BAB III METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

BAB II LANDASAN TEORI

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Pelanggan pada setiap Penyulang di Gardu Induk Batang. No Penyulang Jumlah Pelanggan 1 BTG BTG

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis melakukan perhitungan nilai nilai indeks keandalan

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : Sistem radial, Loop scheme, SAIFI/SAIDI, Energy not save. vii

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

Sistem Listrik Idustri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM LOOP SCHEME JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG BLAHKIUH TERHADAP KEANDALAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI


ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN RAYON BLORA DENGAN METODE FMEA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN INDEKS KEANDALAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (Persero) RAYON BAGAN BATU TAHUN 2015

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : (laptop) yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapaun perangkat tersebut yaitu : laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

SKRIPSI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK ( STUDI KASUS DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV GEJAYAN ) TUGAS AKHIR

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

MENEKAN ANGKA SAIDI MELALUI POLA KOORDINASI YANG EFEKTIF DAN MENINGKATKAN KINERJA SAIFI DENGAN PEMELIHARAAN PREDIKTIF

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Berdasarkan Mutu Pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Yulius S. Pirade ABSTRAK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN JUMPER SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DENGAN PDKB-TM METODE BERJARAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil.

PLN AREA tanggal tgl ke- bln ke- thn

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Referensi-referensi ini kemudian akan digunakan untuk mempertimbangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan tema tugas akhir yang diambil, ada beberapa referensi dari

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS INDONESIA

Studi Penentuan Faktor Dominan Penyebab Gangguan Saluran Udara TM

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

BAB II LANDASAN TEORI. SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASAI, berikut diantaranya: 1. Skripsi Ahmad Fajar Sayidul Yaom (2015) yang berjudul Analisis Keandalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. flow chart. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa langkah yaitu studi

Transkripsi:

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kinerja Distribusi PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang Secara umum kinerja distribusi di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang mengalami penurunan yang baik dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat melalui besar kecilnya nilai SAIDI, SAIFI, dan Gangguan Penyulangnya. Akan tetapi hal ini harus ditingkatkan guna pencapaian penyaluran yang lebih baik di masa. 3.1.1 SAIDI Tahun 2007-2010. SAIDI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang di Desember 2007 sebesar 450,2 menit/pelanggan/tahun, dan s.d Desember 2010 sebesar 395,6 menit/plg/tahun. Data SAIDI untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar berikut. 20

jumlah 21 Data SAIDI Tahun 2007-2010 700 600 500 400 300 200 100 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des SAIDI 2007 46,79 93,74 136,1 172,3 206,6 253,5 291,3 338,3 365,6 392,4 420,5 450,2 SAIDI 2008 31,32 62,51 88,16 113,9 140,9 163,2 187,6 210,7 233,3 252,6 275,3 305,4 SAIDI 2009 40,67 71,31 108,2 139,4 247 347,1 382,5 419,3 461,8 506,5 544,6 579,5 SAIDI 2010 38,26 75,19 114,3 154,7 187,5 218,5 248,3 277,9 304,2 334,8 365,2 395,6 Gambar 3.1. Grafik SAIDI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang 2007-2010. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 indeks SAIDI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi hal ini tetap harus ditingkatkan untuk pencapaian yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya. 3.1.2 SAIFI Tahun 2007-2010. SAIFI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang di desember 2007 sebesar 11,49 kali/pelanggan/tahun, dan s.d desember 2010 sebesar 5.64 kali/pelanggan/tahun. Data SAIFI untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar berikut.

Jumlah 22 Data SAIFI Tahun 2007-2010 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des SAIFI 2007 0,87 1,64 2,39 3,13 3,79 4,34 4,94 5,36 5,68 6,05 6,53 7,08 SAIFI 2008 0,49 0,98 1,44 1,9 2,52 2,99 3,25 3,64 4,08 4,45 4,87 5,22 SAIFI 2009 0,51 0,88 1,42 1,83 3,57 4,95 5,69 6,41 7,12 7,81 8,34 9,06 SAIFI 2010 0,56 1,15 1,7 2,36 2,74 3,31 3,81 4,37 4,65 4,94 5,24 5,64 Gambar 3.2. Grafik SAIFI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang 2007-2010. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 indeks SAIFI PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi hal ini tetap harus ditingkatkan untuk pencapian yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya. 3.1.3 Gangguan Penyulang Tahun 2007-2010 Tingginya gangguan penyulang merupakan salah satu penyebab memburuknya indeks SAIDI dan SAIFI di suatu unit operasi distribusi dalam hal ini PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang. Berikut data dan grafik gangguan penyulang untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang.

jumlah 23 Data gangguan Penyulang Tahun 2007-2010 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Jan Feb Ma r Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des GGN PENYULANG 2007 196 485 745 962 13161667195121002100234826092896 GGN PENYULANG 2008 273 512 773 120215921872205622772277271830063250 GGN PENYULANG 2009 221 460 791 111213101546169618221822213623412499 GGN PENYULANG 2010 202 404 506 808 10091221141316151615201922212492 Gambar 3.3. Grafik gangguan penyulang PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang 2007-2010. 3.2 Upaya Peningkatan Keandalan Jaringan Berikut ini adalah upaya dalam meningkatkan keandalan jaringan di PT.PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang: 1. Pencegahan Terhadap Gangguan - gangguan di jaringan Distribusi. Misalnya : Pencegahan dari gangguan Pohon pada Jaringan SUTM, dengan melakukan pemangkasan Pohon - pohon yang rawan mengganggu Jaringan SUTM. 2. Penggunaan material yang baik dalam Konstruksi Jaringan. Misalnya : Penggunaan Kabel Berisolasi pada Jaringan SUTM, dengan melakukan Rehabilitasi Jaringan SUTM yang menggunakan penghantar telanjang (A3C) diganti dengan penghantar berisolasi (A3CS) untuk mencegah gangguan Pohon dan Hujan.

24 3. Rekonfigurasi dan Normalisasi Jaringan Misalnya : Perbaikan Jaringan Spindel yang tidak bisa berfungsi normal, Normalisasi Express Feeder sebagai Penyulang Cadangan / Back up supplai energi saat terjadinya Gangguan di jaringan, melakukan kegiatan pemerataan beban. 4. Inspeksi dan Pemeliharaan Jaringan Misalnya : Inspeksi Rutin terhadap Kondisi Jaringan SUTM seperti Pemeriksaan Keadaan Tiang miring, Pemeliharaan Isolator, Inspeksi Penghantar dan Kondisi Pentanahan, serta melakukan pecah beban Penyulang melalui pemasangan Gardu sisipan untuk memperkecil luasnya area padam pada saat terjadinya gangguan di jaringan. 5. Optimalisasi Sistem Proteksi di Jaringan Distribusi. Misalnya : Mengoptimalkan kinerja dari alat Proteksi terpasang (CBO, Recloser, LBS FAI dan Sectionalizer) dengan melakukan pemeliharaan, Relokasi, dan Resetting sehingga dapat terkoordinasi dengan baik dalam suatu sistem dan melakukan pemasangan Alat Proteksi pada penyulang penyulang yang Rawan terhadap gangguan. 3.3 Penyebab Gangguan Penyulang Di Area Jaringan Tanggerang 2010 Berikut ini merupakan data penyebab terjadinya gangguan penyulang di PT. PLN Persero Area Jaringan Tangerang tahun 2010, dimana gangguan penyulang terjadi sebanyak 2492 kali selama periode tersebut. (Tabel 3.1)

25 NO Tabel 3.1. Data penyebab gangguan penyulang di Area Jaringan Tangerang PENYEBAB GANGGUAN FREKUENSI (KALI) tahun 2010 % KETERANGAN 1 l1 387 16 l1 = Komponen JTM (pemutus/pelebur, konektor, kawat jumper, ikatan isolator, kabel, kotak sambungan dan terminal kabel 2 l2 776 31 l2 = peralatan JTM (isolator, FCO, Pole Switch, Arrester) 3 l3 138 6 l3 = Gardu dan lainnya 4 l4 8 0 l4 = Tiang roboh atau kerusakan bagian-bagian tiang listrik lainnya serta penyebab internal lainnya 5 E1 176 7 E1 = Pohon / dahan 6 E2 302 12 E2 = Angin kencang, hujan deras, banjir, tanah longsor, kebaakaran dan bencana laiinnya 7 E3 71 3 E3 = Akibat binatang 8 E4 634 25 E4 = Layang-layang / umbul-umbul dan penyebab eksternal lainnya TOTAL 2492 100 Tabel 3.2 berikut ini merupakan rincian dari sepuluh besar penyebab gangguan penyulang yang mempengaruhi indeks SAIDI dan SAIFI di Area Jaringan Tangerang tahun 2010

26 Tabel 3.2. Sepuluh penyebab utama gangguan di Area Jaringan Tangerang tahun 2010 NO JENIS GANGGUAN FREKUENSI PERSENTASE KALI (%) 1 GANGGUAN TAK JELAS SUTM 636 27,57 2 SKTM RUSAK 437 18,94 3 HUJAN 324 14,04 4 MV CELL CORONA + GOSONG + RUSAK 246 10,66 5 GANGGUAN TAK JELAS SKTM 232 10,06 6 ARKU LAYANGAN 146 6,33 7 JUMPER PUTUS 88 3,81 8 SYMPATETIC 79 3,42 9 SUTM PUTUS 62 2,69 10 POHON 57 2,47 10 BESAR PENYEBAB GANGGUAN 4% 6% 3% 3% 2% 28% GTJ SUTM SKTM RUSAK 10% 11% 14% 19% MV CELL CORONA + GOSONG + RUSAK HUJAN GTJ SKTM ARKU LAYANGAN Gambar 3.4. Grafik identifikasi sepuluh besar penyebab Gangguan Penyulang Jika dikelompokkan berdasarkan jenis jaringan terganggu, Penyebab Gangguan terbesar ialah jaringan SUTM. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar Grafik 3.5.

27 Gambar 3.5. Grafik identifikasi jaringan yang terganggu Berdasarkan data-data penyebab gangguan diatas dapat diketahui bahwa penyebab utama gangguan penyulang yang memperanguhi indeks SAIDI dan SAIFI terbesar di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang ialah Gangguan Tak Jelas SUTM (GTJ SUTM) yaitu sebesar 27,57%. Jika dilihat dari jenis jaringan yang terganggu, penyebab gangguan penyulang terbesar di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang ialah gangguan pada jaringan SUTM yaitu sebesar 56,91%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguangangguan tersebut ialah dengan mengoptimalkan sistem proteksi distribusi pada jaringan SUTM sehingga pada saat terjadi gangguan di jaringan SUTM, sistem proteksi yang dipasang dapat melokalisir gangguan tidak sampai menyebabkan Tripnya PMT penyulang. Dengan demikian pemadaman pada jaringan yang tidak terganggu dapat dicegah dan kontinuitas pelayanan listrik pun tetap terjaga.

28 3.4 Sistem Proteksi Distribusi Di PT. PLN (PERSERO) Area Jaringan Tangerang Sistem Proteksi distribusi dimaksudkan untuk mengatasi gangguangangguan yang terjadi pada jaringan, sehingga runtuhnya sistem dapat dicegah serta Kontinuitas pelayanan listrik tetap terjaga. Dalam suatu sistem proteksi distribusi terdiri dari beberapa alat proteksi yang dipasang pada jaringan yang terkoordinasi dalam suatu sistem. Begitu pula halnya dengan sistem proteksi distribusi di PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang. Tabel berikut ini merupakan data pemasangan alat proteksi Jaringan Distibusi (CBO, Recloser, Sectionalizer, dan Load Break Switch FAI) di PT. PLN (Persero) area jaringan Tangerang. Tabel 3.3. Data jumlah pemasangan alat Proteksi PT. PLN Persero Area Jaringan Tangerang No Alat proteksi Gardu Penyulang Gardu Induk Jumlah 1 CIRCUIT BREAKER OUT TERSEBAR TERSEBAR TERSEBAR 6 BUAH 2 RECLOSER TERSEBAR TERSEBAR TERSEBAR 22 BUAH 3 LBS FAI TERSEBAR TERSEBAR TERSEBAR 5 BUAH 4 SECTIONALIZER TERSEBAR TERSEBAR TERSEBAR 5 BUAH 3.5 Optimalisasi Sistem Proteksi Distribusi Di PT. PLN (PERSERO) Area Jaringan Tangerang Optimalisasi Sistem Proteksi Jaringan di PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang dimaksudkan untuk meminimalisir gangguan Penyulang Trip dari

29 tahun ke tahun. Dengan demikian secara otomatis besarnya indeks SAIDI dan SAIFI di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang juga dapat ditekan. Berikut ini merupakan kondisi sistem proteksi distribusi yang diharapkan dengan dilakukan optimalisasi (gambar 3.6). Dimana pada saat terjadinya gangguan di jaringan, alat Proteksi yang dipasang dapat melokalisir gangguan tidak sampai menyebabkan Tripnya PMT Penyulang. Gambar 3.6. Sistem proteksi distribusi yang diharapkan Agar sistem proteksi distribusi dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kondisi yang diharapkan, maka dalam pemasangan alat proteksi harus direncanakan secara benar mengikuti kaidah koordinasi sistem proteksi jaringan distribusi 20 KV, kesalahan dalam penempatan peralatan dapat menimbulkan tidak optimalnya sistem proteksi yang dipasang. Gambar 3.7 berikut ini merupakan contoh pemasangan alat proteksi yang benar, dalam hal ini alat proteksi yang digunakan ialah Recloser dan Automatic Sectionalizer Switch (ASS).

30 Gambar 3.7. Contoh pemasangan alat proteksi yang benar Dari Gambar 3.7 diatas dapat dilihat bahwa dalam suatu jaringan penempatan ASS harus berada di hilir dari alat proteksi Recloser. Hal ini dikarenakan ASS tidak akan bekerja walaupun dilalui arus gangguan berapapun besarnya. ASS akan bekerja setelah tegangan di jaringan tidak ada atau sama dengan nol. Oleh karena itu pemasangan ASS pada penyulang yang tidak terdapat Recloser di hulunya akan selalu menyebabkan Tripnya PMT Penyulang. Selain melakukan penempatan peralatan proteksi yang benar, alat-alat proteksi yang dipasang juga harus terkoordinasi dengan baik antara peralatan yang satu dengan yang lainnya dalam suatu sistem. Sehingga pada saat terjadinya gangguan di jaringan alat proteksi yang dipasang dapat melokalisir gangguan tidak sampai menyebabkan Tripnya PMT Penyulang. Gambar berikut merupakan grafik koordinasi peralatan proteksi yang benar, dalam hal ini alat Proteksi yang digunakan ialah Recloser dan Automatic Sectionalizer Switch (ASS). 3.5.1 Langkah-langkah Optimalisasi Sistem Proteksi Distribusi Dalam rangka mengoptimalisasikan sistem Proteksi Distribusi di PT PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang, maka diperlukanlah langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap Sistem Proteksi di Jaringan sehingga dapat menurunkan gangguan Penyulang Trip yang berpotensi terhadap indeks SAIDI dan SAIFI.

31 Adapun langkah-langkah Optimalisasi Sistem Proteksi Distribusi tersebut antara lain sebagai berikut : 1) Melakukan Pemeliharaan alat Proteksi Terus menerus 2) Relokasi beberapa alat proteksi yang penempatannya kurang baik sehingga dapat menghasilkan keandalan jaringan 3) Resetting semua alat proteksi sehingga bisa terkoordinasi dengan baik dalam suatu sistem. 4) Pemasangan alat proteksi pada jaringan distribusi yang belum memiliki peralatan proteksi yang cukup untuk melokalisir gangguan di jaringan (pemasangan recloser pada penyulang SUTM yang rawan gangguan dan pemasangan Circuit Breaker Out pada penyulang campuran yang rawan terhadap gangguan) 5) Menjalin kerjasama koordinasi sistem proteksi antar Tim Proteksi Distribusi (Area Jaringan Tangerang) dengan Tim Proteksi GI sehingga alat-alat Proteksi dapat terkoordinasi dengan baik. 3.6 Kontinyuitas Pelayanan Dan Keandalan Jaringan 3.6.1 Kontinuitas Pelayanan Kontinuitas pelayanan merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan yang nilainya akan tergantung kepada jenis sarana penyalurannya, sarana peralatan pengaman yang dipilihnya. Tingkat kontinuitas pelayanan dari peralatan penyalur tenaga listrik disusun berdasarkan lamanya upaya untuk pemulihan suplai tenaga listrik ke konsumen setelah mengalami pemutusan. Tingkat kontinuitas pelayanan tenaga listrik tersusun seperti berikut :

32 a. Kontinuitas tingkat 1 Pada tingkat ini memungkinkan jaringan berada pada kondisi padam dalam waktu berjam-jam dalam rangka mencari dan memperbaiki bagian bagian yang mengalami kerusakan karena gangguan. b. Kontinuitas tingkat 2 Kondisi jaringan padam dimungkinkan dalam waktu beberapa jam untuk keperluan mengirim petugas kelapangan, melokalisir kerusakan dan melakukan pengaturan switching untuk menghidupkan suplai beban pada kondisi sementara dari arah atau saluran lain. c. Kontinuitas tingkat 3. Dimungkinkan padam dalam waktu beberapa menit untuk kegiatan pengaturan switching dan pelaksanaan switching oleh petugas yang stand by di gardu atau pelaksanaan deteksi dengan bantuan Pusat Pengatur Jaringan Distribusi yang disingkat PPJD ( DCC ). d. Kontinuitas tingkat 4 Dimungkinkan padam dalam beberapa detik, pengaturan switching dan pengamanan dilaksanakan secara otomatis. e. Kontinuitas tingkat 5 Dimungkinkan tanpa adanya pemadaman dengan melengkapi instalasi cadangan terpisah dan otomatisasi penuh. Jaringan distribusi untuk luar kota (pedesaan) terdiri dari saluran udara dengan susunan jaringan menggunakan konfigurasi radial yang memenuhi kontinuitas tingkat sedangkan untuk daerah dalam kota terdiri dari saluran udara dengan susunan jaringan menggunakan konfigurasi loop atau gelang atau cincin atau yang lebih baik

33 yaitu konfigurasi spindle dengan bantuan PPJD (Pusat Pengatur Jaringan Distribusi) dimana tingkat kontinuitas sistem ini akan menjadi lebih baik lagi. Tingkat keandalan suatu sistem merupakan kebalikan dari besarnya jam pemadaman atau pemutusan pelayanan jadi tingkat keandalan yang tinggi dapat diperoleh dengan memilih jaringan dengan tingkat kontinuitas pelayanan yang tinggi dan frekuensi pemadaman karena gangguan yang rendah. 3.6.2 Tingkat Jaminan Sistem Distribusi Indeks-indeks yang dapat dipakai untuk membandingkan unjuk kerja (performance) sistem distribusi dalam memberi pelayanannya pada konsumen sebagai tolok ukur kemajuan atau untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai adalah : a) SAIFI : System Average Interuption Frequency Index b) SAIDI : System Average Interuption Duration Index c) CAIFI : Customer Average Interuption Frequency Index d) CAIDI : Customer Average Interuption Duration Index e) ASAI : Average System Availability Index Untuk melihat unjuk kerja (performance) dari pengusahaan ketenaga listrikan yang diusahakan PT PLN digunakan SAIDI dan SAIFI. Sebagai indikator Keandalan penyaluran adalah angka lamanya dan seringnya pemadaman pada pelanggan yang disebut dengan SAIDI dan SAIFI.

34 SAIDI ialah indeks yang menunjukkan waktu (duration) padam rata-rata yang dialami oleh setiap pelanggan dalam suatu periode tertentu (tahun) pada suatu unit tertentu. Besarnya nilai SAIDI suatu jaringan distribusi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Lama padam X Jumlah Pelanggan Padam S A I D I = ------------------------------------------------------ =... mnit/plnggn/thn Jumlah Pelanggan X 1 Tahun. SAIFI ialah indeks yang menunjukkan jumlah (frekuensi) padam rata-rata yang dialami oleh setiap pelanggan dalam suatu periode tertentu (tahun) pada suatu unit tertentu. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung besarnya nilai SAIFI suatu jaringan distribusi : Seringnya Padam X Jumlah Pelanggan Padam S A I F I = ----------------------------------------------------------- = Kali/Plnggn/ Thn Jumlah Pelanggan X 1 Tahun