BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah purposive sampling. Dari 45 perusahaan yang tercatat hanya 27 perusahaan yang memenuhi kriteria. Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam 3 tahun menjadi 81 sampel. B. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai-nilai (mean), Standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik desktiptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data (N) dan standar deviasi dari empat variabel independen yaitu profitabillitas, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan, sebagai variabel yang mempengaruhi jumlah return saham perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis deskriptif statistic akan ditunjukan dalam tabel 4.1 dibawah ini : 74
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Profitabilitas 81 -,0126,2273,086333,0567464 Operasi 81-4,4467 40,9047,925643 5,1501729 Investasi 81-64,9985 1,7558-1,862715 9,1263816 Pendanaan 81-33,6775 12,1446 -,681107 4,9906940 ReturnSaham 81 -,0386,0306 -,001272,0161897 Valid N (listwise) 81 Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah (N) sebanyak 81 data, variabel independen profitabilitas mempunyai nilai minimum - 0,0126 pada tahun 2014 yang dimiliki XL Axiata Tbk dan nilai maksimum 0,2273 tahun 2013 dimiliki oleh Kalbe Farma Tbk. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,0567464 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,086333. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian variabel independen profitabilitas memenuhi standar dengan baik. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel independen Arus kas operasi mempunyai nilai minimum 4,4467 tahun 2015 yang dimiliki Lipo Karawaci Tbk, sementara nilai maksimum 40,9047 tahun 2015 dimiliki Bank Negara Indonesia Tbk. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 5,1501729 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,925643. Nilai rata-rata 75
(mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukan bahwa data tidak terdistibusi dengan baik. Variabel independen Arus kas Investasi mempunyai nilai minimum -64,9985. pada tahun 2015 yang dimiliki Global Mediacom Tbk, dengan nilai maksimum 1,7558 tahun 2015, yang dimiliki Bank Central Asia Tbk. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 9,1263816 dan nilai rata-rata (mean) sebesar -1,862715. Nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukan bahwa data terdistibusi dengan tidak baik. Variabel independen Arus Kas Pendanaan mempunyai nilai minimum -33,6775 tahun 2014 yang dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk, sementara nilai maksimum 12,1446 tahun 2014 yang dimiliki Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 4,9906940 dan nilai rata-rata (mean) sebesar -0,681107. Nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukan bahwa data tidak terdistibusi dengan baik. Variabel dependen yaitu Return saham mempunyai nilai minimum -0,0386 tahun 2014 yang dimiliki oleh Media Nusantara Citra Tbk sementara nilai maksimum 0,0306 tahun 2013 dimiliki oleh Gudang Garam Tbk. Dengan nilai standar deviasi (standard deviasion) sebesar 0,0161897 dan nilai rata-rata (mean) sebesar -0,001272. 76
Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, secara statistic dapat dijelaskan bahwa tingkat return saham yang dilakukan Perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia terhadap asetnya termasuk dalam kategori yang kurang baik. Adapun nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standard deviasi (standard deviasion) menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai mean dari variabel bebas seperti arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan dan variabel terikat yaitu return saham lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai standar deviasi yang ada, artinya nilai mean yang diperolah dari hasil pengukuran tidak mampu mewakili kondisi pada sampel perusahaan yang terdaftar di LQ-45 secara menyeluruh. Begitupula dengan nilai mean pada variabel bebas profitabilitas lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi yang ada, artinya nilai mean yang diperoleh dari hasil pengukuran mampu mewakili kondisi pada sampel perusahaan yang terdaftar di LQ-45 secara menyeluruh. C. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas a) Uji data dengan metode grafik P-P plot Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal dengan grafik Normal P-P Plot of Regression Standarlized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan 77
mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Gambar 4.1 Hasil uji data dengan metode grafik P-P plot Sumber : Data hasil pengolahan SPSS 21 Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. 78
b) Uji data dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov Cara untuk mendeksinya adalah dengan melihat nilai signifikasi residual. Jika signifikansi > 0,05, maka residual terdistribusi secara normal, namun Jika < 0,05 maka Ho ditolak karena data residual tidak terdistribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji data metode One Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 81 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation,01479701 Most Extreme Differences Absolute,092 Positive,065 Negative -,092 Kolmogorov-Smirnov Z,824 Asymp. Sig. (2-tailed),505 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,505 > 0,05 yang menunjukan bahwa nilai maka residual terdistribusi secara normal, atau memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). 79
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel variabel ini tidak ortogonal. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas atau tidak dilakukan dengan menilai nilai VIF (Variance Influence Factor) dan Tolerance. Bila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10 maka model regresi yang digunakan bebas dari masalah multikolonieritas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Profitabilitas,969 1,032 1 Operasi,967 1,034 Investasi 1,000 1,000 Pendanaan,998 1,002 a. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Berdasarkan Tabel 4.3, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance < 0.10 dan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) > 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 80
3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. (Ghozali, 2013 : 99). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin Watson (DW test). Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,450 a,203,149,0150301 2,085 a. Predictors: (Constant), Investasi, Operasi, Profitabilitas, Pendanaan b. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Nilai Durbin Watson untuk variabel terikat sebesar 2,085. Adapun nilai du tabel untuk 4 buah variabel bebas dan 81 data sampel pada taraf 5% adalah 1,743 untuk du dan 1,534 untuk dl. Nilai Durbin Watson hitung berada pada : du < d < 4 - du 1,743 < 2,085 < 4-1,743 Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Untuk mendukung hasil Uji Durbin Watson maka dilakukan Uji Run, dimana akan terjadi gangguan autokorelasi jika nilai signifikan dibawah 0,05. 81
Tabel 4.5 Hasil Uji Run Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -,00089 Cases < Test Value 40 Cases >= Test Value 41 Total Cases 81 Number of Runs 33 Z -1,900 Asymp. Sig. (2-tailed),057 a. Median Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Hasil Uji Run menunjukkan nilai test sebesar -0,00089 dengan probabilitas 0,057, signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima, atau Asymp. Sig.(2-tailed) 0,057 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah alam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:125). 82
Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik plot dari nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di- studentized. Dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 83
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data hasil pengolahan SPSS 21 Tampak pada grafik scatterplot di atas bahwa model penelitian tidak mempunyai gangguan heteroskedastisitas karena tidak ada pola tertentu pada grafik. Titik-titik pada grafik relatif menyebar baik di atas sumbu nol maupun dibawah sumbu nol. Untuk mendukung hasil Scatterplot maka dilakukan Glejser, dimana akan terjadi gangguan heterosdastisitas jika nilai signifikan dibawah 0,05. 84
Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),012,002 6,921,000 Profitabilitas,007,017,048,436,664 1 Operasi -2,149E-006,000 -,001 -,012,991 Investasi 1,178E-005,000,013,115,909 Pendanaan,001,000,337 3,073,902 a. Dependent Variable: RES_2 Sumber : Data hasil pengolahan SPSS 21 Hasil Uji Glejser menunjukkan nilai sig sebesar tidak ada yang < dari 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas D. Uji Hipotesis 1. Uji Regresi Berganda Dari hasil uji asumsi klasik di atas dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal serta tidak memiliki masalah multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda serta melakukan pengujian terhadap hipotesis. Pembuatan persamaan regresi berganda dapat dilakukan dengan menginterpretasikan angka-angka yang ada di dalam unstandardized coefficient Beta pada Tabel dibawah ini. 85
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -,001,003 Profitabilitas -,008,030 -,026 1 Operasi,001,000,197 Investasi,000,000,247 Pendanaan -,001,000 -,244 a. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Dari Tabel 4.6 dengan memperhatikan angka yang berada pada kolom Unstandardized coefficient Beta, maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut : Dari persamaan regresi di atas maka dapat kita interpretasikan beberapa hal antara lain sebagai berikut : 1) Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar -0,001 yang dapat diartikan bahwa Return saham akan berkurang 0,001 persen jika variabel seperti Profitabilitas, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan adalah diabaikan. 2) Variabel Profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,008. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa 86
profitabilitas terhadap jumlah return saham berpengaruh negatif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi penurunan nilai profitabilitas sebanyak satu persen maka akan menyebabkan kenaikan nilai return saham sebesar 0,008 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. 3) Variabel arus kas operasi memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,001. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa arus kas operasi terhadap jumlah return saham berpengaruh positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai arus kas operasi sebanyak satu persen maka akan menyebabkan kenaikan nilai return saham sebesar 0,001 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. 4) Variabel arus kas investasi memiliki nilai koefisien regresi yang positif namun tidak bernilai yang artinya 0 (nol). Nilai koefisien yang menunjukkan bahwa arus kas investasi terhadap jumlah return saham tidak berpengaruh. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan atau penurunan nilai arus kas investasi maka tidak akan menyebabkan apapun terhadap return saham, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. 5) Variabel arus kas pendanaan memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,001. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa arus kas pendanaan terhadap jumlah return saham berpengaruh negatif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi penurunan nilai 87
arus kas pendanaan sebanyak satu persen maka akan menyebabkan kenaikan nilai return saham sebesar 0,001 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. 2. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Menurut Gujarati (2013) dalam Ghozali (2013 : 87) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R 2 = 1, maka adjusted R 2 = R 2 = 1 sedangkan jika nilai R 2 = 0, maka adjusted R 2 = (1 k) / (n k), jika k > 1, maka adjusted R 2 akan bernilai negatif. Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,450 a,203,149,0150301 88
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Profitabilitas, Investasi, Operasi b. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Berdasarkan tabel diatas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,149 yang berarti 14,9% perubahan variabel Jumlah return saham, dijelaskan oleh perubahan variabel bebas yaitu profitabilitas, arus kas pendanaan, arus kas investasi dan arus kas operasi secara bersama-sama. Sedangkan sisanya 15,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Imam (2011). Untuk menguji apakah parameter koefisien Adjusted R Square signifikan atau tidak dilakukan pengujian dengan alat uji statistic metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan sebesar 95%. Pengujian ini dilakukan dengan menentukan hipotesis sebagai berikut : Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 89
Dasar pengambilan keputusan Jika Sig.< alpha 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima Jika Sig.> alpha 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVA a Model F Sig. 1 Regression 3,745,008 b a. Dependent Variable: ReturnSaham b. Predictors: (Constant), Pendanaan, Profitabilitas, Investasi, Operasi Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Dari uji Anova atau F test didapat nilai F hitung sebesar 3,745 dengan probabilitas 0.008. Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi return saham atau dapat dikatakan profitabilitas, arus kas pendanaan, arus kas investasi dan arus kas operasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. 4. Uji Signifikansi Parameter (Uji Statistik t) Uji parsial pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ghozali (2013). Pengujian dilakukan dengan menentukan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 90
Ha : Terdapat pengaruh signifikan terhadap variabel independen dengan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan : (Sig t) > α 0,05 dan p value > 0,05 maka hipotesis diterima ( koefisien regresi tidak signifikan). (Sig t) < α 0,05 dan p value < 0,05 maka hipotesis ditolak ( koefisien regresi signifikan). Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik t) Coefficients a Model T Sig. (Constant) -,286,776 Profitabilitas -,248,805 1 ArusKasOperasi 1,846,069 AruskasInvestasi 2,353,021 ArusKasPendanaan -2,324,023 a. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber : Output SPSS 21 (Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah) Ket : * Signifikan pada α 0.10 ** Signifikan pada α 0,05 Dari hasil uji t pada Tabel 4.9 dapat disimpulkan mengenai hasil pengujian terhadap masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut : 91
a) H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Return saham. Berdasarkan Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar -0,248 dengan tingkat signifikansi 0,805. Karena tingkat signifikansi > 0,05 dan t hitung bertanda negatif, maka secara parsial variabel Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel return saham. Dengan demikian hipotesis diterima. b) H2 : Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap Return saham. Berdasarkan Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 1,846 dengan tingkat signifikansi 0,069. Karena tingkat signifikansi > 0,05 akan tetapi < 0,10 dan t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel Arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel return saham. Dengan demikian hipotesis ditolak. c) H3 : Arus kas investasi berpengaruh positif terhadap Return saham. Berdasarkan Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 2,353 dengan tingkat signifikansi 0,021. Karena tingkat signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel independen arus kas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Dengan demikian hipotesis ditolak. d) H4 : Arus kas pendanaan berpengaruh negatif terhadap Return saham Berdasarkan Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar -2,324 dengan tingkat signifikansi 0,023. Karena tingkat signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung bertanda negatif, maka secara parsial variabel 92
independen Arus kas pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Dengan demikian hipotesis ditolak. E. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian dengan cara regresi linear berganda yang mengukur pengaruh variabel independen (Profitabilitas, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan) terhadap return saham perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Hasil pengujian statistic Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar -0,248 dengan tingkat signifikansi 0,805. Karena tingkat signifikansi > 0,05 dan t hitung bertanda negatif, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel return saham. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shahmoradi (2012) profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham. 2) Pengaruh Arus kas operasi terhadap return saham. Hasil pengujian statistic Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 1,846 dengan tingkat signifikansi 0,069. Karena tingkat signifikansi >0,05 akan tetapi <0,10 dan t hitung bertanda positif, 93
maka secara parsial variabel Arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel return saham. Dengan demikian hipotesis ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi arus kas operasi maka akan berpegaruh terhadap return saham perusahaan. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ginting (2012), Arlina, dkk (2014), Trisnawati dan Wahidahwati (2013), Vakilifard dan Shahmoradi (2014) yang menyatakan bahwa Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap Return saham. 3) Pengaruh Arus kas investasi terhadap return saham. Hasil pengujian statistic Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 2,353 dengan tingkat signifikansi 0,021. Karena tingkat signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara parsial variabel independen arus kas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menjelaskan bahwa naiknya arus kas investasi akan mempengaruhi return saham perusahaan. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arlina (2014), Trisnawati dan Wahidahwati (2013), yang menyatakan bahwa Arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap Return saham. 4) Pengaruh Arus kas pendanaan terhadap return saham. 94
Hasil pengujian statistik Uji-t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar -2,324 dengan tingkat signifikansi 0,023. Karena tingkat signifikansi <0,05 dan nilai t hitung bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen Arus kas pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fransiska (2012), Arlina, dkk (2014), Trisnawati dan Wahidahwati (2013), Vakilifard dan Shahmoradi (2013) yang menyatakan bahwa Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Return saham. 95