BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah medis, nyeri menstruasi disebut dismenorea primer. Berdasarkan patofisologi yang mendasari, ada 2 tipe dismenorea, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. 2 Dismenorea primer ini dihubungkan dengan gejala-gejala seperti malaise, kelelahan, peningkatan sensitivitas, pusing, sakit kepala, sakit punggung bagian bawah mual dan muntah. 3 Terjadinya dismenorea primer biasanya tidak lama dari kejadian menarche (menstruasi pertama kali) yaitu setelah 6 sampai 12 bulan, ketika siklus ovulasi sudah terbentuk. 4 Akan tetapi telah dilakukan penelitian pada sekelompok perempuan di Swedia dan hasilnya kejadian dismenorea primer prevalensinya meningkat saat usia 19 tahun ke atas yaitu sebanyak (90%) sedangkan (67%) terjadi pada perempuan berusia 24 tahun. 5 Beberapa penelitian tentang dismenorea pada remaja menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi. Prevalensi dismenorea di Asia kurang lebih sekitar (84,2%), dengan spesifikasi kejadian di Asia Timur laut sebanyak (68,7%), di Asia Timur Tengah sebanyak (74,8%), dan hampir (50,0%) di Asia Barat Laut.
Prevalensi di Asia Tenggara menunjukkan angka yang berbeda, Malaysia memperkirakan jumlah perempuan yang mengalami dismenorea primer adalah (69,4%), Thailand (84,2%), dan Indonesia sendiri diperkirakan (65%) usia reproduktif mengalami dismenorea primer. 6 Di Indonesia dismenorea primer menyebabkan remaja perempuan (59,2%) terjadi penurunan aktivitas, (5,6%) bolos sekolah atau kerja, dan sebanyak (35,2%) tidak merasa terganggu. 7 Dalam penelitian di Semarang pada 50 orang Mahasiswi ditemukan kejadian dismenorea ringan (18%), dismenorea sedang (62%) dan dismenorea berat (20%). 8 Kelainan menstruasi pada wanita muda mungkin karena penyebab organik, atau berkaitan dengan faktor psikologis, seperti stres, kecemasan dan faktor fisiologis yaitu hormonal. Perdarahan yang tidak teratur dan banyak dapat menyebabkan gangguan terhadap perempuan pribadi dan kehidupan professionalnya. 9 Banyak faktor lainnya telah ditemukan menyebabkan gangguan menstruasi pada anak remaja yaitu meliputi: nutrisi, obat-obatan, kegiatan fisik lingkungan dan stres (fisik, emosi dan mental). 10 Stressor psikososial lain diyakini menjadi salah satu faktor risiko dismenorea selain faktor fisiologi seperti kenaikan hormon prostaglandin dan kenaikan hormon vasopressin yang mempengaruhi kontraksi otot uterus pada saat menstruasi. 2 Salah satu penyebab dismenorea adalah faktor psikis. Salah satu faktor psikis tersebut adalah stres. 11 Stres merupakan suatu respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang dapat mengancam dan mengganggu kemampuan
seseorang untuk menanganinya. 12 Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika mengalami tekanan dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam, dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik. Salah satu dampak dari stres terhadap kesehatan adalah dismenorea. 13 Stres dapat mengganggu kerja sistem endokrin sehingga dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit saat menstruasi atau dismenorea. 14 Dismenorea juga dikaitkan dengan kenaikan tingkat stres dan sebaliknya. 15 Penelitian yang dilakukan pada perempuan Cina, bahwa terjadinya risiko dismenorea dua kali lebih besar antara perempuan dengan stres yang tinggi dibandingkan dengan perempuan dengan stres rendah dalam siklus menstruasi sebelumnya. 15 Sebuah studi yang meneliti mengenai sumber stres pada mahasiswa kebidanan di Inggris sebanyak (29,6%) mengalami stres karena faktor organisasi dan mempelajari pengalaman. Sumber klinis stres bagi mahasiswa bidan salah satunya juga berhubungan dengan aspek lingkungan belajar dalam perguruan tinggi. 16 Mahasiswa kedokteran perlu belajar lebih keras daripada kebanyakan dan tingginya kelompok risiko stres. 17,18 Mahasiswa kebidanan memiliki karakter yang sama dengan mahasiswa kedokteran yaitu, sama-sama belajar dalam bidang kesehatan. Pada periode ini mahasiswa kebidanan banyak menjalankan kegiatan akademik yang membuat tingkat stres mahasiswa menjadi lebih meningkat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan oleh peneliti yang dilakukan di Program Studi Kebidanan Sekolah Vokasi UGM (Universitas Gadjah Mada)
pada bulan Mei 2015 terhadap 20 mahasiswi kebidanan yang berusia 19 sampai 22 tahun, sebanyak (40%) menyatakan merasa nyeri saat mentruasi dan kebanyakan nyeri tersebut berlangsung pada hari 1-2 menstruasi, (30%) merasakan kadang-kadang mengalami nyeri saat menstruasi dan sisanya sebanyak (30%) menyatakan tidak merasakan nyeri saat menstruasi. Para mahasiswa hingga saat ini masih banyak yang mengalami dismenorea yang belum teratasi sehingga mengganggu aktifitas kuliah, diantaranya mengatakan mengalami kesulitan berkonsentrasi terhadap belajar terutama saat menjalani praktik, sering merasa lelah dan malas sepanjang hari. Angka dismenorea primer pada remaja di berbagai negara masih tinggi, dimana faktor resiko dismenorea primer tidak hanya berkaitan dengan faktor fisiologis tapi juga faktor psikologis. Dengan adanya landasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan tingkat dismenorea primer pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Adakah hubungan antara tingkat stres dengan tingkat dismenorea primer pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat stres dengan tingkat dismenorea primer pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. b. Mengidentifikasi tingkat stres pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. c. Mengindentifikasi tingkat dismenorea primer pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata ajar yang berhubungan dengan stres remaja maupun dismenorea primer. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pertimbangan, masukan, dan referensi dalam pengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan stres remaja maupun dismenorea primer.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemberi Pelayanan Kesehatan Mengembangkan ilmu kebidanan dengan mengoptimalkan peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan langsung dalam mengatasi dismenorea primer pada remaja dan meningkatkan wawasan ilmu kebidanan terhadap peranan stres sebagai salah satu faktor terjadinya dismenorea primer. b. Bagi Mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM Mengantisipasi terjadinya stres pada mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM yang berdampak pada gangguan menstruasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya dismenorea primer. c. Bagi Remaja Putri Memberikan informasi pada remaja putri mengenai stres yang dapat menyebabkan dismenorea primer sehingga dapat sebagai masukan dalam penanganan penatalaksanaan dismenorea primer. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2011 oleh saudari Meilina Intan Dewi Saputri dengan judul Hubungan Antara Stres dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi SMK N 1 Karanganyar dari penelitian tersebut merupakan penelitian observasional analitik melalui pendekatan cross sectional, penelitian dilaksanakan di SMK N 1 Karanganyar pada siswi kelas X yang berusia 15-18 tahun. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
proportional cluster random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kuesioner untuk mengetahui skala stres dan skala kejadian dismenorea, tetapi kuesioner yang digunakan berbeda dengan kuesioner penelitian saat ini. Perbedaan dari peneliti sebelumnya terletak pada tempat, waktu dan sampel penelitian. Pada penelitian sebelumnya pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik proportional cluster random sampling, sedangkan pada penelitian ini adalalah teknik non probability sampling dengan cara purposive sampling. Perbedaan kriteria sampel penelitian terlihat pada penelitian sebelumnya yaitu, pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel siswi SMK N 1 Karanganyar kelas X dengan usia 15-18 tahun, sedangkan pada sampel penelitian ini dikhususkan mahasiswa kesehatan yaitu mahasiswa Kebidanan Sekolah Vokasi UGM dengan usia 19 tahun ke atas. Mahasiswa kebidanan seluruhnya adalah remaja perempuan. Penelitian pada sekelompok perempuan di Swedia, menunjukkan bahwa kejadian dismenorea primer prevalensinya meningkat pada saat usia 19 tahun ke atas yaitu sebanyak (90%) sedangkan (67%) terjadi pada perempuan berusia 24 tahun. 5 Mahasiswa kedokteran perlu belajar lebih keras daripada kebanyakan dan tingginya kelompok risiko stress. 17,18 Pada periode ini mahasiswa kebidanan banyak menjalankan kegiatan akademik yang membuat tingkat stres mahasiswa menjadi lebih meningkat. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengambil sampel mahasiswa D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM karena berusia 19
tahun ke atas, memiliki tingkat dismenorea primer dan risiko tingkat stres yang lebih tinggi. Instrumen penelitian yaitu tetap menggunakan kuesioner dalam mengetahui skala yang diukur tetapi dasar kuesioner berbeda. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya.