PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG Rahmad Saryadi* ), Zulfaneti** ), Yulyanti Harisman ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this research is about the low of students' understanding of mathematical concepts. This study is aimed to determine whether the applying the active learning strategy type (LSQ) effect on students' understanding of mathematical concepts at VIII class in SMP 14 Padang. The type of this research is experimental research, the research design with One Shot Case Study. The population of this research is 14 students at VIII class in SMP Padang which consists of seven classes. The technique is random sampling. The sample is selected VIII.1 class. The instrument used in this research is a test of understanding of mathematical concepts in the form of the final test. The form of the test used is the form of an essay by a reliability test is r 11 = 0.632. The data analysis technique used is t-test. Based on the final math test scores of students in the class samples obtained an average grade of experiments = 75.96. From the analysis of the data obtained t = 22.02 and t table = 2.05. Thus, it can be concluded that study by using active learning strategies LSQ type effect on the understanding of mathematical concepts at VIII class in SMPN 14 Padang. Keywords : understanding of mathematical concepts, Learning Starts With a Question. PENDAHULUAN Matematika mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Kemampuan matematika dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta juga menjadikan seorang lebih memiliki sikap dewasa dalam menyelesaikan masalah. Matematika juga membiasakan seseorang untuk berpikir logis, sistematis, analitis, kritis dan kreatif. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan gagasan dan memecahkan masalah juga dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena matematika memiliki keterkaitan yang
kuat dan jelas antara konsepnya sehingga memungkinkan seseorang berpikir secara rasional. Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di bidang matematika. Usaha yang dilakukan antara lain penyempurnaan kurikulum. Pada kurikulum 2013 siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai pembimbing dan pendamping pada proses belajar mengajar. Berdasarkan kurikulum 2013 untuk berperan aktif siswa dituntut mampu untuk memahami konsep matematis. Depdiknas dalam Shadiq (2009: 13) menyatakan tiga aspek kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mempelajari matematika yaitu kemampuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan komunikasi, serta kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan kutipan tersebut, pembelajaran matematika selalu berhubungan dengan kemampuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan komunikasi, serta kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik sangat penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Pemahaman terhadap materi pada pembelajaran matematika yang baik juga tidak bisa terlepas dari pemahaman konsep yang baik. Sehingga semakin tinggi pemahaman konsep maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Mengingat pentingnya kegunaan matematika bagi siswa, maka guru dan siswa merupakan faktor penentu kesuksesan pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan mampu untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang tidak dipahami siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan tentunya juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi di sekolah yang dilakukan dengan guru matematika pada tanggal 1 September 2014 di SMPN 14 Padang, hal-hal yang menjadi alasan kenapa siswa banyak mendapat nilai yang tidak memuaskan dikarenakan siswa mengalami kesulitan saat belajar matematika yang disebabkan oleh siswa tidak aktif dan
tidak mau bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan guru. Saat guru bertanya tentang pemahaman siswa terhadap materi, hanya beberapa siswa yang menjawab dan siswa lainnya diam seolah-olah mereka sudah mengerti Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa di kelas VIII SMPN 14 Padang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With a Question berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 14 Padang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian preeksperimen dengan rancangan One Shot Case Study. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 September sampai tanggal 8 Oktober 2014 di SMPN 14 Padang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 14 Padangh Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil pengujian, diketahui populasi berdistribusi normal, memiliki variansi yang homogen serta memiliki kesamaan rata-rata, maka pengambilan sampel dilakukan secara acak, diperoleh kelas VIII.1 sebagai kelas sampel. Instrumen penelitian adalah tes akhir dengan 5 butir soal esai. Rubrik yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Iryanti, (2004: 13). Uji coba dilakukan di SMPN 22 Padang pada kelas VIII.5 Tes dilakukan pada tanggal 27 Semptember 2014 dengan jumlah siswa 28 orang. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya pemebeda soal diperoleh bahwa semua soal diterima, dan untuk mengetahui reliabilitas soal yang diberikan, maka digunakan rumus Alpha yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 109), diperoleh reliabilitas soal adalah 0,632 lebih besar daripada r tabel 0,374, jadi dapat disimpulkan bahwa soal tes akhir reliabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Dalam menganalisis data, dengan menggunakan rubrik analitik untuk perhitungan skor pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan nilai UH 1. Berdasarkan nilai tes akhir,
maka dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 23 September sampai dengan 7 Oktober 2014 pada kelas eksperimen. Data diperoleh melalui tes akhir yang dilakukan di akhir penelitian berupa tes essai. Dari hasil tes akhir pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dilakukan perhitungan rata-rata (X), skor tertinggi (X maks ), skor terendah (X min ), dan simpangan baku (S) hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perhitungan rata-rata (X), skor tertinggi ( X maks ), skor terendah ( X min ), dan Simpangan Baku (S) pada kelas sampel Nilai (X), X maks X min S Setelah 16,85 75,96 100 45,8 Perlakuan Sebelum 15,81 53,08 75 30 Perlakuan Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa nilai rata rata pada tes akhir lebih tinggi dari pada nilai UH. Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu aspek dari hasil belajar. Pada penelitian ini indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, dengan indikator ini siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep suatu materi yang telah dipelajari, sehingga siswa dapat mengulangi kembali ke bentuk soal yang telah ada. Indikator selanjutnya yaitu mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Siswa diharapkan dapat mengelompokkan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep yang telah dipelajari ke dalam bentuk soal yang telah diberikan sehingga apapun bentuk dan jenis objek yang disediakan didalam soal, maka siswa dapat mengelompokkannya sesuai dengan sifat-sifat tertentu. Indikator selanjutnya yaitu mengaplikasikan
konsep atau algoritma ke pemecahan masalah. Dalam hal ini siswa diharapkan mampu menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan konsepnya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan di peroleh t hitung = 22,02 dan t tabel = 2,05, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe LSQ berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII 1 SMPN 14 Padang tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini : 1. Diharapkan kepada guru matematika untuk dapat mencoba pembelajaran aktif tipe LSQ ini dalam proses pembelajaran. 2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat menerapkan pada materi lainnya. KEPUSTAKAAN Arikunto (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir Soal Dan Instrumen Penelitian. Jakarta:Depdiknas Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.