Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

dokumen-dokumen yang mirip
Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

Edu Geography

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB III MATERI DAN METODE. Aliran Sungai Jratunseluna dilaksanakan pada bulan November - Desember 2015.

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program :

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pati Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

PENEMPATAN TENAGA KERJA

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Fashion and Fashion Education Journal

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN PIRAMIDA PENDUDUK KAB. KLUNGKUNG,

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

Economics Development Analysis Journal

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak


I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Pasca Berdirinya PT. Semen Indonesia, Tbk. Kajian Ketenagakerjaan di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

Population And Manpower

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

BAB 3 GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kabupaten Pati

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

Transkripsi:

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KACANG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2006-2010 Dwi Retnoningsih Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2012 Disetujui Februari 2012 Dipublikasikan Agustus 2012 Keywords: absorption; labor; peanut industry Abstrak Industri kacang merupakan sektor penting dalam lapangan usaha industri pengolahan di Kabupaten. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel stratified proportional random sampling. Sampel yang diambil berasal dari 4 golongan industri kacang dengan jumlah sampel 116 orang. Hasil penelitian menunjukkan terjadi fluktuasi tingkat penyerapan tenaga kerja industri kacang tahun 2006-2010. Berdasarkan karakteristik demografi tenaga kerja rata-rata berjenis kelamin wanita dengan umur 35 tahun dan berasal dari Kecamatan. Berdasarkan karakteristik sosial tenaga kerja rata-rata menempuh pendidikan formal SD selama 6 tahun. Berdasarkan karakteristik ekonomi rata-rata pendapatan keluarga setiap bulan Rp.1.890.000,00 dengan pengeluaran keluarga Rp.1.280.000,00. Lokasi industri kacang tersebar di 18 desa dari 7 kecamatan. Bahan baku industri rumah tangga berasal dari dalam kecamatan, industri kecil dari antar kecamatan, industri sedang dari antar kabupaten dan industri besar dari antar priovinsi serta mengimpor dari Negara lain. Jangkauan pemasaran pada industri kecil dan rumah tangga dalam batas kecamatan. Pada industri sedang sampai batas kabupaten dan pada industri besar sampai ekspor ke negara lain. Abstract Peanut industry is an important sector in the field of processing industry enterprises in regency. This study uses a stratified proportional random sampling technique. Samples taken from four groups in peanut industry are 116 people. The results showed the fluctuation rate of labor absorption peanut industry between 2006 and 2010. Based on the demographic characteristics, the average workers female age 35 years and comes from the District of. Based on the social characteristics, the education beckground of the are primary education. Based on the economic characteristics, the workers household has income per month Rp.1.890.000, 00 Rp.1.280.000 with family expenses, 00. Peanut industry locations in 18 villages of 7 districts. The raw material for the domestic industry comes from the district, from inter-district for small industries, and from other provinces and countries for big industry. The marketing of the product of household and small industry only reach the district, while the big industry is able to export to other countries. 2012 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Email: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6285

Pendahuluan Industri merupakan salah satu sektor ekonomi yang utama dan menjadi tolak ukur pertumbuhan dalam suatu masyarakat modern (Abdurrahmat, 1983; Suyuti, 1989). Perkembangan industri di Indonesia cukup baik dan mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya setelah krisis ekonomi diakhir era sembilan puluhan. Pembangunan sektor industri dalam struktur perekonomian Indonesia merupakan sektor paling penting. Industri ditujukan untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan kerja, sekaligus mendorong perkembangan berbagai sektor lainnya. Berdasarkan data BPS (2008: 271) terdapat 18 potensi industri di Kabupaten yang tersebar di 9 kecamatan pada industri skala besar. Dari jenis produk yang dihasilkan kelompok makanan dan minuman sebanyak 15 perusahaan atau sekitar 80%, sedangkan sekitar 15% industri kuningan dan 5% produk kelompok tekstil. Dari potensi industri skala sedang, Kabupaten memiliki 215 perusahaan tersebar pada 15 kecamatan. Jenis produk yang dihasilkan berupa kelompok industri makanan dan minuman sebanyak 96 perusahaan atau sekitar 44,65%, 47 perusahaan dengan produk kuningan atau sebesar 21,86% dan selebihnya berada pada kelompok produk kayu dan bangunan dari kayu, tekstil, kertas dan percetakan. Salah satu hasil olahan kacang tanah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah kacang garing. PT Garudafood adalah salah satu perusahaan yang memberikan banyak inovasi disektor agribisnis dengan memperkenalkan berbagai produk kacang garing, dan juga menjadi market leader di pasaran dengan pangsa pasar sebesar 45 % diikuti dengan PT Dua Kelinci sebesar 10 %, sedangkan 45 % lainnya oleh perusahaan seperti PT Orang Tua, PT Mitra SPU, FA Sariwangi dan Home Industry. Secara keseluruhan industri kacang memberikan kontribusi PDRB sebesar 3,36% dari 8,32% sektor industri pengolahan makanan di Kabupaten (Rhininta, 2010: 26). Berdasarkan penggolongan industri makanan dari kedelai dan kacang-kacangan lainnya selain kecap dan tempe, pada tahun 2010 di Kabupaten terdapat 3 industri besar, 6 industri sedang, 7 industri kecil, dan 2 industri rumah tangga. Penggolongan industri tersebut didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang bekerja dalam industri tersebut (DISPERINDAG Kabupaten, 2010). Metode Penelitian ini dilakukan di industri kacang Kabupaten. Populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 5.152 tenaga kerja industri kacang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara stratified proportional random sampling yaitu dengan membuat penggolongan populasi menurut kelas industri dan selanjutnya menentukan besarnya proporsi setiap industri lalu dipilih secara acak sehingga jumlah sampel adalah 116 tenaga kerja. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis keruangan pada peta. Hasil dan Pembahasan Penyerapan tenaga kerja merupakan kemampuan suatu lembaga dalam mempekerjakan sejumlah tenaga kerja (Hardati, dalam Iriyanti 2011: 12). Penghitungan tingkat penyerapan tenaga kerja industri kacang di Kabupaten digunakan rumus sebagai berikut. PTK= ( PK)/( PUK) 100% Keterangan: PTK = Tingkat penyerapan tenaga kerja PK = Jumlah pekerja PUK = Jumlah penduduk usia kerja Tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri kacang di Kabupaten tahun 2006-2010 dapat diketahui melalui tabel 1. Tabel 1.Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kacang di Kabupaten 2006-2010 No. Tahun PK Industri Kacang PUK PTK (%) 1. 2006 4867 841.332 0,59 2. 2007 5398 844.568 0,65 3. 2008 4750 844.568 0,57 4. 2009 4643 856.500 0,55 5. 2010 5152 805.650 0,64 Sumber : Kabupaten dalam Angka tahun 2007-2011, Data Base Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2006-2010 dan hasil lapangan(diolah) Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja industri kacang tahun 2006-2010 setiap tahun mengalami fluktuasi. 2

dikarenakan kegiatan produksi suatu industri menyesuaikan ketersediaan bahan baku, sehingga jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak tetap. Bagaimana karakteristik tenaga kerja? Kita mulai dengan karateristik demografi. Karakteristik demografi pada tenaga kerja industri kacang di Kabupaten meliputi nama, jenis kelamin, umur, dan alamat tempat tinggal. Jumlah tenaga kerja yang diteliti sejumlah 116 yang terdiri atas 42 laki-laki (36,21%) dan 74 perempuan (63,79%). Kegiatan produksi industri kacang membutuhkan tenaga yang teliti sehingga tenaga kerja perempuan lebih mendominasi karena dianggap hasil pengemasan produksi lebih rapi. Kelompok umur tenaga kerja terbanyak pada kelompok umur 35-38 tahun yaitu sebesar 31 jiwa (26,72%) sedangkan terkecil pada kelompok umur 47-50 tahun yaitu sebanyak 5 jiwa (4,31%). Pada usia 30 ke atas, sebagian besar penduduk sudah menikah dan berkeluarga sehingga memiliki tanggungan untuk berusaha mencukupi kebutuhan keluarga. Alamat tempat tinggal tenaga kerja industri kacang di Kabupaten, sebagian besar tenaga kerja berasal dari Kecamatan yaitu sebanyak 45 jiwa (38,79%) dan terkecil berasal dari Kecamatan Juwana yaitu sebanyak 3 jiwa (2,59%). Kecamatan lainnya meliputi Margorejo, Gembong, Gunungwungkal, Wedarijaksa, Margoyoso, Tlogowungu, Trangkil dan. Berikutnya adalah karakteristik social. Tenaga kerja yang pernah menempuh pendidikan SD sebayak 47,41%, pendidikan SMP sebayak 32,76%, pendidikan SMA sebayak 15,52% dan pendidikan PT sebayak 4,31% yang terdiri dari D1 2,6% dan D2 1,7%. Beberapa perusahaan tidak mensyaratkan tenaga kerja memiliki tingkat pendidikan tertentu. Untuk perusahaan besar hanya mensyaratkan tenaga kerjanya memiliki ijasah tanpa harus memiliki ketrampilan tertentu. Tetapi jika ada tenaga kerja yang melamarkan dirinya menjadi tenaga kerja industri besar tertentu dengan ijasah D1 sampai S1, maka perusahaan akan menempatkan tenaga kerja tersebut sesuai ijasah dan kemampuan yang dimiliki. Bagaimana karakteristik ekonomi? Pekerjaan pokok dari 91 tenaga kerja (78,45%) tenaga kerja industri kacang, 15 tenaga kerja (12,93%) sebagai petani, 9 tenaga kerja (7,76%) sebagai pedagang, dan 1 tenaga kerja (0,86%) sebagai bekerja dibidang jasa. Tenaga kerja industri kacang mengaku ada anggota keluarga lain yang bekerja sebanyak 98 tenaga kerja (84,48%) dan 18 tenaga kerja (15,52%) mengaku tidak ada anggota kelurga lain yang bekerja. Dari 98 tenaga kerja Dwi Retnoningsih / Geo Image 1 (1) (2012) 3 yang mengaku ada anggota keluarga lain yang bekerja, sebanyak 20 tenaga kerja (20,41%) yang bapak dan atau ibunya bekerja, 39 tenaga kerja (39,80%) yang suami atau istrinya bekerja, 13 tenaga kerja (13,27%) yang memiliki anak dengan jumlah 1 dan 2 yang ikut bekerja dan 26 tenaga kerja (26,53%) menjawab lainnya. Berdasarkan dari 98 tenaga kerja yang mengaku ada anggota keluarga lain yang bekerja, pekerjaan pokok suami terbanyak 19 jiwa (47,5%) sebagai petani dan terkecil 5 jiwa (25,0%) sebagai tenaga kerja industri kacang. Pekerjaan pokok istri terbanyak 4 jiwa (20,0%) sebagai tenaga kerja industri kacang dan terkecil 2 jiwa (5,0%) sebagai petani. Pekerjaan pokok anak 1 terbanyak 5 jiwa (25,0%) sebagai tenaga kerja industri kacang dan terkecil 7 jiwa (17,5%) sebagai petani. Pada anak 2 hanya terdapat dua pekerjaan pokok yang dimiliki yaitu pedagang sebanyak 8 jiwa (17,0%) dan lainnya 6 jiwa (17,1%). Pekerjaan sampingan bapak terkecil 1 jiwa (4,35%) sebagai petani. Jumlah terbanyak 8 jiwa (12,50%) ibu tidak memiliki pekerjaan sampingan dan terkecil 2 jiwa (5,88%) sebagai pedagang. Pekerjaan sampingan suami terbanyak 19 jiwa (82,61%) sebagai petani dan terkecil 5 jiwa (23,81%) sebagai jasa. Jumlah terbanyak 8 jiwa (12,50%) istri tidak mempunyai pekerjaan sampingan dan terkecil 2 jiwa (9,52%) sebagai jasa. Rata-rata 25 tenaga kerja (21,55%) menerima upah berdasar borongan, 16 tenaga kerja mendapatkan upah tiap minggu, 49 tenaga kerja (42,23%) mendapatkan upah tiap 2 minggu sekali, dan 26 tenaga kerja (22,41%) lainnya mendapatkan upah setiap hari dan tiap bulan sekali. Rata-rata 102 tenaga kerja (87,93%) mendapatkan upah Rp 22.000,00 Rp 479.000,00. tenaga kerja yang diupah Rp 480.000,00 Rp 937.000,00 sebanyak 3 tenaga kerja (2,59%). Tenaga kerja yang diupah Rp 938.000,00 Rp1.395.000,00 sebanyak 3 tenaga kerja (2,59%). Dan tenaga kerja yang diupah di atas Rp 1.395.000,00 sebanyak 8 tenaga kerja (6,90%). Rata-rata pendapatan keluarga yang diperoleh setiap bulan adalah antara Rp 900.000,00 sampai dengan Rp1.875.000,00 sebesar 56,03%. 34,48% pendapatan keluarga antara Rp 1.876.000,00 Rp2.851.000,00. Pendapatan keluarga antara Rp 2.852.000,00 Rp 3.827.000,00 sebesar 8,62% dan 0,86% pendapatan keluarga lebih dari Rp 3.827.000,00. pengeluaran tenaga kerja setiap bulan berkisar antara Rp1.069.750,00 sampai dengan Rp1.538.500,00 tergantung pada kebutuhan tenaga kerja setiap bulannya. Besarnya pengeluaran dipengaruhi beberapa hal seperti gaji yang didapat, status pernikahan, tang-

gungan anak, dan kebutuhan setiap tenaga kerja yang berbeda-beda. Bagaimana persebaran lokasi, daerah asal bahan baku, dan jangkauan pemasaran industri kacang di Kabupaten? Lokasi industri kacang tersebar di Kabupaten yaitu Kecamatan Trangkil, Gunungwungkal,, Margorejo, Margoyoso, Gembong, Jakenan. Lokasi industri kacang sebagian besar terdapat di Kecamatan yaitu sebanyak 8 industri kacang yang terdiri dari 2 industri besar, 4 industri sedang, 2 industri kecil, dan 1 industri rumah tangga. Pada Kecamatan Margorejo terdapat 2 lokasi industri kacang yang terdiri dari 1 industri besar dan 1 industri sedang. Pada Kecamatan Trangkil terdapat 2 lokasi industri kacang yang terdiri dari 1 industri sedang dan 1 industri rumah tangga. Pada Kecamatan Gembong juga terdapat 2 lokasi industri kecil kacang. Pada kecamatan lainnya hanya terdapat 1 lokasi industri yang terdiri dari industri kecil dan rumah tangga kacang. Pendirian industri kacang juga harus memperhatikan faktor-faktor tertentu, seperti ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja serta ketersediaan dan kemudahan tempat pemasaran hasil produksi. Yang penting juga adalah soal daerah asal bahan baku. Daerah asal bahan baku dari dalam Kabupaten meliputi Kecamatan Puncakwangi, Gembong, Gunungwungkal, Tlogowungu, Dukuhseti, Margoyoso, Sukolilo, Wedarijaksa, Tambakromo, Trangkil, Margorejo, Tayu, dan Cluwak digunakan oleh golongan industri besar, sedang, kecil, dan rumah tangga. Daerah asal bahan baku dari luar Kabupaten meliputi Kabupaten Jepara, Rembang, Blora, Kudus, Grobogan, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Demak, Madiun, Purworejo, Kebumen, Jawa Barat, India dan Vietnam digunakan oleh golongan industri besar dan sedang. Bagaimana dengan jangkauan pemasaran industry? Setiap industri mempunyai kemampuan jangkauan daerah pemasaran yang berbedabeda. Pada industri besar memiliki strategi pemasaran yang baik untuk memperkenalkan produk hasilnya. Industri besar mempunyai kemampuan jangkauan ke Seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah, antar provinsi dan ekspor ke Cina, Hongkong, Saudi Arabia, Thailand, Eropa, USA, dan Kanada. Selain itu juga mendirikan kios sendiri untuk menjual hasil produksi di dekat berdirinya industri. Pada industri sedang mempunyai kemampuan jangkauan dalam batas kabupaten dan antar kabupaten. Pada industri kecil mempunyai kemampuan jangkauan dalam batas kecamatan dan antar kecamatan. Pada industri rumah tangga mempunyai kemampuan jangkauan dalam batas kecamatan. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain: (1) Tingkat penyerapan tenaga kerja secara umum pada industri kacang di Kabupaten dalam jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2006 sampai 2010 terjadi fluktuasi. Penyerapan tertinggi pada tahun 2007 yaitu mencapai 0,65% dan terendah pada tahun 2009 mencapai 0,55%. (2) Karakteristik tenaga kerja pada industri kacang Kabupaten meliputi; karakteristik demografi yaitu rata-rata berjenis kelamin wanita sebanyak 63,8% dengan umur 35 tahun sebanyak 9,5% dan berasal dari Kecamatan sebanyak 38,8%. Berdasarkan karakteristik sosial yaitu pendidikan formal SD yang ditempuh selama 6 tahun mencapai 26,7 %. Berdasarkan karakteristik ekonomi pendapatan keluarga ratarata Rp.1.890.000,00 dengan pengeluaran keluarga rata-rata Rp.1.280.000,00 setiap bulannya. (3) Lokasi industri kacang tersebar di 18 desa dari 7 kecamatan yaitu, Margorejo, Gembong, Gunungwungkal, Trangkil, Jakenan dan Margoyoso. Bahan baku industri rumah tangga berasal dari dalam kecamatan, industri kecil berasal dari antar kecamatan, industri sedang berasal dari antar kabupaten dan industri besar kacang berasal dari antar priovinsi serta mengimpor dari Negara India dan Vietnam. Jangkauan pemasaran pada industri kecil dan rumah tangga hanya dalam batas kecamatan. Pada industri sedang sampai batas kabupaten dan pada industri besar sampai ekspor ke Cina, Hongkong, Saudi Arabia, Thailand, Eropa, USA, dan Kanada. Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain: (1) perlu peningkatan pendidikan formal maupun informal pada penduduk usia kerja di Kabupaten, agar dapat lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan pada bidang kerja pada industri kacang. (2) Perlu adanya pengaturan pada industri kecil dan rumah tangga yang masih menerapkan sistem kerja borongan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan teratur dan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Daftar Pustaka Abdurahmat, I. 1983. Geografi Industri.Bandung: IKIP Bandung Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan 4

Praktik, edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta Badan Pusat Statistik. 2007. Kabupaten Dalam Angka Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2008. Kabupaten Dalam Angka Tahun 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Dalam Angka Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bagoes, Matra Ida. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2010. Profil Industri Kabupaten tahun 2010. Kabupaten. Disperindag Kabupaten Dinas Pertanian dan Peternakan. Data Base Luas Panen Bersih Kacang Tanah Di Kabupaten Tahun 2010. Tidak Diterbitkan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Data Base Jumlah Pekerja dalam Industri Kacang Di Kabupaten Tahun 2006-2010. Tidak Diterbitkan Hardati, P. 2009. Geografi Industri dan Perdagangan. Buku Ajar. Semarang. Tidak dipublikasikan. Jurusan Geografi FIS. Unnes. Suyuti, D. 1989. Pengantar Ekonomi Makro. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Grafika. Tim Penyusun. 1981. Dasar - Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi FEUI 5