewati rapid sand filter, KMnO4 Gambar 4.3 Grafik penurunan kandungan zat organik rapid sand filter dengan backwashing D.4 Analisis zat organik pada rapid sand filter tanpa backwashing Analisis zat organik rapid sand filter pada masa running dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4. 4 Penurunan zat organik (KMnO4) tanpa backwashing Zat Organik inlet outlet Penurunan % 1 07-Nov-16 46,136 15,8 65,75 2 09-Nov-16 13,904 5,688 59,09 3 11-Nov-16 22,752 11,376 50,00 4 13-Nov-16 22,12 6,952 68,57 5 15-Nov-16 11,376 5,056 55,56 6 17-Nov-16 10,112 8,848 12,50 7 19-Nov-16 16,432 15,168 7,69 8 21-Nov-16 15,8 8,848 44,00 9 23-Nov-16 15,168 6,32 58,33 10 25-Nov-16 53,72 22,12 58,82 11 27-Nov-16 84,056 62,568 25,56 12 29-Nov-16 42,976 28,44 33,82 13 30-Nov-16 - - - 14 01-Des-16 15,8 6,952 56,00 15 03-Des-16 17,064 17,064 0,00 16 05-Des-16 5,056 2,528 50,00 17 07-Des-16 25,912 20,856 19,51 18 09-Des-16 21,488 20,856 2,94 19 11-Des-16 24,648 23,384 5,13 20 13-Des-16 25,28 25,28 0,00 21 15-Des-16 23,384 17,064 27,03 22 17-Des-16 22,12 18,328 17,14 23 19-Des-16 23,384 18,96 18,92 24 21-Des-16 18,328 12,64 31,03 25 23-Des-16 71,416 40,448 43,36 26 25-Des-16 85,952 81,528 5,15 27 27-Des-16 96,064 83,424 13,16 28 29-Des-16 91,64 87,216 4,83 29 31-Des-16 109,336 89,112 18,50 30 02-Jan-17 49,928 42,344 15,19 31 04-Jan-17 58,776 51,824 11,83 Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 5

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa kadar organik (KMnO4) saat masa running pada inlet adalah 5,05 109,33. Setelah air melewati rapid sand filter, KMnO4 mengalami penurunan hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 6,95. Grafik pada Gambar 4.4 memperlihatkan persentase penurunan kadar organik air sumur daerah gambut pada outlet rapid sand filter tanpa backwashing dari running ke-1 sampai ke-31. Persentase rapid sand filter ini berkisar antara 0 % hingga 68,57 %. Persentase tertinggi yang terjadi adalah 68,57 % hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 0,01. Grafik pada Gambar 4.5 memperlihatkan persentase penurunan mangan air sumur daerah gambut pada outlet rapid sand filter dengan backwashing dari running ke-1 sampai ke-6. Persentase rapid sand filter ini berkisar antara 7,14 % hingga 33,33 %. Persentase tertinggi yang terjadi adalah 33,33%. Gambar 4.5 Grafik penurunan mangan rapid sand filter dengan backwashing Gambar 4. 4 Grafik penurunan kandungan zat organik rapid sand filter tanpa backwashing D.5 Analisis mangan pada rapid sand filter dengan backwashing Analisis mangan rapid sand filter pada masa running dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4. 5 Penurunan Mn dengan backwashing Mangan inlet outlet Penurunan % 1 7-Nov-16 0.07 0.05 28.57 2 9-Nov-16 0.009 0.007 22.22 3 11-Nov-16 0.015 0.01 33.33 4 13-Nov-16 0.014 0.013 7.14 5 15-Nov-16 0.007 0.005 28.57 6 17-Nov-16 0.009 0.008 11.11 Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa mangan (Mn) saat masa running pada inlet adalah 0,07 0,015. Setelah air melewati rapid sand filter, Mn mengalami penurunan Analisis Mangan pada Rapid Sand Filter tanpa Backwashing Analisis mangan rapid sand filter pada masa running dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4. 6 Penurunan Mn tanpa backwashing Mangan inlet outlet Penurunan % 1 07-Nov-16 0,07 0,06 14,29 2 09-Nov-16 0,009 0,003 66,67 3 11-Nov-16 0,015 0,009 40,00 4 13-Nov-16 0,014 0,006 57,14 5 15-Nov-16 0,007 0,006 14,29 6 17-Nov-16 0,009 0,003 66,67 Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa mangan (Mn) saat masa running pada inlet adalah 0,07 0,015. Setelah air melewati rapid sand filter, Mn mengalami penurunan hingga mencapai nilai maksimum pada nilai 0,06. Grafik pada Gambar 4.6 memperlihatkan penurunan mangan air sumur daerah gambut pada outlet rapid sand filter tanpa backwashing dari running ke-1 sampai ke-6. Persentase rapid sand filter ini berkisar antara 14,29 % hingga 88,33 %. Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 6

Persentase tertinggi yang terjadi adalah 88,33 %. Gambar 4.6 Grafik penurunan mangan rapid sand filter tanpa backwashing E. KESIMPULAN DAN SARAN E.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap rapid sand filter dengan atau tanpa backwashing diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Rapid sand filter menyaring air sebanyak 1000 liter dengan kecepatan 6 m 3 /m 2 /jam selama 12 jam. 2. Rapid sand filter tanpa backwashing mampu menghasilkan efektifitas terbaik menaikkan nilai ph sebesar 7,96 % dibandingkan rapid sand filter dengan backwashing yang hanya mampu menaikkan nilai ph sebesar 5,81 %. 3. Rapid sand filter dengan backwashing mampu menghasilkan efektifitas terbaik menurunkan kandungan organik sebesar 30,43 % dibandingkan rapid sand filter tanpa backwashing yang hanya mampu menurunkan kandungan organik sebesar 29,31 %. 4. Rapid sand filter dengan backwashing lebih cepat mengalami jenuh pada media filter dibandingkan rapid sand filter tanpa backwashing. 5. Secara keseluruhan, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rapid sand filter dengan dan tanpa backwashing mampu memperbaiki kualitas air sumur daerah gambut untuk parameter kandungan zat organik dan mangan sedangkan untuk parameter ph belum mampu dicapai. E.2 Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, serta pengalaman di lokasi penelitian, maka dapat diperoleh saran untuk semua rekan-rekan mahasiswa yang akan mengerjakan tugas akhir. Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa adalah sebagai berikut. 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas air sumur daerah gambut dengan menggunakan rapid sand filter, maka sebaiknya melakukan identifikasi terlebih dahulu parameter kualitas air yang akan dijadikan air baku supaya air hasil olahan mencapai nilai optimal yang dinginkan. 2. Seharusnya dibuat penelitian tentang kecepatan backwashing terhadap umur filter DAFTAR PUSTAKA Aulia, Y. S. (2012). Efektivitas Biofiltrasi Pada Proses Penyaringan Air Minum Isi Ulang Sebagai Pencegahan Penyebaran Bakteri Patogen Di salah Satu Damiu Pancoran Mas Depok Tahun 2012. Tugas Akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Berliandra, O. (2015). Aplikasi Biosand Filter Dengan Penambahan Media Karbon ( Arang Kayu ) Untuk Pengolahan Air Sumur. Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Riau Effendi, Y. (2009). Analisa Perancangan Mesin Filtrasi Air Minum Untuk Rumah Tangga. Tugas Akhir Fakultas Teknik Mesin Universitas Mercubuana Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 7

Handayani, N. (2010). Studi Awal Tentang Sistem Penyediaan Air. Tugas Akhir Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Maryani, D. (2014). Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform. Tugas Akhir Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Muslim, & Kurniawan, S. (2008). Fakta Hutan dan Kebakaran. Pekanbaru: Jikalahari. Pangidoan. (2013). Pengolahan Air Bersih Di Lingkungan Kampus Universitas Pangaraian. Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Pasir Pangaraian Ridho, M., & Mag, N. (2012). Kebutuhan Air Bersih Di Kota Medan. Tugas Akhir Universitas Sumatera Utara. Saputri, A. W. (2011). Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum ( IPA ) Babakan PDAM Tirta Kerta Raharja Kota Tangerang. Tugas Akhir Teknik Lingkungan Universitas Indonesia Suryana, R. (2013). Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal Di Kecamatan Biringkanayya Kota Makassar. Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makassar Widyastuti, S., dan Sari, A. S. (2011). Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan. Tugas Akhir Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana-Surabaya Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 8